Anda di halaman 1dari 3

Definisi Etiologi

STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot injuri vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok,
jantung secara permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh hipertensi dan akumulasi lipid.
proses degeneratif maupun di pengaruhi oleh banyak faktor dengan Faktor penyebab :
ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan enzim jantung dan ST elevasi Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
pada pemeriksaan EKG (Sudoyo, 2006). a. Faktor pembuluh darah : (aterosklerosis, Spasme Arteritis )
b. Curah jantung yang meningkat : (aktivitas berlebihan, emosi, obesitas)
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada : (Kerusakan miocard,
Manifestasi klinik Hypertropimiocard, Hypertensi diastolic) (Kasuari, 2002)
Nyeri dada sehingga penderita gelisah, takut, berkeringat dingin
dan lemas. kulit pucat dan berkeringat, serta ektremitas
biasanya terasa dingin (Antman, 2005). Pemeriksaan penunjang
Dari ausklutasi prekordium jantung, ditemukan suara jantung 1. Pemeriksaan Laboratotium Pemeriksaan
yang melemah. Pulsasinya juga sulit dipalpasi. Pada infark Enzim jantung :
daerah anterior, terdengar pulsasi sistolik abnormal yang a. CK (Creatini Kinase) : Isoenzim yang
disebabkan oleh diskinesis otot-otot jantung. Penemuan suara ditemukan pada otot jantung meningkat
jantung tambahan (S3 dan S4), penurunan intensitas suara STEMI pada 3-6 jam memuncak dalam 12-24 jam,
jantung dan paradoxal splittingsuara jantung S2 merupakan kembali normal dalam 36-48 jam (3-5
pertanda disfungsi ventrikel jantung. terdengar suara friction hari).
rubperikard, pada pasien infark miokard transmural tipe STEMI b. CK-MB: meningkat antara 2-4 jam,
(Antman, 2005). memuncak pada 12-20 jam dan kembali
normal pada 48-72 jam
c. LDH (laktat dehidrogenase), LDH1, dan
Penatalaksanaan LDH2: Meningkat dalam 24 jam dan
memakan waktu lama untuk kembali
- obat-obatan yang digunakan untuk Komplikasi
normal
meningkatkan suplai oksigen; Vasodilator untuk
d. AST /SGOT : Meningkat
mengurangi nyeri jantung,missal;NTG - gagal jantung, 
2. Elektrokardiogram (EKG)
(nitrogliserin). Anti koagulan Missal; heparin - henti jantung, 
3. Tes Treadmill Atau Exercise Stress Testing
(untuk mempertahankan integritas jantung) - syok kardiogenik, 
(uji latih jantung dengan bebean)
Trombolitik Streptokinase (mekanisme - kematian
4. Echocardiography
pembekuan dalam tubuh).
5. Angiografi korener
- Pemberian O2
6. CT scan
- terapi reperfusi dengan strategi PCI primer atau
7. MRI
operasi pencangkokan bypass arteri koroner
(Kabo, 2008).
(CABG) (Smeltzer & Bare,2006).
Pathway Patofisiologi

STEMI terjadi jika aliran darah koroner


menurun secara mendadak setelah oklusi
thrombus pada plak aterosklerotik yang sudah
ada sebelumnya. Stenosis arteri koroner derajat
tinggi yang berkembang secara lambat biasanya
tidak memicu STEMI karena berkembangnya
banyak kolateral sepanjang waktu. STEMI
terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara
cepat pada lokasi injuri vascular. Pada sebagian
besar kasus, infark terjadi jika plak
aterosklerosis mengalami fisur, rupture atau
ulserasi dan kondisi sistemik memicu
trombogenesis, sehingga terjadi thrombus mural
pada lokasi rupture yang mengakibatkan oklusi
arteri koroner.
Infark Miokard yang disebabkan
trombus arteri koroner dapat mengenai
endokardium sampai epikardium,disebut infark
transmural, namun bisa juga hanya mengenai
daerah subendokardial,disebut infark
subendokardial. Setelah 20 menit terjadinya
sumbatan,infark sudah dapat terjadi pada
subendokardium,dan bila berlanjut terus rata-
rata dalam 4 jam telah terjadi infark transmural.
Kerusakan miokard ini dari endokardium ke
epikardium menjadi komplit dan ireversibel
dalam 3-4 jam. Meskipun nekrosis miokard
sudah komplit,proses remodeling miokard yang
mengalami injury terus berlanjut sampai
beberapa minggu atau bulan karena daerah
infark meluas dan daerah non infark mengalami
dilatasi. (Smeltzer & Bare,2006).
Intervensi
Pengkajian keperawatan Dx I : Perawatan Jantung (I.02075)
- Sistem pernafasan Observasi
(Nilai frekuensi, kualitas, suara, dan jalan nafas) - Identifikasi tanda/gejala primer Penurunan curah jantung
- Sistem kardiovaskuler - Identifikasi tanda /gejala sekunder penurunan curah jantung
(tekanan darah, nadi dan irama, dan frekuensi) (meliputi peningkatan berat badan, hepatomegali ditensi vena
- Sistem persarafan jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
- Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika
(kesadaran, GCS, reflek bicara, pupil)
perlu)
- Aktifitas dan latihan. - Monitor saturasi oksigen
(mengkaji tingkat kemampuan klien dalam beraktivitas) - Monitor EKG 12 sadapoan
Terapeutik
- Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau
posisi nyaman
- Berikan oksigen untuk memepertahankan saturasi oksigen >94%
Diagnosa keperawatan
Edukasi
1. Penurunan curah jantung (D.0008) - Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
2. Nyeri Akut (D.0077) Dx II : Manajemen Nyeri (I.08238)
Observasi
3. Intoleransi aktivitas (D.0056)
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
4. Gangguan pertukaran gas (D.0003) intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
DAFTAR PUSTAKA Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Antman, E.M., Braunwald, E., 2005. ST-Segment Elevation - Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Myocardial Infarction. In: Kasper, D.L., Fauci, A.S., Longo, D.L., - Fasilitasi istirahat dan tidur
Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J. L., eds. Harrison’s Edukasi
Principles of Internal Medicine. 16 th ed. USA: McGraw-Hill - Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
1449-1450 - Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kabo, P. 2008. Penyakit jantung koroner. Jakarta :Gramedia - Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Smeltzer. C.S & Bare.B (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC. -
Kasuari, Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler
Dengan Pendekatan Patofisiology, Magelang, Poltekes Semarang Evaluasi
PSIK Magelang, 2002
Sudoyo A.W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. V Jilid III. - Vital sign dalam rentang normal
Jakarta : Interna Publishing. - Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
Tim Pokja DPP PPNI, (2018), SDKI, SLKI, SIKI. Edisi 1, Jakarta, - Pola napas membaik
Persatuan Perawat Indonesia.
- Kualitas nyeri menurun

Anda mungkin juga menyukai