Seorang laki – laki berusia 30 tahun dibawa ke IGD setelah tertabrak mobil saat bersepeda saat weekend. Pasien
tersambar ke arah trotoar sejauh 2 meter dari tempat kejadian dan helm bersepeda masih terpasang utuh saat
pasien jatuh. Saat kejadian pasien sadar tidak ada muntah, namun tangan kanan dan kaki kanan tidak dapat
digerakkan. Saat anamnesis, pasien tidak punya riwayat alergi obat dan makanan dan pasien makan terakhir tadi
pagi. Hasil pemeriksaan TD 140/90 mmHg, N 99 x/mnt, S 37,6 oC, RR 27 x/mnt. Tidak terdapat jejas dikepala
dan wajah, serta dipundak, leher, abdomen namun terdapat jejas di dada kanan terkena stang sepeda. Terdapat
luka lecet pada betis kanan dan tangan kanan kiri namun tidak ada tampak luka terbuka. Lengan kanan atas dan
paha kanan tampak membengkok dan nyeri saat digerakkan dgn skala nyeri 8/10. Di IGD kesadaran
composmentis, GCS 15. Konjungtiva tidak anemis, pupil 2/2 (isokor), refleks cahaya (+/+), gerakan dada
simetris, Auskultasi paru vesikuler, iktus tidak cordis teraba, bunyi jantung S1-S2, CRT 2 detik, kekuatan
denyut nadi pungung kaki kanan lebih lemah dibandingkan kaki kiri, akral hangat. Hasil rontgen genu diperoleh
fraktur tertutup pada cruris kanan (tibia dan fibula) terdapat garis patahan pada 1/3 kruris distal. Hasil rontgen
lengan menunjukkan patah tulang pada ½ humerus kanan telah dilakukan stabilisasi dengan spalk. Pemeriksaan
laboratorium Hb = 11 gr/dL, HT= 37,1%, Leukosit = 8.170 /uL, Eritrosit = 3.87 juta/uL, Trombosit = 360
ribu/uL, Na= 131 mEq/L, K = 4,2 mEq/L, SatO2 = 97%. Hasil pemeriksan Hasil EKG menunjukkan sinus
rhythm. Medikasi IVFD RL + Ketroloax 30 mg 20 tpm, OMZ 40 mg, Anti tetanus serum. Pasien
direncanakan Operasi CITO
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PSIK STIKes HANGTUAH
2. SURVEI PRIMER
Airway (A) :
Kepatenan jalan nafas normal
Tidak ada sumbatan jalan nafas
Breating (B) :
gerakan dada simetris
Auskultasi paru vesikuler
gerakan dada simetris
takipne RR 27 x/mnt
jejas pada dada
Circulation (C):
TD 140/90 mmHg,
N 99 x/mnt,
S 37,6 oC,
RR 27 x/mnt
Disability (D)
GCS : 15 E: 4 M: 6 V: 5
Kesadaran : CM
Kekuatan otot : (0) tangan kanan dan kaki kanan tidak dapat digerakkan
Pupil
Konjungtiva tidak anemis
pupil 2/2 (isokor)
refleks cahaya (+/+)
Expousure (E) :
Terdapat luka lecet pada betis kanan dan tangan kanan kiri namun tidak ada
tampak luka terbuka
Lengan kanan atas dan paha kanan tampak membengkok dan nyeri saat
digerakkan dgn skala nyeri 8/10.
Foley Cateter (F)
Lama Pemakaian : tidak dikaji
Ukuran : tidak dikaji
TD 140/90 mmHg
N 99 x/ menit
RR 27 x/menit
SaO2 97%
3. SECONDARY SURVEY
a. Alergi
Pasien tidak punya riwayat alergi obat
b. Medikasi
tidak terkaji
c. Post Ilness
Tidak terkaji
d. Last Meal
Pasien makan terakhir tadi pagi sebelum kecelakaan
e. Event/ Environtment
Pasien tertabrak mobil saat bersepeda saar weekend. Pasien tersambar ke
trotoar sejauh 2 meter dari tempat kejadian dan Lengan kanan atas dan paha kanan tidak dapat
digerakkan.
D. RIWAYAT KESEHATAN
1. KELUHAN UTAMA
Lengan kanan atas dan paha kanan tampak membengkok dan nyeri saat digerakkan dgn skala
nyeri 8/10
2. RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI
Tertabrak mobil saat bersepeda saat weekend, Pasien tersambar ke arah trotoar sejauh 2 meter
dari tempat kejadian
3. RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
Tidak memiliki riwayat penyakit.
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (GENOGRAM)
Tidak terkaji
5. RIWAYAT KELAHIRAN (KHUSUS RUANGAN PICU)
(Riwayat persalinan, berat badan lahir dan panjang badan lahir dsbg)
Tidak terkaji
6. RIWAYAT IMUNISASI (KHUSUS RUANGAN PICU)
( ) BCG ( ) Hepatitis B I ( ) DPT I ( )Rotavirus
( ) Polio 0 ( ) Hepatitis B II ( ) DPT II ( ) Tifoid
( ) Polio I ( ) Hepatitis B III ( ) DPT III ( )Varicela
( ) Polio II ( ) Hepatitis B IV ( ) HIB ( ) Influenza
( ) Polio III ( )Campak ( ) MMR
E. KEADAAN UMUM
a. Kedasaran : CM
b. GCS : E: 4 M: 6 V: 5 Total: 15
c. Antropomentri
- BB :- kg
- TB :- cm
- IMT :- cm
- LILA :- cm
d. TTV (Pukul: 0.8.05 WIB)
- TD : 140/90 mmHg
- N : 90 kali/mnt
- RR : 27 kali/mnt
o
- S : 37,6 C
1. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)
1. Kepala
c. Rambut & Kulit Kepala
Jelaskan
Tidak terdapat jejas dikepala dan wajah
d. Mata
Jelaskan
Konjungtiva tidak anemis, pupil 2/2 (isokor), refleks cahaya (+/+)
e. Telinga
Jelaskan
Tidak terkaji
f. Hidung
Jelaskan
Tidak terkaji
g. Mulut
Jelaskan
Tidak terkaji
2. Leher
Jelaskan
Tidak terdapat jejas serta dipundak, leher
3. Dada
a. Paru - Paru b. Jantung
Inspeksi Terdapat jejas di dada kanan Iktus cordis tidak terlihat
Gerakan dada simetris
RR: 27 x/menit
Retraksi dada
Tidak terkaji
G. PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
(mencakup persepsi, ekspresi dan reaksi terhadap penyakit, konsep diri, kebiasaan ibadah
(jenis/frekuensi)
Tidak terkaji
H. CAIRAN-NUTRISI-ELIMINASI
1. Intake Oral/Enteral
a. Jenis diit Kkal/hari
: Tidak terkaji
Balanca Cairan
Intake kali/hari (tampak dlm 1
: Tidak terkaji shift)
Output cc/kgBB/jam
: Tidak terkaji
Jelaskan: (Urin output dan balance cairan hari sift / hari sebelumnya dsbg)
Tidak terkaji
B. HASILPEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK
1. Hasil Labor
HT 37,1%, 40-54% L
28 Juni 2021
Hasil pemeriksan Hasil EKG menunjukkan sinus rhythm.
MEDIKASI/OBAT-OBATAN YANG DIBERIKAN SAAT INI
Rute Pemberian Obat (Nama
No Dosis Indikasi Kontra Indikasi
Obat)
penggunaannya bersamaan dengan
ceftriaxone dilaporkan dapat menimbulkan
presipitasi pada aliran darah, sehingga
IV (FD RL) 20 tpm Cairan infus yang biasa digunakan pada
tidak disarankan
1. pasien dewasa dan anak-anak sebagai
sebaiknya tidak diberikan bersamaan
sumber elektrolit dan air
dengan transfusi darah karena
meningkatkan risiko koagulasi karena
kalsium
Hipersensitif terhadap ketorolac
tromethamine dan pernah menunjukkan
reaksi alergi terhadap aspirin atau obat
AINS lainnya.
Pasien dengan atau yang mempunyai
riwayat ulkus peptikum akut, perdarahan
saluran cerna atau perforasi.
Penderita gangguan ginjal berat atau
IV (Ketorolax) 30 mg Untuk penatalaksanaan nyeri akut yang berisiko menderita gagal ginjal.
2.
berat jangka pendek (< 5 hari). Pasien yang diduga menderita perdarahan
serebrovaskular, diatesis hemoragik.
Pasien yang sedang mengalami proses
persalinan.
Ibu menyusui.
Mendapatkan obat AINS lainnya
dan probenecid.
Tidak boleh diberikan secara intratekal
atau epidural.
Untuk meringankan gejala sakit maag Hipersensitif terhadap omeprazole
dan heartburn yang ditimbulkan oleh Pasien yang sedang mengkonsumsi
penyakit asam lambung atau tukak obat-obatan yang mengandung Rilpivirine,
3. Oral (OMZ) 40 mg
lambung. Nelfinavir, Atazanavir
Obat ini juga membantu penyembuhan
kerusakan pada jaringan lambung dan
kerongkongan.
Riwayat hipersensitivitas terhadap
imunoglobulin G, imunoglobulin A,
serum kuda (TIG kuda).
diberikan pada pengobatan kasus Peringatan untuk penggunaan TIG pada
4. Anti tetanus serum tetanus dan pencegahan pada luka yang kondisi trombositopenia atau gangguan
rentan tetanus. pembekuan darah (kontraindikasi untuk
pemberian secara intramuskular)
sebaiknya TIG diberikan melalui rute
lain.
28 Juni
2021
FORMAT ANALISA
DATA
MASALAH
NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI
KEPERAWATAN
21
2
- S 37,6 oC
- RR 27 x/mnt Kerusakan
neuromuscular
Hambatan mobilitas
fisik
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen injuri fisik, spasme otot, gerakan fragmen tulang, cedera jaringan
lunak, pemasangan traksi.
SERLI FITRI
21
3
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. L Nama Mahasiswa : SERLI FITRI
Ruang : IGD NIM : 18031063
No. M.R :-