Anda di halaman 1dari 43

PEMERIKSAAN FISIK

JANTUNG

ABU BAKAR, Ns., M.Kep


a. Sesak.
Anamnesa 1. Keluhan utama. b. Nyeri dada.
. 2. Riwayat penyakit c. Edema.
sekarang. d. Berdebar.
3. Riwayat penyakit e. Sinkope.
dahulu.
4. Riwayat lingkungan a. Tekanan
& klg. darah.
5. Faktor resiko. b. Nadi.
6. Sosial ekonomi. c. Pernafasan.
d. Suhu.

a. Inspeksi &
palpasi.
Kardiovaskule Pemeriksaan 1. Keadaan umum b. Perkusi.
r& fisik. dan tanda- c. Auskultasi jtg.
pernafasan. tanda vital.
2. Kepala & leher. a. Abdomen.
3. Dada & sistem
pernafasan. b. Kulit dan
4. Sistem yang ekstrimitas.
terkait. c. Sex dan
reproduksi.
Pemeriksaan 1. Laboratorium
diagnostik.
2. Hemodinamik.
3/24/2009 3. radiologik
Abu Bakar 2
Pemeriksaan kepala & leher
 Raut muka: ekspresi/ saraf.
 Bibir: warna

 Mata : konjungtifa, sklera, kornea.

 Vena Jugularis: pengukuran

 Arteri karotis: denyutan/ suara

 Kelenjar tiroid: pembesaran.


Pemeriksaan Thorak.
INSPEKSI
 Bentukdada: cembung/ cekung.
 Gerakan pernafasan

– Takipnu
– Bradipnu
– Cheyne stoke
– Biot
– Kusmaul
 Denyut apek:
INSPEKSI
 Cari iktus kordis (pukulan ventrikel kiri/
apek, pada dinding dada) pada Interkosta
4/5 sinistra, linea medio clavicularis
sinistra (LMCS).
 Sulit ditemukan pada orang gemuk dan
kelenjer mammae besar.
 Iktus yang nyata sesuai dengan kerja
ventrikel kiri yang meningkat.
PALPASI
 Fremitus: meningkat/ menurun.
 Iktus kordis teraba atau tidak.
 Bila teraba, normal diameter + 2 cm.
- Bila kuat dan bergeser ke kiri  LVH.
- Bila naik turun pada linea sternalis kiri 
RVH.
 Periksa adanya Thrill (getaran iktus
kordis), tidak lain adalah murmur(pada
auskultasi) derajat 5-6 sehingga sangat
kerasnya dapat diraba getarannya.
- intercosta 2 kanan=> stenosis aorta
- intercosta 2 kiri=> pulmonal stenosis
- intercosta 4 kiri=> ventrikular septum
defek
PERKUSI
 Pemeriksaan paru.
 Tentukan batas-batas (ukuran) jantung.
 Pada orang gemuk atau berotot agak sulit
menentukannya.
 Biasanya abnormal yang dapat ditentukan degan
teknik ini adalah pembesaran ventrikel kiri (LVH)
– ke kiri – bawah.
 jantung pada batas kanan di intercosta 6, atas
intercosta 2, kiri intercosta 8, bawah intercosta
4/5).
AUSKULTASI
 Gunakan stetoskop.
 Suasana tenang.
 Gunakan bagian membran stetoskop untuk nada
tinggi (BJ 1 & BJ 2) dan bagian bell untuk nada
rendah (BJ 3 & BJ 4).
 Tentukan fase Sistolik dan fase Diastolik.
 Fase Sistolik : fase antara BJ I ke BJ II.
 Fase Diastolik : fase antara BJ II ke BJ I berikutnya.
 Fase Diastolik lebih lebar (lama) daripada fase Sistolik.
 Dengarkan bunyi jantung satu per satu &
tentukan bunyi jantung:
 BJ I : bunyi menutupnya katup Mitral (M) dan
Trikuspidal (T)
 BJ II : bunyi menutupnya katup Aorta (A) dan
Pulmonalis (P).

 BJ I-T (katup Trikuspidalis) --- pada interkostae 4, linea


sternalis kiri.
 BJ I-M (katup Mitralis) --- pada Interkostae 5, Linea
Medio Clavicula Sinistra (LMCS)
 BJ II-A (katup Aorta) – pada interkostae 2, linea
sternalis kanan.
 BJ II-P (katup Pulmonalis) --- pada interkostae 2, linea
sternalis kiri dan interkostae 3., linea sternalis kiri.
Bunyi jantung 1 &2 23 S1-S2
 BJ II Splitt.
– Bila pasien disuruh nafas dalam bisa terjadi bunyi yang
terbelah (split) karena pada inspirasi dalam tekanan
intra torakal berkurang, darah lebih banyak ke paru-
paru, artinya atrium kanan dan ventrikel kanan (katup
P) sedikit lama daripada ventrikel kiri (katup A). Hal ini
disebut “normal Splitting”.
– Bila tetap terdengar BJ II split, baik inspirasi maupun
ekspirasi merupakan tanda yang spesifik untuk Atrial
Septal Defect (ASD) atau Stenosis Pulmonal.
– BJ II (Splitt pada Inspirasi):
 BJ III (kalau ada !):
 Didengar didaerah M.
 Sesudah BJ II dengan jarak cukup jauh,
tidak melewati fase diastolik.
 Nada lebih rendah sehingga digunakan
bagian bell stetoskop.
 Pada anak-anak dan usia muda
merupakan hal yang normal.
 Pada orang dewasa dan lansia bila disertai
dengan tanda gagal jantung seperti
edema, dispneu maka BJ III merupakan
tanda yang cukup jelas.
 Pada gagal jantung kiri disebut irama
Gallop
 Tentukan adanya Bising Jantung
(murmur)
 Murmur adalah fibrasi/getaran yang
terjadi didalam jantung atau pembuluh
darah besar, yang diakibatkan oleh
bertambahnya arus turbulensi darah.
 Bila ada tentukan 5 hal dari murmur
tersebut :
1. Tempatnya (M,T,P) dan penjalarannya.
2. Terjadia pada fase sistolik atau
diastolik ?.
3. Derajatnya.
4. Tinggi rendahnya nada.
5. Kualitasnya.
 Tempat murmur.
 Bisa di M, T, A atau P.

• Derajat Murmur :
1. Hampir tidak terdengar.
2. Terdengar lemah.
3. Agak keras.
4. Keras.
5. Sangat keras.
6. Sampai saat stetoskop diangkat sedikit,
masih terdengar jelas.
Bunyi jantung 3-4 s3 s4
Tanda vital
 Tekanan darah
– Gunakan manset sesuai ukuran lengan 
menutupi 40%-80% lengan pasien.
– Bila hipertensi perlu dilakukan pengukuran
pada kedua lengan dan kaki.
– Sistolik normal pada orang dewasa 100 – 140
mmhg
– Diastolik 60 – 90 mmhg.
– Tekanan darah ini sebagai acuan normal atau
tidak tergantung dari kebiasaan pasien, kondisi
pasien.
 Nadi
 Hitung nadi 1 menit penuh dengan
memperhatikan:
 Frekwensi (60 – 100 X/menit=> bradikardi/
takikardia)
 Iramanya (teratur/ tidak)
 Kekuatan (lemah atau kuat=> dengan skala 0
tidak ada, +1ada tapi susah diraba, +2 nadi
lemah dapat diraba, +3 nadi dapat diraba
dengan mudah, +4 nadi kuat mungkin tidak
normal.
 CRT (capillary refill time)
 Menandakan proses pengisian arteriol/
venol.
– tekan ujung jari (pada kuku) beberapa
detik kemudian lepaskan.
– Bila darah kembali mengisi pada daerah
ujung jari kurang dari 3 detik  normal.
 Allen test
 JVP
Jugularis Vena Presure(JVP)
 Vena Jugular seperti manometer,darah
dalam Vena Jugular sama dengan level
yang berhubungan dengan tekanan
atrium kanan ( vena sentral ).
 Mengkaji bagian kanan leher karena
hemodinamik jantung kanan diteruskan
lebih banyak secara langsung dari
sebelah kanan,daripada yang kiri,vena
jugulair.
 Vena jugular ada internal dan eksternal.
 Merupakan gambaran ttg tekanan
atrium kanan dan tekanan diastolik
ventrikel kanan
 Dapat menyatakan abnormalitas
konduksi dan abnormalitas fungsi
katup trikuspid.
 Dapat merefleksikan volume pengisian
dan tekanan pada jantung kanan.
Vena Jugularis External
 Mudah dilihat krn letaknya superfisial leher
 Normalnya pd sudut 30 derajat,puncak vena
kira2 di atas garis midklavikula.
 Cara: Tekan dgn lembut pd daerah leher dgn
jempol atau telunjuk.Pengukuran memungkinkan
vena diisi dari atas mjd distensi,lalu dpt
diidentifikasi ketika jari dipindahkan dan vena
turun pd batas predistensi. Catat ketinggian dan
puncak pulsasi normalnya,panjang maximal dan
distensi vena jugularis secara parsial dpt dilihat
pd psn dgn posisi supine.Bila tdk dpt
dilihat(kolaps vena)menandakan hipovolemia pd
psn tsb.
Vena Jugularis Internal kanan
 Mberikan gamb.lbh akurat pd
hemodinamik jtg kanan,sebab hampir
tegak lurus dgn vena inominata dan
vena cava superior(Bikley dan
Stilagyi,2003)
 Vena jugularis interna kanan terletak
dlm otot sternokleidomastoid.
 Terletak bersebelahan dgn arteri karotis
bag.dalam leher,shg tdk kelihatan
Internal and External Jugular Vein
Beberapa keadaan sulit menilai vena
leher
 Obstruksi VCS,terjadi pada pasien dgn
tumor intrathorax atau hematoma.
 Meningkatnya tekanan intra thorax spt
kesulitan ekspirasi pd psn COPD atau Atsma.
 Gagal sirkulasi atau hypovolemia yg
berhub.dgn sist.nervus
simpatis,menyebabkan venokonstiksi.
 Psn dgn leher pendek dan kulit tebal,dimana
vena leher sulit dilihat.
 Psn dgn kasus bedah,trauma,tracheostomy
dan adanya balutan di area leher.
Perbedaan arteri karotis dan Vena
jugularis
 Arteri Karotis  Vena Jugularis
 Tak jelas dilihat,tp  Dpt dilihat,tak dpt
dpt diraba. diraba
 Tak berubah dgn  Berubah saat tjd
posisi. perub.posisi
 Penekanan di atas  Tekanan pd
clavikula tak bag.bawah leher akan
bpengaruh mhilangkan pulsasi
jugularis
 Nadi tak
dipengaruhi oleh  Nadi akan melemah
respirasi dgn inspirasi dalam
Cara Pengukuran
 Untuk pemeriksaan vena jugular,pasien harus
rileks dan bernafas dengan normal dengan posisi
kepala netral di atas bantal kecil.
 Menggunakan sumber cahaya,seperti senter kecil
yang dapat dilakukan pada leher yang digunakan
untuk memperjelas penglihatan vena di leher dan
pulsasi vena.
 Mulai dgn posisi psn supine,kepala dinaikkan
setinggi 15-30 derajat pd tempat tidur.
 Kepala psn dipalingkan menjauhi sisi leher yg
akan diperiksa.
 Cari Vena jugularis eksterna,
 Cari denyut vena jugularis interna(Bedakan
denyutan ini dgn denyutan arteri karotis interna)
 Tentukan titik tertinggi dimana denyutan vena
jugularis interna msh terlihat.
 Dengan mgunakan penggaris,ukur jarak vertikal
antara titik ini dgn sudut sternal
 Carilah jarak dlm centimeter dan tentukan sudut
kemiringan psn berbaring(misalnya dgn vena
jugularis 5 cm diatas sudut sternal,dgn kepala
dinaikan 30 derajat,
 Tekanan vena Jugular normal kurang dari 9 cmh2o
(Bickley & Szilagi,2003)
 Jika vena jugular interna tidak dapat ditemukan
boleh menggunakan pengukuran pada tekanan
vena jugular eksternal. (McGee,1998).
 P’ukuran vena central dihitung dari ketinggian
pulsasi ditambah 5 cm dari RA ke sudut sternal.
Dgn demikian,jika ketinggian pulsasi 10 cm diatas
sudut sternal.maka tek.vena sentral
10cm+5cm=15cm
 Rentang normal puncak pulsasi vena sampai ke
level sudut sternal adl kurang dari 6cm.atau
tek.vena central <11cmH2O
Video JVP
Penyebab peningkatan
tekanan vena
 Karena masalah kardiak:
1.Gagal jantung kanan
sekunder,selanjutnya gagal jantung kiri.
2.Ggl jtg kanan
3.Cor pulmunal
4.Stenosis katup trikuspid atau pulmonal
5.Efusi perikardial atau tamponade
6.Restriktif cardiomiopati atau constriktif
perikarditis
7.Lesi pd jtg kanan
 Masalah non kardiak
1.Obstruksi vena kava superior
2.Peningkatan volume darah
3.Peningkatan intrathorax s.d
tek.positif ventilasi mekanik,manuver
valsava,peny. Obstruksi jalan
nafas,tension pneumothorax
4.Peningkatan tek.intra abdomen s.d
kehamilan,obesitas,ascites
Diagnosa Keperawatan
 Penurunan curah jantung
 Gangguan perfusi jantung

 Intoleransi aktivitas

 Kelebihan volume cairan

 Gangguan pertukaran gas

 Cemas

 Kurang pengetahuan
Intervensi
 Curah jantung meningkat
 Meningkatkan perfusi jatung

 Pencegahan komplikasi

 Aktifitas maksimal

 Pengetahuan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai