Disusun oleh:
FELITA ARDIATMI
P27226019205
JURUSAN FISIOTERAPI
2020
1. PENDAHULUAN
Plexus Brachialis yang diakibatkan oleh suatu trauma. Trauma ini sering
Waiter’s tip karena hilangnya otot-otot rotator lateral bahu, fleksor lengan,
yang besar, presentasi bokong atau persalinan yang lama. Jika salah satu
sisi leher bayi tertarik, saraf yang terdapat didalamnya juga akan tertarik
bahu, tetapi dapa t memindahkan jari-jari. Jika kedua saraf atas dan bawah
yang meregang, kondisi ini biasanya lebih parah dari sekedar erb’s
paralysis.
lesi pada plexus brachialis yang dapat menyebabkan adanya nyeri pada
2. DEFINISI
oleh adanya cedera pada kelompok saraf lengan atas, khususnya C5-C6
1
kelemahan dan kelumpuhan pada otot deltoid, otot biceps brachii, otot
posisi ekstensi, adduksi, internal rotasi dan lengan bawah tampak posisi
3. EPIDEMIOLOGI
bayi dengan lahir prematur. Kasus penyakit ini dapat juga disebabkan oleh
Sebagian besar rumah sakit melaporkan satu sampai dua bayi yang
lahir dengan cedera plexus brachialis pada 1000 kelahiran. Informasi yang
insiden tersebut adalah 0,8 per 1000 kelahiran bayi. Angka ini turun
mencapai dua kali lipat dari pada saat ini. Penurunan penderita ini
2
4. ETIOLOGI
lamanya proses persalinan, pinggul yang sempit atau ukuran bayi yang
terlalu besar sehingga menyebabkan bayi sulit untuk keluar dan pelvis ibu
5. PATOFISIOLOGI
3
6. GAMBARAN KLINIS
dan supinasi sendi elbow dan dorsi fleksi sendi wrist. Atrofi bahkan
nyeri, terutama pada leher dan bahu, paresthesia dan disesthesia, lemah
traksi.
7. KLASIFIKASI
Sunderland mengklasifikasikan dalam 5 derajat cedera saraf
(mikroskopis):
a. Derajat 1 : Neuropraksia
Demyelinisasi pada saraf sisi yang terkait. Pada EMG
pemulihan sempurna.
b. Derajat 2: Aksonotemesis
Trauma berat/kompresi, terjadi degenerasi wallerian di sisi distal
atau 1 inch/mo
4
c. Derajat 3
Lebih berat dari derajat 2. Akson putus, endoneurium putus, dan
komplit)
d. Derajat 4
Melibatkan area yg lebih luas. Reinnervasi tidak adekuat dan tidak ada
perbaikan fungsi.
e. Derajat 5 : Neurotmesis
Kerusakan saraf komplit/ transeksi reinnervasi tidak terjadi.
tindakan pembedahan.
8. PROGNOSIS
Prognosis pada kondisi Erb’s Paralysis sangat bervariasi karena
bergantung tidak hanya pada sifat cidera itu sendiri, tapi juga pada umur
5
Statis : adanya posisi adduksi shoulder, ekstensi elbow, pronasi
forearm, dan fleksi wrist
Dinamis : adanya lengan yang tidak aktif bergerak
b. Palpasi
Memeriksa: adanya tanda-tanda radang
c. Pemeriksaan Gerak
Memeriksa : tes gerak aktif, pasif dan melawan tahanan (bila
memungkinkan)
d. Antropometri
Memeriksa: adanya perbedaan ukuran antara lengan yang lesi dan
sehat
e. Lingkup Gerak Sendi (LGS)
Memeriksa : adanya keterbatasan LGS
f. Pemeriksaan Nyeri
Memeriksa: adanya keluhan nyeri
g. Pemeriksaan Sensoris
Memeriksa: adanya penurunan fungsi dari dermatom dan myotom
h. Pemeriksaan Reflek
Memeriksa: reflek biceps, reflek radial, reflek menggenggam.
i. Pemeriksaan Tonus Otot
Memeriksa: tonus pada otot-otot yang dipersarafi C5 dan C6.
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Computed Tomography (CT) dan Computed Tomographic
Myelography (CTM) teknik yang digunakan untuk mengevaluasi
tingkat cedera saraf.
b. Elektromiografi (EMG) teknik yang digunakan untuk mengevaluasi
fungsi saraf dan otot dengan cara merekam aktivitas listrik yang
dihasilkan oleh otot.
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI) berupa metode noninvasive
yang dapat menggambarkan lebih banyak lesi, bagian dari cedera
radiks dan pseudomeningocele yang terbentuk. MRI dapat
6
memperlihatkan neuromas posttraumatik, bersamaan dengan
respon inflamasi dan edema jaringan sekitarnya.
terutama pada leher dan bahu, paresthesia dan disesthesia, lemah tubuh
1. Muscle Stimulation
kontraksi otot dari saraf yang lesi, menstimulasi saraf sensorik untuk
7
a. Lokasi simulasi dibersihkan dengan mengusap kulit dengan alkohol.
kulit.
refleks primitif.
kabel listrik longgar atau sobek atau tanda apa pun kelembaban
ulang nol.
deltoid potensi.
klavikula.
(Sherief, 2011)
8
2. Exercise ( Active Assisted-Hold Relax) dan Massage
2001).
Latihan ini memakan waktu 6 sesi, 2 sesi setiap hari (10 pagi, 5 malam)
2014).
11. EDUKASI
Edukasi orang tua bertujuan agar dapat terjadi interaksi antara anak
dan orang tuanya. Orang tua diajarkan bagaimana cara menangani anak
Latihan pada anak perlu diberikan secara hati-hati karena orang tua harus
posisi diajarkan sehingga orang tua mampu menjadi lebih kreatif dan
9
agar orang tua benar-benar paham mengapa posisi tersebut diberikan.
lesi, kemudian memberikan fasilitasi anak untuk rolling dan tidak serta
2019).
12. PENUTUP
Paralisis pada otot deltoid, otot biceps, otot brakhialis, otot
rotasi shoulder dan gerakan fleksi dan supinasi elbow dan palmar fleksi
lengan bawah. Posisi lengan pada posisi ekstensi, adduksi sendi shoulder,
ekstensi dan supinasi sendi elbow dan dorsi fleksi sendi wrist.
(Active Assisted & Hold Relax) secara bertahap sesuai kondisi pasien
fungsional.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abbottabad, J Ayub Med Coll, 2006; Restoration Of Glenohumeral Motion In Erb’s Paralysis By
Tendon Transfers : Department of Surgery, The Aga Khan University Hospital.
Abuaraba, Khadija. 2016. A thesis: Profile Of And Caregiver Experiences Of Infants With
Obstetric Erb’s Palsy Treated At A Tertiary Institution. Department of Physiotherapy,
University of the Western Cape.
Afzal, Farjad. 2017. Effects of conventional combination physical therapy treatment to improve
the gross motor and functional movements in children with Erb’s palsy. International
Journal of Therapies & Rehabilitation Research,2017; 6 (2): 70-74. https://doi:
10.5455/ijtrr.000000246
Almasi, Javad. 2014. The effect of PNF stretching and therapeutic massage combination
treatment on markers of exercise induced muscle damage. International Journal Of
Biosciences. Vol. 4, No. 4, p. 217-228, 2014. http://dx.doi.org/10.12692/ijb/4.4.217-228
Kisner, Carolyn and Colby, L. A., 1996; Therapeutic Exercise Foundation and The Technique :
Third Edition, F. A. Davis Company, Philadelpia, hal. 47- 49, 160-164.
Mahadewa, Tjokorda Gde Bagus, 2013; Saraf Perifer masalah dan Penanganannya : Indeks,
Jakarta.
Sherief, Abdul. (2011). Electrical Stimulation Versus Arm Splint In Improving Fine More Skills
In Erb's Palsy Children. Bull. Fac. Ph. Th. Cairo Univ., Vol. 16, No. (1) Jan. 2011.
Silva, 2019. Rehabilitation of Neonatal Brachial Plexus Palsy: Integrative Literature Review.
Journal of Clinical Medicine: 2019, 8, 980. https://doi:10.3390/jcm8070980