Anda di halaman 1dari 14

Literatur Review

Pengaruh Progressive Muscle Relxation (PMR) dalam


Menurunkan Skala Nyeri Pada Pasien Kanker Paru Yang
Mendapatkan Pengobatan Kemoterapi di Rumah Sakit Columbia
Asia Medan

Moris Samsul Lamhot Hutahaean, 1 Siti Zahara Nasution,2


Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan,
Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
E-mail: morishutahaean@gmail.com

Abstrak
Pendahuluan: Progressive Muscle Relaxation (PMR) merupakan suatu terapi relaksasi
dengan menegangkan beberapa otot tertentu dan kemudian direlaksasikan. PMR merupakan
salah satu cara teknik relaksasi dengan mengkombinasikan antara latihan napas dalam dan
serangkaian seri konstraksi relaksasi otot tertentu. Metode: penelitian ini menggunakan
metode literatur review, dengan penelusuran artikel melalui database Google Scholar,
Proquest, dan Science Direct. Penelitian ini mencoba untuk Melihat perbedaan skala nyeri
antara pretest kelompokintervensi dan kontrol dan perbedaan skala nyeri posttest kelompok
intervensi dan kontrol. Hasil: tinjauan literatur menunjukkan bahwa untuk mengevaluasi
pemberian progressive muscle relaxation pada nyeri yang dirasakan oleh pasien diperoleh
hasil rata-rata nilai nyeri dari kelompok perlakuan seacara signifikan lebih rendah dari
kelompok kontrol (p<0,005).

Kata kunci: Kanker Paru, Kemoterapi, Progressive Muscle Relxation (PMR), Skala Nyeri

Abstract
Introduction: Progressive Muscle Relaxation (PMR) is a relaxation therapy by tensing certain
muscles and then relaxing them. PMR is a relaxation technique that combines deep breathing
exercises and a series of certain muscle relaxation contractions. Method: this study uses the
literature review method, by searching articles through the Google Scholar, Proquest, and
Science Direct databases. This study tried to look at the differences in pain scales between the
pretest intervention and control groups and the differences in posttest pain scales between the
intervention and control groups. Results: The literature review shows that to evaluate the
administration of progressive muscle relaxation to the pain felt by patients, the average pain
score of the treatment group was significantly lower than the control group (p<0.005).

Keywords: Lung Cancer, Chemotherapy, Progressive Muscle Relaxation (PMR), Pain Scale
Pendahuluan Jenis penatalaksanaan nonfarmakologis
Insiden nyeri pada penderita kanker terhadap penurunan nyeri salah satunya yaitu
mencapai 38 – 65%, sedangkan pada Progressive Muscle Relaxation (PMR)
tahap kanker terminal mencapai 74% merupakan teknik distraksirelaksasi yang dapat
(Astuti & Ilmi, 2019). Lebih dari 50 % menekan lansung pusat stimulus (Rahmania,
pasien kanker mengalami nyeri dengan 2018). Progressive muscle relaxation (PMR)
berbagai tipe dan biasanya berada pada direkomendasikan sebagai terapi
rentang sedang hingga berat (Wysham et komplementer sebagai pengobatan analgesik
al., 2015). Kondisi nyeri multidimensi dalam memaksimalkan pengurangan nyeri
pada penderita kanker akan pasien kanker yang dapat mengurangi emosi
mempengaruhi berbagai kondisi tubuh, negatif yang dapat memperberat nyeri (Syarif
seperti fisik, psikologis, kognitif, & Putra, 2014).
emosional, social, serta spiritual (Paolis, Progressive Muscle Relaxation (PMR)
2019). Nyeri yang tidak tertangani secara teknik relaksasi yang sistematis dan mendalam
terus menerus dalam waktu yang lama dengan tegang dan relaks yang terfokus
berdampak terhadap ketidaknyamanan mempertahankan kondisi relaksasi yang dalam
pasien sehingga dapat mengganggu melibatkan kontraksi dan relaksasi berbagai
terhadap activity daily life (ADL) dan kelompok otot mulai dari kepala sampai
kualitas kehidupan pasien (Prasetyo, kearah bawah ekstremitas (Syarif & Putra,
2010). The europan federation of IASP 2014).
Chapters Declaration on Pain Hasil penelitian yang dilakukan oleh
menjelaskan bahwa nyeri yang berulang Kazak & Ozkaraman (2020) untuk
dan kronis menjadi masalah kesehatan mengevaluasi pemberian progressive muscle
khusus yang berdiri sendiri (Raffaeli & relaxation pada nyeri yang dirasakan oleh
Arnaudo, 2017). pasien diperoleh hasil rata-rata nilai nyeri dari
Kurnianinda & Murti (2005) kelompok perlakuan seacara signifikan lebih
melakukan penelitian tentang nyeri rendah dari kelompok kontrol (p<0,005).
kanker melaporkan bahwa 67,6% pasien Penelitian lain dilakukan oleh De Paolis et al.,
menderita kanker merasakan nyeri. Hasil (2019) yang memberikan progressive muscle
penelitian menunjukkan bahwa sebagian relaxation dan efektif dalam pengurangan
besar pasien kanker mengalami nyeri nyeri terhadap pasien kanker tahap lanjut.
sedang yang terus menerus sehingga Setelah diberikan terapi komplementer PMR
dapat menyebabkan terganggunya dan Guide imagery selama 20 menit terdapat
aktivitas sehari – hari. Nyeri pada pasien perbedaan penurunan intensitas nyeri yang
kanker muncul melalui proses tranduksi, significant pada kelompok intervensi yaitu
transmisi, modulasi dan persepsi, dalam 1.83 sedangkan kelompok kontrol 0.55 dan
proses inilah muncul beberapa factor penurunan rata – rata nilai 8.83 pada kelompok
psikologis, perilaku, dan emosional intervensi dan pada kelompok kontrol 1.84.
sebagai persepsi nyeri (Bahrudin, 2018). Progressive Muscle Relaxation (PMR)
Pengobatan terhadap keluhan pada merupakan salah satu teknik relaksasi yang
penderita kanker paru tidak hanyadapat paling mudah dilakukan. Teknik ini memiliki
dilakukan melalui terapi farmakologi gerakansederhana, telah digunakan secara luas,
namun terdapat terapi komplementer dan dapat meningkatkan kemandirian pasien
sebagai pelengkap (Varvogli Liza & dalam mengatasi masalah secara non
Darviri Christina,2011). Salah satu terapi farmakologi (Syarif & Putra, 2014). PMR
komplementer yang dapat diberikan bermanfaat untuk menurunkan resistensi
kepada penderita kanker berupa relaksasi. perifer dan menaikkan elastisitas pembuluh
darah, otot-otot dan peredaran darah akan semuanya mengatakan merasakan nyeri seperti
lebih sempurna dalam mengambil dan terbakar, dan tertusuk. Penanganan yang
mengedarkan oksigen serta relaksasi otot mereka lakukan yaitu lima orang mengatasinya
progresif dapat bersifatvasodilator yang dengan cara melapor pada perawat meminta
efeknya memperlebar pembuluh darah obat pereda nyeri, dan dua orang lainnya
dan dapat mengurangi rasa nyeri. PMR mengatasinya dengan istirahat. Rangkaian
ini menjadi metode relaksasi uraian tersebut melatarbelakangi peneliti
termurah,tidak memerlukan imajinasi, melakukan penelitian terkait pengaruh
tidak ada efek samping, mudah progresive muscle relaxation (PMR) dalam
dilakukan, membuat tubuh dan pikiran mengurangi skala nyeri pada pasien kanker
terasa tenang dan rileks (Mariyam et al., paru yang mendapatkan pengobatan
2010). kemoterapi.
Progressive Muscle Relaxation
(PMR) merupakan suatu terapi relaksasi Metode
dengan menegangkan beberapa otot
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
tertentu dan kemudian direlaksasikan.
mencoba untuk Melihat perbedaan skala nyeri
PMR merupakan salah satu cara teknik
antara pretest kelompok intervensi dan kontrol
relaksasi dengan mengkombinasikan
dan perbedaan skala nyeri posttest kelompok
antara latihan napas dalam dan
intervensi dan kontrol. Penelitian ini
serangkaian seri konstraksi relaksasi
menggunakan metode literatur review dalam
otot tertentu (Potthoff et al., 2013).
pencarian artikel menggunakan relevan data
PMR dapat menyebabkan produksi
based seperti Google Scholar, Proquest, dan
hormon endogen yang terdiri dari
Science Direct dengan kata kunci: “Lung
endorphin dan enkefalin. Endorphin dan
Cancer, Chemotherapy, Progressive Muscle
enkefalin dapat menghambat impuls
Relaxation (PMR), Pain Scale. Pencarian
nyeri dengan memblok transmisi ini di
artikel dimulai tahun 2018 sampai tahun 2022
dalam otak dan medulla spinalis (Astuti
yang dipublikasi dalam bahasa inggris.
& Ilmi, 2019).
Prevalensi kejadian kanker di
Dunia mencapai 1.735.350 orang (Astuti Hasil
& Ilmi, 2019). Sedangkan di Indonesia Dari penelusuran artikel ditemukan
mencapai 347.792 orang (Astuti & Ilmi, sebanyak 388 artikel, lalu dilakukan
2019). Angka kejadian tertinggi di penyaringan kemudian mengeluarkan jurnal
Indonesia untuk laki-laki adalah kanker yang tidak masuk kriteria sehingga didapatkan
paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 10 artikel yang mendukung penulisan ini.
penduduk dengan rata-rata kematian 10,9
per 100.000 penduduk, Jumlah prevalensi
kanker di Provinsi Medan sebanyak
1,67% dan mendapatkan jenis
pengobatan kemoterapi 22.7%.
Sedangkan data rekam medis RS
Columbia Asia Medan penderita kanker
paru sebanyak 61 orang (Rekam medis,
2022).
Hasil studi awal pada tanggal 23
September 2022 berupa wawancara
terhadap tujuh pasien kanker yang
menjalani pengobatan kemoterapi,
No Penulis Judul Tujuan Metode Hasil penelitian
1 Giulia de The effectiveness untuk membandingkan efektivitas A multicentre perbedaan intensitas nyeri (nrs pada t3-
paolisa, et of progressive intervensi pmr-igi dengan tanpa randomised nrs pada t1) adalah 1,83 pada kelompok a dan
al, 2019 muscle intervensi (perawatan biasa) dalam controlled 0,55 pada kelompok b dan signifikan
relaxation and mengurangi rasa sakit yang dialami pada kedua kelompok (p < 0,0001).
interactive guided imagery oleh pasien kanker stadium akhir. titik rerata total symptom distress score
asapain-reducing intervention akhir primer adalah skor perbedaan menurun sebesar 8,83 pada kelompok a
in advanced cancer patients: a intensitas nyeri (pid), yaitu perbedaan dan sebesar 1,84 pada kelompok b. rata-
multicentre randomised nyeri yang dilaporkan antara sebelum rata perbedaan subskor gejala
controlled dan sesudah intervensi emosional esas-r (kecemasan dan
non-pharmacological depresi) adalah 2,93 pada kelompok a (p
trial < 0,0001) dan 0,07 pada kelompok b (p >
0,05)
2 Kai liua effects of progressive muscle mengetahui pengaruh relaksasi otot Randomized rata-rata skor kecemasan (stai) sebelum
et al, relaxation on anxiety and progresif terhadap kecemasan dan controlled clinical intervensi tidak signifikan secara statistik (p
2020 sleep quality in patients with kualitas tidur pasien covid-19 trial ¼ 0,730), dan rata-rata skor kecemasan
covid-19 setelah intervensi signifikan secara statistik (p <
0,001). skor kualitas tidur rata-rata (srss)
dari kedua kelompok sebelum intervensi
tidak signifikan secara statistik (p = 0,838),
dan secara statistik
signifikan setelah intervensi (p < 0,001).
3 Pooya the effect of progressive mengetahui pengaruh relaksasi otot The pretest ditentukan bahwa pmr menurunkan
seyedi muscle relaxation on the progresif (pmr) terhadap kelelahan dan posttest clinical tingkat kelelahan pasien dan
chegeni et management of fatigue and kualitas tidur pasien penyakit paru trial memperbaiki beberapa subskala kualitas
al, 2018 quality of sleep in patients obstruktif kronik (ppok) stadium 3 dan 4. tidur termasuk kualitas tidur subyektif,
with chronic obstructive latensi tidur, durasi tidur dan efisiensi
pulmonary disease: a kebiasaan tidur, tetapi tidak ada peningkatan
randomized clinical trial yang ditemukan pada kualitas
tidur global dan subskala tidur lainnya.
4 Fahimeh the effect of progressive untuk mengetahui pengaruh relaksasi Randomized temuan penelitian ini menunjukkan
davodabad muscle relaxation on anxiety otot progresif terhadap kecemasan dan controlledclinical penurunan kecemasan dan peningkatan
ydkk, and sleep quality in burn kualitas tidur pada pasien luka trial kualitas tidur yangsignifikan secara
2020 patients: a bakar. statistik pada kelompok eksperimen
randomized clinical trial dibandingkan dengan kelompok
kontrol (p<0,05).
5 Hamed the effect of progressive mengetahui pengaruh relaksasi otot Randomized ditentukan bahwa pmr menurunkan tingkat
norollahi muscle relaxation on the progresif (pmr) terhadap kelelahan dan controlled kelelahan pasien dan memperbaiki
et al, management of fatigue and kualitas tidur pasien penyakit paru clinical trial beberapasubskala kualitas tidur termasuk
2018 quality of sleep in patients obstruktif kronik (ppok) stadium 3dan 4. kualitas tidur subyektif, latensi tidur, durasi
with chronic obstructive tidur dan efisiensi kebiasaan tidur, tetapi tidak
pulmonary disease: a ada peningkatan yang ditemukan pada kualitas
randomized tidur global dan subskala tidur lainnya.
controlled clinical trial
6 Kyriakoul The effect ofprogressive penilaian dampak jacobson progressive An intervetion perubahan signifikan dicatat dalam variabel
a muscle relaxation on muscle relaxation (pmr) pada gejala Study yangdipelajari antara kedua kelompok, dengan
merakou emotional competence: depresi, kecemasan, stres, rasa koherensi, hasilyang
et al, depression, anxiety, kualitas hidup yang berhubungan lebihbaikpadakelompokintervensi.
2019 stress, senseofcoherence, dengan kesehatan, dan kesejahteraan kelompok intervensi menunjukkan
health-related quality oflife, pada orang yang menganggur jangka penurunangejala depresi, kecemasan, stres
andwell-being ofunemployed panjang dengan gangguan (p <0,001)[depresi (p <0,001), kecemasan (p
people ingreece: an kecemasan. <0,001), stres(p
intervention study <0,001)], skor rasa koherensi yang lebih
tinggi(p
<0,001), peningkatan kualitas hidup
yangberhubungan dengan kesehatan
mengenaidomain kesehatan mental (p
<0,001), danpeningkatan kesejahteraan (p
<0,001). tidakada perubahan signifikan
yang diamati pada kelompok kontrol
selama periode tindak
lanjut.
7 Hanan the effect of progressive penelitian ini dilakukan untuk A randomized terjadi penurunan frekuensi, keparahan, dan
mohamed muscle relaxation menguji pengaruh pelatihan controlled trial durasi muntah, mual, muntah, dan kecemasan
solimany et training on relaksasi otot progresif (pmrt) yang yang signifikan pada kelompok pmrt
al, 2022 chemotherapy-induced dikombinasikan dengan obat dibandingkan kelompok kontrol (p < 0,0001).
nausea, vomiting and antiemetik pada mual, muntah dan
anxiety in egyptian kecemasan terkait kemoterapi
breast cancer women: a pada wanita kanker payudara yang
randomized controlled menerima kemoterapi.
trial
8 Defi eka pengaruh progressive untuk menguji efektivitas pmr dalam Quasy experiment didapatkan adanya perbedaan skala nyerisebelum
kartika dkk, muscle relaxation (pmr) mengurangi nyeri pada pasien with control dan sesudah pemberian pmr pada pasien kanker
2022 dalam menurunkan kanker paru yang menjalani group pretest kelompok intervensi dengan p = 0,000 (p<0,05).
skala nyeri pada pasien kemoterapi. posttest design
kanker
paru yang mendapatkan
pengobatan kemoterapi

9 Dedeh pengaruh progressive mengetahui pengaruh pmr terhadap Quasy experiment didapatkan penurunan intensitas myalgia
komalawati muscle relaxation (pmr) myalgia pada pasien kanker paru dengan pretest sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada
dkk, 2018 terhadap myalgia pada yang menjalani kemoterapi. posttest with control kelompok intervensi (p value 0,001) dan
pasien kanker paru yang group pada kelompok kontrol (p value 0,001).
menjalani kemoterapi namun terdapat perbedaan penurunan
intensitas myalgia antara kelompok kontrol dan
kelompok intervensi setelah diberikan intervensi
dengan selisih0,81 (p value = 0,001) .

10 Didi Pengaruh progressive mengetahui pengaruh pmr Pre-eksperimental Didapatkan nilai rata-rata skala nyeri
kurniawa muscle relaxation (PMR) terhadap nyeri pada pasien with one group kanker payudara sebelum diberikan
n dkk, terhadap kualitas nyeri kanker payudara yang menjalani pretest posttest intervensi adalah 6,50 dan nilai rata-rata
2019 pasien kanker payudara kemoterapi. skala nyeri kanker payudara sesudah
dengan kemoterapi di diberikan intervensi 1,35. hasil analisis
RUSD Arifin Achmad bivariat menunjukkan bahwa t = 17,956
dan p- value = 0,001 sehinggah
terdapat pengaruh intervensi pmr
terhadap nyeri pada pasien kanker
payudara yang
menjalani kemoterapi.
Pembahasan stadium terbanyak adalah 4A, menunjukkan
Karakteristik Responden bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
Berdasarkan hasil penelitian ini antara stadium kanker paru dengan nyeri.
pada kelompok intervensi didapatkan Nyeri pada pasien kanker paru dipengaruhi
nilai median sebelum intervensi adalah oleh beberapa hal, seperti usia, jenis kelamin,
5.00. Pada hari ke lima terjadi tingkat Pendidikan.
penurunan nilai median sesudah Melihat Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah
intervensi adalah 1.00. Hasil uji pada Kelompok Intervensi yang Diberikan
normalitas menggunakan uji Shapiro- Progressive Muscle Relaxation dan Skala
Wilk pada nilai Standardize Residual Nyeri Sebelum dan Sesudah Kelompok
didapatkan p value < 0.05, artinya data Kontrol yang Tidak Diberikan Progressive
tidak berdistribusi normal. Sehingga Muscles Relaxation.
analisis bivariat dilakukan dengan Hasil uji normalitas menggunakan uji
menggunakan statistik dengan man Shapiro-Wilk pada nilai Standardize Residual
whitney didapatkan bahwa pada didapatkan p value < 0.05, artinya data tidak
kelompok intervensi dan kelompok berdistribusi normal. Sehingga analisis bivariat
dilakukan dengan menggunakan statistik dengan
kontrol sebelum dilakukan PMR
uji wilcoxon pada kelompok intervensi sebelum
didapatkan nilai p=0.000 (p<0.05).
dan sesudah dilakukan PMR didapatkan p=0.000
Sedangkan pada kelompok intervensi (p<0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
dan kelompok kontrol sesudah pemberian PMR mampu menurunkan skala nyeri
dilakukan PMR didapatkan nilai pada pasien kanker paru yang mendapatkan
p=0.000 (p<0.05). Hasil tersebut pengobatan kemoterapi. Sedangkan pada
menunjukkan bahwa terdapat kelompok kontrol tidak ada perbedaan skala
perbedaan skala nyeri pada kelompok nyeri sebelum dan sesudah pemberian PMR
intervensi dan kelompok kontrol dengan p=1.000 (p>0.05) artinya tidak ada
sesudah diberikan PMR. pengaruh pemberian PMR dengan penurunan
skala nyeri pasien kanker paru pada kelompok
Karakteristik responden berkaitan kontrol pada hari pertama sampai hari ke lima.
dengan kejadian nyeri yang dialami Nyeri pada pasien kanker sering dikaitkan
oleh responden, seperti usia, jenis dengan usia, dan frekuensi kemoterapi dan
kelamin, tingkat Pendidikan serta regimen kemoterapi.
stadium. Stadium pada kanker Kesimpulan
menunjukkan sejauh mana kanker telah 1) Insiden nyeri pada penderita kanker
berkembang semakin tinggi stadium mencapai 38 – 65%, sedangkan pada
yang diketahui saat pasien terdiagnosis
kanker paru maka prognosis semakin tahap kanker terminal mencapai 74%
buruk. Stadium dalam penelitian ini (Astuti & Ilmi, 2019). Lebih dari 50 %
didapatkan yang terbanyak adalah pasien kanker mengalami nyeri dengan
stadium 4A (82.4%) pada kelompok
berbagai tipe dan biasanya berada pada
intervensi dan kelompok kontrol.
Penelitian ini sejalan dengan (Chairudin rentang sedang hinggaberat (Wysham et
et al., 2019) menemukan bahwa al., 2015).
stadium terbanyak yaitu stadium IV
2) Prevalensi kejadian kanker di Dunia
(80.1%) dengan demikian bahwa dapat
disimpulkan kasus kanker paru sering mencapai 1.735.350 orang (Astuti & Ilmi,
terdiagnosis pada stadium lanjut. Hasil 2019). Sedangkan di Indonesia mencapai
penelitian yang dilakukan oleh (Ananda 347.792 orang (Astuti & Ilmi, 2019). Angka
et al., 2018) menunjukkan bahwa kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki-laki
adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 1) Bagi Responden setelah dilakukan
per 100.000 penduduk dengan rata-rata penelitian progressive muscle
kematian 10,9 per 100.000 penduduk, relaxation ini mampu menjadi terapi
Jumlah prevalensi kanker di Provinsi
modalitas mandiri saat pasien berada
Medan sebanyak 1,67% dan
dirumah dalam menurunkan nyeri yang
mendapatkan jenis pengobatan
dirasakan.
kemoterapi 22.7%. Sedangkan data
2) Bagi Rumah Sakit penelitian ini dapat
rekam medis RS Columbia Asia
Medan penderita kanker paru sebanyak
menjadi bahan pertimbangan bagi

61 orang (Rekam medis, 2022). rumah sakit dalam mengintegrasikan


3) Progressive Muscle Relaxation progressive muscle relaxation kedalam
(PMR) merupakan suatu terapi terapi modalitas pasien kanker pada
relaksasi dengan menegangkan saat berada di poliklinik rumah sakit
beberapa otot tertentu dan kemudian maupun dirumah.
direlaksasikan. PMR merupakan 3) Bagi Ilmu Keperawatan hasil penelitian
salah satu cara teknik relaksasi ini dapat menjadi referensi dalam
dengan mengkombinasikan antara proses pembelajaran sekaligus dasar
latihan napas dalam dan serangkaian pengembangan penelitian terkait
seri konstraksi relaksasi otot tertentu progressive muscle relaxation serta
(Potthoff et al., 2013). PMR dapat perbaikan dalam metode pemberian
menyebabkan produksi hormon asuhan keperawatan pada pasien
endogen yang terdiri dari endorphin dengan kanker.
dan enkefalin. Endorphin dan Daftar Pustaka
enkefalin dapat menghambat impuls 1) Paolis Giulia, Naccarato Alessia, Cibelli
nyeri dengan memblok transmisi ini Filomena, & Mastroianni Chiara (2019).
di dalam otak dan medulla spinalis The effectiveness of progressive muscle
(Astuti & Ilmi, 2019). relaxation and interactive guided
4) Hasil penelitian yang dilakukan oleh imagery as a pain-reducing intervention
Kazak & Ozkaraman (2020) untuk in advanced cancer patients: A
mengevaluasi pemberian multicentre randomised controlled non-
progressive muscle relaxation pada pharmacological trial dalam
nyeri yang dirasakan oleh pasien complementary therapies in clinical
diperoleh hasil rata-rata nilai nyeri practice. Roma: Elsevier
dari kelompok perlakuan seacara 2) Liu Kai, Chen Ying, Wu Duozhi, & Lin
signifikan lebih rendah dari Ruzheng (2020). Effect of progressive
kelompok kontrol (p<0,005). muscle relaxation on anxiety and sleep
Saran quality in patients with COVID-19 dalam
complementary therapies in clinical & Amanaki Eirini (2019). The Effect of
practice. Haikou: Elsevier progressive muscle relaxation on

3) Gholami Mohammad, Azargoon emotional Competence: depression –

Alireza, Birjandi Mehdi & anxiety – stress, sense of coherence,

Norollahi Hamed (2018). The health – related quality of life, and well –

effectiveness of progressive muscle being of unemployed people in greece:

relaxation on the management of an intervention study dalam original

fatigue and quality of sleep in research. Athens: Elsevier

patients with chronic obstructive 7) Soliman Hanan, Eltantawy Ahmed &


pulmonary disease: A randomized Kurdy Rania (2021). The Effect of
controlled clinical trial dalam progressive muscle relaxation training
complementary therapies in clinical on chemotherapy – induced nausea,
practice. Khorramabad: Elsevier vomiting and anxiety in egyptian breast

4) Harorani Mehdi, Davodabady cancer women: a randomized controlled

Fahimeh, Masmouei Behnam & trial dalam nursing aducation and

Barati Niloofar (2020). The Effect practice. Egypt: Elsevier

of progressive muscle relaxation on 8) Kartika Defi, Sabri Yessy, & Gusty Reni

anxiety and sleep quality in burn (2022). Pengaruh progressive muscle

patients: A randomized clinical relaxation (PMR) dalam menurunkan

trial dalam complementary skala nyeri pada pasien kanker paru yang

therapies in clinical practice. mendapatkan pengobatan kemoterapi

Shiraz: Elsevier dalam jurnal kesehatan komunitas.


Sumatera Barat: JKK
5) Chegeni Pooya, Gholami
Mohammad, Azargoon Alireza, 9) Komalawati Dedeh, Sukmarini Lestari

Birjandi Mehi & Norollahi Hamed & Herawati Tuti (2018). Pengaruh

(2018). The effectiveness of progressive muscle relaxation (PMR)

progressive muscle relaxation on terhadap myalgia pada pasien kanker

the management of fatigue and paru yang menjalani kemoterapi.

quality of sleep in patients with Depok: JKH

chronic obstructive pulmonary 10) Kurniawan Didi, Zulfitri Reni & Dewi

disease: A randomized controlled Ari (2019). Pengaruh progressive

clinical trial dalam complementary muscle relaxation terhadap kualitas

therapies in clinical practice. nyeri pasien kanker payudara dengan

Khorramabad: Elsevier kemoterapi di RSUD Arifin Achmad.


Pekanbaru: JNI
6) Merakou Kyriakoula, Tsoukas
Konstantinos, Stavrinos Georgios,

Anda mungkin juga menyukai