Anda di halaman 1dari 5

ANALISA SINTESA TINDAKAN

RELAKSASI NAFAS DALAM

Disusun Oleh :

Dian Sukma Kenangasari

SN222020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


ANALISA SINTESIS

PADA PASIEN NY.T DENGAN Ca CERVIX DI RUANG TULIP 6 RSDM

1. Prinsip Tindakan

Teknik relaksasi merupakan salah satu terapi nonfarmakologis yang digunakan dalam
penatalaksanaan nyeri . Relaksasi merupakan suatu tindakan untuk membebaskan mental
maupun fisik dari ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap
nyeri .Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi yang
lambat dan berirama . Latihan napas dalam yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari
pernapasan abdominal (diafragma) dan pursed lip breathing (Lusianah, Indaryani, & Suratun,
2012).

Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi :


1. Posisikan pasien dengan tepat
2. Pikiran beristirahat
3. Lingkungan yang tenang
Tujuan  :
Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri
Indikasi :
Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri akut
Prosedur pelaksanaan :
Tahap prainteraksi
1. Menbaca status pasien
2. Mencuci tangan
3. Meyiapkan alat
Tahap orientasi
1. Memberikan salam teraupetik
2. Validasi kondisi pasien
3. Menjaga perivacy pasien
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga
Tahap kerja
1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag kurang jelas
2. Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik
3. Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi udara
4. Intruksikan pasien secara perlahan dan menghembuskan udara membiarkanya keluar dari
setiap bagian anggota tubuh,  pada waktu bersamaan minta pasien untuk memusatkan
perhatian betapa nikmatnya rasanya
5. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat ( 1-2 menit )
6. Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, kemudian menghembuskan secara perlahan
dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki, menuju keparu-paru kemudian
udara dan rasakan udara mengalir keseluruh tubuh
7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara yang mengalir
dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kai dan rasakan kehangatanya
8. Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa biala rasa nyeri kembali lagi
9. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara mandiri
Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan baik
4. Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respons pasien

2. Analisa Tindakan

Penanganan nyeri dengan melakukan teknik relaksasi merupakan tindakan keperawatan


yang dilakukan untuk mengurangi nyeri. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa
relaksasi nafas dalam sangat efektif dalam menurunkan nyeri pasca operasi (Aini & Reskita,
2018).Teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang
menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat,
berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dengan nyaman
(Aini & Reskita, 2018).

b. Manfaat pemberian tindakan

Manfaat rileksasi napas dalam adalah menunjukkan bahwa pemberian teknik relaksasi
napas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri lebih besarr dibandingkan responden yang
tidak diberikan perlakuan teknik relaksasi nafas dalam sehingga dapat dikatakan terdapat
perbedaan nyeri pasien fraktur eksttrmitas antara sebelum dan sesudah dilakukan teknik
relaksasi napas dalam.Pemberian teknik relaksasi napas dalam mampu meningkatkan suplai
oksigen ke jaringan, selain itu juga mampu meningkatkan ventilasi paru dan oksigen darah
setelah anastesi umum habis, sehingga mampu menurunkan intensitas nyeri pasien post
operasi. Teknik relaksasi juga efektif untuk diberikan pada pasien post operasi karena tidak
memerlukan alat, hanya melibatkan otot-otot dalam tubuh sehingga teknik relaksasi napas
dalam dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dapat digunakan dalam jangka waktu
yang relative lebih lama

3.Bahaya Dilakukan Tindakan

Selama dilakukan tindakan relaksasi napas dalam tidak ada kontraindikasi ataupun
bahaya dilakukannya tindakaan. Relaksasi melibatkan otot dan respirasi dan tidak
membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau sewaktu – waktu (Trullyen,
2013). Pengendalian nyeri secara farmakologi efektif untuk nyeri sedang dan berat. Namun
demikian pemberian farmakologi tidak bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien
sendiri untuk mengontrol nyerinya. Sehingga dibutuhkan kombinasi farmakologi untuk
mengontrol nyeri dengan non farmakologi agar sensasi nyeri dapat berkurang serta masa
pemulihan tidak memanjang. Metode non farmakologi tersebut bukan merupakan pengganti
untuk obat-obatan, tindakan tersebut diperlukan untuk mempersingkat episode nyeri yang
berlangsung hanya beberapa detik atau menit (Pratiwi, 2015)
4. Daftar Pustaka

Maulidta, K. W. (2019). Relaksasi Otot Progresif Terhadap Status Fungsional Pasien Kanker Dengan
Kemoterapi : Literature Review. Proseding Seminal Nasional Hasil- hasil Penelitian dan
pengabdian Kepada Masyarakat (pp. 95-99). Semarang: Akper Widya Husada.

Astrilita Friska, Hartoyo Mugi, M. W. (2016). Pengaruh Aromaterapi Jahe Terhadap Penurunan Mual
Muntah Pada Pasien Pasca Kemoterapi Di Rs Telogorejo. KaryaIlmiah Stikes Tegalrejo, 5, 1–13.

I Ketut Tunas, S. C. (2016). Penilaian Kualitas Hidup Pasien Kanker Serviks dengan Kemoterapi. Jurnal
Farmasi Klinik Indonesia, 35-44.

Anda mungkin juga menyukai