Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

STEMI

Disusun Oleh :

Hesti Khumairoh

20902000024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2021
Definisi Etiologi
STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot injuri vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok,
jantung secara permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh hipertensi dan akumulasi lipid.
proses degeneratif maupun di pengaruhi oleh banyak faktor dengan Faktor penyebab :
ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan enzim jantung dan ST elevasi Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
pada pemeriksaan EKG (Sudoyo, 2006). a. Faktor pembuluh darah : (aterosklerosis, Spasme Arteritis )
b. Curah jantung yang meningkat : (aktivitas berlebihan, emosi, obesitas)
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada : (Kerusakan miocard,
Manifestasi klinik Hypertropimiocard, Hypertensi diastolic) (Kasuari, 2002)
Nyeri dada sehingga penderita gelisah, takut, berkeringat dingin
dan lemas. kulit pucat dan berkeringat, serta ektremitas
biasanya terasa dingin (Antman, 2005). Pemeriksaan penunjang
Dari ausklutasi prekordium jantung, ditemukan suara jantung 1. Pemeriksaan Laboratotium Pemeriksaan
yang melemah. Pulsasinya juga sulit dipalpasi. Pada infark Enzim jantung :
daerah anterior, terdengar pulsasi sistolik abnormal yang a. CK (Creatini Kinase) : Isoenzim yang
disebabkan oleh diskinesis otot-otot jantung. Penemuan suara ditemukan pada otot jantung meningkat
jantung tambahan (S3 dan S4), penurunan intensitas suara STEMI pada 3-6 jam memuncak dalam 12-24 jam,
jantung dan paradoxal splittingsuara jantung S2 merupakan kembali normal dalam 36-48 jam (3-5
pertanda disfungsi ventrikel jantung. terdengar suara friction hari).
rubperikard, pada pasien infark miokard transmural tipe STEMI b. CK-MB: meningkat antara 2-4 jam,
(Antman, 2005). memuncak pada 12-20 jam dan kembali
normal pada 48-72 jam
c. LDH (laktat dehidrogenase), LDH1, dan
Penatalaksanaan LDH2: Meningkat dalam 24 jam dan
- obat-obatan yang digunakan untuk memakan waktu lama untuk kembali
Komplikasi
meningkatkan suplai oksigen; Vasodilator untuk normal
mengurangi nyeri jantung,missal;NTG d. AST /SGOT : Meningkat
- gagal jantung, 
(nitrogliserin). Anti koagulan Missal; heparin 2. Elektrokardiogram (EKG)
- henti jantung, 
(untuk mempertahankan integritas jantung) 3. Tes Treadmill Atau Exercise Stress Testing
- syok kardiogenik, 
Trombolitik Streptokinase (mekanisme (uji latih jantung dengan bebean)
- kematian
pembekuan dalam tubuh). 4. Echocardiography
5. Angiografi korener
- Pemberian O2
6. CT scan
- terapi reperfusi dengan strategi PCI primer atau
7. MRI
operasi pencangkokan bypass arteri koroner
(Kabo, 2008).
(CABG) (Smeltzer & Bare,2006).
Pathway Patofisiologi

STEMI terjadi jika aliran darah koroner


menurun secara mendadak setelah oklusi
thrombus pada plak aterosklerotik yang sudah
ada sebelumnya. Stenosis arteri koroner derajat
tinggi yang berkembang secara lambat biasanya
tidak memicu STEMI karena berkembangnya
banyak kolateral sepanjang waktu. STEMI
terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara
cepat pada lokasi injuri vascular. Pada sebagian
besar kasus, infark terjadi jika plak
aterosklerosis mengalami fisur, rupture atau
ulserasi dan kondisi sistemik memicu
trombogenesis, sehingga terjadi thrombus mural
pada lokasi rupture yang mengakibatkan oklusi
arteri koroner.
Infark Miokard yang disebabkan
trombus arteri koroner dapat mengenai
endokardium sampai epikardium,disebut infark
transmural, namun bisa juga hanya mengenai
daerah subendokardial,disebut infark
subendokardial. Setelah 20 menit terjadinya
sumbatan,infark sudah dapat terjadi pada
subendokardium,dan bila berlanjut terus rata-
rata dalam 4 jam telah terjadi infark transmural.
Kerusakan miokard ini dari endokardium ke
epikardium menjadi komplit dan ireversibel
dalam 3-4 jam. Meskipun nekrosis miokard
sudah komplit,proses remodeling miokard yang
mengalami injury terus berlanjut sampai
beberapa minggu atau bulan karena daerah
infark meluas dan daerah non infark mengalami
dilatasi. (Smeltzer & Bare,2006).
Pengkajian keperawatan Intervensi
- Sistem pernafasan
(Nilai frekuensi, kualitas, suara, dan jalan nafas) - Penurunan curah jantung b/d kontraktilitas jantung,
- Sistem kardiovaskuler a. Identifikasi tanda gejala penurunan curah jantung
(tekanan darah, nadi dan irama, dan frekuensi) b. Posisikan semi fowler atau fowler
- Sistem persarafan c. Pertahankan tirah baring
(kesadaran, GCS, reflek bicara, pupil) d. Kolaborasi pemberian antiangina (nitrogliserin)
- Aktifitas dan latihan. - Nyeri berhubungan dengan iskemia dan infark miokard
(mengkaji tingkat kemampuan klien dalam beraktivitas)
a. Identifikasi lokasi, durasi, karakteristik nyeri
b. Fasilitasi istirahat dan tidur
Diagnose keperawatan c. Kolaborasi pemberian analgetik
1. Penurunan curah jantung b/d kontraktilitas jantung. D.0008 - Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai
2. Nyeri berhubungan dengan iskemia dan infark jaringan miokard dan kebutuhan oksigen ditandai dengan kelemahan dalam
d.0077 aktivitas .
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara d. Monitor kelelahan fisik dann emosional
suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan kelemahan dalam e. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus 
aktivitas . (d.0056) f. Anjurkan tirah baring
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
perfusi ventilasi. D.0003 - Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusi ventilasi

a. Monitor efektifitas terapi oksigen ( oksimetri, analisa


DAFTAR PUSTAKA
gas darah)
b. Pertahankan kepatenan jalan napas
Antman, E.M., Braunwald, E., 2005. ST-Segment Elevation
c. Berikan oksigen
Myocardial Infarction. In: Kasper, D.L., Fauci, A.S., Longo, D.L.,
d. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J. L., eds. Harrison’s
Principles of Internal Medicine. 16 th ed. USA: McGraw-Hill
1449-1450
Kabo, P. 2008. Penyakit jantung koroner. Jakarta :Gramedia
Smeltzer. C.S & Bare.B (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal Evaluasi
Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.
Kasuari, Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler - Vital sign dalam rentang normal
Dengan Pendekatan Patofisiology, Magelang, Poltekes Semarang - Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
PSIK Magelang, 2002
Sudoyo A.W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. V Jilid III. - Pola napas membaik
Jakarta : Interna Publishing. - Kualitas nyeri menurun
Tim Pokja DPP PPNI, (2018), SDKI, SLKI, SIKI. Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai