Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER


PADA PENYAKIT
ARITMIA JANTUNG

Oleh
Kelompok 2

1.Sarah faradilla
2.Rika salvia
3.Rohani
Pengertian

Gangguan irama jantung (aritmia) merupakan kelainan elektrofisiologis jantung


yang disebabkan oleh gangguan konduksi jantung, gangguan pembentukan atau
penghantaran implus. Kematian mendadak berasal dari gangguan irama
diperkirakan 50% dari seluruh kematian karena penyakit jantung
(Twistiandayani, 2012).

Aritmia merupakan irama jantung yang tidak normal yang disebabkan oleh
perubahan electrical system pada jantung. Dalam aritmia detak jantung bisa
menjadi cepat dari keadaan normal disebut takikardia, atau bisa bergerak lambat
disebut bradikardia. Dalam kasus atrial fibrillation (AF) jantung tidak memompa
secara teratur atau tidak bekerja sebagaimana mestinya (NAFOA, 2016)
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan
miokard (miokarditis karena infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme
arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan
obat-obat anti aritmia lainnya
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolik
8. Gangguan endokrin
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
Beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu :

1.Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi )


2.Nyeri dada ringan sampai berat
3.Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman
4.pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi)
5.Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema,
edema (trombosis sipe-rfisial); kehilangan tonus
otot/kekuatan.
 
6 .Palpitasi

7. Pingsan
8. Rasa tidak nyaman di dada

9. Lemah atau keletihan (perasaan)


10. Detak jantung cepat (tachycardia)Detak
jantung lambat (bradycardia)
Dalam hal ini facemake tidak pada NSA, tetapi pada tempat
diluar NSA. Jadi setiap impuls yang berasal dari luar NSA
dianggap sebagai keadaan abnormal yang menimbulkan
denyut
ektopik
3.Gangguan sistem induksi
Dalam hal ini terjadi gangguan penghantar rangsangan atau
impuls pada jantung, terutama disebabkan adanya blok system
konduksi jantung. Blok jantung mengakibatkan:
- Penghambatan penghantaran impuls sehingga periode waktu
penghantaran impuls memanjang (menjadi lebih
lama),menyebabkan kecepatan denyut jantung dapat berkurang
sampai dibawah normal.Pemutusan (penghentian) penghantar
impuls, dapat terjadi henti jantung (=cardiac arrest).
Fatofisiologi

Secara klinis, diagnosa aritmia berdasarkan pada interpretasi


Elektrokardiogram (EKG). Kelainan atau gangguan irama jantung dapat
digolongkan sesuai mekanisme dasar penyebab timbulnya aritmia :
1.Kelainan otomatisitas nodus sinus (nodus sinotrial =
NSA).Kecepatan denyut jantung normal sekitar 60 – 100
denyut permenit (=60 – 100 dpm). Perubahan kecepatan
mengadakan impuls dari NSA dapat terjadi dua keadaan :
- Pembentukan impuls cepat maka kecepatan denyut jantung
bertambah,
misanya diatas 100 dpm disebut takikardia.
- Pembentukan impuls pelan maka kecepatan denyut jantung
berkurang,misalnya dibawah 60 dpm disebut barhikardia.
2. Adanya face makerektopik
1.   EKG
2.   Monitor Halter
3.   Foto dada
4.   Skan pencitraan miokardia
5.   Tes stress latihan
6.   Elektrolit
7.   Pemeriksaan obat
8.   Pemeriksaan Tiroid
9.   Laju Sedimentasi
10. GDA/Nadi Oksimetri
Komplikasi
• Aritmia tertentu dapat meningkatkan risiko mengembangkan kondisi
seperti: 
• Stroke.
• Gagal jantung
• fibrilasi ventrikel.
• Tekanan darah menurun secara drastis, dapat merusak organ vital,
termasuk otak, yangsangat membutuhkan suplai darah.
• Dalam kasus yang parah, irama jantung dapat menjadi begitu kacau
sehingga menyebabkankematian mendadak.
Prognosis
Sebagian besar aritmia tidak menyebabkan gejala atau menganggu
kemampuan jantung untuk memompa darah. Jadi biasanya aritmia
menimbulkan resiko yang sedikit atau tidak ada, meskipun aritmia dapat
menyebabkan kecemasan yang besar, jika seseorang menyadari aritmia.
Pathway Aritmia
Asuhan keperawatan
 
1. PENGKAJIAN
• Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini antara lain: Nama,
Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status
Mental, Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor
registrasi.
• Keluhan Utama
Berisi data pasien singkat dan jelas, 2 atau 3 kata yang
merupakan keluhan yang membuat pasien meminta bantuan
kesehatan.Jika pengkajian dilakukan setelah beberapa hari
pasien MRS maka keluhan utama diisi dengan keluhan yang
dirasakan saat pengkajian.
• Riwayat Penyakit Terdahulu
Penyakit yang pernah dialami, riwayat alergi,
kebiasaan merokok, minum kopi, obat – obatan dan
alcohol.
• Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit yang dialami satu anggota keluarga, bila
merupakan penyakit keturunan, mengkaji 3 generasi ke
atas. Anggota keluarga apakah ada yang mempunyai
penyakit atau tidak.
• Riwayat Kesehatan Lingkungan
Identifikasi lingkungan sekitar rumah klien, apakah
klien tinggal di lingkungan bersih atau kotor.
Pemeriksaan Fisik

• Tanda-tanda Vital, TB dan BB :


S : ……°C (SUHU. axilla, rectal, oral) N :
…. x/menit ( NADI. teratur, tidak teratur,
kuat, lemah) TD : …../…..mmHg (lengan kiri,
lengan kanan, berbaring, duduk) RR :
….x/menit (regular/ irregular)TB : … cm BB
: …. Kg ( cara menghitung berat badan ideal
: TB -100 ( ± 10% dari hasil ).
Pemeriksaan Persistem

• System pernapasan
Anamnesa : karakteristik batuk (produktif/non produktif), sesak nafas, nyeri
dada
(PQRST)
• Hidung
Inspeksi : Napas cupping hidung
Palpasi : nyeri tekan
• Mulut
Inspeksi : mukosa bibir, alat bantu nafas (ETT)
• Area dada
Inspeksi : pola nafas, penggunaan otot bantu pernapasan , kesimetrisan dada
Palpasi : nyeri tekan
Perkusi : batas – batas jantung
Auskultasi : suara nafas (ronkhi, wheezing)
• Cardiovascular danLimfe
Anamnesa : Identifikasi adanya nyeri dada (PQRST)
• Wajah
Inspeksi : sembab, pucat, konjungtiva pucat / tidak
• Leher
Inspeksi : bendungan vena jugularis
• Dada
Inspeksi : bentuk dan pergerakan dada (simetris/tidak)
Palpasi : letak ictus kordis
Perkusi : batas jantung
Auskultasi : bunyi jantung (Bj1 dan Bj2) atau kelainan bunyi jantung (gallop ,murmur)
• Ekstrimitas atas
Inspeksi : sianosis, clubbing finger
Palpasi : CRT
• Ekstrimitas bawah
Inspeksi : identifikasi edema pada ektrimitas , clubbing finger
Palpasi : identifikasi adanya benjolan pada ekstrimitas
 
Persyarafan

• Uji nervus 1 olfaktorius (pembau) :


• Uji nervus II opticus (penghilatan) :
• Uji nervus III oculomotorius :
• Uji Nervus IV toklearis
• Uji nervus V trigeminus
• Uji nervus VI abdusen
• Uji nervus VII facialis
• Uji nervus VIII additorious / akustikus
• Uji nervus IX glosoparingeal
• Uji nervus X vagus
• Uji nervus XI aksesorius
• Uji nervus hypoglossal
• Sistem pencernaan-Eliminasi Alvi
Anamnesa : mengidentifikasi nafsu makan, pola makan klien , nyeri telan
• Mulut
Inspeksi : sianosis , stomatitis (+/-)
Palpasi : nyeri tekan
• Abdomen (dibagi menjadi 4 kuadran)
Inspeksi : terdapat luka atau tidak
Palpasi : adanya nyeri tekan atau tidak
Perkusi : suara perut (tympani / hypertimpani)
• Kuadran I
Hepar : hepatomegaly, nyeri tekan
• Kuadran II
Gaster : distensi abdomen
• Kuadran III
Massa (skibola,tumor) : nyeri tekan
• Kuadran IV
Nyeri tekan pada titik Mc Burney
System Muskuskeletal Dan Intergumen

• Anamnesa : nyeri, kelemahan ektrimitas


• Warna kulit :
• Kekuatan otot :
 
 
Keterangan:
0: Tidak ada kontraksi
1: Kontaksi (gerakan minimal)
2: Gerakan aktif namun tidak dapat melawan gravitasi
3: Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi
4: Gerakan aktif,dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan
ringan
5: Gerakan aktif,dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan
penuh
• System endokrin dan eksokrin
Anamnesa : mengidentifikasi status nurtisi dan eliminasi
klien
• Kepala
Inspeksi : bentuk, identifikasi adanya benjolan di sekitar
kepala (+/-)
• Leher
Inspeksi : bentuk , pembesaran kelenjar tyroid
Palpasi : pembesaran kelenjar tyroid , nyeri tekan
• Ekstrimitas bawah : edema
• System reproduksi
Anamnesa : mengidentifikasi masalah haid
• Persepsi sensori
Anamnesa : mengidentifikasi pada klien apakah ada nyeri mata,
penurunan tajam penglihatan, mata berkunang kunang, penglihatan
ganda( -), mata berair(-), gatal(-), kering, benda asing dalam mata, penurunan
pendengaran, nyeri
• Mata
• Inspeksi :
Kesimetrisan mata, bentuk mata, lesi Papelbra ( ukuran, bentuk, warna, cairan
yang keluar ), Bulu mata (pnyebaran, posisi masuk : Enteropion, keluar :ksteropion),
produksi air mata.
• Kornea : Normal berkilau, transparan
• Iris dan pupil : warna iris dan ukuran, uji reflek cahaya pada pupil
• Lensa : Normal jernih dan transparan, pada orang tua kadang ada cincin putih seputar
iris (Arkus senilis)
• Sclera ; warna ( putih, ikterik)
Diagnosa Keperawatan

• Penurunan Curah Jantung


• Pola Napas Tidak Efektif
• Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
 
Intervensi Keperawatan
1. Penurunan Curah Jantung
• Intervensi :
• Observasi
• Periksa onset dan pemicu aritmia
• Identifikasi jenis aritmia
• Monitor frekuensi dan durasi aritmia
• Monitor keluhan nyeri dada (intensitas, lokasi, factor pencetus dan factor pereda)
• Monitor respon hemodinamik akibat aritmia
• Monitor saturasi oksigen
• Monitor kadar elektrolit
• Terapeutik
• Pasang jalan napas buatan (misal, OPA, NPA, LLA ETT), jika perlu
• Pasang monitor jantung
• Rekam EKG 12 sadapan
• Lakukan masase karotis unilateral
• Berikan oksigen sesuai indikasi
2. Pola Napas Tidak Efektif
• Intervensi :
• Observasi
• Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
• Monitor bunyi napas tambahan (misal, gurgling, mengi, wheezing, rhonki kering)
• Monitor spuntum ( jumlah, warna, aroma)
•  
• Terapeutik
• Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head tilt dan chin lift atau (juw trust)
jika curiga trauma cervical
• Posisikan semi fowler atau fowler
• Berikan minum hangat
• Lakukan fisioterapi dada jika perlu
• Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
• Lakukan hiper oksigenasi sebelum pengisapan endotrakeal
• Berikan oksigen jika perlu
3. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
• Intervensi :
• Observasi
• Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis, lesi, gangguan metabolism, edema serebral)
• Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis, tekanan darah meningkat, tekanan nadi melebar,
bradikardia, pola napas regular, kesadaran menurun)
• Monitor MAP
• Monitor CVP, jika perlu
• Monitor PAWP, jika perlu
• Monitor PAP, jika perlu
• Monitor ICP, jika tersedia
• Monitor gelombang ICP
• Monitor status pernapasan
• Monitor intake dan output cairan
• Monitor cairan serebro-spinalis (mis, warna, konsistensi)
• Terapeutik
• Berikan posisi semi Fowler
• Cegah terjadinya kejang
• Atur ventilator agar PaCO2 optimal
• Pertahankan suhu tubuh normal
Implementasi Keperawatan
1. Penurunan Curah Jantung
• Implementasi :
• Observasi
• Memeriksa onset dan pemicu aritmia
• Mengidentifikasi jenis aritmia
• Memonitor frekuensi dan durasi aritmia
• Memonitor keluhan nyeri dada (intensitas, lokasi, factor pencetus dan factor pereda)
• Memonitor respon hemodinamik akibat aritmia
• Memonitor saturasi oksigen
• Memonitor kadar elektrolit
• Terapeutik
• Memasang jalan napas buatan (misal, OPA, NPA, LLA ETT), jika perlu
• Memasang monitor jantung
• Merekam EKG 12 sadapan
• Melakukan masase karotis unilateral
• Memberikan oksigen sesuai indikasi
2. Pola Napas Tidak Efektif
• Implementasi :
• Observasi
• Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
• Memonitor bunyi napas tambahan (misal, gurgling, mengi, wheezing, rhonki
kering)
• Memonitor spuntum ( jumlah, warna, aroma)
• Terapeutik
• Mempertahankan Kepatenan Jalan Napas Dengan Head Tilt Dan Chin Lift Atau
(Juw Trust) Jika Curiga Trauma Cervical
• Memberikan Posisikan Semi Fowler Atau Fowler
• Memberikan Minum Hangat
• Melakukan Fisioterapi Dada Jika Perlu
• Melakukan Penghisapan Lender Kurang Dari 15 Detik
• Melakukan Hiper Oksigenasi Sebelum Pengisapan Endotrakeal
• Memberikan Oksigen Jika Perlu
3. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
• Implementasi :
• Observasi
• Mengidentifikasi penyebab peningkatan TIK (mis, lesi, gangguan metabolism, edema serebral)
• Memonitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis, tekanan darah meningkat, tekanan nadi melebar,
bradikardia, pola napas regular, kesadaran menurun)
• Memonitor MAP
• Memonitor CVP, jika perlu
• Memonitor PAWP, jika perlu
• Memonitor PAP, jika perlu
• Memonitor ICP, jika tersedia
• Memonitor CPP
• Memonitor gelombang ICP
• Memonitor status pernapasan
• Memonitor intake dan output cairan
• Memonitor cairan serebro-spinalis (mis, warna, konsistensi)
• Terapeutik
• Memberikan posisi semi Fowler
• Mencegah terjadinya kejang
• Mengatur ventilator agar PaCO2 optimal
• Mempertahankan suhu tubuh normal
5. EVALUASI
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
KEPERAWATAN
1 Penurunan curah jantung S:
O:
A:
P:
2 Pola nafas tidak efektif S:
O:
A:
P:
3 Resiko perfusi jaringan serebral tidak S:
efektif O:
A:
P:

Anda mungkin juga menyukai