ABSTRAK
Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia, salah satu gangguan kenyaman yaitu nyeri. Nyeri
akut terjadi kurang dari 3 bulan dan nyeri kronik yang terjadi lebih dari 3 bulan. Salah satu manajemen
nyeri yan digunakan perawat adalah metode non farmakologis yaitu teknik relaksasi otot progresif.
Tujuan memberikan gambaran tentang penerapan teknik relaksasi otot progresif dalam menurunkan
nyeri. Penelitian menggunakan metode tinjuan pustaka, penulusuran artikel dari data base
Sciencedirect, ProQuest, Researchgate, Google, tahun 2010-2020. Teknik relaksasi otot progresif
sebagai teknik alternatif atau komplementer. Teknik ini digunakan pada kondisi nyeri akut dan nyeri
kronis seperti kanker. Teknik perlu adanya bimbingan oleh ahli salah satunya adalah perawat., durasi
sekitar 10-20 menit, prinsip memberikan ketenangan jiwa. Teknik relaksasi otot progresif dapat
menurunkan nyeri, sehingga dapat digunakan oleh perawat dalam penatalaksanaan klien dengan
gangguan nyeri.
Kata kunci: relaksasi otot progresif; nyeri; terapi komplementer; terapi non farmakologi
ABSTRACT
Comfort is a basic human need, one of problem from comfort is pain. Acute pain occurs less than three
month and chronic pain that occurs more than three months. One of the pain management used by
nurses is non pharmacological methods, namely is progressive muscle relaxation techniques.
Objectives provide overview of the application of progressive muscle relaxation. The study used the
literature review method, the search for articles from the Sciencedirct, Proquest, Researchgate,
Google data base, from 2010 until 2020. Progressive muscle relaxation techniques as a technique to
reduce pain as an alternative or complementary technique. This technique is used on client with acute
pain and chronic pain clients such as cancer. Techniques need guidance by experts one of which is a
nurse. Duration of about 10-20 minutes, the principle of providing peace of mind. Progessive Muscle
Relaxation techniques can reduce pain, so that can be used by nurses in the management of client with
pain.
491
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491- 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
492
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491 - 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 1.
Hasil Tinjauan Pustaka
No Penulis/ Judul Penelitian Nama Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian
Tahun Jurnal Penelitian
1. (S. Kumar Effect of Hong Kong Membandingk Randomized Hasil menunjukan
& Raje, progressive Physiothera an anatara Controlled latihan relaksasi otot
2014) muscular py Journal efek latihan Trial progresif efektif dalam
relaxation relaksasi otot mengurangi nyeri dan
exercises progresif dan stress (p<0,001). TENS
versus TENS pada secara signifikan dapat
transcutaneous intensitas menurunkan stres
electrical nerve nyeri dan stres (p<0,001) tetapi tidak
stimulation on pada orang dengan nyeri (p=0,233).
tension dengan TTH Perbandingan kedua
headache: A (Tension Type gruop hasilnya tidak
comparative Headche). signifikan antara 2
study kelompok dalam
menuurunkan nnyeri
(p=0,595), tetapi secara
tingkatbstres menurun
pada gropu A (p=0,002)
signfikan dari paa group
B.
2. (Lauche et Effectiveness of PloS One Menguji Randomized Hasil setelah dilakukan
al., 2013) Home-Based kemanjuran Controled tindakan bekam di rumah
Cupping 12 minggu Trial (RCT) selama 12 minggu tidak
Massage dari piajt dengan two lebih efektif daripada
Compared to bekam parellel relaksasi otot progresif
Progressive berbasis groups. dalam mengurangi rasa
Muscle rumah yang nyeri responden.
Relaxation in diberikan
Patients with dibandingkan
Chronic Neck dengan
Pain—A periode
Randomized relaksasi otot
Controlled progresif
Trial yang sama
pada pasien
dengan nyeri
leher kronis
non spesifik.
3. (Devi & Effect of Internationa Menentukan Quasy Secara statistik terdapat
Saharia, progressive l Journal of efektivitas experimenetal penrurunan secara
2017) muscle Medical teknik signifikan dalam tingakt
relaxation on Research relaksasi otot nyeri pasca operasi
post-operative and Review progresif setelah pemeberian
analgesia pada relaksasi otot progresif
manajemen pada hari 1 (p=0,002)
nyeri pad pada hari ke 2 (p=0,002)
apasien yang pada kelompok
menjalani eksperimental.
operasi
abdomen.
493
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491- 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
494
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491 - 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
495
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491- 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
496
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491 - 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
saraf. Nyeri berdenyut (vascular pain) nyeri modifikasi dengan teknik lain dan
yang tumpul yang kadang disertai dengan membandingkan dengan teknik lain dalam
rasa mual yang berasal dari dalam organ. menurunkan nyeri, dilihat dalam berikut ini.
Respon otonom dan hormonal yang
ditimbulkan yaitu peningkatan tekanan Berdasarkan penelitian yang dilakukan
darah, denyut jantung, frekuensi pernafasan secara RCT (Randomized Cotrolled Trial)
dan gejala lainnya yang dapat digali, ketika yaitu membandingkan teknik relaksasi otot
stimulus nyeri dan durasi diketahui progresif dengan TENS (Transcutaneus
(Swieboda et al., 2013). Electrical Nerve Stimulation) memberikan
hasil efek penurunan nyeri dan stress pada
Nyeri tidak hanya berupa masalah secara pasien lebih baik menggunakan teknik
fisiki tetapi bersifat multidimentional yaitu relaksasi otot progresif yang dilakukan
mempengaruhi secara sosial, psikologis, selama 15 menit per sesi selama 7 hari pada
dan spiritual. Sehingga akan mempengaruhi pasien dengan gangguan nyeri kepala
dari kualitas kehidupan pasien seperti (tension headache). Pada penelitian teknik
gangguan tidur, cemas, merasakan relaksasi otot progresif dilakukan
kelelahan, perasaan depresi dan lainnya. pengukuran nyeri menggunakan VAS
Oleh karena itu nyeri perlu untuk (Visual Analog Scale), setelah itu responden
dihilangkan. Kondisi ini merupakan efek diberika posisi berbaring dengan pakaian
yang terjadi sering dirasakan pasien dnegan ditanggalkan. Setelah itu mengikuti gerakan
gangguan nyeri kronis. Berdasarkan The yang dikelompok dalam 4 kelompok, yaitu
Europan Federation of IASP Chapters tangan kanan dan lengan bawah, bisep
Declaration on Pain pada awal acara kanan, tangan kiri, lengan depan dan bisep
Global Days Agianst Pain menyampaikan kiri; kelompok dua : mengangkat alis, mata
bahwa nyeri kronis dan nyeri berulang (diarahkan ketengah), hidung (kerutkan ke
(recurrent pain) adaah masalah kesehatan atas (Wrinkle up)), rahang (pull coners of
yang khusus yang berdiri sendiri (Raffaeli mouth back), dan leher; kelompok 3 dada,
& Arnaudo, 2017). Oleh karena itu perawat bahu dan punggungu atas dengan tarik
sebagai tenaga medis yang memiliki tugas nafas dalam dan perut dengan tarik nafas
dalam perawatn pasien dan memberikan dalam; kelompok empat paha kanan, betis
kebutuhan dasar, maka salah satu tindakan kanan dan kiri (S. Kumar & Raje, 2014).
yang dapat dilakukan adalah tindakan non Pada penelitian berikutnya teknik relaksasi
farmakologis seperti relaksai otot progresif otot progresif diberikan pada klien dengan
(Butcher et al., 2018). Teknik relaksasi otot gangguan nyeri akut yaitu dengan post
progresif (Progressive Muscle Relaxation operasi abdomen sebagai salah satu
(PMR) merupakan teknik relaksasi yang manejemen nyeri dari hasil yang
digunkan oleh Edmund Jacobson pada disampaikan menunjukan terjadi penurunan
tahun 1930 an berdasarkan prinsip bahwa nyeri yang diberikan pada hari ke 1 dan ke
ketenangan jiwa (mental) adalah hasil alami 2 intervensi yang diberikan selama 15 menit
dari fisik yang relaksasi. Teknik ini dapat (Devi & Saharia, 2017). Teknik ini juga
dilakukan oleh semua orang sekitar 10-20 memiliki efektifitas yang dapat menurunkan
menit setiap harinya. Secara umum teknik nyeri pada pasien dengan post operasi
ini digunakan mulai dari bagian ektremitas ginjal. Penelitian yang dilakukan oleh
bawah lalu diakhiri dibagian wajah, perut Kisaarslan dan Aksoy, menghasilkan
dan dada dengan posisi teknik duduk atau adanya perbedaan yang tingkat nyeri yang
berbaring, gunakan pakaian yang nyaman dirasakan pasien post operasi pada hari ke 0
dan memilih tempat yang nyaman dan dan 3 selain itu juga dapat mempengaruhi
tenang (Ambardekar, 2020). Berbagai tanda vital klien tersebut (Kısaarslan &
penelitian tentang penggunaan otot Aksoy, 2020).
relaksasi progresif berdasarkan indikasi,
497
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491- 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Teknik relaksasi otot progresif digunakan bentuk teknik yang versi pendek dan versi
pula untuk klien dengan post operasi sesar, panjang Manajemen nyeri dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aziz Ismail menggunakan teknik ini dapat dimodifikasi
dan Elgazar, menghasilkan penurunan nyeri dengan teknik relaksasi yang lain untuk
secara efektif dibandingkan dengan memberikan efek penurunan nyeri yang
kelompok kontrol, selain itu teknik ini lebih efektif, yang dilakukan oleh De Paolis
memberikan pengaruh baik untuk et, al, menggunakan teknik relaksasi otot
memberikan kualitas tidur yang baik. progresif dengan teknik interactive muscle
Teknik yang diberikan adalah mengikuti relaxasation pada klien dengan diagnosa
teknik relaksasi melalui CD (compact disk) kanker. Dari penelitian tersebut ternyat
yang dilakukan sekitar 30 menit dibawah memberikan efek yang efektif dalam
bimbingan (Aziz Ismail & Elgzar, 2018). menurunkan nyeri yang dialam klien
Penelitian ini sejalan dengan yang kanker(De Paolis et al., 2019).
dilakukan oleh Devmurari dan Nagrale,
memberikan intervensi teknik ini pada klien Berdasarkan berbagai penelitian,
post operasi sesar, memberikan efek yang penggunaan teknik relaksasi otot progresif
sama yaitu dapat menurunkan nyeri, dimana memberikan manfaat yang sama yaitu
skala nyeri diukur menggunakan skala VAS menurunkan nyeri, baik klien tersebut
(Devmurari & Nagrale, 2018). dalam kondisi nyeri akut maupun nyeri
kronis. Dalam intervensi teknik relaksasi
Teknik relaksasi diatas digunakan untuk otot progresif dapat dimodifikasi dengan
kebanyakan klien dengan post operasi penambahan intervensi teknik relaksasi lain
masalah bedah, selain itu teknik ini dapat yang dapat memberikan efek yang lebih
digunakan pada klien dengan gangguan baik dalam menurunkan nyeri klien.
penyakit dalam yaitu, penyakit Sickle Cell Kelebihan dari teknik relaksasi otot
diseases. Klien mengalami nyeri, pada progresif yaitu dapat memberikan manfaat
penelitian ini Kazak dan Ozkaraman sebagai penatalaksanaan manajemen nyeri
memberikan terapi teknik relaksasi otot yang tidak membutuhkan dana, tenaga yang
progresif, memberikan hasil yaitu dapat besar dan dapat dilakukan secara mandiri
menurunkan nyeri (Kazak & Ozkaraman, ataupun bimbingan. Teknik ini dapat
2020). Selain untuk menurunkan nyeri yang digunakan pada kondisi nyeri akut maupun
bersifat akut, teknik relaksasi otot progrsif nyeri kronis. Sedangkan kekurangan dari
dilakukan untuk manajemen nyeri kronik, teknik relaksasi otot progresif yaitu teknik
seperti yang dilakukan oleh Hasbi, Chayati relaksasi otot progresif ini memiliki banyak
dan Makiyah, teknik yang diberikan pada gerakan yang dilakukan, ada berbagai versi
klien nyeri kronik klien hemodialisa dalam bentuk CD, dan perlu bimbingan
memberikan dampak penurunan nyeri dari tenaga ahli jika klien belum pernah
minggu ke minggu berikutnya yaitu melakukannya. Waktu dalam penggunaan
penuruan dari skala 6 ke skala 3 (Hasbi et teknik ini bervariasi sehingga perlu ada
al., 2020). Selain itu penelitian yang kajian lebih lanjut.
dilakukan oleh Launche et,al menghasilkan
bahwa teknik relaksasi otot progresif yang SIMPULAN
dilakukan selama 12 minggu memiliki hasil Teknik relaksasi otot progresif merupakan
yang sama dalam pengurangan rasa nyeri penatalaksanan non farmakologi, yang
dengan penatalaksanaan bekam pada klien menjadi salah satu intervensi perawat dalam
dengan nyeri leher kronis (Lauche et al., manajemen nyeri kronik ataupun nyeri akut.
2013). Pada penelitian pengukuran skala Manajemen nyeri dengan teknik relaksasi
nyeri menggunakan skala VAS dan otot progresif ini dapat dilakukan oleh
interevensi relaksasi otot progresif perawat pada pemberian asuhan
menggunakan pelatihan melalui CD dalam keperawatan di rumah pasien saat
498
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491 - 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
499
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 10 No 4, Hal 491- 500, Oktober 2020
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
500