Anda di halaman 1dari 7

Nama : hasnul hadi

Kelas : 4.2
NIM : 180204087

ASKEP GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR

Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan
2. Keluhan utama:

 Nyeri dada
 Sesak nafas
 Edema

Keluhan utama digunakan untuk mengumpulkan data tentang kebiasaan yang mencerminkan
refleksi perubahan dan sirkulasi oksigen.

1. Nyeri à lokasi, durasi, awal pencetus, kwalitas, kuantitas, factor yang


memperberat/memperingan, tipe nyeri.
2. Integritas neurovaskuler à mengalami panas, mati rasa, dan perasaan geli.
3. Status pernafasan à sukar bernafas, nafas pendek, orthopnoe, paroxysmal nocturnal
dyspnoe dan efek latihan pada pernafasan.
4. Gangguan sirkulasi à peningkatan berat badan, perdarahan, pasien sudah lelah.
5. Riwayat kesehatan sebelumnya à penyekit yang pernah diderita, obat-obat yang
digunakan dan potensial penyakit keturunan.
6. Kebiasaan pasien à diet, latihan, merokok dan minuman
7. Riwayat Perkembangan
8. Struktur system kardiovaskuler berubah sesuai usia.
9. Efek perkembangan fisik denyut jantung.
10. Produksi zat dalam darah.
11. Tekanan darah
12. Riwayat Sosial
13. Cara hidup pasien
14. Latar belakang pendidikan
15. Sumber-sumber ekonomi
16. Agama
17. Kebudayaan dan etnik

Riwayat Psikologis
Informasi tentang status psikologis penting untuk mengembangkan rencana asuhan
keperawatan

1. Mengidentifikasi stress/ sumberr stress


2. Mengidentifikasi cara koping, mekanisme dan sumber-sumber coping

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan untuk menegakan diagnosa pada kasus
gangguan kardiovaskuler diantaranya :

1. Pemeriksaan EKG
2. Pemeriksaan enzim jantung
3. Pemeriksaan rongen
4. Pemeriksaan ecokardiograf
5. MRI

Pola Kesehatan Fungsional (Gordon)


Pola persepsi kesehatan dan penanganan kesehatan : klien merasakan kondisi kesehatan dan
bagaimana cara menangani

1. Pola nutrisi/ metabolic; gambaran pola makanan dan kebutuhan cairan b/d kebutuhan
metabolic dan suplai nutrisi
2. Pola eliminasi : gambaran pola fungsi pembuangan (BAB, BAK, melalui kulit)
3. Pola aktifitas/olah raga : gambaran pola aktifitas, olahraga, santai, rekreasi
4. Pola tidur-istirahat : gambaran pola tidur, istirahat, dan relaksasi
5. Pola kognitif dan perceptual gambaran pola konsep diri klien dan persepsi terhadap
dirinya
6. Pola peran/hubungan : gambaran pola peran dalam berpartisipasi / berhubungan dengan
orang lain
7. Pola seksualitas/reproduksi : gambaran pola kenyamanan/tidak nyaman dengan pola
seksualitas dan gambaran pola reproduksi
8. Pola koping/ toleransi stress : gambaran pola koping klien secara umum dan efektifitas
dalam toleransi terhadap stress
9. Pola nilai/ keyakinan gambaran pola nilai-nilai keyakinan (termasuk aspek spiritual) dan
tujuan yang dapat mengarahkan menentukan pilihan/ keputusan

Pengkajian Fisik

1. Pemeriksaan Jantung

Pemeruksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum dan khusus pada jantung. Sebelum
melakukan pemeriksaan fisik khusus pada jantung, maka penting terlebih dahulu melihat
pasien secara keseluruhan atau keadaan umum termasuk mengukur tekanan darah, denyut
nadi, suhu badan dan frekuensi pernafasan. Keadaan umum secara keseluruhan yang perlu
dilihat adalah :

 Bentuk tubuh gemuk/ kurus


 Anemis
 Sianosis
 Sesak nafas
 Keringat dingin
 Muka sembab
 Edema kelopak mata
 Asites
 Bengkak tungkai atau pergelangan kaki
 Clubbing ujung jari-jari tangan

Pada pasien khusus penyakit jantung amat penting melakukan pemerriksaan nadi adalah :

 Kecepatan/ menit
 Kuat/ lemah (besar/kecil)
 Teratur atau tidak
 Isi setiap denyut sama kuat atau tidak

Pemeriksaan fisik jantung dapat meliputi pemeriksaan secara inspeksi, palsasi, auskultasi dan
perkusi :
Inspeksi

 Lihat dan perhatikan impuls dari iktus kordis

Mudah terlihat pada pasien yang kurus dan tidak terlihat pada pasien yang gemuk atau
emfisema pulmonum. Yang perlu diperhatikan adalah titik impuls maksimum (Point of
maximum Impulse). Normalnya berada pada ruang intercostals V pada garis midklavikula
kiri. Apabila impuls maksimum ini bergeser ke kiri berarti ada pembesaran jantung kiri atau
jantung terdorong atau tertarik ke kiri.

 Toraks/ dada

Pasien berbaring dengan dasar yang rata. Pada bentuk dada “veussure cardiac” dinding toraks
di bagian jantung menonjol menandakan penyakit jantung congenital. Benjolan ini dapat
dipastikan dengan perabaan vena jungularis eksterna (dileher kiri dan kanan) dengan teknik
sebagai berikut :

 Posisi pasien setengah duduk dengan kemiringan + 45 dderajat


 Leher diluruskan dan kepala menoleh sedikit ke kiri pemeriksa di kanan pasien
 Perhatikan vena jungularis eksterna yang terletak dileher; apakah terisi penuh/ sebagian,
dimana batas atasnya bergerak naik turun
 Dalam keadaan normal vena jungularis eksterna tersebut kosong/ kolap
 Vena jungularis yang terisi dapat disebabkan oleh:
 Payah jantung kanan (dengan atau tanpa jantung kiri)
 Tekanan intra toraks yang meninggi
 Tamponade jantung
 Tumor mediastinum yang menekan venacava superior
Palpasi
Palpasi dapat mengetahui dengan mengenal ukuran jantung dan denyut jantung. Point of
Maximum Impulse dipalpasi untuk mengetahui getaran yang terjadi ketika darah mengalir
melalui katup yang menyempitkan atau mengalami gangguan.
Dengan posisi pasien tetap terlentang kita raba iktus kordis yang kita amati pada inspeksi.
Peradaban dilakukan dengan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) atau dengan telapak tangan.
Yang perlu dinilai adalah:

 Lebarr impuls iktur kordis


 Kekuatan angkatnya

Normal lebar iktus kordis tidak melebihi 2 jari. Selain itu perlu pula dirasakan (dengan
telapak tangan) :

 Bising jantung yang keras (thrill)


 Apakah bising sistolik atau diastolic
 Bunyi murmur
 Friction rub (gesekan pericardium dengan pleura)

Iktus kordis yang kuat dan melebar tanda dari pembesaran/ hipertrofi otot jantung akibat
latihan/ atlit, hipertensi, hipertiroid atau kelainan katup jantung.
Perkusi
Dengan posisi pasien tetap berbaring atau terlentang kita lakukan pemeriksaan perkusi.
Tujuannya adalah untuk menentukan batas jantung (batas atas kanan kiri). Teknik perkusi
menuntut penguasaan teknik dan pengalaman, diperlukan keterampilan khusus. Pemeriksaan
harus mengetahui tentang apa yang disebut sonor, redup dan timpani.
Auskultasi

 Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung, irama jantung, bunyi jantung,
murmur dan gesekan (rub).
 Bunyi jantung perlu dinilai kualitas dan frekuensinya. Bunyi jantung merupakan refleksi
dari membuka dan menutupnya katup dan terdengar di titik spesifik dari dinding dada.
 Bunyi jantung I (S1) dihasilkan oleh penutupan katup atrioventrikuler (mitral dan
trikuspidalis).
 Bunyi jantung II (S2) disebabkan oleh penutupan katup semilunar (aorta dan pulmonal).
 Bunyi jantung III (S3) merupakan pantulan vibrasi ventrikuler dihasilkan oleh pengisian
ventrikel ketika diastole dan mengikuti S2.
 Bunyi jantung IV (S4) disebabkan oleh tahanan untuk mengisi ventrikel pada diastole
yang lambat karena meningkatnya tekanan diastole ventrikel atau lemahnya
penggelembungan ventrikel.
 Bunyi bising jantung disebabkan oleh pembukaan dan penutupan katup jantung yang
tidak sempurna. Yang perlu diperhatikan pada setiap bising jantung adalah :
 Apakah bising sistolik atau diastolic atau kedua-duanya.
 Kenyaringan (keras-lemah) bising.
 Lokasi bising (yang maksimal).
 Penyebaran bising.

Adapun derajat kenyaringan bising jantung dipengaruhi oleh :

 Kecepatan aliran darah yang melalui katup.


 Derajat kelainan/gangguan katup.
 Tebal tipisnya dinding toraks.
 Ada tidaknya emfisema paru.

Tingkat kenyaringan bising jantung meliputi :

 Tingkat I : sangat lemah, terdengar pada ruangan amat sunyi.


 Tingkat II : lemah, dapat didengar dengan ketelitian.
 Tingkat III : nyaring, segera dapat terdengar/mudah didengar.
 Tingkat IV : amat nyaring tanpa thrill.
 Tingkat V : amat nyaring dengan thrill (getaran teraba)
 Tingkat VI : dapat didengar tanpa stetoskop.

Murmur adalah bunyi hasil vibrasi dalam jantung dan pembuluh darah besar disebabkan oleh
bertambahnya turbulensi aliran. Pada murmur dapat ditentukan :

 Lokasi : daerah tertentu/menyebar


 Waktu : setiap saat, ketika sistolik/diastolic.
 Intensitas :
 Tingkat 1 : sangat redup.
 Tingkat 2 : redup
 Tingkat 3 : agak keras
 Tingkat 4 : keras
 Tingkat 5 : sangat keras
 Tingkat 6 : kemungkinan paling keras.\
 Puncak : kecepatan aliran darah melalui katup dapat berupa rendah, medium dan tinggi.
 Kualitas : mengalir, bersiul, keras/kasar, musical, gaduh atau serak.

Gesekan (rub) adalah bunyi yang dihasilkan oleh parietal dan visceral oleh perikarditis.
Bunyi kasar, intensitas, durasi dan lokasi tergantung posisi klien.
Pemeriksaan Pebuluh darah pembuluh darah terdiri dari :
Inspeksi
Pada pemeriksaan ini untuk mengobservasi warna, ukuran dan sirkulasi perrifer.
Palpasi
Untuk mengetahui suhu, edema dan denyutan. Pemeriksa dapat menekan tempat tersebut
dengan ketentuan :
+ 1 = cekung sedikit yang cepat hilang.
+ 2 = cekung menghilang dalam waktu 10-15 detik.
+ 3 = cekung dalam yang menghilang dalam waktu 1-2 menit.
+ 4 = bebas cekungan hilang dalam waktu 5 menit atau lebih.
Auskultasi
Pada pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendengar bunyi arteri
Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada ganguan system kardiovaskuler
diantaranya :

1. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.


2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan kebutuhan
tubuh.
3. Kecemasan (uraikan tingkatannya) b/d ancaman/perubahan kesehatan-status sosio-
ekonomi; ancaman kematian.
4. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama dan konduksi
listrik jantung; penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler sistemik;
infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti aneurisma ventrikel dan
kerusakan septum.
5. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah koroner.
6. (Risiko tinggi) Kelebihan volume cairan b/d penurunan perfusi ginjal; peningkatan
natrium/retensi air; peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma.
7. Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan terapi) b/d kurang terpajan atau
salah interpretasi terhadap informasi tentang fungsi jantung/implikasi penyakit jantung
dan perubahan status kesehatan yang akan datang.

Contoh kasus

KASUS :
Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri dada selama 6
bulan terakhir mengalami nyeri dada substernal yang bersifat intermitten dan menjalar ke
lengan kiri. Nyeri pertama kali terjadi ketika melakukan aktivitas dan masa lalu dia
cenderung lebih suka mengkonsumsi minuman yang berakohol dan makan-makan yang
berlemak tinggi dan dia memiliki riwayat penyakit hipertensi.

Setelah dikaji data :

Bb : 100, TB : 170, TD : 155/100mmHg, RR : 28*/mnt , nadi 110*/menit

1. Dari contoh kasus diatas factor resiko yang bias dirubah adalah ?
a) Ras
b) Jenis kelamin
c) Genetic
d) Usia
e) Pola kehidupan sehari-hari
Jawaban ( e )

2. Dari kasus diatas dignosa utama yang mucul adalah ?


a) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemik jaringan jantung atau
sumbatan pada arterikoronaria
b) Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubngan dengan
penurunan
c) Resiko cedera berhubungan dengan pengelihatan kabur
d) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan jantung mengedarkan darah
keseluruh tubuh
e) Kelebihan volume cairan berhubungn dengan penimpunan cairan di perifer
Jawaban ( a )

Anda mungkin juga menyukai