Anda di halaman 1dari 12

BAB III

STUDI KASUS

KOMPETENSI : Stase Musculoskeletal


NAMA MAHASISWA : xxxx
NIM : xxxx
TEMPAT PRAKTEK : RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
PEMBIMBING : xxxx

A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. S
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Sopir
Alamat : Gumantar Rt 9, Karangmalang
Nomor CM : 2561xx

B. SEGI FISIOTERAPI
1. Deskripsi Pasien dan Keluhan Utama (Auto Anamnesis)
a. Keluhan Utama : Pasien merasa sakit dan nyeri pada bahu sebelah
kiri.
b. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh nyeri pada bahu
sebelah kiri. Nyeri dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, kesulitan saat
mengangkat tangan, nyeri dirasakan pada malam hari.
c. Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada riwayat keluarga yang
sama seperti pasien dan status sosial baik

2. Data Medis pasien


Pasien datang ke poli saraf RSU Soehadi Prijonegoro mendapat diagnosis
Frozen Shoulder Sinistra kemudian di beri obat berupa: Kalium Diclofenac

24
2x500mg, Myores 2x1, dan Ostovel 2x1. Kemudian dirujuk ke poli
Rehabilitasi Medik lalu mendapat diagnosis Frozen Shoulder Sinistra dan
mendapat tindakan fisioterapi berupa MWD, Ultrasound dan terapi
latihan.
C. PEMERIKSAAN FISIOTERAPI
1. Pemeriksaan Tanda Vital (Umum)
Nadi : 78 x / menit
Tensi : 128/85 mmHg
Frekuensi Nafas : 21x/ menit
No. Lokasi Tingkat Suhu : 37 °C
kesakitan Berat Badan
0 Sakit kaku pada leher atas A
: 76 Kg
1 Sakit pada leher bawah C
Tinggi Badan
2 Sakit pada bahu kiri D
: 167 cm
3 Sakit pada bahu kanan A
4 Sakit pada lengan atas kiri D
5 Sakit pada punggung A
Pemeriksaan Subjektif
6 Sakit pada lengan atas kanan A
Tabel 3.1 Hasil Nordic
7 Sakit pada pinggang A Body MapKeterangan:
Questionare
8 Sakit pada pantat (buttock) A
(A):Putih (Tidak Sakit)
9 Sakit pada pantat (Buttom) A
(B):Hijau (Sedikit Sakit)
10 Sakit pada siku kiri A
(C):Kuning (Sakit)
11 Sakit pada siku kanan A
12 Sakit pada lengan bawah kiri A (D):Merah (Sangat Sakit)

13 Sakit pada lengan bawah kanan A


14 Sakit pada pergelangan tangan kiri A
15 Sakit pada pergelangan tangan kanan A
16 Sakit pada tangan kiri A
17 Sakit pada tangan kanan A
18 Sakit pada paha kiri A
19 Sakit pada paha kanan A
20 Sakit pada lutut kiri A
21 Sakit pada lutut kanan A
22 Sakit pada betis kiri A
23 Sakit pada betis kanan A
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri A 25
25 Sakit pada pergelanagn kaki kanan A
26 Sakit pada kaki kiri A
27 Sakit pada kaki kanan A
Nordic Body Map Questionare merupakan salah satu alat ukur
subjektif berupa kuisioner yang digunakan untuk mengetahui bagian-bagian
tubuh yang mengalami keluhan (Tarwaka, 2004). Melalui Nordic Body Map
Questionare kita dapat mengetahui bagian-bagian tubuh yang mengalami
keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari tidak terasa sakit sampai dengan sakit
sekali. Data dapat dilihat pada gambar Nordic Body Map Questionare terhadap
pasien Smn (46 tahun) merasakan sakit pada leher bawah yang ditandai dengan
warna hijau dan pada bahu kiri dan lengan atas kiri dirasakan sangat sakit yang
ditandai dengan warna merah.

2. Inspeksi/Observasi

Tanggal 6 Desember 2019

a. Statis : Ekspresi wajah pasien terlihat menahan sakit, posisi bahu


asimetris kanan dan kiri

b. Dinamis : Datang ke poliklinik secara mandiri, terlihat sakit dan


nyeri saat digerakan kesamping (abduksi) dan tampak gerakan wing
scapula.

3. Palpasi : Spasme pada otot supraspinatus, otot upper trapezius dan


otot deltoideus, dan suhu local bahu kiri lebih hangat.

4. Joint Test

a. Tes Integritas (Pemeriksaan tes cepat) : Capsular pattern (-)


b. Pemeriksaan gerak dasar
Gerak aktif: adanya nyeri dan keterbatasan dalam melakukan
gerakan abduksi, fleksi

Gerak pasif: akhir gerakan firm endfeel

c. Isometrik melawan tahanan: nyeri saat melakukan abduksi

26
5. Kemampuan Fungsional

Pasien masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara


mandiri namun sedikit kesulitan dalam menggunakan pakaian.
Pemeriksaan dengan SPADI (Shoulder Performance And Disability
Index) hasil :

a. Skala Nyeri : 42

b. Skala Disability : 33.75

6. Pemeriksaan Spesifik

a. Appley Test : (+)


b. Moseley (Drop arm) Test : (+)
c. Supraspinatus Test : (+)
d. Yergason Test : (+)
e. Speed Test : (˗)
f. Lift Off Test : (-)

g. Lingkup Gerak Sendi Bahu Kiri


- S: 43˚- 0 - 100˚
- F: 95˚- 0 - 45˚
- R (F 90˚): 40˚ - 0 - 60˚

27
D. Algoritma

Jenis Kelamin Umur Immobilisasi

Pengaruh Degenerasi Perlengketan pada


hormon sendi bahu sehingga
fleksibilitas kapsul
sendi menjadi
berkurang
 Pemeriksaan spesifik
Appley Test: (+)
Mosley (Drop arm) Test: (+)
Supraspinatus Test: (+)
Yergason Test : (+) Frozen Shoulder
Speed test: (-)
Lift off test: (-)

28
SWD Nyeri Nyeri
berkurang

Respon Respon
Pasien Spasme otot Pasien
US Spasme otot supraspinatus,otot
supraspinatus otot upper trapezius dan
upper trapezius dan otot deltiodeus
Visual TENS otot deltiodeus berkurang Visual
Analouge Analouge
Scale Scale
(VAS) (VAS)
Resisted active Keterbatasan Meningkatkan
exercise ROM ROM
Goniomete Goneimete
r r

Home Program

Keterangan:
Jalur patologi :
Jalur evaluasi :
Intervensi :
Hasil yang diharapkan:
E. KODE DAN KETERANGAN PEMERIKSAAN ICF
1. Body Function
B 715 : Stabilitas Fungsi Sendi
2. Activities and participation
D 5400 : Memakai baju
D 5401 : melepas baju
3. Environmental Factors
E 910: kehidupan bermasyarakat
4. Body Structure
S 720 : Struktur region bahu

F. DIAGNOSIS FISIOTERAPI

29
1. Impairment:
a. Nyeri gerak pada gerakan abduksi
b. Keterbatasan ROM pada gerakan abduksi
c. Spasme pada otot supraspinatus, otot upper trapezius dan otot
deltoideus
2. Functional Limitation:
Kesulitan dalam berpakaian, menggunakan pakaian dan mengambil
benda yang tinggi
3. Disability/Participation restriction:

Pasien kesulitan melakukan pekerjaannya sebagai sopir

G. PROGRAM FISIOTERAPI

1. Rencana Program Fisioterapi

a. Jangka pendek:
Menurunkan nyeri, meningkatkan ROM dan mengurangi spasme
otot supraspinatus, otot upper trapezius dan otot deltoideus

b. Jangka panjang:
Mengembalikan fungsi dalam melakukan aktivitas sehari-hari
c. Teknologi Intervensi:
 Micro Wave Diathermy (MWD)
 Ultrasound (US)
 Resisted active exercise
2. Home program:

Codman Pendular Exercise

2. Rencana Evaluasi

a. Respon pasien : Mengetahui perubahan yang terjadi

30
b. VAS : Mengetahui tingkatan nyeri yang dirasakan pasien
c. Goniometer : Mengukur perubahan ROM pada bahu kiri

H. PROGNOSIS
1. Quo Ad Vitam : Bonam
2. Quo Ad Functionam : Bonam
3. Quo Ad sanam : Bonam

I. PELAKSANAAN TERAPI

a. Mhort Wave Diathermy (MWD)

 Pelaksanaan :

1. Persiapan bed dan alat


2. Letakkan kedua pad pada bed dan lapisi dengan handuk kecil
3. Pasien diminta dalam posisi tidur terlentang dalam keadaan
nyaman dan rileks. Pasangkan pad SWD pada bahu kiri secara
kontraplanar, balut pad dengan handuk untuk keamanan.
4. Atur intensitas yang akan diberikan, tanyakan pasien apakah
sudah merasakan hangat setelah diaplikasikan SWD, jika terlalu
panas maka atur intensitas yang diberikan
5. Dosis:
 Durasi 10 menit
 Arus continous

 Intensitas channel 5

b. Ultrasound (US)

 Pelaksanaan :

1. Persiapan alat

31
2. Pasien diminta dalam posisi tidur tengkurap dalam keadaan
nyaman dan rileks
3. Oleskan gel pada transduser US
4. Atur intensitas yang akan diberikan
5. Tempelkan transduser US pada bagian titik di bahu yang
mengalami rasa nyeri, kemudian mulai gerakan transduser US
dengan gerakan secara circuler di area bahu tersebut.
6. Jagalah tranduser US selalu menempel dan tidak terangkat dari
kulit atau membuat celah udara pada saat pengaplikasian agar
gelombang suara yang dikeluarkan dapat masuk ke jaringan
yang menjadi sasaran
7. Tanyakan pasien apakah sudah merasakan sensasi seperti
tertusuk-tusuk ringan setelah diaplikasikan US, jika terlalu
keras maka atur intensitas yang diberikan dengan menurunkan
intensitasnya.
8. Dosis:
 Durasi 5 menit
 Arus continous
 Intensitas 2 W / cm2

 Teknik yang digunakan adalah circuler

c. Trancluteneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)

 Pelaksanaan :

1. Persiapan alat
2. Pasien dalam posisi nyaman dan rileks
3. Pasangkan pad TENS pada daerah triggerpoint pada bahu kiri
4. Atur intensitas yang akan diberikan

32
5. Tanyakan pasien apakah sudah merasakan sensasi yaitu aliran
listrik ringan setelah diaplikasikan TENS, jika terlalu keras atur
intensitas yang diberikan dengan menurunkan intensitasnya.
6. Dosis:
 Arus Constant
 Frekuensi : 150 Hz
 Intensitas : 17 mA

 Waktu 10 menit

d. Ressisted active exercise

 Pelaksanaan :

1. Pasien dalam posisi duduk.


2. Terapis berada disamping pasien, pegangan terapis pada lengan
bawah kiri pasien.

3. Pasien diminta untuk menggerakkan ke arah abduksi, fleksi


bahu dengan diberikan tahanan sepanjang gerakan. Gerakan
dilakukan 8 kali pengulangan.

e. Home Program: Codman Pendular Exercise

 Pelaksanaan

1. Pasien diminta untuk berdiri dan agak membungkuk dengan


lengan bergantung

2. Lengan digerakan ke depan, ke belakang, ke samping


selanjutnya memutar masing-masing gerakan dilakukan 10 kali
gerakan

J. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

33
Tabel 3.2 Respon Pasien
Tanggal Respon Pasien

T0 Masih merasakan nyeri, merasakan keterbatasan pada


setiap gerakan pada bahu, spasme di otot-otot bahu

T1 Nyeri masih dirasakan, sedikit leluasa dalam melakukan


gerakan bahu, spasme sedikit berkurang

 Visual Analogue Scale (VAS)

Tabel 3.3 Hasil Nilai Visual Analogue Scale (VAS)


Tanggal Nilai VAS

T0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

T1

 Goniometer
Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Bahu Kiri dengan
Goniometer

Tanggal Nilai Goniometer

T0 S: 43˚- 0 - 100˚
F: 95˚- 0 - 45˚

34
R (F 90˚): 40˚ - 0 - 60˚

T1 S: 43˚- 0 - 100˚
F: 95˚- 0 - 45˚
R (F 90˚): 40˚ - 0 - 60˚

H. Hasil Terapi Akhir

a. Nyeri gerak pada bahu kiri berkurang


b. Terjadi peningkatan lingkup gerak sendi bahu kiri
c. Spasme otot supraspinatus, otot upper trapezius dan otot deltiodeus
berkurang
d. Semakin leluasa melakukan aktivitas sehari-hari dalam pekerjaannya
sebagai tukang masak.

35

Anda mungkin juga menyukai