PENGANTAR
PSIKIATRI
NeuroScience Team
SER/012/Aug08-Aug09/WW
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Latar belakang
2
Source: Buku Pedoman Kesehatan Jiwa (pegangan bagi kader kesehatan), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan
Jiwa Masyarakat, 2003
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Pengertian Kesehatan
3
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Memahami fakta kesehatan jiwa di Indonesia
4
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Jiwa yang sehat
5
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Gangguan jiwa
6
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Tahukah Anda Bahwa:
7
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Derajat Kesehatan Jiwa
8
1. Tidak ada batasan yang tegas antara orang yang sehat jiwa
dengan orang yang terganggu jiwanya. Terdapat suatu
kesinambungan yang disebut derajat kesehatan jiwa (sangat
sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat, sakit)
2. Tak semua orang selalu mempunyai ciri jiwa yang sehat
sepanjang hidupnya
3. Setiap orang dapat mengalami berbagai ragam derajat
kesehatan jiwa
4. Derajat kesehatan jiwa (sebagaimana juga kesehatan fisik)
dapat ditingkatkan dengan cara membina kebiasaan, membina
lingkungan dan hubungan baik
Source: Buku Pedoman Kesehatan Jiwa (pegangan bagi kader kesehatan), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan
Jiwa Masyarakat, 2003
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Stress
9
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Faktor penyebab stres (stresor)
10
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Dampak Stres
11
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Mengenali gangguan jiwa
12
Source: Buku Pedoman Kesehatan Jiwa (pegangan bagi kader kesehatan), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan
Jiwa Masyarakat, 2003
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Gangguan pikiran
13
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Gangguan perasaan
14
Source: Buku Pedoman Kesehatan Jiwa (pegangan bagi kader kesehatan), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan
Jiwa Masyarakat, 2003
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Gangguan tingkah laku
15
Source: Buku Pedoman Kesehatan Jiwa (pegangan bagi kader kesehatan), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan
Jiwa Masyarakat, 2003
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Penderitaan atau keluhan
16
Source: Buku Pedoman Kesehatan Jiwa (pegangan bagi kader kesehatan), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan
Jiwa Masyarakat, 2003
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Gangguan fungsi pekerjaan dan fungsi sosial
17
Source: Buku Pedoman Kesehatan Jiwa (pegangan bagi kader kesehatan), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan
Jiwa Masyarakat, 2003
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Definisi & Klasifikasi
SER/012/Aug08-Aug09/WW
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Psikiatri/ Ilmu Kedokteran Jiwa:
19
Source: (1) Tomb, DA. Buku Saku Psikiatri. Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004; (2) Maslim R (editor). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa:
rujukan singkat dari PPDGJ-III, 2003
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Klasifikasi Psikiatri1,2
20
Panduan yang digunakan oleh Psikiater dalam
mendiagnosa adalah:
1. Diagnostic & Statistical Manual of Mental Disorders, edisi IV
(DSM-IV)*
2. DSM-V (masih dalam review & penyusunan) akan diterbitkan
pada 2012
3. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia, edisi III (PPDGJ-III)**
Source: (1) Tomb, DA. Buku Saku Psikiatri. Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004; (2) Maslim R (editor). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa:
rujukan singkat dari PPDGJ-III, 2003
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Klasifikasi Multiaksial1
21
Source: (1) Tomb, DA. Buku Saku Psikiatri. Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Definisi Psikosis
Psikosis adalah terminologi umum untuk setiap penyakit
22
Gg. jiwa atas dasar kelainan organik atau gangguan emosi
yang ditandai dengan pengerusakan kepribadian dan
kehilangan kontak dengan realitas1
Psikosis adalah istilah psikiatrik yang menggambarkan
kondisi mental terganggunya persepsi tentang kenyataan
(realitas).
Seseorang yang menderita psikosis dapat mengalami
halusinasi, mempunyai keyakinan paranoid atau waham
lainnya, menunjukkan perubahan kepribadian dan
pikirannya kacau.
Hal ini ditambah dengan tidak adanya kesadaran (tilikan
atau insight) bahwa perilakunya tidak lazim atau aneh,
kesulitan dalam interaksi sosial dan hambatan dalam
Source: (1) Kamus Kedokteran. Penerbit Djmabatan. 2002; (2) (1) Tomb, DA. Buku Saku Psikiatri. Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Faktor lingkungan dan situasi kehidupan sosial
24
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Faktor fisik
25
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Faktor keturunan (genetik)
26
Source: http://ethesis.helsinki.fi/julkaisut/laa/kansa/vk/suvisaari/incidenc.pdf
SER/012/Aug08-Aug09/WW
27
Source: Neuroprotection schizophrenia: where we stand and where we are going, Prof. Hannelore Ehrenreich, MD, DVM, http://www.neuroprotection-schizophrenia.de/
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Penggolongan Gangguan Kesehatan Jiwa
SER/012/Aug08-Aug09/WW
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Pembagian gangguan kesehatan jiwa secara
umum
29
4. Gangguan Psikotik
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Gangguan jiwa dikarenakan faktor organik
30
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Gangguan perasaan (mood) dan kecemasan
(anxiety)
31
4. Gangguan Bipolar
6. Gangguan Panic
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Gangguan kepribadian
32
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Gangguan psikotik
33
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Gangguan psikotik (lanjutan)
34
3. Gangguan Skizoafektif
4. Gangguan waham
SER/012/Aug08-Aug09/WW
Gangguan psikotik (lanjutan)
P 35
Source: Buku Pedoman Kesehatan Jiwa (pegangan bagi kader kesehatan), Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan
Jiwa Masyarakat, 2003
SER/012/Aug08-Aug09/WW