Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491–500, Oktober 2020 p-ISSN 2089-0834

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8134

RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENURUNKAN NYERI

Prihanto*, Caecilia Titin Retnani


Departemen Keperawatan Komunitas, Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo, Jl. Pahlawan, Jubug, Wanutengah,
Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia 56254
*prihantonw@yahoo.co.id

ABSTRAK
Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia, salah satu gangguan kenyaman yaitu nyeri. Nyeri
akut terjadi kurang dari 3 bulan dan nyeri kronik yang terjadi lebih dari 3 bulan. Salah satu manajemen
nyeri yan digunakan perawat adalah metode non farmakologis yaitu teknik relaksasi otot progresif.
Tujuan memberikan gambaran tentang penerapan teknik relaksasi otot progresif dalam menurunkan
nyeri. Penelitian menggunakan metode tinjuan pustaka, penulusuran artikel dari data base
Sciencedirect, ProQuest, Researchgate, Google, tahun 2010-2020. Teknik relaksasi otot progresif
sebagai teknik alternatif atau komplementer. Teknik ini digunakan pada kondisi nyeri akut dan nyeri
kronis seperti kanker. Teknik perlu adanya bimbingan oleh ahli salah satunya adalah perawat., durasi
sekitar 10-20 menit, prinsip memberikan ketenangan jiwa. Teknik relaksasi otot progresif dapat
menurunkan nyeri, sehingga dapat digunakan oleh perawat dalam penatalaksanaan klien dengan
gangguan nyeri.

Kata kunci: relaksasi otot progresif; nyeri; terapi komplementer; terapi non farmakologi

PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION TO REDUCE PAIN

ABSTRACT
Comfort is a basic human need, one of problem from comfort is pain. Acute pain occurs less than three
month and chronic pain that occurs more than three months. One of the pain management used by
nurses is non pharmacological methods, namely is progressive muscle relaxation techniques.
Objectives provide overview of the application of progressive muscle relaxation. The study used the
literature review method, the search for articles from the Sciencedirct, Proquest, Researchgate,
Google data base, from 2010 until 2020. Progressive muscle relaxation techniques as a technique to
reduce pain as an alternative or complementary technique. This technique is used on client with acute
pain and chronic pain clients such as cancer. Techniques need guidance by experts one of which is a
nurse. Duration of about 10-20 minutes, the principle of providing peace of mind. Progessive Muscle
Relaxation techniques can reduce pain, so that can be used by nurses in the management of client with
pain.

Keywords: progressive relaxation muscle; complementary therapy; pain; non pharmacological


therapy

PENDAHULUAN Nyeri merupakan hasil dari pernyataan


Kenyaman merupakan kebutuhan dasar verbal yang disampaikan oleh pasien
manusia yang perlu dipenuhi baik secara bersifat subyektif. Karena bersifat
mandiri ataupun dibantu. Gangguan dalam subyektif, perasaan nyeri yang dirasakan
hal kebutuhan kenyamanan akan dapat pasien akan berbeda. Nyeri yang dirasakan
memberikan efek negative pada kesehatan dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan
pasien. Hal yang sering terjadi gangguan disebut dengan nyeri akut, sedangkan nyeri
kenyamanan adalah keluhan nyeri. Secara yang dirasakan selama 3-6 bulan disebut
definisi nyeri merupakan pengalaman nyeri kronis. Jenis nyeri yang sering
seorang pasien secara sensori dan muncul adalah nyeri akut dan nyeri kronis.
emosional yang berhubungan dengan Berdasarkan data The Institute of Medecine
kerusakan jaringan secara potensial ataupun states lebih dari 100 juta penduduka
actual (K. H. Kumar & Elavarasi, 2016). Amerika mengalami nyeri kronis, dan

491
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491- 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

mengakibatkan penurunan produktivitas METODE


sebesar 61,2 milayar dolar pertahun Metode yang digunakan dalam penyusunan
(Dinakar & Stillman, 2016). penelitian ini adalah literature review
(tinjauan pustaka). Meninjau beberapa
Nyeri dapat terjadi akibat dari fenomena artikel ilmiah, yaitu sebanyak 10 artikel.
neural-biochemical didalam tubuh manusia, Proses pencarian artikel melalui data base
yang dipicu oleh faktor-faktor lain. Agar Sciencedirect, ProQuest, Researchgate,
masalah nyeri pada pasien dapat diatasi, Google dalam rentang waktu 2010-2020.
dalam keperawatan tugas perawat Dalam pencarian artikel ini menggunakan
memberikan intervensi yaitu dapat berupa kata kunci yaitu, relaksasi otot progresif
terapi farmakologis dan non farmakologi. (Relaxation Progressive Muscular), nyeri
Salah satu terapi yang dapat digunakan (pain).
perawat yaitu terapi relaksasi otot progresif
(Butcher, Dochterman, Wagner, & HASIL
Bulechek, 2018). Terapi relaksasi otot Hasil dari tinjauan pustaka dapat dilihat
progresif yaitu terapi digunakan unutk pada tabel 1.
menurunkan ketegangan otot seseorang.
Prinsip dari terapi ini adalah melakukan
latihan pengagangan otot setalah dilakukan
relakasasi otot. Terapi ini merupakan terapi
yang menghemat biaya, dapat dilakukan
dirumah dengan pendampingan seseorang
yang ahli seperti perawat.

Keuntungan terapi ini selain mengurangi


nyeri adalah meningkatakan kualitas hidup,
menurunkan tingakt stress dan kecemasan
seseorang. Terapi ini dikembangkan oleh
Jacobson’s untuk membantu meningkatkan
kualitas hidup pasien dengan penyakit
kronis. Gangguan nyeri pada klien menjadi
salah satu fokus rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kepada klien.
Rumah sakit memiliki tanggung jawab
memberikan pelayanan mengatasi nyeri
mulai dari pengkajian, dan mengatasi nyeri
dengan tepat (KARS, 2017). Teknik
relaksasi otot merupakan salah satu teknik
dalam menurunkan nyeri. Oleh karena
dilakukannya tinjauan pustakan memiliki
tujuan memberikan gambaran dalam
menerapkan teknik relaksasi otot progresif
dalam menurunkan nyeri. Tinjauan pustaka
merupakan salah satu jenis penelitian
kepustakaan (library research) merupakan
penelitian dengan cara mengumpulkan data
pustaka (Syahodih, 2009). Oleh karena itu
perlunya mengetahui tentang teknik
relakasasi otot progresif.

492
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491 - 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 1.
Hasil Tinjauan Pustaka
No Penulis/ Judul Penelitian Nama Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian
Tahun Jurnal Penelitian
1. (S. Kumar Effect of Hong Kong Membandingk Randomized Hasil menunjukan
& Raje, progressive Physiothera an anatara Controlled latihan relaksasi otot
2014) muscular py Journal efek latihan Trial progresif efektif dalam
relaxation relaksasi otot mengurangi nyeri dan
exercises progresif dan stress (p<0,001). TENS
versus TENS pada secara signifikan dapat
transcutaneous intensitas menurunkan stres
electrical nerve nyeri dan stres (p<0,001) tetapi tidak
stimulation on pada orang dengan nyeri (p=0,233).
tension dengan TTH Perbandingan kedua
headache: A (Tension Type gruop hasilnya tidak
comparative Headche). signifikan antara 2
study kelompok dalam
menuurunkan nnyeri
(p=0,595), tetapi secara
tingkatbstres menurun
pada gropu A (p=0,002)
signfikan dari paa group
B.
2. (Lauche et Effectiveness of PloS One Menguji Randomized Hasil setelah dilakukan
al., 2013) Home-Based kemanjuran Controled tindakan bekam di rumah
Cupping 12 minggu Trial (RCT) selama 12 minggu tidak
Massage dari piajt dengan two lebih efektif daripada
Compared to bekam parellel relaksasi otot progresif
Progressive berbasis groups. dalam mengurangi rasa
Muscle rumah yang nyeri responden.
Relaxation in diberikan
Patients with dibandingkan
Chronic Neck dengan
Pain—A periode
Randomized relaksasi otot
Controlled progresif
Trial yang sama
pada pasien
dengan nyeri
leher kronis
non spesifik.
3. (Devi & Effect of Internationa Menentukan Quasy Secara statistik terdapat
Saharia, progressive l Journal of efektivitas experimenetal penrurunan secara
2017) muscle Medical teknik signifikan dalam tingakt
relaxation on Research relaksasi otot nyeri pasca operasi
post-operative and Review progresif setelah pemeberian
analgesia pada relaksasi otot progresif
manajemen pada hari 1 (p=0,002)
nyeri pad pada hari ke 2 (p=0,002)
apasien yang pada kelompok
menjalani eksperimental.
operasi
abdomen.

493
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491- 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

No Penulis/ Judul Penelitian Nama Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian


Tahun Jurnal Penelitian
4. (Kısaarslan Effect of Journal of Melihat efek Nonrandomize Hasil menunjukan
& Aksoy, Progressive PeriAnsethe pemberian d Evaluation adanya perbedaan
2020) Muscle sia Nursing relaksasi otot signifikan rata-rata skala
Relaxation progresive nyeri menggunakan
Exercise on terhadapa visual analog pada
Potoperative nyeri dan kelompok intervention ,
Pain Level in tanda vital yang menerima tindakan
Patients pasien yang Relaksasi otot progresif
Undergoing mengalami pada hari ke 0 dan ke 3.
Open Renal post operasi Pengulangan pengukuran
Surgery : A terbuka 15 menit setelah
Nonrandomize Ginjal ( Open tindakan , menghasilkan
d Evaluation Renal nilai statistik yang
Surgery). signifikan yaitu (p< 0,
05) , menurunkan
tekanan darah sama
seperti nadi dan
frekuensi pernafasan.
5. (Aziz The Effect of Internationa Mengetahui Randomized Setelah dilakukan
Ismail & Progressive l Journal of pengaruh Cotrolled Trial intervensi relaksasi otot
Elgzar, Muscle Studie in teknik progrsif secara signifikan
2018) Relaxation on Nursing relaksasi otot mengurangi keparahan
Post Cesarean progresif nyeri diantara kelompok
Section Pain, terhadap studi dalam skala indeks
Quality of nyeri pasca peringkat nyeri, dengan
Sleep and sesar, kualitas menggunakan skala
Physical tidur dan nyeri Visual Analog, dan
Activities keterbatasan skala intensitas nyeri
Limitation aktivitas fisik. dibandingkan saat ini
dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
Sekitar dua pertiga
(62,5%) dari kelompok
studi memiliki kualitas
tidur yang baik
dibandingkan dengan 5%
dari kelompok kontrol.
6. (Kazak & The Effect of Pain Mengevaluasi Randomized Hasil rata-rat usia pasien
Ozkaraman, Progresive Managemen efek Cotrolled 29,59 +- 6,94 dan 53, 4%
2020) muscle t Nursing pemeberian Interventional pasien adalah wanita dan
Relaxation otot relaksasi Study 69% berstatus sigle.
Exercise on progresif Rata-rata nilai nyeri dari
Pain on pada nyeri kelompok perlakukan
Patients with yang pada point ke tiga 1, 2,3
Sickle Cell dirasakan secara signifikan lebih
Diseases : oleh pasien rendah dari kelompok
Randomized dengan kontrol ( p< 0,05). Hasil
Controlled penyakit tidak signifikan pada
Study Sikle Cell. kedua kelompok
terhadap koping, metode
nyeri, lokasi nyeri dan
komplain terhadap rasa
nyeri (p>0,05).

494
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491 - 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

No Penulis/ Judul Penelitian Nama Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian


Tahun Jurnal Penelitian
7. (Vaghese, The Internationa Melihat Studi Skor rata-rata nyeri
2018) effectiveness of l Journal of kefektifan kuantitatif : pasca operasi 7,17 dan 4,
progressive Nursing pemberian one gruop pre 27 masing-masing
muscle and Medical terpai test dan post sebelum dilakukan
relaxation Investigatio relaksasi otot test desing. intervensi tekani
therapy on n progresif relaksasi otot progresif.
postoperative sebagai terapi Penrunan skora rata-rata
pain nyeri post 2, 9 merpakan hasil
operasi. intervensi. Nilai hasil uji
t berpasangan (p < 0,05)
menunjukan adanya
penurunana nyeri pasca
operasi secara signifikan
pada tingkat 0.05.
8. (De Paolis The Complement Menilai efek Randomized Perbedaan intensitas
et al., 2019) effectiveness of ary adjuvant pada Controlled nyeri ( NRS di T3-NRS
progressive Therapies in PMR –IGI ( di T1) adalah 1,83 pada
muscle Clinical Progressive kelompok A dan 0,55
relaxation and Practice muscle pada kelompok B dan
interactive relaxation signifikan pada kedua
guided imagery and kelompok ( p<0,0001).
as a pain- Interactive Rata-rata skor gejala
reducing Guided total menurun sebesar
intervention in Imagery) 8,83 pada kelompok A
advanced dalam dan sebesar 1,84 pada
cancer mengurangi kelompok B.
patients: A rasa nyeri
multicentre pada pasient
randomised kaker
controlled non- terminal.
pharmacologic
al trial
9. (Hasbi, Progressive Medisains Melihat efek Eksperimental Hasil menunjukan ada
Chayati, & muscle dari desian time penuruanan tingkat nyeri
Makiyah, relaxation to pemberian series dari minggu ke minggu
2020) reduces tehrapi setelah dilakukan
chronic pain in relaksasi otot intervensi, skala dari 6
hemodialysis progresif nyeri sedang ke 3 nyeir
patient pada nyeri ringan . ada perbedaan
pasien tingakt nyheri antara
dengan keompok intervensi dna
hemodialisa kelompok kontrol
dengan p < 0,001.
10 (Devmurari Effectiveness of Indian Melihat Randomized Hasil terdapat
& Nagrale, Jacobson’s Journal of efketivtas Controlled penurunan nyeri secara
2018) progressive Obstretrics relaksasi otot Trial signifikan nilai rata-rata
muscle and progresive pada kelompok
relaxation Gynocology Jacobson’s ekperimental daripada
technique for Research untuk kelompok kontrol pada
pain menurunkan skor VAS.
management in nyeri pors
post-cesaerean operasi sesar.
women

495
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491- 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

PEMBAHASAN organ dalam (mata, telinga, nasofaring,


Relaksasi otot progresif menjadi salah satu jantung, pembuluh darah, organ abdomen,
alternatif atau komplementer dalam dan pelvis minor). Didalam organ terdapat
memberikan terapi menurunkan tingakt nociceptor yaitu saraf akhir yang berespon
nyeri. Beberapa artikel menunjukan pada rangsang nyeri (Steeds, 2016).
efektivitas pemberian terapi relaksasi otot Terdapat pada persendian, tulang, dan otot.
progresif untuk menurunkan nyeri. Nyeri Faktor lain yaitu kimia dan fisik merupakan
merupakan suatu pengalaman yang dialami faktor luar yang mempengaruhi terjadinya
dan dirasakan oleh pasien, sehingga nyeri. Etiologi ini dikonversi menjadi sinyal
merupakan sesuatu yang bersifat subyektif. impuls elektrik yang diteruskan oleh system
Pengalaman yang bersifat subyektif ini saraf yang tidak rusak ke system pusat
merupakan bagian dari nociception. yang mengolah nyeri (reticular system
Merupakan proses netral yang termasuk (sebagai non spesifik impuls) yang
kedalam proses transduksi (transduction) menstimulasi aktivitas korteks serebri dan
dan transmisi dari stimulus noxious ke system limbic yang memunculkan respon
dalam otak melului proses terjadinya nyeri. emosional nyeri (Swieboda et al., 2013).
Proses terjadinya nyeri terdiri dari proses
stimulus (signal system), modulasi dari Respon nyeri memiliki karakateristik yang
pusat tertinggit (higer centers) dan persepsi dapat dijadikan sebagai penilaian nyeri
unik yang dimunculkan oleh individu pasien, yaitu lokasi, intensitas, durasi, dan
tersebut (Steeds, 2016). Selain itu kualitas. Kualitas ini sebagai bahan evaluasi
pengalaman nyeri yang dirasakan oleh secara subyektif. Lokasi nyeri
pasien bergantung pada kekuatan stimulus memungkinkan penentuan terjadinya nyeri,
yang ada, penerimaan nyeri individu tetapi tempat tidak selalu berhubungan
tersebut, dan ketahanan pasien terhadap dengan tempat terjadinya cidera atau proses
nyeri tersebut. Nyeri ini merupakan penyakit. Intensitas nyeri merupakan
mekanisme proteksi tubuhan dalam pengalaman yang sulit untuk dikaji
menanggapi hal yang mengancam tubuh merupakan toleransi nyeri, seperti contoh
pasien. Penyebab nyeri terjadi dapat perempuan memiliki toleransi nyeri yang
dikarenakan adanya kerusakan jaringan atau tinggi daripada laki-laki dan anak-anak.
iritasi pada resptor nyeri yang berada di Cara mengevaluasi dari intensitas nyeri
bagian kulit, persendian, atau pun di organ menggunakan alat ukur visual atau analog
bagian dalam. Selain itu juga etiologi dapat scale, berguna membandingkan kekuatan
dikarenakan kerusakan system saraf , pada nyeri dengan rasa penderitaan yang
keduanya system saraf tepi, otak, dan spinal dirasakan pasien. Durasi nyeri merupakan
cord. Selain itu nyeri terjadi bukan karena karakteritik untuk mengukur perbedaan
kerusakan jaringan, yang disebut dengan nyeri akut dan kronik. Nyeri akut memiliki
nyeri psikogenik (psycogenic pain). Secara durasi kurang tiga bulan sebagai peringatan
proses fisiologis persepsi subjektif nyeri adanya gangguan ( nyeri post operasi,
dari pasien sangat penting yang trauma , yang berhubungan dengan
dimunculkan oleh system saraf dimana prosedur medis). Nyeri kronik terjadi lebih
terdiri dari aspek emosional yaitu rasa yang tiga bulan, berhubungan dengan proses
menyakitkan, sikap terhadap rasa nyeri, dan alami gejala dari penyakit, dan efekaktivitas
ekpresi dari nyeri (Swieboda, Filip, multi terapi. Nyeri yang bertahan (survived
Prystupa, & Drozd, 2013). pain) sering terjadi sebagai akibat
perawatan pada nyeri akut yang tidak tepat,
Aspek emotional yang merupakan bagian nyeri ada meskipun jaringan telah sembuh.
dari nociceptive yang ditimbulkan dari Kualitas nyeri merupakan evaluasi nyeri itu
etiologi secara biologis ( organ eksternal berasal. Nyeri terasa cepat menunjukan
seperti nyeri kulit dan mukosa, selain itu adnaya gangguang neuropati dan kerusakan

496
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491 - 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

saraf. Nyeri berdenyut (vascular pain) nyeri modifikasi dengan teknik lain dan
yang tumpul yang kadang disertai dengan membandingkan dengan teknik lain dalam
rasa mual yang berasal dari dalam organ. menurunkan nyeri, dilihat dalam berikut ini.
Respon otonom dan hormonal yang
ditimbulkan yaitu peningkatan tekanan Berdasarkan penelitian yang dilakukan
darah, denyut jantung, frekuensi pernafasan secara RCT (Randomized Cotrolled Trial)
dan gejala lainnya yang dapat digali, ketika yaitu membandingkan teknik relaksasi otot
stimulus nyeri dan durasi diketahui progresif dengan TENS (Transcutaneus
(Swieboda et al., 2013). Electrical Nerve Stimulation) memberikan
hasil efek penurunan nyeri dan stress pada
Nyeri tidak hanya berupa masalah secara pasien lebih baik menggunakan teknik
fisiki tetapi bersifat multidimentional yaitu relaksasi otot progresif yang dilakukan
mempengaruhi secara sosial, psikologis, selama 15 menit per sesi selama 7 hari pada
dan spiritual. Sehingga akan mempengaruhi pasien dengan gangguan nyeri kepala
dari kualitas kehidupan pasien seperti (tension headache). Pada penelitian teknik
gangguan tidur, cemas, merasakan relaksasi otot progresif dilakukan
kelelahan, perasaan depresi dan lainnya. pengukuran nyeri menggunakan VAS
Oleh karena itu nyeri perlu untuk (Visual Analog Scale), setelah itu responden
dihilangkan. Kondisi ini merupakan efek diberika posisi berbaring dengan pakaian
yang terjadi sering dirasakan pasien dnegan ditanggalkan. Setelah itu mengikuti gerakan
gangguan nyeri kronis. Berdasarkan The yang dikelompok dalam 4 kelompok, yaitu
Europan Federation of IASP Chapters tangan kanan dan lengan bawah, bisep
Declaration on Pain pada awal acara kanan, tangan kiri, lengan depan dan bisep
Global Days Agianst Pain menyampaikan kiri; kelompok dua : mengangkat alis, mata
bahwa nyeri kronis dan nyeri berulang (diarahkan ketengah), hidung (kerutkan ke
(recurrent pain) adaah masalah kesehatan atas (Wrinkle up)), rahang (pull coners of
yang khusus yang berdiri sendiri (Raffaeli mouth back), dan leher; kelompok 3 dada,
& Arnaudo, 2017). Oleh karena itu perawat bahu dan punggungu atas dengan tarik
sebagai tenaga medis yang memiliki tugas nafas dalam dan perut dengan tarik nafas
dalam perawatn pasien dan memberikan dalam; kelompok empat paha kanan, betis
kebutuhan dasar, maka salah satu tindakan kanan dan kiri (S. Kumar & Raje, 2014).
yang dapat dilakukan adalah tindakan non Pada penelitian berikutnya teknik relaksasi
farmakologis seperti relaksai otot progresif otot progresif diberikan pada klien dengan
(Butcher et al., 2018). Teknik relaksasi otot gangguan nyeri akut yaitu dengan post
progresif (Progressive Muscle Relaxation operasi abdomen sebagai salah satu
(PMR) merupakan teknik relaksasi yang manejemen nyeri dari hasil yang
digunkan oleh Edmund Jacobson pada disampaikan menunjukan terjadi penurunan
tahun 1930 an berdasarkan prinsip bahwa nyeri yang diberikan pada hari ke 1 dan ke
ketenangan jiwa (mental) adalah hasil alami 2 intervensi yang diberikan selama 15 menit
dari fisik yang relaksasi. Teknik ini dapat (Devi & Saharia, 2017). Teknik ini juga
dilakukan oleh semua orang sekitar 10-20 memiliki efektifitas yang dapat menurunkan
menit setiap harinya. Secara umum teknik nyeri pada pasien dengan post operasi
ini digunakan mulai dari bagian ektremitas ginjal. Penelitian yang dilakukan oleh
bawah lalu diakhiri dibagian wajah, perut Kisaarslan dan Aksoy, menghasilkan
dan dada dengan posisi teknik duduk atau adanya perbedaan yang tingkat nyeri yang
berbaring, gunakan pakaian yang nyaman dirasakan pasien post operasi pada hari ke 0
dan memilih tempat yang nyaman dan dan 3 selain itu juga dapat mempengaruhi
tenang (Ambardekar, 2020). Berbagai tanda vital klien tersebut (Kısaarslan &
penelitian tentang penggunaan otot Aksoy, 2020).
relaksasi progresif berdasarkan indikasi,

497
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491- 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Teknik relaksasi otot progresif digunakan bentuk teknik yang versi pendek dan versi
pula untuk klien dengan post operasi sesar, panjang Manajemen nyeri dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aziz Ismail menggunakan teknik ini dapat dimodifikasi
dan Elgazar, menghasilkan penurunan nyeri dengan teknik relaksasi yang lain untuk
secara efektif dibandingkan dengan memberikan efek penurunan nyeri yang
kelompok kontrol, selain itu teknik ini lebih efektif, yang dilakukan oleh De Paolis
memberikan pengaruh baik untuk et, al, menggunakan teknik relaksasi otot
memberikan kualitas tidur yang baik. progresif dengan teknik interactive muscle
Teknik yang diberikan adalah mengikuti relaxasation pada klien dengan diagnosa
teknik relaksasi melalui CD (compact disk) kanker. Dari penelitian tersebut ternyat
yang dilakukan sekitar 30 menit dibawah memberikan efek yang efektif dalam
bimbingan (Aziz Ismail & Elgzar, 2018). menurunkan nyeri yang dialam klien
Penelitian ini sejalan dengan yang kanker(De Paolis et al., 2019).
dilakukan oleh Devmurari dan Nagrale,
memberikan intervensi teknik ini pada klien Berdasarkan berbagai penelitian,
post operasi sesar, memberikan efek yang penggunaan teknik relaksasi otot progresif
sama yaitu dapat menurunkan nyeri, dimana memberikan manfaat yang sama yaitu
skala nyeri diukur menggunakan skala VAS menurunkan nyeri, baik klien tersebut
(Devmurari & Nagrale, 2018). dalam kondisi nyeri akut maupun nyeri
kronis. Dalam intervensi teknik relaksasi
Teknik relaksasi diatas digunakan untuk otot progresif dapat dimodifikasi dengan
kebanyakan klien dengan post operasi penambahan intervensi teknik relaksasi lain
masalah bedah, selain itu teknik ini dapat yang dapat memberikan efek yang lebih
digunakan pada klien dengan gangguan baik dalam menurunkan nyeri klien.
penyakit dalam yaitu, penyakit Sickle Cell Kelebihan dari teknik relaksasi otot
diseases. Klien mengalami nyeri, pada progresif yaitu dapat memberikan manfaat
penelitian ini Kazak dan Ozkaraman sebagai penatalaksanaan manajemen nyeri
memberikan terapi teknik relaksasi otot yang tidak membutuhkan dana, tenaga yang
progresif, memberikan hasil yaitu dapat besar dan dapat dilakukan secara mandiri
menurunkan nyeri (Kazak & Ozkaraman, ataupun bimbingan. Teknik ini dapat
2020). Selain untuk menurunkan nyeri yang digunakan pada kondisi nyeri akut maupun
bersifat akut, teknik relaksasi otot progrsif nyeri kronis. Sedangkan kekurangan dari
dilakukan untuk manajemen nyeri kronik, teknik relaksasi otot progresif yaitu teknik
seperti yang dilakukan oleh Hasbi, Chayati relaksasi otot progresif ini memiliki banyak
dan Makiyah, teknik yang diberikan pada gerakan yang dilakukan, ada berbagai versi
klien nyeri kronik klien hemodialisa dalam bentuk CD, dan perlu bimbingan
memberikan dampak penurunan nyeri dari tenaga ahli jika klien belum pernah
minggu ke minggu berikutnya yaitu melakukannya. Waktu dalam penggunaan
penuruan dari skala 6 ke skala 3 (Hasbi et teknik ini bervariasi sehingga perlu ada
al., 2020). Selain itu penelitian yang kajian lebih lanjut.
dilakukan oleh Launche et,al menghasilkan
bahwa teknik relaksasi otot progresif yang SIMPULAN
dilakukan selama 12 minggu memiliki hasil Teknik relaksasi otot progresif merupakan
yang sama dalam pengurangan rasa nyeri penatalaksanan non farmakologi, yang
dengan penatalaksanaan bekam pada klien menjadi salah satu intervensi perawat dalam
dengan nyeri leher kronis (Lauche et al., manajemen nyeri kronik ataupun nyeri akut.
2013). Pada penelitian pengukuran skala Manajemen nyeri dengan teknik relaksasi
nyeri menggunakan skala VAS dan otot progresif ini dapat dilakukan oleh
interevensi relaksasi otot progresif perawat pada pemberian asuhan
menggunakan pelatihan melalui CD dalam keperawatan di rumah pasien saat

498
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491 - 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

kunjungan rumah ataupun di rumah sakit. .014


Hal tersebut diharapkan dapat berdampak
terhadap meningkatnya tingkat kenyamanan Devi, & Saharia. (2017). Effect of
dan kesembuhan pasien. Pada penggunaan progressive muscle relaxation on
teknik relaksasi otot progresif, perawat post-operative analgesia.
perlu mempelajari dan mempersiapkan diri International Journal of Medical
dalam memberikan edukasi, menggunakan Research and Review, 5(2), 13–118.
standar operasional prosedur yang sesuai
dengan indikasi penyakit pasien. Hal Devmurari, D., & Nagrale, S. (2018).
tersebut bertujuan agar memberikan efek Effectiveness of Jacobsonâ€TMs
maksimal untuk mengatasi nyeri pasien. progressive muscle relaxation
technique for pain management in
DAFTAR PUSTAKA post-cesaerean women. Indian
Ambardekar, N. (2020). Progressive Journal of Obstetrics and Gynecology
Muscle Relaxation for Stress and Research, 5(2), 228–232.
Isomnia. Retrieved June 8, 2020, https://doi.org/10.18231/2394-
from WebMD Medical Reference 2754.2018.0051
website:
https://www.webmd.com/sleep- Dinakar, P., & Stillman, A. M. (2016).
disorders/muscle-relaxation-for- Pathogenesis of Pain. Seminars in
stress-insomnia Pediatric Neurology, 23(3), 201–208.
https://doi.org/10.1016/j.spen.2016.10
Aziz Ismail, N. I. A., & Elgzar, W. T. I. .003
(2018). The Effect of Progressive
Muscle Relaxation on Post Cesarean Hasbi, H. Al, Chayati, N., & Makiyah, S.
Section Pain, Quality of Sleep and N. N. (2020). Progressive muscle
Physical Activities Limitation. relaxation to reduces chronic pain in
International Journal of Studies in hemodialysis patient. Medisains,
Nursing, 3(3), 14. 17(3), 62.
https://doi.org/10.20849/ijsn.v3i3.461 https://doi.org/10.30595/medisains.v1
7i3.5823
Butcher, H. K., Dochterman, J. M.,
Wagner, C. M., & Bulechek. (2018). KARS.(2017).Standar Nasional Akreditasi
Nursing Intervention Classification Rumah Sakit.Edisi 1.
(NIC) (7th ed.; I. Nurjannah, Ed.). http://www.pdpersi.co.id/kanalpersi/
Singapore: Elsevier. manajemen_mutu/data/snars_edisi1.p
df
De Paolis, G., Naccarato, A., Cibelli, F.,
D’Alete, A., Mastroianni, C., Surdo, Kazak, A., & Ozkaraman, A. (2020). The
L., … Magnani, C. (2019). The Effect of Progressive Muscle
effectiveness of progressive muscle Relaxation Exercises on Pain on
relaxation and interactive guided Patients with Sickle Cell Disease:
imagery as a pain-reducing Randomized Controlled Study. Pain
intervention in advanced cancer Management Nursing, (xxxx).
patients: A multicentre randomised https://doi.org/10.1016/j.pmn.2020.02
controlled non-pharmacological trial. .069
Complementary Therapies in Clinical
Practice, 34(December 2018), 280– Kısaarslan, M., & Aksoy, N. (2020). Effect
287. of Progressive Muscle Relaxation
https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2018.12 Exercise on Postoperative Pain Level
in Patients Undergoing Open Renal

499
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491- 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Surgery: A Nonrandomized Syaodih, Nana.(2009).Metode Penelitian


Evaluation. Journal of Perianesthesia Pendidikan.PT. Remaja ROsdakarya :
Nursing, (xxxx). Bandung. h.52
https://doi.org/10.1016/j.jopan.2019.1
2.003 Vaghese, J. (2018). The effectiveness of
Progressive Muscle Relaxation
Kumar, K. H., & Elavarasi, P. (2016). Therapy on Postoperative pain.
Definition of pain and classification International Journal of Nursing And
of pain disorders. Journal of Medical Investigation, 3(2), 49–51.
Advanced Clinical & Research https://doi.org/10.5897/IJNM2014
Insights, 3(June), 87–90.
https://doi.org/10.15713/ins.jcri.112

Kumar, S., & Raje, A. (2014). Effect of


progressive muscular relaxation
exercises versus transcutaneous
electrical nerve stimulation on tension
headache: A comparative study. Hong
Kong Physiotherapy Journal, 32(2),
86–91.
https://doi.org/10.1016/j.hkpj.2014.06
.002

Lauche, R., Materdey, S., Cramer, H.,


Haller, H., Stange, R., Dobos, G., &
Rampp, T. (2013). Effectiveness of
Home-Based Cupping Massage
Compared to Progressive Muscle
Relaxation in Patients with Chronic
Neck Pain-A Randomized Controlled
Trial. PLoS ONE, 8(6).
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0
065378

Raffaeli, W., & Arnaudo, E. (2017). Pain as


a disease: An overview. Journal of
Pain Research, 10, 2003–2008.
https://doi.org/10.2147/JPR.S138864

Steeds, C. E. (2016). The anatomy and


physiology of pain. Surgery (United
Kingdom), 34(2), 55–59.
https://doi.org/10.1016/j.mpsur.2015.
11.005

Swieboda, P., Filip, R., Prystupa, A., &


Drozd, M. (2013). Assessment of
pain: types, mechanism and
treatment. Annals of Agricultural and
Environmental Medicine : AAEM, .
1(1), 2–7.

500

Anda mungkin juga menyukai