Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LOHBENER

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan sebagai Syarat untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Skripsi pada Program Studi Sarjana Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu

Oleh :
NELLY DINDA VERSANTI
NIM R.18.01.054

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INDRAMAYU
2022
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

“Hasil penelitian ini artikel ilmiah ini merupakan hasil karya saya sendiri,
dan belum pernah dipublikasikan di tempat lain. Semua sumber pustaka yang
menjadi rujukan dalam penyusunan naskah publikasi ini telah saya nyatakan
dengan benar. Apabila kemudian hari terbukti bahwa artikel ini merupakan hasil
plagiat/pemalsuan/penyuapan/pertukangan maka saya siap menerima sanksi yang
berlaku di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu dengan segala
resiko yang harus saya tanggung”

Nama : Nelly Dinda Versanti

NIM : R.18.01.054

Tanggal : 15 September 2022

Tanda Tangan :
SURAT PERMOHONAN PEMUATAN ARTIKEL

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nelly Dinda Versanti


NIM/Program studi : R.18.01.054/ Sarjana Keperawatan
Alamat Korespondensi : Desa Majasih blok, Pasih Rt/Rw 023/004
Kec. Sliyeg, Kab. Indramayu
Email : nellydindaversanti@gmail.com

Judul naskah artikel

HUBUNGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DENGAN KEJADIAN


STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LOHBENER. mengajukan permohonan pemuatan artikel dengan judul tersebut
diatas dan bersedia memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh
dewan redaksi Publikasi STIKes Indramayu.

Indramayu, September 2022


Pemohon

(Nelly Dinda Versanti)


R.18.01.084
SURAT PERSETUJUAN TIM PEMBIMBING

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Pembimbing Tanda Tangan

1. Eleni Kenanga P., S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.An.

2. Titin Hidayatin, S.Kep., Ns., M.Kep.

Jurnal naskah artikel:


HUBUNGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LOHBENER. Menyatakan bahwa naskah artikel dengan judul seperti tersebut di
atas telah diperiksa, dikoreksi, dan disetujui oleh komisi pembimbing untuk
dimuat dalam jurnal publikasi STIKes Indramayu.
HUBUNGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR
DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LOHBENER

(THE RELATIONSHIP BETWEEN BASIC IMMUNIZATION


COMPLETENESS AND STUNTING INCIDENCE IN
TODDLERS IN THE LOHBENER
SUB-DISTRICT AREA)

Nelly Dinda Versanti1), Eleni Kenanga Purbasary2), Titin Hidayatin3)


Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Indramayu
1)
2)
Dosen Program Studi Profesi Ners, STIKes Indramayu
3)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Indramayu
Email: nellydindaversanti@gmail.com

ABSTRAK
Stunting merupakan kekurangan asupan gizi sejak bayi dalam kandungan dan
pada masa awal setelah bayi lahir sampai balita. Sehingga anak akan bertubuh
pendek dari anak normal yang seusianya. Anak yang telah diberikan imunisasi
dasar lengkap dapat mencegah terjadinya stunting, Sehingga kelengkapan
imunisasi dasar lengkap merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh
seseorang supaya tidak terkena penyakit tertentu. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan kelengkapan imunisasi dasar dengan kejadian stunting pada
balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lohbener.
Penelitian ini menggunakan metode: deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional, populasi penelitian ini adalah seluruh anak balita yang berusia >2-5
tahun, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 93
responden. Instrumen penelitian menggunakan lembar checklist dan analisis
menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 93 responden yang imunisasi dasar
lengkap sebanyak 52 (55.9%) responden yang normal dan imunisasi dasar tidak
lengkap lengkap sebanyak 41 (44.1%) responden yang mengalami stunting. Hasil
data analisis menunjukan bahwa p value 0.000 < α 0.05.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara imunisasi dasar
lengkap dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Lohbener. Saran dari hasil penelitian ini diharapkan agar memberikan penyuluhan
dan mengikut sertakan pelatihan di setiap desa, memberikan pendidikan kesehatan
kepada kader posyandu, agar dapat membatu petugas kesehatan dalam
meningkatkan pengetahuan terkait stunting dan imunisasi dasar lengkap.

Kata kunci : kelengkapan imunisasi dan stunting

1
2

ABSTRACT

Stunting is a lack of nutritional intake since the baby is in the womb and the early
days after the baby is born to toddlers. So that the child will be shorter than
normal children his age. Children who have been given complete basic
immunization can prevent stunting so complete basic immunization is a way to
increase a person's immunity so that they are not exposed to certain diseases. The
purpose of this study was to determine the relationship between the completeness
of basic immunization and the incidence of stunting in toddlers in the Lohbener
Health Center Work Area.
This study used the following methods: descriptive analytic with a cross-sectional
approach, the population of this study were all children under five years old >2-5
years, and the sample was taken using purposive sampling as many as 93
respondents. The research instrument used a checklist sheet and the analysis used
the chi-square test.
The results of this study showed that of the 93 respondents who had complete
basic immunization, 52 (55.9%) were normal and 41 (44.1%) had stunting. The
results of the data analysis showed that the p-value was 0.000 < 0.05.
This study concludes that there is a relationship between complete basic
immunization and the incidence of stunting in toddlers in the work area of the
Lohbener Public Health Center. Suggestions from the results of this study are
expected to provide counseling and include training in every village and provide
health education to posyandu cadres, to help health workers in increasing
knowledge related to stunting and complete basic immunization.

Keywords : completeness of basic immunization and stunting.

PENDAHULUAN anak, stunting merupakan status gizi


Stunting merupakan kondisi yang didasarkan pada indeks tinggi
dimana anak mengalami gangguan badan menurut umur (TB/U) dengan
pertumbuhan, hal ini disebabkan z-score kurang dari -2 SD (standar
kurangnya asupan gizi kronis dalam deviasi) (Kemenkes, 2017).
waktu yang cukup lama (Khairani, Indonesia merupakan urutan
Mursyita & Darmawan, 2020). ke-4 di dunia yang termasuk dalam
Berdasarkan Peraturan Menteri 10 negara tertinggi dengan angka
Kesehatan Republik Indonesia kejadiannya yaitu 8,8 juta dan di
Nomor 2 Tahun 2020 tentang standar Asia Tenggara Indonesia berada
antropometri penilaian status gizi diurutan ke-2 (Dinas Komunikasi

STIKes Indramayu
3

dan Informatika Kabupaten penyakit infeksi yang berulang


Humbang Hasundutan, 2022). didasari oleh lingkungan yang tidak
Menurut Asian Development Bank (Kalla, 2017).
(ABD), 2022 Pravalensi stunting di Ketidaklengkapan pemberian
Indonesia mencapai 31,8% pada imunisasi salah satu penyebab
2020. terjadinya stunting dipengaruhi oleh
Menurut BKKBN (2021) penyebab tidak langsung seperti
kejadian stunting di jawa barat kondisi rawana pangan pada
sebesar 26,21% dari 31,06%. Di penduduk yang dan tidak di pantau
Wilayah Kabupaten Indramayu pada pertumbuhannya secara rutin oleh
tahun 2018-2019 merupakan tahun orang tua (Khaira, ursyita, &
yang paling banyak kejadian stunting Darmawan, 2020). Menurut data
yang mencapai 29,19%. Dari total WHO 2018 sekitar 20 juta anak di
balita yang mencapai 129 ribu dunia yang tidak mendapatkan
dengan jumlah balita yang imunisasi dasar lengkap, sedangkan
mengalami stunting mencapai 40 untuk mendapatkan kekebalan tubuh
ribu balita, akan tetapi di tahun 2020 dibutuhkan imunisasi yang tinggi
kejadian stunting mengalami (paling sedikit 95%).
penurunan angka menjadi 14,4% Berdasarkan hasil studi
berdasarkan data menurut e-PPGBM. pendahuluan yang dilakukan oleh
Stunting menjadi ancaman peneliti pada 10 responden di 6 desa
terbesar bagi kualitas hidup manusia yaitu lima responden yang imunisasi
dimasa mendatang karena dapat dasar tidak lengkap mengalami
menghambat pertumbuhan fisik, stunting sedangka lima yang
fungsi otak dan kecerdasan menurun, imunisasi dasar lengkap tidak terkena
penurunan fungsi belajar dan stunting. Berdasarkan masalah yang
menghambat produktivitas di masa ditemukan oleh peneliti maka
depan yang mengancam kesehatan peneliti tertarik untuk melakukan
(Khaira, Mursyita, & Darmawan, penelitian dengan judul Hubungan
2020). Stunting disebabkan oleh kelengkapan imunisasi dasar dengan
rendahnya supan gizi pada balita dan

STIKes Indramayu
4

kejadian stunting pada balita di Penelitian ini menggunakan


Wilayah Kerja Puskesmas Lohbener. lembar checklist untuk mengetahui
kelengkapan imunisasi dasar dan
METODE PENELITIAN pengukuran Z-Score untuk
Rancangan penelitian yang mengetahui kejadian stunting pada
digunakan adalah kuantitatif yang balita.
menggunakan metode deskriptif Analisa data menggunakan
analitik dengan pendekatan cross univariat yang digunakan untuk
sectional. Dengan jumlah sampel 93 mengetahui distribusi data
responden di Wilayah Kerja karakteristik (Umur balita, Tinggi
Puskesmas Lohbener. variable dalam badan balita, jenis kelamin, anak ke,
penelitian ini adalah kelengkapan kelengkapan imunisasi dasar dan
imunisasi dasar dengan kejadian kejadian stunting) dengan cara
stunting pada balita. disajikan dalam bentuk tabel.

HASIL PENELITIAN pada tanggal 14 juli sampai dengan


Penelitian dilaksanakan di 27 agustus 2022 dengan jumlah
Wilayah Kerja Puskesmas Lohbener sampe 93 responden:
1. Umur dan tinggi badan balita
Karakteristik responden
berdasarkan umur dan tinggi badan
balita sebagai berikut:
Tabel 1
Karakteristik Berdasarkan Umur Dalam Bulan dan Tinggi Badan Anak di
Wilayah Kerja Puskesmas Lohbener

Karakteristi N Mean Median Std.deviation Min- 95%CI


k max
Umur 93 42.49 43.33 10.592 24-58 40.31-
44.68
Tinggi badan 93 93.56 92.75 8.485 75-108 91.82-
balita 95.31

STIKes Indramayu
5

Hasil penelitian berdasarkan bahwa antara 40.31-44.68 bulan.


karakteristik umur dan tinggi badan Dengan rata-rata umur responden
balita pada tabel 1 diatas terlihat 42.49 bulan.
2. Anak ke dan jenis kelamin
Karakteristik anak ke dan jenis penelitian disajikan dalam bentuk
kelamin balita berdasarkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Anak ke dan Jenis Kelamin di
Wilayah Kerja Puskesmas Lohbener

Variable anak ke Frekuensi Persentase (%)


1 38 40.9
2 35 37.6
3 15 16.1
4 5 5.4
Jumlah 93 100.0
Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 43 46.2
Perempuan 50 53.8
Jumlah 93 100.0

Berdasarkan anak ke dan jenis kelamin responden 53.8% berjenis


kelamin responden 40.9% anak kelamin perempuan.
urutan ke 1 dan berdasarkan jenis
3. Kelengkapan imunisasi dasar dan kejadian stunting
Karakteristik kelengkapan penelitian disajikan dalam bentuk
imunisasi dasar dan kejadian stunting tabel sebagai berikut:
pada balita berdasarkan hasil
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelengkapan Imunisasi Dasar
dan Kejadian Stunting pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Lohbener

Kelengkapan imunisasi Frekuensi Persentase (%)


dasar
Tidak lengkap 40 43.0
Lengkap 53 57.0
Jumlah 93 100.0
Kejadian stunting Frekuensi Persentase (%)

STIKes Indramayu
6

Stunting 41 44.1
normal 52 55.9
Jumlah 93 100.0

Berdasarkan tabel 3 hasil lengkap dan 55.0% balita yang tidak


penelitian menunjukan bahwa 57.0% mengalami stunting.
responden yang imunisasi dasar
Hubungan kelengkapan imunisasi dasar dengan kejadian stunting
Berdasarkan uji Chi-square antara kejadian stunting pada balita
kelengkapan imunisasi dasar dengan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hubungan Kelengkapan Imunisasi
Dasar dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Lohbener

Kejadian stunting Total P value


Kelengkapan Normal Stunting
imunisasi dasar
Lengkap 50 3 53
94.3% 5.7% 100.0%
Tidak Lengkap 2 38 40 0.000
5.0% 95.0% 100.0%
Jumlah 52 41 93
55.9% 44.1% 100.0%

Diketahui sebanyak 53 menggunakan uji Chi-square dengan


responden dengan kelengkapan penentuannya memakai Continuity
imunisasi dasar dengan kategori Correction yang diperoleh nilai p
lengkap sebanyak 50 (94.3%) value = 0.000 dengan demikian p
responden dengan kejadian stunting value kurang dari pada alpha (5%)
yang normal, dan sebanyak 40 atau (p value <0.05), maka dapat
responden dengan kelengkapan disimpulkan Ho di tolak, yang
imunisasi dasar dengan kategori artinya ada hubungan antara
tidak lengkap sebanyak 38 (95.0%) kelengkapan imunisasi dasar dengan
responden dengan kejadian stunting kejadian stunting pada balita di
yang stunting. Hasil uji statistic Wilayah Kerja Puskesmas Lohbener.

STIKes Indramayu
7

PEMBAHASAN (2020), menyimpulkan bahwa


Hubungan Kelengkapan imunisasi terdapat hubungan yang bermakna
dasar dengan kejadian stunting antara riwayat imunisasi dasar
Sadikin, (2021) mengatakan dengan kejadian stunting pada balita,
Imunisasi merupakan upaya untuk dibuktikan dalam uji statistic chi
meningkatkan kekebalan pada bayi square dengan p value 0.028. anak
dan anak dengan memasukan vaksin yang tidak memiliki riwayat
kedalam tubuh agar tubuh membuat imunisasi dasar lengkap memiliki
zat antibody untuk mencegah resiko sebanyak 3.5 kali mengalami
penyakit tertentu yang bertujuan stunting. Menurut penelitian oleh
untuk membangun kekebalan tubuh peneliti Ariati (2019) dengan hasil
seseorang terhadap suatu penyakit, penelitian didapatkan (97.2%) telah
dengan membentuk antibody dalam mendapatkan imunisasi dasar
kadar tertentu (Imani, 2020). lengkap, dan hanya 8 % yang tidak
Dampak yang diakibatkan oleh mendapatkan imunisasi dasar
stunting untuk kesehatan yang harus lengkap, dan semua balita yang tidak
kita diwaspadai yaitu gangguan mendapatkan imunisasi dasar
kognitif, motorik, bahasa, kesulitan lengkap mengalami stunting.
belajar, menurunkan imunitas tubuh, Pada penelitian ini menunjukan
perawakan pendek, peningkatan bahwa responden yang imunisasi
resiko obesitas, penurunan kesehatan dasar lengkap dengan kejadian
reproduksi, penurunan prestasi dan stunting pada balita yang tidak
kapasitas belajar (Kemenkes, 2018). stunting atau normal diketahui
Namun pada penelitian ini ditemukan sebanyak 53 responden yang
ada hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar lengkap sebanyak 50
imunisas dasar dengan kejadian (96.2%) responden yang normal dan
stunting pada balita. imunisasi dasar lengkap dengan
Hasil penelitian ini mendukung kejadian stunting sebanyak 2 (3.8%)
penelitian yang dilakukan oleh responden yang mengalami stunting,
Nursyamsiyah, Sobrie & Sakti sedangkan dari 40 responden yang

STIKes Indramayu
8

imunisasi dasar tidak lengkap 38 ada hubungan antara kelengkapan


(95.0%) responden yang mengalami imunisasi dasar dengan kejadian
stunting dan imunisasi dasar yang stunting di Wilayah Kerja Puskesmas
tidak lengkap dengan kejadian Lohbener.
stunting sebanyak 2 (5.0%)
responden responden yang normal SARAN
atau tidak stunting. 1. Bagi puskesmas
Diharapkan agar dapat
KESIMPULAN meningkatkan pengetahuan ibu
Berdasarkan hasil dengan cara pihak puskesmas perlu
penelitian tentang hubungan melakukan kegiatan-kegiatan,
kelengkapan imunisasi dasar dengan penyuluhan, pembinanaan/pelatihan
kejadian stunting di Wilayah Kerja disetiap desa dan memberikan
Puskesmas Lohbener dapat ditarik pendidikan kesehatan kepada kader
kesimpulan sebagai berikut: posyandu agar dapat membantu
1. Kelengkapan imunisasi petugas kesehatan dalam
dasar pada balita di Wilayah Kerja meningkatkan pengetahuan
Puskesmas lohbener sebanyak 53 masyarakat mengenai stunting dan
(57%) responden yang imunisasi imunisasi dasar lengkap.
dasar lengkap dan 40 (43.0%) 2. Bagi ibu
responden yang imunisasi dasar tidak Diharapkan ibu lebih
lengkap. meningkatkan pengetahuan tentang
2. Kejadian stunting pada stunting dengan kejadian stunting
balita di Wilayah Kerja Puskesmas untuk mencegah ternjadinya stunting
lohbener sebanyak 53 (57.0%) pada balita.
responden yang normal dan 40 3. Bagi peneliti selanjutnya
(43%.0) responden yang mengalami Peneliti selanjutnya diharapkan
stunting. menggunakan teknik atau variabel
3. Hasil penelitian yang berbeda sehingga penelitian
didapatkan nilai p-value 0,000 < α lebih lanjut dan mendalam yang
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa mencangkup faktor-faktor lain yang

STIKes Indramayu
9

belum diteliti untuk memperkuat dan saling melengkapi hasil penelitian


ini.
hanya urusan pemerintah.
Jakarta. Retrieved from
DAFTAR PUSTAKA
https://humbanghasundutanka
Ariati, P. I. L. (2019). Factor-faktor b.go.id/main/index.php/read/n
resiko penyebab terjadinya ews/828#:~:text=Data
stunting pada balita usia 23-59 %20Riset%20Kesehatan
bulan, 6(1), 2019, 28-37. %20Dasar%20(Riskesdas,dan
https://journal.ibrahimy.ac.id/in %20ke%2D5%20di%20dunia .
dex.php/oksitosin/article/view/ (diakses hari kamis, 21 april
341 2022).
Asian Development Bank (ABD). Imani, N. (2020). Stunting pada
(2021). Pravalensi Stunting anak: Kenali dan cegah sejak
Balita Indonesia tertinggi ke-2 dini. Yogyakarta: Hijaz
di Asia Tenggara. Pravalensi Pustaka Mandiri.
Penderita Stunting Anak Usia Kalla, J., M. (2017). Buku ringkasan
di Bawah Lima Tahun (2020). stunting: 100 kabupaten/kota
Databoks. Jakarta. Retrieved prioritas untuk intervensi anak
from: kerdil (stunting). Retrieved
https://databoks.katadata.co.id/ from
datapublish/2021/11/25/prevale https://www.tnp2k.go.id/image
nsi-stunting-balita-indonesia- s/uploads/downloads/Buku
tertinggi-ke-2-di-asia- %20Ringkasan
tenggara . (diakses hari Kamis, %20Stunting.pdf
25 November 2021, jam Kementrian Kesehatan Republik
15.50). Indonesia. (2018). Stunting,
Badan Kependudukan dan Keluarga ancam generasi masa depan
Berencana Nasional (BKKBN). Indonesia. Retrieved from
(2021). Untuk Mempercepat http://p2ptm.kemkes.go.id/kegi
Penurunan Angka Stunting atan-p2ptm/subdit-penyakit-
(2021). Jakarta. Retrieved from diabetes-melitus-dan-
https://www.bkkbn.go.id/detail gangguan-metabolik/stunting-
post/untuk-mempercepat- ancaman-generasi-masa-depan-
penurunan-angka-stunting- indonesia#:~:text=Stunting
bkkbn-gandeng-tanoto- %20berpotensi
foundation-adakan-forum- %20memperlambat
nasional-stunting-2021 %20perkembangan
(diakses hari Selasa, 14 %20otak,diabetes%2C
Desember 2021). %20hipertensi%2C%20hingga
Dinas Komunikasi dan Informatika %20obesitas (diakses hari
Kabupaten Humbang Rabu, 11 april 2018).
Hasundutan. (2022). Khaira, Mursyita, A., & Darmawan,
Indonesia peringkat ke 5 di S. (2020). Situasi stunting di
dunia, atunting disebut bukan Indonesia. Jakarta: pusat data

STIKes Indramayu
10

dan informasi. Retrieved from s/buletin-Situasi-Stunting-di-


file:///C:/Users/acer/Download Indonesia_opt%20(1).pdf.
Khaira, Mursyita, A., & Darmawan, Kesehatan Republik Indonesia.
S. (2020). Situasi stunting di Retrieved from
Indonesia. Jakarta: pusat data http://hukor.kemkes.go.id/uplo
dan informasi. Retrieved from ads/produk_hukum/PMK_No._
file:///C:/Users/acer/Download 12_ttg_Penyelenggaraan_Imun
s/buletin-Situasi-Stunting-di- isasi_.pdf (diakses hari Kamis,
Indonesia_opt%20(1).pdf. 2 Januari 2020).
Peraturan Mentri Kesehatan Sadikin, G. B. (2021). Laporan
Republik Indonesia nomor 12 kinerja kementrian kesehatan
Tentang Penyelenggaraan tahun 2020. (diakses Jumat, 19
Imunisasi. (2017). PMK, No. 2, Februari 2021) Retrieved from
Tentang Standar Antropometri http://ppid.kemkes.go.id/uploa
Anak. (2020). Jakarta: Mentri ds/img_60e3c13edba9f.pdf.

STIKes Indramayu

Anda mungkin juga menyukai