Disusun Oleh :
SN222020
1. Prinsip Tindakan
Teknik relaksasi merupakan salah satu terapi nonfarmakologis yang digunakan dalam
penatalaksanaan nyeri . Relaksasi merupakan suatu tindakan untuk membebaskan mental
maupun fisik dari ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap
nyeri .Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi yang
lambat dan berirama . Latihan napas dalam yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari
pernapasan abdominal (diafragma) dan pursed lip breathing (Lusianah, Indaryani, & Suratun,
2012).
2. Analisa Tindakan
Manfaat rileksasi napas dalam adalah menunjukkan bahwa pemberian teknik relaksasi
napas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri lebih besarr dibandingkan responden yang
tidak diberikan perlakuan teknik relaksasi nafas dalam sehingga dapat dikatakan terdapat
perbedaan nyeri pasien fraktur eksttrmitas antara sebelum dan sesudah dilakukan teknik
relaksasi napas dalam.Pemberian teknik relaksasi napas dalam mampu meningkatkan suplai
oksigen ke jaringan, selain itu juga mampu meningkatkan ventilasi paru dan oksigen darah
setelah anastesi umum habis, sehingga mampu menurunkan intensitas nyeri pasien post
operasi. Teknik relaksasi juga efektif untuk diberikan pada pasien post operasi karena tidak
memerlukan alat, hanya melibatkan otot-otot dalam tubuh sehingga teknik relaksasi napas
dalam dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dapat digunakan dalam jangka waktu
yang relative lebih lama
Selama dilakukan tindakan relaksasi napas dalam tidak ada kontraindikasi ataupun
bahaya dilakukannya tindakaan. Relaksasi melibatkan otot dan respirasi dan tidak
membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau sewaktu – waktu (Trullyen,
2013). Pengendalian nyeri secara farmakologi efektif untuk nyeri sedang dan berat. Namun
demikian pemberian farmakologi tidak bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien
sendiri untuk mengontrol nyerinya. Sehingga dibutuhkan kombinasi farmakologi untuk
mengontrol nyeri dengan non farmakologi agar sensasi nyeri dapat berkurang serta masa
pemulihan tidak memanjang. Metode non farmakologi tersebut bukan merupakan pengganti
untuk obat-obatan, tindakan tersebut diperlukan untuk mempersingkat episode nyeri yang
berlangsung hanya beberapa detik atau menit (Pratiwi, 2015)
4. Daftar Pustaka
Maulidta, K. W. (2019). Relaksasi Otot Progresif Terhadap Status Fungsional Pasien Kanker Dengan
Kemoterapi : Literature Review. Proseding Seminal Nasional Hasil- hasil Penelitian dan
pengabdian Kepada Masyarakat (pp. 95-99). Semarang: Akper Widya Husada.
Astrilita Friska, Hartoyo Mugi, M. W. (2016). Pengaruh Aromaterapi Jahe Terhadap Penurunan Mual
Muntah Pada Pasien Pasca Kemoterapi Di Rs Telogorejo. KaryaIlmiah Stikes Tegalrejo, 5, 1–13.
I Ketut Tunas, S. C. (2016). Penilaian Kualitas Hidup Pasien Kanker Serviks dengan Kemoterapi. Jurnal
Farmasi Klinik Indonesia, 35-44.