Anda di halaman 1dari 54

DISUSUN OLEH

NS Irvantri Aji Jaya . M.Kep. Sp.Kep.M.B


Topik
Sistem pelayanan kegawat-daruratan kardiovaskular
dengan pendekatan pelayanan keperawatan
secara komprehensif

Aplikasi konsep dasar keperawatan yang menilai


manusia sebagai mahluk utuh yang memerlukan
pemenuhan kebutuhan dasar
ETIOLOGI
 Penyakit jantung koroner
 Kardiomiopati
 Gangguan keseimbangan asam basa
 Gangguan elektrolit
 Efek toksik obat-obatan
 Gangguan pacu jantung ( sinkronisasi )
Konsep Aritmia
Aritmia lethal adalah Kondisi di mana denyut
jantung,irama,atau konduksi tidak mampu membentuk
nilai-nilai normal yang menyebabkan Penurunan curah
jantung terdiri dari Bradyrrythmias dan tachyarthmias
Manifestasi Klinis

 Berdebar
 Nyeri/tidak nyaman di dada
 Pusing
 Pingsan
 Sesak napas
 Cepat capai
INTERPRETASI EKG STRIP

 Tentukan teratur/tidak

 Tentukan berapa HR/frekuensi

 Tentukan gelombang P  Normal/tidak

 Tentukan interval PR  Normal/tidak

 Tentukan gelombang QRS  Normal/tidak

? Interpretasi
CARA INTERPRETASI EKG LENGKAP

Tentukan frekuensi (Heart Rate)


Tentukan irama jantung (Rhythm)
Tentukan axis (sumbu jantung)
Tanda-tanda iskemik atau infark
Tanda-tanda hipertrofi
Tanda-tanda adanya blok
Tanda-tanda gangguan lain, seperti efek
obat, gangguan elektrolit
Reguler/ Irreguler ?
R R R R

HR/Frekuensi

•300/Jml kotak besar R – R’


•1500/Jml kotak kecil R – R’
•Ambil EKG L II panjang ( min 6 detik ) : 150 kotak kecil / 30
kotak sedang / 6 kotak besar , hitung QRS kompleknya
kemudian kalikan 10
Irama normal  IRAMA SINUS
Impuls berasal dari SA Node

Kriteria irama sinus = Normal Sinus rhythm


 Irama teratur
 HR : 60 - 100 X/menit
 Gelombang P normal ( P : QRS = 1 : 1 )
 Interval PR normal ( 0,12 - 0,20 detik )
Gelombang QRS normal ( 0,06 - 0,12 detik )
Semua gelombang sama
Diluar kriteria tadi
disebut

ARITMIA ( DISRITMIA )
 Gangguan pembentukan impuls

 Gangguan penghantaran impuls


Sinus Bradikardi

Irama : teratur
Frekuensi : < 60 x/mnt
Gelombang P : Normal, setiap gelombang P diikuti gel QRS
Interval PR : normal (0.12 – 0,20 dtk )
Gelombang QRS : normal (0.06- 0.12 dtk )
Sinus Takikardia

Irama : teratur
Frekuensi : >100 x/mnt
Gelombang P : Normal, setiap gelombang P diikuti gel QRS
Interval PR : normal (0.12 – 0,20 dtk )
Gelombang QRS : normal (0.06- 0.12 dtk )
Macam macam Ekstrasistol
Gambaran EKG aritmia lethal
Ventrikel Fibrilasi
 Kematian akibat henti jantung paling banyak
disebabkan oleh ventrikel fibrilasi dimana terjadi
pola eksitasi quasi periodik pada ventrikel dan
menyebabkan jantung kehilangan kemampuan
untuk memompa darah secara adekuat.
 Volume sekuncup jantung (cardiac output) akan
mengalami penurunan sehingga tidak bisa
mencukupi kebutuhan sistemik tubuh, otak dan
organ vital lain termasuk miokardium jantung
(Mariil dan Kazii, 2008).
Ventrikel Takikardia (VT)

 VT adalah takidisritmia yang disebabkan oleh kontraksi


ventrikel simana jantung berdenyut > 120 denyut/menit
dengan komplek QRS kompleks yang memanjang.
VT dapat monomorfik (ditemukan QRS kompleks
tunggal) atau
VT polimorfik (ritme irregular dengan QRS yang
bervariasi baik amplitudo dan bentuknya)
(deSouza dan Wart, 2009).
ASISTOL
 Asistol adalah keadaan dimana tidak terdapatnya
depolarisasi ventrikel sehingga jantung tidak memiliki
cardiac output.
 Asistol dapat dibagi menjadi 2 yaitu
asistol primer (ketika sistem elektrik jantung gagal
untuk mendepolarisasi ventrikel)
asistol sekunder (ketika sistem elektrik jantung gagal
untuk mendepolarisasi seluruh bagian jantung).
 Asistol primer dapat disebabkan iskemia atau degenerasi
(sklerosis) dari nodus sinoatrial (Nodus SA) atau sistem
konduksi atrioventrikular (AV system) (Caggiano, 2009).
Pulseless Electrical Activity (PEA)
 Kondisi jantung yang mengalami ritme disritmia
heterogen tanpa diikuti oleh denyut nadi yang terdeteksi.

 Ritme bradiasistol adalah ritme lambat, dimana pada


kondisi tersebut dapat ditemukan kompleks yang meluas
atau menyempit, dengan atau tanpa nadi juga dikatakan
sebagai asistol
(Caggiano, 2009).
Penatalaksanaan Aritmia
 Mengatasi penyebab aritmia
 Memberikan obat-obat anti aritmia
 Defibrilasi/Kardioversi
 Pemasangan pacu jantung
 Ablasi
 Pemasangan implantable cardioverter
device ( ICD )
Peran Perawat dalam penanganan
lethal aritmia

 Melakukan Triase Cepat


 Melakukan pengkajian/interpretasi terhadap
EKG yang mengamcam
 Melakukan tindakan segera

ABCD
Resusitasi Jantung Paru

SURVEY PRIMER SURVEY SEKUNDER


- Airway : - Airway :
Oropharing, Nasopharingeal, ETT
Membebaskan jalan nafas
- Breathing : - Breathing :
Ambubag, ventilator
Memberikan nafas
- Circulation : - Circulation :
Membuat sirkulasi, memasang
Membuat sirkulasi
monitor EKG, cek TD
- Defibrilation :
- Differensial Diagnosis :
Melakukan defibrilasi
Mencari penyebab henti
(jika diketahui VF)
jantung
Triase Keperawatan

1 primary survey and secondary survey


2. Prioritas masalah penurunan curah jantung & Perfusi jaringan

Initial labs History &


Emergent care Physical
and tests
 12 lead ECG  IV access
 Establish
 Obtain initial diagnosis
cardiac
 Cardiac
monitoring
 Read ECG
enzymes
 electrolytes,
 Identify
cbc lipids, complications
bun/cr,  Assess for
glucose, coags reperfusion
 CXR
35
Diagnosis
Keperawatan

Sumber:
SDKI (2016), Doenges et al (2014), Gulanick & Myers (2014)
Diagnosis Tujuan Intervensi

GANGGUAN
PERFUSI Dalam 3- 6 jam • Pemantauan bedside monitor)
penurunan sirkulasi ke •Beri anti aritmia
jaringan • PaO2 dan C02 DBN • Terapi Oksigen
• Sesak berkurang

Penurunan curah Curah Jantung Perawatan Jantung Akut


muhamad.adam31@ui.ac.id

jantung Dalam 8 jam: •Monitor SaO2 dan AGD


• Cedera miokard, •TD sistolik ≥ 90 mmHg, •Tirah baring
penurunan
•HR <100 x/menit, •Puasakan hingga bebas nyeri
•Urin output ≥ 30 ml/jam,
kontraktilitas jantung •RR 12-20 x/menit,
•Cek elektrolit
•Ronkhi (-), edema (-) •Beri pelunak tinja
, beta-blocker

Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas


• Ancaman terhadap Dalam 8 jam: •Beri lingkungan tenang
kematian, perubahan •mengatakan cemas •Beri dukungan emosional
pola hidup berkurang, tidak gelisah,
dapat beristirahat •Jelaskan prosedur
Reduksi Ansietas
(Lanjutan...)

 Mekanisme koping dengan pendekatan religius-


spiritual akan meningkatkan kesadaran
terhadap adanya pengaruh dan kekuatan luar
yang lebih besar serta meningkatkan perasaan
terhubung dengan sumber kekuatan tersebut
sehingga akan menimbulkan perasaan tenang
bagi pasien.

 Hudak & Gallo (2005). Critical Care Nursing: A


Holistic Approach. 9th Ed. Lippincott Williams &
Wilkins
Reduksi Ansietas

Penurunan Ansietas
 Ansietas dapat terjadi karena 2 hal:
Perasaan kurang pengendalian
Perasaan terisolasi
 Tindakan menguatkan rasa
pengendalian dapat membantu
meningkatkan rasa otonomi pasien
dan menurunkan rasa kehilangan
kendali yang berlebihan
 Perawat adalah staf RS yang
sibuk/aktif yang kemungkinan
mengabaikan keberadaan pasien dan
tidak menghiraukan keberadaan
pasien  memperberat perasaan
terisolasi pasien
muhamad.adam31@ui.ac.id
Penatalaksanaan Keperawatan di unit intensif Isolasi
 Monitor gambaran EKG,TD,pulsasi, kaji suara paru dan bunyi jantung, pengkajian
nyeri dada secara ketat
 Kaji adanya penurunan CO,(BP ,HR,PAP/PAWP )
 Kaji U/O
 Monitor Oxygen saturation
 Monitor bila ada nyeri dada (ECG,BP,frequent monitor arhytmia)
 Serial cardiac enzyme
 Diet : salt,cholesterol,chalorie,avoid alcohol and smoking
 Stress management
 Early Mobilitation ( 12-24 hours)
 Pendidikan kesehatan
 Observasi adanya crackles,cough,tachipnoe ( gambaran LVHF)
 Pemberian pencahar

40
PERAWATAN RAWAT INAP BIASA

 Patient Education
 Pengetahuan berhubungan dengan perawatan diri pada pasien
yang menderita aritmia

 Optimization of Treatment
 Perawatan merupakan waktu yang tepat untuk optimalisasi
perawatan aritmia

 Continuity of Care
 Pembuatan perencanaan pulang
 Melibatkan Multidisplin Tim
Multidicipline Approach
Farmakologi
 KIE meliputi :
• 5 benar obat (pasien, obat, dosis, rute
dan waktu minum obat) serta fungsinya

• Bisoprolol diminum sehari sekali pukul


07.00 pagi.
• Candesartan diminum sehari sekali
pukul 19.00 malam.
• Seluruh obat diminum rutin pada jam
yang sama setiap hari
Studi kasus
 A 52 year old man was brought to the
emergency departement at hospital.
Patient vomited, pale and diaphoretic
and sinus rate of 45 beats per
minute.The patient had been in his
usual health, with hypertension,
dyslipidemia and coronary artery
disease
Triase Keperawatan

1 primary survey and secondary survey


2. Prioritas masalah penurunan curah jantung & Perfusi jaringan

Initial labs History &


Emergent care Physical
and tests
 12 lead ECG  IV access
 Establish
 Obtain initial diagnosis
cardiac
 Cardiac
monitoring
 Read ECG
enzymes
 electrolytes,
 Identify
cbc lipids, complications
bun/cr,  Assess for
glucose, coags reperfusion
 CXR
46
In the emergency departement triage
area, the patient was alert and oriented.
The blood presure was 80/50 mmhg,
pulse 45 x/mt. Within seconds after he
arrived
Bradycardia Algorithm

Circulation 2005;112:IV-67-IV-77

06/05/23
Copyright ©2005 American Heart Association Meity,19th Wecoc 48
Within seconds after he arrived. The pulse decresed to 36
beats perminute and the width of the QRS complexes on
cardiac monitor. External pacing was attempted, without
mechanical capture

Seizure activity occurred briefly,and


runventricular tachycardia with wide
venticular complexes were seen. And
carotid pulses could not be obtained, and
patient was unresponsive.
Prinsip Umum Resusitasi pada pasien curiga atau
terkonfirmasi Covid 19
The cardiac monitor revealed ventriculer fibrillation, CPR was begun.
During resuscitation, the trachea was intubated. Amiodarone was
administered intravenously and direct-current counter shocks were
administered.

Ventrikel Fibrilasi
Mengidentifikasi pertimbangan yang tepat untuk
memulai dan melanjutkan resusitasi

Anda mungkin juga menyukai