Anda di halaman 1dari 9

Brachial Plexus Injury

Definisi :

Injuri pada persyarafan yang mensuplai lengan (arm) yaitu brachial plexus (C5-T1).
Etiologi :

Kecelakaan kendaraan bermotor

Sport injury (burner atau stingers)

Stringer terjadi dengan kompresi atau overstretching dari saraf

Blunt trauma

Luka tembak

Inflamasi seperti pada brachial plexitis

Kompresi pada tumor

Neuropati

Trauma persalinan pada bayi

Gejala :

 Adanya fraktur klavikula

 Bengkak disekeliling bahu

 Nyeri pada leher dan bahu

 Kelemahan atau parese lengan (arm)


 Horner’s syndrome yang mengindikasikan adanya lesi total pada plexus bawah (C5-

C6). Horner’s syndrome ditandai dengan meiosis, ptosis, dan anhidrosis.

Pemeriksaan :

a. Sensoris

o Cubit bagian dasar kuku

o Dorong jari ke arah luar

o Tanyakan pada pasien tentang apa yang dirasakan

o Pemeriksaan (+) jika terdapat “burning feeling” di sepanjang saraf yang

menyuplai area tersebut, karena disebabkan neurapraxia.

o Lakukan tes pada :

- Jempol : tes untuk median nerve yang disuplai oleh C6

- Jari tengah : tes untuk median nerve yang diuplai oleh C7

- Jari kelingking : tes untuk ulnar nerve yang disuplai oleh C8

b. Motorik

Pemeriksaan motorik sebaiknya dilakukan 48 jam setelah mengalami injuri, sehingga

hasil pemeriksaan lebih jelas.

 C5 : menilai semua pergerakan bahu, fleksi elbow

 C6 : menilai fleksi elbow, rotasi forearm, fleksi wrist

 C7 : menilai sensory trunk (yang dapat menyebabkan hilangnya pergerakan dari

arm, tanpa disertai paralisis total pada beberapa otot seperti Latissimus dorsi.

 C8 : menilai fleksi dan ekstensi jari-jari, fleksi wrist, pergerakan tangan

 T1 : menilai otot-otot intrinsik seperti pada adduksi dan abduki jari-jari tangan.
Tipe-tipe brachial plexus injury :

 Avulsion : saraf keluar dari medula spinalis dan tidak ada kesempatan untuk sembuh.

 Rupture : saraf teregang (stretched) dan robek parsial, namun bukan pada medula

spinalis.

 Neurapraxia : saraf teregang (stretched) atau terkompresi tapi masih menempel

(tidak sampai robek) dan biasanya cepat penyembuhannya.

 Axonotemesis : axon terputus, prognosis moderate.

 Neuroma : tipe tumor yang tumbuh dari nerve ending, yang mengalami kegagalan

regenerasi. Prognosis tergantung pada axon yang dapat mengalami regenerasi.

Pemeriksaan penunjang :

 MRI

 X-Ray : untuk melihat adanya fraktur klavikula

 Elektromiografi
Erb Klumpke Palsy

Definisi :

Injuri pada brahial plexus selama persalinan, biasanya karena kesulitan persalinan

pervaginam.

Epidemiologi :

Insidensi kira-kira 1 : 3.000 kelahiran

Insidensi menurun karena meningkatnya perawatan obtetri

Tipe :

 Erb’s palsy

 Klumpke palsy

 Total plexus injury

Erb’s palsy Klumpke’s palsy Total plexus injury


Gangguan pada upper trunk Gangguan pada lower trunk C5-T1
(C5-C6) (C7-T1)
Mekanisme : Mekanisme :
Akibat abduksi yang Jarang terjadi pada kasus
berlebihan dari head of obstetri. Akibat abduksi atau
shoulder, sehingga terjadi traksi dari trunk.
traksi dari plexus. Biasanya
terjadi selama proses
persalinan yang sulit.
Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik :
 Posisi lengan abduksi,  Defisit semua otot kecil di  Flacid arm
bahu internal rotasi, serta tangan (ulnar dan median  Defisit sensorik dan
pronasi tangan dan nerve) motorik
ekstensi elbow (waiter’s  Claw hand
tip).  Extensi wrist
 C5 defisiensi :  Hiperextensi MCP karena
- Axillary nerve hilangnya otot intrinsik.
defisiensi : kelemahan  Flexi IP karena hilangnya
otot deltoid, teres otot intrinsik.
minior
- Suprascapular nerve
defisiensi : kelemahan
otot infraspinatus
- Musculocutaneus
nerve defisiensi :
kelemahan otot biseps
Prognosis : baik Prognosis : buruk Prognosi : worst
Berhubungan dengan
preganglion injury dan
horner’s syndrome

Faktor resiko :

o Bayi besar

o Distosia bahu

o Persalinan dengan forcep

o Presentasi bokong

o Persalinan lama

o Kondisi glenoid dyplasia


Manifestasi klinis (secara umum) :

 Gejala : keterbatasan pergerakan pada lengan dan tangan

 Pemeriksaan fisik terbagi menjadi :

 Upper extremity exam :

Ditemukan posisi arm (lengan atas) bertumpu pada sisi tubuh dan internal

rotasi, terjadi penurunan rotasi external bahu.

 Musle strengh :

M0 = tidak ada kontraksi

M1 = kontraki tanpa pergerakan

M2 = kontraksi disertai sedikit pergerakan

M3 = pergerakan komplit

Rehabilitasi medis :

a. Fisioterapi

Tujuan :

 Mencegah kontraktur

 Melancarkan peredaran darah

 Menambah kekuatan otot

 Mengajarkan fungsi lengan

 Mencegah kecacatan yang mungkin timbul

Pelaksanaan :

 Posisioning : Adduksi dan endorotasi bahu, supinasi lengan bawah

 Massage

 Latihan pasif
 Latihan aktif

 Latihan menumpu

 Fasilitasi perkembangan sesuai usia

 Electrical Stimulation

Contoh-contoh latihan :

 0 – 6 minggu

 Posisioning : bahu adduksi, endorotasi, lengan bawah supinasi

 Latihan aktif dan pasif : Bahu exorotasi, abduksi ( jangan > 30° dan scapula

difiksasi)

- Siku Fleksi - Ekstensi Lengan bawah supinasi (hati-hati jangan sampai dislokasi

kaput radii).
- Wrist dan jari-jari fleksi dan ekstensi

 3 bulan

- Memberi stimulasi taktil

- Membawa lengan dan tangan ke lapang pandang

- Memberi gelang yang berbunyi pada lengan yang lesi

 6 bulan

- Fasilitasi perkembangan sesuai usia

- Latihan penguatan lengan dengan aktif bermain

- Latihan menumpu

- Stimulasi

 4 – 12 tahun Fisioterapi berhenti : Home program untuk maintanance

b. Edukasi orang tua

Anda mungkin juga menyukai