RM: 19-45-40
S: pasien datang dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu, demam dirasakan naik turun, timbul
terutama saat sore, saat pagi demam turun. Pasien juga mengeluh mual dan muntah. Frekuensi
muntah sebelum datang ke puskesmas (>5x). pasien mengeluh sakit kepala jika demam meninggi.
Keluhan lain yang dirasakan nyeri tenggorokan sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengaku lidah terasa
pahit sehingga tidak nafsu makan. Pasien merasa lemas, merasa sempoyongan saat berjalan. Pasien
belum BAB sejak 2 hari. BAK dalam batas normal. Riwayat gusi berdarah disangkal pasien. Riwayat
penyakit dengan keluhan yang sama disangkal pasien.
O:
HR: 82x/menit
RR: 22x/menit
T: 38,9°C
BB: 40kg
TB: 145cm
Pemeriksaan Fisis: mukosa bibir tampak kering dan pucat, lidah kotor dan tremor, tidak ada
pembesaran KGB, tidak ada petekie.
Pemeriksaan penunjang: trombosit; 147.000, Widal; Salmonella Thypi O 1/320 Salmonella Thypi H
1/320 HGB; 12gr/dL, Rumple leed (-).
P:
- Bed rest
- Diet lunak tinggi kalori tinggi protein, rendah serat
- IVFD RL 22tpm
- Klomramfenikol 500mg No.XX 4x1
- Ibuprofen 400mg No.X 3x1
- Ondansentron 4mg No.X 3x1
- Observasi selama 8 jam
Alat dan bahan; cairan infus sesuai kebutuhan pasien, plester, gunting, tourniquet, sarung tangan
steril, kasa, alcohol swab, betadine.
Cara kerja:
S: pasien datang dengan keluhan adanya benjolan pada ketiak kiri sejak ± 1 minggu. Benjolan terasa
nyeri (+) dan gatal (+). Sebelum keluhan muncul, pasien mengaku sering mencukur bulu ketiak.
Pasien merasa mulanya benjolan kecil seperti kedelai namun lama kelamaan benjolan semakin
membesar dan terasa mengganggu dalam melakukan aktivitas. Pasien juga mengaku gemar
memakan telur. Keluhan seperti ini sudah pernah dialami namun membaik sendiri. BAK dan BAB
dalam batas normal.
O:
HR: 88x/menit
RR: 22x/menit
T: 37,7°C
BB: 43kg
TB: 157cm
Pemeriksaan Fisis: tampak karbunkel pada axilla sinistra, hiperemis (+), pus (+), calor (+), nyeri pada
saat di palpasi (+)
A: Hidradenitis supurativa
P:
Alat dan bahan : povidone iodine, spoit 3cc yang telah diisi lidokain hcl 2%, larutan NaCI, hand scoon
steril, kasa steril, hypafix, minor set, scalpel (pisau bedah)
Cara kerja:
1. Cuci tangan
2. Beri tahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Siapkan alat, anestesi lokal disuntikkan kebagian atap abses dan jaringan subkutan di sekitar
abses
4. Pakai hand scoon
5. Buat sayatan linear sepanjang diameter area yang mengalami fluktuasi
6. Setelah drainase spontan selesai, tekan area sekitar abses untuk mengeluarkan sisa pus
7. Irigasi kavitas dengan larutan Nacl 0,9% hingga bersih
8. Lakukan pembersihan dengan cara memasukkan kasa steril dengan lembut pada area yang
telah dibuat sayatan, lakukan 1-2 kali
9. Tutup area tersebut dengan kasa steril dan hypafix
S: pasien datang ke IGD Puskesmas Minasaupa pukul 13.45 dengan keluhan jari kelingking kaki kiri
berdarah akibat terkena piring yang jatuh dari kulkas. Menurut pengakuan pasien, piring tiba-tiba
saja terjatuh pada saat pasien membuka kulkas untuk mengambil air minum. Pasien merasa panik
melihat kaki kirinya berlumuran darah. Riwayat penyakit HT dan DM disangkal pasien. BAK dan BAB
dalam batas normal.
O:
HR: 85x/menit
RR: 22x/menit
T: 36,4°C
BB: 50kg
TB: 150cm
Pemeriksaan Fisis: tampak luka terbuka ukuran 3x1x1 cm pada digiti V manus sinistra
A: Vulnus laceratum
P:
Alat dan bahan : povidone iodine,benang jahit silk 3.0, spoit 3cc yang telah diisi lidokain hcl 2%,
larutan NaCI, hand scoon steril, kasa steril, hypafix, minor set
Cara kerja:
1. Cuci tangan
2. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Membersihkan luka dengan cairan antiseptik
4. Memberikan anestesi di jaringan sekitar luka dengan anestesi local (lidokain) bila perlu
dibersihkan luka dengan cairan NaCI 0,9%
5. Menggunakan jarum untuk menjahit kulit, masukkan benang kelubang jarum, pada
penggunaan jarum melengkung atau (curved needle) dari arah dalam keluar
6. Memegang jarum menggunakan klem kemudian mulai menjahit luka
7. Mengikat benang dengan menggunakan simpul potong benang, sisakan kira-kira sepanjang
1mm lalu potong sisa benang
8. Melanjutkan jahitan luka sampai terjadi penutupan luka
9. Memberikan desinfektan (povidone iodine) pada jahitan
10. Menutup dengan kasa steril dan hipafix
11. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
S: pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu, demam dirasakan naik turun,
timbul terutama saat sore hari, saat pagi demam turun. pasien mengeluh sakit kepala jika demam
meninggi. Tidak ada batuk dan pilek. Mual (+) muntah (-). Pasien merasa lemas, merasa
sempoyongan saat berjalan. Pasien belum BAB sejak 3 hari. BAK dalam batas normal. Riwayat gusi
berdarah disangkal pasien. Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal pasien. Riwayat
HT (+), Riwayat DM disangkal pasien. Riwayat PJK (+) sejak tahun 2015 dan minum obat teratur
setiap bulannya.
O:
HR: 88x/menit
RR: 22x/menit
T: 37,9°C
BB: 45kg
TB: 151cm
Pemeriksaan Fisis: mukosa bibir tampak pucat, lidah kotor dan tremor, tidak ada pembesaran KGB,
tidak ada petekie, mata anemis -/-.
Pemeriksaan penunjang: trombosit; 188.000, Widal; Salmonella Thypi O 1/320 Salmonella Thypi H
1/160 HGB; 12,5gr/dL, Rumple leed (-).
A: Demam Thypoid
P:
- Bed rest
- Diet lunak tinggi kalori tinggi protein, rendah serat
- IVFD RL 28tpm
- Amoxicilin 500mg No.XV 3x1
- Paracetamol 500mg No.X 3x1
- B.Komp No.X 2x1
- Observasi selama 8 jam
Alat dan bahan; cairan infus sesuai kebutuhan pasien, plester, gunting, tourniquet, sarung tangan
steril, kasa, alcohol swab, betadine.
Cara kerja:
S: pasien datang ke UGD PKM Minasa Upa dengan keluhan demam sejak 5 hari. Demam naik turun,
pada malam hari pasien meriang. Pasien sering mengeluhkan sakit kepala. Mual (+) tidak sampai
muntah. Pasien tampak lemas tidak mampu berdiri, hanya ingin terus berbaring. Riwayat gusi sering
berdarah (+). Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama (-). Riwayat penyakit keluarga dengan
keluhan yang sama disangkal ibu pasien. Tampak bintil-bintil kemerahan pada daerah kedua lengan
yang tidak disadari ibu pasien. BAK dalam batas normal. Sudah 2 hari pasien belum BAB.
O:
TD: 130/90mmHg
HR: 96x/menit
RR: 21x/menit
T: 37,8°C
BB: 48kg
TB: 152cm
Pemeriksaan fisik : tampak petekie pada kedua lengan, distensi abdomen (-), anemis -/-
Pemeriksaan laboratorium : PLT; 89.000, HCT; 34,5%, Widal; S.Thypi H 1/40 S.Thypi O 1/40
A: DHF Grade II
P:
- IVFD NacI 0,9% 7cc/kgBB/jam di UGD (observasi keadaan pasien tiap jam)
- Pada 1 jam pertama jika terdapat perbaikan, tetesan dikurangi menjadi 5cc/kgBB/jam
- Pada 1 jam berikutnya jika terdapat perbaikan, tetesan dikurangi menjadi 3cc/kgBB/jam
- Ibuprofen 400mg No.X 3x1
- Domperidone 10mg No.X 3x1
- B.komp No.V 1x1
- Pasien diharapkan untuk datang keesokan harinya untuk melakukan pemeriksaan darah
ulang (Trombosit dan Hematokrit)
Alat dan bahan; cairan infus sesuai kebutuhan pasien, plester, gunting, tourniquet, sarung tangan
steril, kasa, alcohol swab, betadine.
Cara kerja:
S: pasien datang dengan keluhan adanya benjolan pada paha kiri sejak ± 5 hari yang lalu. Benjolan
terasa nyeri (+) dan gatal (+). Demam (+) sejak 2 hari. Pasien mengaku awalnya benjolan kecil namun
lama kelamaan semakin besar dan membengkak. Riwayat trauma pada paha kiri disangkal pasien.
Pasien juga mengaku gemar memakan telur dan indomie setiap hari. Pasien mengeluh sulit tidur
dimalam hari karena merasa sangat nyeri pada benjolan di paha kiri. Keluhan seperti ini sudah
pernah dialami namun membaik sendiri. BAK dan BAB dalam batas normal.
O:
HR: 88x/menit
RR: 22x/menit
T: 37,3°C
BB: 43kg
TB: 157cm
Pemeriksaan Fisis: tampak karbunkel pada femur sinistra, hiperemis (+), pus (+), calor (+), nyeri pada
saat di palpasi (+)
P:
Cara kerja:
1. Cuci tangan
2. Beri tahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Siapkan alat, anestesi lokal disuntikkan kebagian atap abses dan jaringan subkutan di sekitar
abses
4. Pakai hand scoon
5. Buat sayatan linear sepanjang diameter area yang mengalami fluktuasi
6. Setelah drainase spontan selesai, tekan area sekitar abses untuk mengeluarkan sisa pus
7. Irigasi kavitas dengan larutan Nacl 0,9% hingga bersih
8. Lakukan pembersihan dengan cara memasukkan kasa steril dengan lembut pada area yang
telah dibuat sayatan, lakukan 1-2 kali
9. Tutup area tersebut dengan kasa steril dan hypafix
S: pasien datang dari poli umum dengan keluhan post trauma ibu jari kiri sejak 1 minggu yang lalu.
Ibu jari kaki kiri tampak bengkak dan terlihat adanya pus. Menurut pengakuan pasien, keluhan
terjadi saat pasien tidak sengaja memotong kuku ibu jari kaki kiri terlalu dalam. Pasien mengaku
sangat nyeri dan terasa berdenyut pada ibu jari kaki kiri sehingga menyebabkan pasien sulit tidur
pada malam hari dan terasa sakit saat berjalan. Demam (+) sejak 2 hari. Riwayat alergi disangkal
pasien. BAK dan BAB dalam batas normal.
O:
HR: 82x/menit
RR: 20x/menit
T: 36,8°C
BB: 45kg
TB: 155cm
Pemeriksaan fisik: MTP 1 sinistra tampak hiperemis, edema, disertai adanya pus pada puncak
bengkaknya. Pada saat diberikan tekanan ringan pada volar distal digiti yang terkena tampak
peningkatan tekanan didalam lipatan kuku sehingga menyebabkan perubahan warna menjadi putih
akibat dari pus pada MTP 1 sinistra.
P:
Alat dan bahan : povidone iodine, spoit 3cc yang telah diisi lidokain hcl 2%, larutan NaCI, hand scoon
steril, kasa steril, hypafix, minor set
Cara kerja:
1. Cuci tangan
2. Beri tahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Siapkan alat, anestesi block pada basis dari haluks
4. Pakai hand scoon
5. Pegang haluks dengan tangan kiri, tangan kanan memegang klem lengkung
6. Masukkan klem dipinggir kuku yang sehat, cekam pinggir kuku dengan klem, kunci klem
7. Putar/gulung klem dengan cepat dan pasti kearah ujung kuku yang lain
8. Potong dan buang jaringan granulasi yang ada sampai bersih
9. Lihat perdarahan, jika perdarahan yang biasanya difus tidak perlu dijahit
10. Berikan povidone iodine dan lap menggunakan kasa steril
11. Oleskan salep yang telah diberikan dari poli umum (chloramphenicol zalf)
12. Tutup luka menggunakan kasa steril dan hypafix
S: pasien datang ke UGD PKM Minasaupa diantar oleh ibunya dengan keluhan demam sejak 3 hari
yang lalu. Menurut pengakuan sang ibu, pasien tampak menggigil pada malam hari. Satu hari
sebelum masuk UGD, pasien sudah merasa baikan namun pada malam harinya pasien kembali
demam dengan suhu 38°C yang diukur memakai temperature yang dimiliki pasien dirumah. Pasien
sudah meminum obat paracetamol, demam turun tapi pasien masih tampak menggigil. Batuk dan flu
disangkal pasien. mual (+) muntah (+) frekuensi 4x. Sakit Kepala (+). Riwayat Maag (+). BAK dan BAB
dalam batas normal.
O:
HR: 77x/menit
RR: 21x/menit
T: 38,9°C
BB: 44kg
TB: 156cm
Pemeriksaan Fisis: mukosa bibir tampak kering dan pucat, tidak ada pembesarah KGB, tidak ada
petekie
Pemeriksaan penunjang: trombosit; 181.000, Widal; Salmonella Thypi O 1/40 Salmonella Thypi H
1/40 HGB; 10,7gr/dL, Rumple leed (-).
P:
- IVFD RL 20tpm
- Ibuprofen 400mg No.X 3x1
- Domperidon 10mg No.X 3x1
- Antasida Doen Tab No.X 3x1
- Nutribion No.X 1x1
- Observasi selama 8 jam
Alat dan bahan; cairan infus sesuai kebutuhan pasien, plester, gunting, tourniquet, sarung tangan
steril, kasa, alcohol swab, betadine.
Cara kerja:
S: pasien datang dengan keluhan mual (+) muntah (+) sejak ±3 jam yang lalu. frekuensi muntah
(>10x). Pasien juga mengeluh pusing berputar (+) dan penglihatan terasa gelap. Setiap makanan
yang dimasukkan selalu dimuntahkan. Pasien juga mengeluhkan nyeri dada (+) yang terasa tembus
kebelakang. Demam (-) disangkal pasien. tidak ada batuk dan flu. Pasien mengaku memiliki riwayat
gastritis (+). Riwayat HT dan DM disangkal pasien. Riwayat penyakit jantung pada keluarga disangkal
pasien. BAK dan BAB dalam batas normal.
O:
HR: 89x/menit
RR: 22x/menit
T: 36,3°C
BB: 55kg
TB: 157cm
Pemeriksaan fisis: Ronki -/-, wheezing -/-, bunyi jantung I dan II murni regular, retraksi ICS (-),
distensi abdomen (-), bising usus (+) normal, hepar-lien tidak teraba.
P:
- IVFD RL 28tpm
- Ranitidine 150mg No.X 2x1 ac
- Metoklopromid 10mg No.X 3x1
- Natrium diclofenac 25mg No.X 2x1
- Betahistin 6mg No.X 3x1
- B1B6B12 No.X 1x1
- Observasi selama 8 jam
Alat dan bahan; cairan infus sesuai kebutuhan pasien, plester, gunting, tourniquet, sarung tangan
steril, kasa, alcohol swab, betadine.
Cara kerja:
S: pasien datang ke IGD Puskesmas Minasa Upa dengan keluhan siku kiri berdarah akibat terjatuh
pada saat bermain. Menurut pengakuan sang ibu, siku kiri pasien terbentur di halaman rumah yang
memiliki dasar tidak baik (halaman rumah dipenuhi dengan batu-batu kecil). Melihat siku kiri sang
anak berdarah, ibu pasien panik dan langsung membawa sang anak ke IGD Puskesmas Minasa Upa.
Riwayat alergi disangkal ibu pasien. Riwayat penyakit terdahulu disangkal ibu pasien. BAK dan BAB
dalam batas normal.
O:
HR: 110x/menit
RR: 24x/menit
T: 36,7°C
BB: 23kg
TB: 109cm
Pemeriksaan Fisis: tampak luka terbuka ukuran 3x1x1 cm pada elbow sinistra
P:
Alat dan bahan : povidone iodine,benang jahit silk 3.0, spoit 3cc yang telah diisi lidokain hcl 2%,
larutan NaCI, hand scoon steril, kasa steril, hypafix, minor set
Cara kerja:
1. Cuci tangan
2. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Membersihkan luka dengan cairan antiseptic
4. Memberikan anestesi di jaringan sekitar luka dengan anestesi local (lidokain) bila perlu
dibersihkan luka dengan cairan NaCI 0,9%
5. Menggunakan jarum untuk menjahit kulit, masukkan benang kelubang jarum, pada
penggunaan jarum melengkung atau (curved needle) dari arah dalam keluar
6. Memegang jarum menggunakan klem kemudian mulai menjahit luka
7. Mengikat benang dengan menggunakan simpul potong benang, sisakan kira-kira sepanjang
1mm lalu potong sisa benang
8. Melanjutkan jahitan luka sampai terjadi penutupan luka
9. Memberikan desinfektan (povidone iodine) pada jahitan
10. Menutup dengan kasa steril dan hipafix
11. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
S: pasien datang dengan keluhan kuku ibu jari kaki kanan dan kiri berubah warna putih kusam sejak
±2 tahun yang lalu. Awalnya pasien acuh tak acuh namun semakin lama pasien merasa kukunya
semakin mengerut, kasar, dan bertambah kusam. Gatal pada kuku ibu jari kaki kanan dan kiri
disangkal pasien. Pasien mengaku belum pernah datang berobat dengan keluhan seperti ini, hanya
mengerok dikuku yang kusam namun tidak hilang. Riwayat HT dan DM disangkal pasien. Riwayat
alergi disangkal pasien. BAK dan BAB dalam batas normal.
O:
HR: 88x/menit
RR: 19x/menit
T: 36,5°C
BB: 62kg
TB: 170cm
Pemeriksaan fisik: tampak hyperkeratosis unguium pada daerah subungual digiti I pedis dextra dan
sinistra, serta onikolisis dan skuama pada digiti I pedis dextra. Tampak leukonikia unguium digiti I
pedis dextra dan sinistra
P:
- Ekstraksi kuku MTP 1 dextra (pasien hanya ingin ekstraksi kuku MTP 1 dextra, untuk MTP 1
sinitra pasien ingin ekstraksi setelah perawatan MTP 1 dextra selesai)
- Amoxicillin 500mg No.X 3x1
- Asam mefenamat 500mg No.X 3x1
- Vitamin C No.V 1x1
- Kembali 3 hari kemudian untuk diobservasi (ganti perban dan rawat luka)
Alat dan bahan : povidone iodine, spoit 3cc yang telah diisi lidokain hcl 2%, larutan NaCI, hand scoon
steril, kasa steril, hypafix, minor set
Cara kerja:
1. Cuci tangan
2. Beri tahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Siapkan alat, anestesi block pada basis dari haluks
4. Pakai hand scoon
5. Pegang haluks dengan tangan kiri, tangan kanan memegang klem lengkung
6. Masukkan klem dipinggir kuku yang sehat, cekam pinggir kuku dengan klem, kunci klem
7. Putar/gulung klem dengan cepat dan pasti kearah ujung kuku yang lain
8. Potong dan buang jaringan granulasi yang ada sampai bersih
9. Lihat perdarahan, jika perdarahan yang biasanya difus tidak perlu dijahit
10. Berikan povidone iodine dan lap menggunakan kasa steril
11. Oleskan salep yang telah diberikan dari poli umum (chloramphenicol zalf)
12. Tutup luka menggunakan kasa steril dan hypafix
S: pasien datang dari poli umum dengan keluhan post trauma ibu jari kanan sejak 1 minggu yang
lalu. Ibu jari kaki kanan tampak bengkak dan terlihat adanya pus. Menurut pengakuan pasien,
keluhan terjadi saat pasien tidak sengaja memotong kuku ibu jari kaki kanan terlalu dalam. Pasien
mengaku sangat nyeri dan terasa berdenyut pada ibu jari kaki kanan sehingga menyebabkan pasien
sulit tidur pada malam hari dan terasa sakit saat berjalan. Demam (+) sejak 2 hari. Riwayat alergi
disangkal pasien. Riwayat HT dan DM disangkal pasien. BAK dan BAB dalam batas normal.
O:
HR: 87x/menit
RR: 20x/menit
T: 36,8°C
BB: 49kg
TB: 156cm
Pemeriksaan fisik: MTP 1 dextra tampak hiperemis, edema, disertai adanya pus pada puncak
bengkaknya. Pada saat diberikan tekanan ringan pada volar distal digiti yang terkena tampak
peningkatan tekanan didalam lipatan kuku sehingga menyebabkan perubahan warna menjadi putih
akibat dari pus pada MTP 1 dextra.
Alat dan bahan : povidone iodine, spoit 3cc yang telah diisi lidokain hcl 2%, larutan NaCI, hand scoon
steril, kasa steril, hypafix, minor set
Cara kerja:
1. Cuci tangan
2. Beri tahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Siapkan alat, anestesi block pada basis dari haluks
4. Pakai hand scoon
5. Pegang haluks dengan tangan kiri, tangan kanan memegang klem lengkung
6. Masukkan klem dipinggir kuku yang sehat, cekam pinggir kuku dengan klem, kunci klem
7. Putar/gulung klem dengan cepat dan pasti kearah ujung kuku yang lain
8. Potong dan buang jaringan granulasi yang ada sampai bersih
9. Lihat perdarahan, jika perdarahan yang biasanya difus tidak perlu dijahit
10. Berikan povidone iodine dan lap menggunakan kasa steril
11. Oleskan salep yang telah diberikan dari poli umum (chloramphenicol zalf)
12. Tutup luka menggunakan kasa steril dan hypafix
S: pasien datang dengan keluhan adanya benjolan pada perut kanan bagian bawah sejak ± 1 minggu.
Benjolan terasa nyeri (+) dan gatal (+). Pasien merasa mulanya benjolan kecil lama kelamaan
benjolan semakin membesar dan terasa mengganggu dalam melakukan aktivitas. Keluhan seperti ini
sudah pernah dialami namun membaik sendiri. Riwayat HT (+), minum obat HT teratur. Riwayat DM
disangkal pasien. Riwayat alergi disangkal pasien. BAK dan BAB dalam batas normal.
O:
HR: 94x/menit
RR: 22x/menit
T: 36,9°C
BB: 64kg
TB: 160cm
Pemeriksaan Fisis: tampak benjolan pada regio iliaka kanan, hiperemis (+), tampak adanya pus (+),
nyeri (+) pada saat palpasi, teraba hangat (+).
P:
Alat dan bahan : povidone iodine, spoit 3cc yang telah diisi lidokain hcl 2%, larutan NaCI, hand scoon
steril, kasa steril, hypafix, minor set, scalpel (pisau bedah)
Cara kerja:
1. Cuci tangan
2. Beri tahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Siapkan alat, anestesi lokal disuntikkan kebagian atap abses dan jaringan subkutan di sekitar
abses
4. Pakai hand scoon
5. Buat sayatan linear sepanjang diameter area yang mengalami fluktuasi
6. Setelah drainase spontan selesai, tekan area sekitar abses untuk mengeluarkan sisa pus
7. Irigasi kavitas dengan larutan Nacl 0,9% hingga bersih
8. Lakukan pembersihan dengan cara memasukkan kasa steril dengan lembut pada area yang
telah dibuat sayatan, lakukan 1-2 kali
9. Tutup area tersebut dengan kasa steril dan hypafix
S: pasien datang dengan keluhan BAB encer sejak 2 hari, sudah 5x BAB encer dalam 1 hari berwarna
kuning muda, ampas (+). BAB encer tidak disertai darah maupun lender. Mual (+) muntah (+)
frekuensi muntah 3x. pasien juga mengeluh sakit perut (+). Demam (+) sejak 1 hari. Tidak ada batuk
dan flu. Ibu pasien mengeluh setiap makanan yang masuk pada mulut pasien selalu dimuntahkan
namun pasien sering ingin minum karena merasa haus. BAK dalam batas normal.
O:
HR: 107x/menit
RR: 22x/menit
T: 37,3°C
BB: 29kg
TB: 118cm
Pemeriksaan fisik: Mata tidak anemis, mata tidak cekung, mukosa bibir tampak kering.
P:
Alat dan bahan; cairan infus sesuai kebutuhan pasien, plester, gunting, tourniquet, sarung tangan
steril, kasa, alcohol swab, betadine.
Cara kerja:
S: pasien datang ke IGD Puskesmas Minasa Upa dengan keluhan jari telunjuk tangan kanan terluka
akibat terkena gergaji pada saat memotong kayu. Pasien panik melihat jari telunjuk tangan kanan
berdarah dan langsung ke IGD Puskesmas Minasa Upa. Pasien sudah membersihkan jari telunjuk
tangan kanan menggunakan air mengalir namun tetap berdarah. Riwayat HT dan DM disangkal
pasien. Riwayat alergi disangkal pasien. BAK dan BAB dalam batas normal.
O:
HR: 102x/menit
RR: 22x/menit
T: 36,2°C
BB: 55kg
TB: 170cm
Pemeriksaan Fisis: tampak luka terbuka pada manus dextra digiti 2 ukuran 5x1x1 cm
P:
Alat dan bahan : povidone iodine,benang jahit silk 3.0, spoit 3cc yang telah diisi lidokain hcl 2%,
larutan NaCI, hand scoon steril, kasa steril, hypafix, minor set
Cara kerja:
1. Cuci tangan
2. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Membersihkan luka dengan cairan antiseptic
4. Memberikan anestesi di jaringan sekitar luka dengan anestesi local (lidokain) bila perlu
dibersihkan luka dengan cairan NaCI 0,9%
5. Menggunakan jarum untuk menjahit kulit, masukkan benang kelubang jarum, pada
penggunaan jarum melengkung atau (curved needle) dari arah dalam keluar
6. Memegang jarum menggunakan klem kemudian mulai menjahit luka
7. Mengikat benang dengan menggunakan simpul potong benang, sisakan kira-kira sepanjang
1mm lalu potong sisa benang
8. Melanjutkan jahitan luka sampai terjadi penutupan luka
9. Memberikan desinfektan (povidone iodine) pada jahitan
10. Menutup dengan kasa steril dan hipafix
11. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
G2P1A0 + 39 weeks + janin tunggal intrauterine + Inpartu Kala I
S: seorang wanita usia 29 tahun datang ke kamar bersalin Puskesmas Minasa Upa dengan keluhan
nyeri perut menjalar kepinggang. Keluhan perut mules dirasakan hilang timbul, makin lama makin
sering. Pasien juga mengeluh keluar air-air dari kemaluannya. Pasien mengatakan hamil cukup bulan
dan gerakan anak masih dirasakan. Riwayat haid didapatkan menarche pada usia 14 tahun, siklus 25
hari, lama haid 5 hari, banyaknya 2-3 kali ganti pembalut, hari pertama haid terakhir (HPHT) 24-11-
2021 dan taksiran persalinan 28-08-2022. Riwayat perkawinan sebanyak 1 kali, selama 5 tahun.
Riwayat obstetric pada tahun 2019 pasien melahirkan anak pertama secara pervaginam. Pasien
mendapat imunisasi selama kehamilan sebanyak 1 kali.
O:
Kesadaran: Composmentis
HR: 80x/menit
RR: 20X/menit
T: 36,5°C
Pemeriksaan Obstetri:
Leopold I; 30cm, Leopold II; punggung kanan, Leopold III; kepala, Leopold IV; BDP, DJJ; 147x/menit
19:00 VT; pembukaan 8, portio tipis lunak, ketuban (-), kepala, hodge II, pelepasan lender dan darah
(+), HIS: 3x10 (30-40)
20:32 ; dengan His yang adekuat dan kekuatan ibu mengedan maka lahirlah seorang anak bayi laki-
laki segera menangis kuat, napas tidak megap-megap, tonus otot aktif, BB: 2900gr, TB: 48cm, anus
(+), kelamin lengkap
S: pasien datang dengan keluhan kuku ibu jari tangan kiri berubah warna putih kusam sejak ±2 tahun
yang lalu. Awalnya pasien acuh tak acuh namun semakin lama pasien merasa kukunya semakin
mengerut, kasar, dan bertambah kusam. Gatal pada kuku ibu jari tangan kiri disangkal pasien. Pasien
mengaku belum pernah datang berobat dengan keluhan seperti ini, hanya mengerok dikuku yang
kusam namun tidak hilang. Riwayat HT dan DM disangkal pasien. Riwayat alergi disangkal pasien.
BAK dan BAB dalam batas normal.
O:
HR: 88x/menit
RR: 19x/menit
T: 36,5°C
BB: 62kg
TB: 170cm
Pemeriksaan fisik: tampak hyperkeratosis unguium pada daerah subungual digiti I manus sinistra
serta onikolisis dan skuama pada digiti I manus sinistra. Tampak leukonikia unguium digiti I manus
sinistra
P:
Alat dan bahan : povidone iodine, spoit 3cc yang telah diisi lidokain hcl 2%, larutan NaCI, hand scoon
steril, kasa steril, hypafix, minor set
Cara kerja:
1. Cuci tangan
2. Beri tahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Siapkan alat, anestesi block pada basis dari haluks
4. Pakai hand scoon
5. Pegang haluks dengan tangan kiri, tangan kanan memegang klem lengkung
6. Masukkan klem dipinggir kuku yang sehat, cekam pinggir kuku dengan klem, kunci klem
7. Putar/gulung klem dengan cepat dan pasti kearah ujung kuku yang lain
8. Potong dan buang jaringan granulasi yang ada sampai bersih
9. Lihat perdarahan, jika perdarahan yang biasanya difus tidak perlu dijahit
10. Berikan povidone iodine dan lap menggunakan kasa steril
11. Oleskan salep yang telah diberikan dari poli umum (chloramphenicol zalf)
12. Tutup luka menggunakan kasa steril dan hypafix
S: pasien datang ke IGD Puskesmas Minasa Upa dengan riwayat jatuh dari motor. Menurut
pengakuan pasien, pasien tiba-tiba ditabrak oleh pengendara motor sehingga menyebabkan pasien
terjatuh dari motor dan merasa wajah terbentur ke aspal. Bibir bawah pasien tampak berdarah.
Pasien panik melihat bibir bawah berdarah terus menerus dan langsung ke IGD Puskesmas Minasa
Upa. Pasien G1P0A0 usia kehamilan 11-12 minggu. Riwayat alergi disangkal pasien. BAK dan BAB
dalam batas normal.
O:
HR: 102x/menit
RR: 22x/menit
T: 36,2°C
BB: 55kg
TB: 154cm
Pemeriksaan Fisis: tampak luka terbuka pada labium inferior ukuran 2x1x1 cm, tampak luka lebam
pada os frontal, tampak luka lecet pada patella dextra et sinistra ukuran 1x1x1 cm
P:
Alat dan bahan : povidone iodine,benang jahit silk 3.0, spoit 3cc yang telah diisi lidokain hcl 2%,
larutan NaCI, hand scoon steril, kasa steril, hypafix, minor set
Cara kerja:
1. Cuci tangan
2. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Membersihkan luka dengan cairan antiseptic
4. Memberikan anestesi di jaringan sekitar luka dengan anestesi local (lidokain) bila perlu
dibersihkan luka dengan cairan NaCI 0,9%
5. Menggunakan jarum untuk menjahit kulit, masukkan benang kelubang jarum, pada
penggunaan jarum melengkung atau (curved needle) dari arah dalam keluar
6. Memegang jarum menggunakan klem kemudian mulai menjahit luka
7. Mengikat benang dengan menggunakan simpul potong benang, sisakan kira-kira sepanjang
1mm lalu potong sisa benang
8. Melanjutkan jahitan luka sampai terjadi penutupan luka
9. Memberikan desinfektan (povidone iodine) pada jahitan
10. Menutup dengan kasa steril dan hipafix
11. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan