Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : LIFFIA NANDA ADKHANIA
NIM : SN212028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2022
Analisis Sintesis Tindakan Relaksasi Nafas Dalam pada Tn.S

Di Ruang Tulip 2B Rumah Sakit Umum Indo Sehat Karanganyar

Hari : Selasa

Tanggal : 10 Mei 2022

Jam : 10.50 WIB

A. Keluhan Nyeri
Nyeri punggung bawah
P: nyeri terasa saat bangun tidur
Q: seperti tertekan
R: punggung bagian bawah
S: skala 6
T: saat bangun tidur

B. Diagnosis Medis
Hidrocale testis dextra

C. Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut b.d. agen cedera fisiologis (D.0077)

D. Data yang Mendukung Diagnosis Keperawatan


DS: pasien mengatakan nyeri dibagian punggung bawah.
P: nyeri terasa saat bangun tidur
Q: seperti tertekan
R: punggung bagian bawah
S: skala 6
T: saat bangun tidur
DO: pasien tampak meringis kesakitan
TD: 168/101 mmHg
N: 99x/menit
S: 36,7ºC
SpO2: 99
E. Dasar Pemikiran
Nyeri punggung merupakan salah satu ketidaknyamanan yang paling umum dirasakan oleh
orang. Nyeri punggung juga dapat merupakan akibat karena membungkuk yang berlebihan,
berjalan tanpa istirahat, memakai sepatu tumit tinggi, dan angkat beban, terutama bila
kegiatan yang dilakukan saat sedang lelah. Aktivitas-aktivitas tersebut menambah
peregangan pada punggung, dan ditambah dari mekanika tubuh yang tidak tepat seperti
posisi duduk berbaring, berdiri, dan berjalan yang salah (Tarsikah dan Silfiana, 2017).
Relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan relaksasi dengan menurunkan kerja sistem saraf
simpatis dan meningkatkan sistem saraf parasimpatis. Sistem saraf parasimpatis pelepaskan
neurotransmiter seperti endorfin. Endorfin bekerja untuk menahan implus nyeri di medula
spinalis, maka implus nyeri tidak dihantarkan ke thalamus dan pada akhirnya tidak ada
implus nyeri yang diteruskan ke korteks serebri (Fitriani dan Ahmad, 2017).

F. Prinsip Tindakan Keperawatan


1. Prinsip tindakan :bersih

2. Prosedurpelaksanaan

a. Tahap pra interaksi

1) Menbaca status pasien

2) Meyiapkan alat

3) Mencuci tangan

b. Tahap orientasi

1) Memberikan salam teraupetik

2) Validasi kondisipasien

3) Menjaga perivacypasien

4) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarga
c. Tahap kerja

1) Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada yang kurangjelas

2) Atur posisi pasien agar rileks tanpa bebanfisik

3) Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisiudara
4) Intruksikan pasien secara perlahan dan menghembuskan udara
membiarkanya keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada waktu
bersamaan minta pasien untuk memusatkanperhatian.
5) Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa
saat ( 1-2 menit)
6) Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, kemudian
menghembuskan secara perlahan dan merasakan saat ini udara
mengalir dari tangan, kaki, menuju keparu-paru kemudian udara dan
rasakan udara mengalir keseluruhtubuh
7) Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan,
udara yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari
tangan dan kai dan rasakan kehangatanya
8) Instruksikan pasien untuk mengulangi bila nyeri terasakembali

9) Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk


melakukan secara mandiri
d. Tahap terminasi

1) Evaluasi hasilkegiatan

2) Lakukan kontrak untuk kegiatanselanjutnya

3) Cuci tangan

e. Dokumentasi

1) Catat waktu pelaksanaan tindakan

2) Catat respons pasien

3) Paraf dan nama perawatjaga

G. Analisis Tindakan
Relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan relaksasi dengan menurunkan kerja
sistem saraf simpatis dan meningkatkan sistem saraf parasimpatis. Sistem saraf
parasimpatis pelepaskan neurotransmiter seperti endorfin. Endorfin bekerja untuk
menahan implus nyeri di medula spinalis, maka implus nyeri tidak dihantarkan ke
thalamus dan pada akhirnya tidak ada implus nyeri yang diteruskan ke korteks
serebri (Fitriani dan Ahmad, 2017). Relaksasi nafas dalam adalah intervensi yang
dapat mengurangi nyeri.

H. Bahaya Dilakukan Tindakan


Relaksasi nafas dalam jika tidak dilakukan secara prosedur, dapat mengakibatkan
hasil yang di peroleh tidak maksimal, nyeri pasien tidak berkurang/dapat
meningkatkan nyeri.

I. Tindakan Keperawatan Lain yang Dilakukan


1. Manajemen nyeri (I.08238)
2. Pengaturan posisi (I.01019)

J. Hasil yang Didapatkan Setelah Dilakukan Tindakan


Pada hari ke 3 didapatkan hasil:
S: pasien mengatakan sudah tidak nyeri
O: pasien tampak tenang
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi

K. Evaluasi Diri
Saat melakukan relaksasi nafas dalam kurang memperhatikan cuci tangan 6
langkah.

L. Daftar Pustaka
Tarsikah, & Silfiana, Emy. (2017). Penerapan Teknik Mekanika Tubuh Untuk
Mengurangi Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Trimester II dan III.
Maternal and Neonatal Health Journal.Vol 1, No 1.
Fitriani, H., & Achmad. (2017). Perbedaan Efektivitas Relaksasi Otot Progresif
dan Hipnoterapi Terhadap Disminore Primer Pada Remaja. Jurnal
Keperawatan BSI. Vol 5, No 2.
Fitriani, L.B., & Vidayanti, Venny. (2020). Pengaruh Massage Effleurage Dan
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Nyeri Punggung Ibu Hamil Trimester III.
Universitas Respati Yogyakarta. Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) p-
ISSN: 26227482 dan e-ISSN: 26227487
Mengetahui,
Mahasiswa Pembimbing

(Liffia Nanda Adkhania) (Ns.Wahyuningsih ,M.Kep)

Anda mungkin juga menyukai