STEP 2
1. Mengapa batuk pilek berulang dan berkeringat banyak ?
2. Mengapa anak tersebut mengalami sesak nafas ?
3. Mengapa Anak tidak pernah terlihat biru ?
4. Mengapa ditemukan thrill di sela iga III IV tepi kiri sternum ?
5. Mengapa ditemukan retraksi intercostal ?
6. Mengapa diperlukan pemeriksaan cardiography ?
7. Apa saja derajat intensitas bising jantung ?
8. Apa kemungkinan yang terjadi pada pasien ?
STEP 3
1.
2. Karena adanya lesi jantung yang salah satunya berakibat pada kenaikan beban volume. Lesi
yang paling sering adalah lesi yang menimbulkan shunt dari kiri ke kanan. Sebutan persamaan
patofisiologi pada kelompok ini adalah komunikasi antara sisi sirkulasi sistemik dan pulmonal
yang menimbulkan shunt darah teroksigenasi penuh kembali ke dalam paru-paru. Arah dan besar
shunt yang melewati sirkulasi sistemik dan pulmonal demikian tergantung pada ukuran defek
dan tekanan relative pulmonal dan sistemik serta tahanan vaskuler pulmonal dan sistemik. Jika
defeknya berukuran besar, aliran darah ke paru-paru akan meningkat, bertambahnya volume
darah dalam paru-paru menurunkan kelenturan pulmonal dan menaikkan kerja pernafasan.
Cairan bocor kedalam sela interstisial dan alveoli menimbulkan edema paru (karena adanya
penumpukan cairan di dalam paru). Pada bayi akan timbul gejala-gejala seperti takipnea,
retraksi dada, pernafasan cuping hidung dan mengi.
3. Adanya celah pada septum mengakibatkan terjadinya aliran pirau (shunt) dari satu sisi ruang
jantung ke ruang sisi lainnya. Karena tekanan darah di ruang jantung sisi kiri lebih tinggi
disbanding sisi kanan, maka aliran pirau yang terjadi adalah dari kiri ke kanan. Akibatnya, aliran
darah paru berlebihan. Aliran pirau ini juga bisa terjadi bila pembuluh darah yang
menghubungkan aorta dan pembuluh pulmonal tetap terbuka.13 Karena darah yang mengalir dari
sirkulasi darah yang kaya oksigen ke sirkulasi darah yang miskin oksigen, maka penampilan
pasien tidak biru (asianotik).
STEP 4
Ventricular Septal
Defect (VSD)
Komplikasi dan
Prognosis
STEP 5
1. Mahasiswa dapat memahami etiologi VSD
2. Mahasiswa dapat memahami patofisiologi VSD
3. Mahasiswa dapat memahami etiologi Mahasiswa dapat mengetahui VSD
4. mahami manifestasi klinis VSD
5. Mahasiswa dapat memahami pemeriksaan penunjang VSD
6. Mahasiswa dapat memahami tata laksana VSD