Anda di halaman 1dari 5

Skenario 2.

Anak Idaman Mengalami Sesak


Seorang anak laki laki 3 tahun dibawa ibunya ke praktek dokter keluarga karena sesak nafas
sejak 2 hari ini. Keluhan sesak ini sebenarnya sudah sering dialami sejak bayi. Ibu juga
mengatakan anak sering capek bila bermain dan seringkali menderita batuk pilek berulang
dan berkeringat banyak. Anak tidak pernah terlihat biru. Pasien lahir ditolong bidan ,
langsung menangis dan tidak biru saat lahir. Riwayat saat hamil, ibu tidak mengkonsumsi obat
obatan tertentu,dan tidak minum alkohol. Pada pemeriksaan fisik ditemukan berat badan 13 kg,
Nadi dan tekanan darah normal, anak memiliki perawakan kecil dan kurus, tidak ada
dismorfologi wajah seperti down syndrome, sianosis (-). Pada pemeriksaan thoraks
didapatkan Inspeksi : bentuk dada normal namun Voussure cardiaque (+), terdapat retraksi
sela intercostal (+). Palpasi: ictus cordis teraba tergeser ke bawah dan lateral, Thrill teraba di
sela iga III-IV tepi kiri sternum. Perkusi kesan kardiomegali. Auskultasi didapatkan bising
pansistolik dengan punctum maksimum pada sela iga III,IV dan V tepi kiri sternum,
intensitas bising derajat 4/6. Pemeriksaan ekstremitas tidak diapatkan jari tabuh. Dokter
mengkonsultasikan ke dokter jantung anak setelah memberikan penjelasan bahwa diperlukan
pemeriksaan lanjutan seperti Foto thorax, EKG dan echocardiografi. Setelah mendapat
penjelasan oleh dokter mengenai pemeriksaan lanjutan dan kemungkinan pengobatan, kedua
orangtua merasa berkecil hati karena mereka tidak memiliki jaminan kesehatan dan hanya
bekerja sebagai tukang sapu jalanan. Anak merupakan anak pertama yang telah diidamkan
selama menikah 10 tahun.
STEP 1
 Sianosis : perubahan warna kulit dan membrane mukosa menjadi kebiruan
karena meningkatnya hemoglobin dan terdeoksigenasi dalam darah yang masuk ke dlam
jaringan
 Retraksi sela intercostal : penarikan otot sela iga ketika penderita berusaha keras untuk
bernafas
 Voussure cardiaque : penonjolan setempat yang lebar di daerah precordium di antara
sternum dan apex cordis
 Echocardiografi : teknik pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang
suara dengan frekuensi tinggi untuk memvisualisasikan gambaran struktur jantung dan
pembuluh darah serta fungsi jantung pada layar monitor
 Thrill : vibrasi yang berfrekuensi rendah yang dihubungkan dengan
bising jantung yang keras
 Bising pansistol : bising yang timbul akibat aliran balik yang melalui bagian
jantung yang masih terbuka saat fase systole
 Jari tabuh : Terjadi obliterasi sudut antara kuku dan lipatan kulit, konveksitas
kuku menjadi berlebihan dan terjadi pelebaran dan penebalan jari

STEP 2
1. Mengapa batuk pilek berulang dan berkeringat banyak ?
2. Mengapa anak tersebut mengalami sesak nafas ?
3. Mengapa Anak tidak pernah terlihat biru ?
4. Mengapa ditemukan thrill di sela iga III IV tepi kiri sternum ?
5. Mengapa ditemukan retraksi intercostal ?
6. Mengapa diperlukan pemeriksaan cardiography ?
7. Apa saja derajat intensitas bising jantung ?
8. Apa kemungkinan yang terjadi pada pasien ?

STEP 3
1.
2. Karena adanya lesi jantung yang salah satunya berakibat pada kenaikan beban volume. Lesi
yang paling sering adalah lesi yang menimbulkan shunt dari kiri ke kanan. Sebutan persamaan
patofisiologi pada kelompok ini adalah komunikasi antara sisi sirkulasi sistemik dan pulmonal
yang menimbulkan shunt darah teroksigenasi penuh kembali ke dalam paru-paru. Arah dan besar
shunt yang melewati sirkulasi sistemik dan pulmonal demikian tergantung pada ukuran defek
dan tekanan relative pulmonal dan sistemik serta tahanan vaskuler pulmonal dan sistemik. Jika
defeknya berukuran besar, aliran darah ke paru-paru akan meningkat, bertambahnya volume
darah dalam paru-paru menurunkan kelenturan pulmonal dan menaikkan kerja pernafasan.
Cairan bocor kedalam sela interstisial dan alveoli menimbulkan edema paru (karena adanya
penumpukan cairan di dalam paru). Pada bayi akan timbul gejala-gejala seperti takipnea,
retraksi dada, pernafasan cuping hidung dan mengi.
3. Adanya celah pada septum mengakibatkan terjadinya aliran pirau (shunt) dari satu sisi ruang
jantung ke ruang sisi lainnya. Karena tekanan darah di ruang jantung sisi kiri lebih tinggi
disbanding sisi kanan, maka aliran pirau yang terjadi adalah dari kiri ke kanan. Akibatnya, aliran
darah paru berlebihan. Aliran pirau ini juga bisa terjadi bila pembuluh darah yang
menghubungkan aorta dan pembuluh pulmonal tetap terbuka.13 Karena darah yang mengalir dari
sirkulasi darah yang kaya oksigen ke sirkulasi darah yang miskin oksigen, maka penampilan
pasien tidak biru (asianotik).

4. Thrill teraba karena terdapat bising jantung dengan derajat 4/6.


Thrill (getaran karena adanya bising jantung) sering dapat diraba. Bising jantung dengan
gradasi 3-4 biasanya dapat teraba sebagai thrill. Sensasi yang terasa adalah seperti meraba leher
kucing. Bila pada palpasi pertama belum ditemukan adanya thrill sedangkan pada auskultasi
terdengar bising jantung derajat 3-4, kembali lakukan palpasi pada lokasi ditemukannya bising
untuk mencari adanya thrill. Thrill sering menyertai bising jantung yang keras dan kasar seperti
yang terjadi pada stenosis aorta, Patent Ductus Arteriosus, Ventricular Septal Defect, dan kadang
stenosis mitral.
5. Otot interkostal adalah otot-otot yang berada di antara sela-sela tulang rusuk Anda. Otot-otot
interkostal berfungsi membantu dada mengembang dan mengempis saat Anda bernafas.
Pada kondisi normal, saat seseorang bernafas, otot yang memiliki peran paling besar
dalam bernafas adalah otot diafragma, yakni lapisan otot yang memisahkan rongga dada
dan rongga perut.
Tetapi beberapa kondisi kesehatan dapat menyebabkan otot diafragma tidak bisa bekerja
secara optimal, sehingga otot diafragma membutuhkan bantuan ekstra dari otot-otot
interkostal, akibatnya, otot-otot interkostal Anda bekerja lebih keras dari biasanya,
sehingga otot-otot interkostal tampak seperti membentuk sela iga yang cukup dalam,
- Sela iga II kiri untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup pulmonal.
- Sela iga III kanan untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari aorta
- Sela iga IV dan V di tepi kanan dan kiri sternum atau ujung sternum untuk mendengar
bunyi jantung yang berasal dari katup trikuspidal.
6. Pemeriksaan cardiography dapat memberikan gambaran :
1.struktural anatomi jantung dan pembuluh besar, berperan dalam diagnosa kelainan
jantung bawaan
2. Menetapkan derajat kelainan
3. Mendeteksi struktur anatomi katup (kekakuan, pembukaan /penutupan, tebalnya,
geraknya, perlekatan).
4. Menilai kemampuan gerak otot -otot dinding jantung akibat penyempitan pembuluh
koroner.
5. Memeriksa ukuran ruang jantung apakah membengkak atau tidak sebagai konfirmasi
memperjelas gambaran foto rontgen dada.
6. Memeriksa apakah ada kelebihan cairan di dalam kantong yangmelindungi jantung
sehingga mengganggu fungsi pompa jantung
7. Derajat intensitas bising
- Derajat 1 : sangat samar-samar sekalipun dengan stetoskop dan baru terdengar setelah
dokter yang mendegarkannya sudah membiasakan telinganya untuk menangkap bunyi
- Derajat 2 : bising tidak terdengar (senyap), tetapi segera terdengar ketika kita meletakkan
ujunga stetoskop pada dada pasien
- Derajat 3 : bising terdengar cukup keras
-Derajat 4 : bising terdengar keras disertai thril yang dapa diraba
-Derajat 5 : bising terdengar sangat keras disertai thrill. Dapat terdengar ketika sebagian
ujung stetoskop diangkat dari permukaan dadad pasien
-Derajat 6 : bising terdengar sangat keras disertai thrill bahkan terdengar ketika stestoskop
diangkat 1 cm dari permukaan thorax
8.Dari keluhan pasien didapatkan pasien anak laki-laki 3 tahun dengan BB 13 kg sering
mengalami sesak sejak bayi,sering capek, batuk dan berkeringat banyak, sejak lahir tidak pernah
terlihat biru, Voussure cardiaque(+),retraksi sela intercostal (+),ictus cordis teraba tergeser ke
bawah dan lateral, Thrill teraba di sela iga III-IV tepi kiri sternum,Auskultasi didapatkan bising
pansistolik dengan punctum maksimum pada sela iga III,IV dan V tepi kiri sternum, intensitas
bising derajat 4/6. Kemungkinan pasien mengalami Congenital Heart Disease nonsianotik yakni
Ventricular Septal Defect (VSD). Diagnosis VSD ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaa penunjang berupa pemeriksaan radiologi thorax dan electrokardiogram.
Namun ekokardiografi sekarang berperan sangat penting dalam membantu menegakkan
diagnosis. Apa yang ditemukan pada pemeriksaan fisik tergantung dari ukuran defek dan
perubahan pada tahan vaskular paru. Pada VSD dengan defek yang besar precordium hiperaktif
karena overloadnya volume dan tekanan pada ventriculus dextra (Spicer et al., 2014).
Defek septum ventrikel (ventricular septal defect, VSD) merupakan penyakit jantung bawaan
(congenital heart disease, CHD) yang paling sering ditemukan pada bayi dan anak.
Defek septum ventrikel merupakan 20–30% dari seluruh penyakit jantung bawaan.
Secara global angka kejadian penyakit jantung bawaan dilaporkan terjadi pada 8–10 setiap
1.000 kelahiran hidup, dari jumlah tersebut 20–30% adalah VSD.

STEP 4

Ventricular Septal
Defect (VSD)

Etiologi dan Faktor Patofisiologi Klasifikasi Tatalaksana


Resiko

Komplikasi dan
Prognosis
STEP 5
1. Mahasiswa dapat memahami etiologi VSD
2. Mahasiswa dapat memahami patofisiologi VSD
3. Mahasiswa dapat memahami etiologi Mahasiswa dapat mengetahui VSD
4. mahami manifestasi klinis VSD
5. Mahasiswa dapat memahami pemeriksaan penunjang VSD
6. Mahasiswa dapat memahami tata laksana VSD

Anda mungkin juga menyukai