Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM


DIRUANG NYIMAS GANDASARI III RSD GUNUNG JATI
CIREBON

DISUSUN OLEH : KELOMPOK III


1. Wiwi Hidayani R220416060
2. Fitriyani R220416021
3. Friskyla Regita, F. D R220416022
4. Imah Fatimah R220416024
5. Irfan Muthi R220416025
6. Jumaroh R220416026
7. Sunengsih R220416054

YAYASAN INDRA HUSADA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

PROGRAM PROFESI NERS

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nyeri merupakan masalah yang paling sering terjadi pada pasien post

operasi (Smeltzer & Bare, 2013).jika nyeri tidak di tangani dapat menimbulkan

kecemasan, tekanan darah naik,menimbulkan gangguan fisik,psikologis,maupun

emosional,dan jika tanpa ada manajemen yang adekuat dapat berkembang

menjadi nyeri kronik (Husni Tanra, 2010). Menurut servey di Amerika Serikat

hampir 73 juta pasien telah dilakukan operasi setiap tahunnya tetapi nyeri masih

ditemukan hampir 75% dari 73 juta tersebut. Tidak mengherankan bahwa hampir

30 tahun penanganan serta pengukuran nyeri pascabedah belum sampai ke tingkat

yang memuaskan.

Penanganan nyeri pascaoperasi harus dilakukan sebaik mungkin.Hal ini

untuk mencegah pasien masuk ke dalam nyeri kronik pascaoperasi. Jika pasien

masuk ke dalam nyeri kronik maka nyeri akan lebih sulit diobati akibatnya

pengobatan biaya meningkat dan pasien membutuhkan waktu yang lama untuk

mobilisasi akibat nyeri aktivitas. (Hasan et al. 2012). Banyak faktor yang

melibatkan timbulnya nyeri misalnya umur,jenis kelamin,jenis pembedahan,

pengalaman nyeri sebelumnya serta melibatkan faktor psikologi. (Clark et al.

2009).

Berdasarkan NIC-NOC tahun 2015 Tindakan yang dapat mengatasi

nyeri anatara lain mengajarkan dengan cara tehnik non farmakologi seperti terapi

relaksasi nafas dalam, selain itu nyeri pada pasien juga dapat diketahui dengan
menggunakan tehnik komunikasi terapeutik.namun penulis tertarik untuk

melakukan tindakan tehnik relaksasi nafas dalam, karena bisa memudahkan kita

melakukan tindakan ini, tidak membutuhkan biaya banyak, bisa dilakukan saat itu

juga tanpa ada prasarat.( Trullyen, 2013).

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan

keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana

cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)

dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan

intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi

paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002). Menurut

Rainti (2018) meningkatkan kualitas tidur pasien salah satunya dengan cara

relaksasi nafas dalam dapat untuk menurunkan nyeri setelah operasi dengan

prosedur yang pertama pasien dianjurkan untuk tarik nafas dalam kemudian

dihembuskan melalui mulut, selain itu bisa juga dengan cara memberikan ruang

pada paru dengan posisi duduk. .

B. Rumusan Masalah

Nyeri merupakan masalah yang paling sering terjadi pada pasien post

operasi, jika nyeri tidak ditangani dapat mengganggu mobilisasi pasien. setiap

tahun nya nyeri masih ditemukan hampir 75% dari 73 juta pasien,penanganan

nyeri pasca bedah saat ini belum sampai ketingkat yang memuaskan.berdasarkan

NIC tindakan yang dapat mengatasi nyeri secara non farmakologi diantaranya

teknik relaksasi nafas dalam. Penulis memilih tindakan relaksasi nafas dalam
karena dapat bermanfaat meredakan rasa nyeri pasca operasi dan juga membantu

pasien dalam memenuhi kebutuhan tidurnya.

C. Tujuan

Menggambarkan penerapan Relaksasi Nafas Dalam pada pasien post op.

D. Manfaat

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menerapkan

pengelolaan manajemen nyeri relaksasi nafas dalam.

2. Meningkatkan wawasan ilmu untuk kalangan yang ada dibidang

keperawatan dalam penatalaksanaan tindakan mandiri perawat dengan relaksasi

nafas dalam.
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

A. Tinjauan Pustaka

B. Standar Operasional Prosedur (SOP)

No ASPEK YANG DINILAI


1 Tahap Pre Interaksi
a. Membaca status pasien
b. Mencuci tangan 6 langkah
c. Menyiapkan alat
2 Tahap orintasi
a. Memberikan salam terapeutik
b. Validasi kondisi pasien
c. Menjaga privacy pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada
pasien dan keluarga
e. Memposisikan pasien senyaman mungkin
3 Tahap kerja
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan
udara melalui hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil
merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui
mulut secara perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
h. Usahakan agar tetap konsentrasi
i. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang
j. Latihan dilakukan dalam 2 sesi yaitu pada pagi haripukul 09.00
dan siang hari pukul 13.00. Setiap sesi latihan nafas dalam
dilakukan sebanyak 3 kali.
4 Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan 6 langkah
5 Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksaan tindakan
b. Catat respon pasien
c. Paraf dan nama perawat juga
BAB III

KASUS DAN LOGBOOK

Nama Kelompok : Kelompok 3

Tanggal : 7 Oktober 2022

Nama Pasien : An. M. O

Tempat : Nyi mas ganda sari 3

Diagnosa Medis : MHi, multiple vedanul closed femur dextra

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Manajemen nyeri dengan napas dalam

2. Diagnosa keperawatan yang mendasari tindakan

1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik (trauma)

3. Tujuan tindakan tersebut dilakukan

a. Untuk mengontrol perukaran gas agar menjadi efisien

b. Mengurangi kinerja bernapas

c. Meningkatkan inflasi alveolar maksimal

d. Meningkatkan rileksasi otot

e. Menghilangkan ansietas

f. Mengurangi udara yang terangkap serta mengurangi kerja bernapas

g. Mengurangi rasa nyeri


4. Prinsip-prinsip tindakan (meliputi tindakan mandiri dan kolaborasi

serta rasional tindakan)

A. Tahap Pre Interaksi

1) Membaca rekamedis pasien

Rasional : untuk menghindari terjadinya salah pasien dengan

cara mengecek 5 benar

2) Mencuci tangan 6 langkah

Rasional : untuk mencegah terjadinya penularan

mikroorganisme

3) Menyiapkan alat, jika perlu

Rasional : untuk memudahkan saat melakukan tindakan

B. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam teraupetik

Rasional : untuk membina hubungan saling percaya antara

pasien dengan perawat

2) Validasi kondisi pasien

Rasional : untuk memastikan kembali bahwa tindakan yang

akan dilakukan sesuai dengan kondisi pasien yang sedang

dirasakan

3) Menjaga privasi pasien

Rasional : sebagai prinsip etika keperawatan untuk menjaga

kerahasiaan pasien
4) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada

pasien dan keluarga

Rasional : agar pasien dan keluarga pasien mengetahui tujuan

dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

5) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

Rasional : agar pasien merasa nyaman dan rileks

C. Tahap Kerja

1) Ciptakan lingkungan yang tenang

Rasional : agar pasien menjadi rileks dan nyaman

2) Usahakan tetap rilek dan tenang

Rasional : agar pasien merasa nyaman

3) Menarik napas dari hidung dan mengisi paru-paru dengan

udara melalui hitungan 1, 2, 3

Rasional : Agar pasien dapat rileks

4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil

merasakan ekstremitas atas dan bawah rileks

Rasional : Agar pasien dapat rileks

5) Anjurkan bernapas normal dengan irama normal 3 kali

Rasional :

6) Menarik napas lagi melalui hidung dan menghembuskan

melalui mulut secara perlahan-lahan

Rasional : Agar pasien dapat merasakan rileks pada saat

membuang napas
7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks

Rasional :

8) Usahakan agar tetap konsentrasi

Rasional : Agar pasien dapat berkonsentrasi pada saat

melakukan tindakan

9) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa

berkurang

Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien

10) Latihan dilakukan dalam 2 sesi yaitu pada pagi hari pukul

09.00 WIB dan siang hari pukul 13.00 WIB. Setiap sesi latihan

napas dalam dilakukan sebanyak 3 kali

Rasional : Agar pasien dapat merasakan rileksasi

D. Tahap Terminasi

1) Evaluasi hasil kegiatan

Rasional : untuk mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan

tindakan manajemen nyeri dengan nafas dalam

2) Lakukan kontak waktu untuk kegiatan selanjutnya

Rasional : untuk mempermudah dalam melakukan tindakan

selanjutnya

3) Akhiri kegiatan dengan baik

Rasional : Agar terjalinnya BHSP

4) Cuci tangan 6 langkah


Rasional : untuk mencegah terjadinya penularan

mikroorganisme

E. Tahap Dokumentasi

1) Catat waktu pelaksanaan tindakan

Rasional : untuk mengetahui waktu pelaksanaan pada saat

melakukan tindakan

2) Catat respon pasien

Rasional : untuk mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan

tindakan manajemen nyeri dengan napas dalam apakah rasa

nyerinya berkurang atau tidak

3) Paraf dan nama perawat

Rasional : Untuk mendokumentasikan hasil tindakan

5. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut

- Klien tidak mampu berkonsentrasi untuk melakukan teknik

relaksasi napas dalam

Pencegahan : Sebelum melakukan tindakan usahakan tempat yang

tenang dan damai

- Nyeri masih tetap ada

Pencegahan : Anjurkan untuk teknik bimbingan imajinasi

6. Hasil yang didapat dan analisis

- Klien nyeri nya sedikit demi sedikit mulai menghilang


Maknanya : Keluhan nyeri pasien menghilang

- Kline menjadi rileks

Maknanya : Klien dapat melakukan teknik napas dalam lagi bila

nyeri mulai timbul

- Klien merasa nyaman

Maknanya : Pasien terlihat lebih nyaman pada saat klien dilakukan

teknik napas dalam

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan

untuk mengatasi masalah/diagnosa tersebut

a. Mengkaji skala nyeri

b. Menciptakan lingkungan yang nyaman

8. Evaluasi diri tentang pelaksanaan tindakan tersebut

a. Sebelum melakukan tindakan perawat mencuci tangan

b. Perawat melakukan tindakan sesuai SOP

BAB IV

PEMBAHASAN DAN EVIDENCE BASED

NURSING (EBN)

Jurnalnya baru ada 1


BAB V

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai