Proposal Penelitian
Oleh:
WAODE SUHURIA
J1A116144
Proposal
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAYANAN
DAN KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BALITA DI POSYANDU UNIT
PEMUKIMAN WUNA KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA
PADA TAHUN 2021
WAODE SUHURIA
J1A116144
Pembimbing l Pembimbingll
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
i
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................6
1.6 Organisasi/Sistematika..............................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
2.1 Tinjauan Umum Imunisasi........................................................................8
2.2 Tinjauan Umum tentang Faktor kelengkapan imunisasi.........................21
2.3 Kerangka Teori........................................................................................28
2.4 Kerangka Konsep....................................................................................29
2.5 Hipotesis..................................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................32
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................................32
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................32
3.3 Populasi, Sampel dan Kriteria Sampel....................................................32
3.4 Variabel Penelitian..................................................................................34
3.5 Instrument Penelitian...............................................................................34
3.6 Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif............................................35
3.7 Jenis Data Penelitian...............................................................................36
3.8 Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data...............................................37
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40
LAMPIRAN..........................................................................................................43
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO) ada 21,8 juta anak pada
2-3 juta kematian setiap tahun akibat penyakit difteri, tetanus, pertusis, dan
campak pada tahun 2014, namun pada tahun 2014 terdapat 18,7 juta bayi
diseluruh dunia tidak mendapat imunisasi rutin DPT3, yang lebih dari 60% dari
India, Indonesia, Iraq, Nigeria, Pakistan, Philipina, Uganda, dan Afrika Selatan
Imunisasi sebagai sebuah program kemudian dibagi lagi menjadi 3 jenis yakni
memiliki jadwal rutin tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan terdiri
atas imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan (Kemenkes RI, 2017). Data dari
1
2
UNICEF pada tahun 2018 menyebutkan bahwa 2-3 juta kehidupan telah
peran yang penting dalam melindungi anak-anak dari penyakit serius yang
Angka Kematian Neonatal (AKN) sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, Angka
Kematian Bayi (AKB) 24 per 1.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita
tertinggi yaitu Sulawesi Barat dimana terjadi 50 kematian bayi dalam 1000
penyakit cacar (variola) telah musnah dari muka bumi akibat semua orang telah di
imunisasi cacar. Harapan terbuka lebar dalam waktu dekat penyakit poliomielitis
akan tidak dapat dijumpai lagi di seluruh dunia. Pentingnya pemberian imunisasi
dapat dilihat dari banyaknya balita yang meninggal akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi. Oleh karena itu, untuk mencegah balita menderita
beberapa penyakit yang berbahaya imunisasi pada bayi dan balita harus lengkap
serta diberikan sesuai jadwal. Tujuan diberikan imunisasi adalah harapan anak
(Mulyani, 2018).
selalu di atas 85%, namun masih belum mencapai target Renstra Kementerian
Kesehatan yang ditentukan(Yunizar, Asriwati, & Hadi, 2018). Pada tahun 2017
imunisasi dasar lengkap di Indonesia sebesar 91,12%. Angka ini sedikit di bawah
target Renstra tahun 2017 sebesar 92%. Cakupan imunisasi dasar lengkap di
Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2016 yaitu sebesar (100%) dan sudah
mencapai target 92%, namun pada tahun 2017 mengalami penurunan yaitu
sebesar 87%., sedangkan target Renstra tahun 2017 yaitu sebesar 92% (Kemenkes
RI, 2017).
menunjukkan jumlah balita sebanyak 224,095 orang sedangkan pada tahun 2020
jumlah balita sebanyak 231.310 orang. (Dinkes Kabupaten Muna, 2020). Salah
satu Posyandu dengan pelayanan dan kelengkapan Imunisasi pada Balita sangat
kerja Posyandu Unit Pemungkiman Wuna terdira dari ata 5 dusun yaitu Kadolo,
Laloea, Mawoli, Madawa, dan Tongkuno. Berdasarkan data profil Posyandu Unit
Pemungkiman Wuna jumlah imunisasi balita pada setiaap tahun yang berkunjung
kunjungan 2018 jumlah 51 orang, 2019 jumlah 52, dan 2020 jumlah 84 orang,
kondisi imunisasi pada balita setiap tahun meningkat. Berdasarkan survey awal
4
tahun 2020. Hasil wawancara dengan 10 orang ibu yang memiliki 5 anak umur
12-23 bulan, mereka menyatakan bahwa imunisasi tidak bermanfaat bagi anak
mereka bahkan dapat menyebabkan penyakit bagi anak mereka, sebagaian dari
mereka juga bekerja sebagai petani sehingga tidak memiliki waktu untuk datang
ke posyandu dan mereka juga tidak mendapat dukungan dari keluarga lain. Hanya
2021.
5
tahun 2021.
6
kabupaten muna.
pengalaman dan wawasan dalam penelitian imiah sehingga lebih dapat memahami
yang di peroleh langsung dari tempat penelitian dengan desain studi data profil
cross sectional.
7
1.6 Organisasi/Sistematika
dibimbing oleh Bapak Prof.Dr.H. Ruslan Majid, M.Kes selaku dosen pembimbing
Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau resisten.
memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
upaya untuk mencegah penyakit tertentu terjadi di masyarakat. Bayi, anak usia
sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil merupakan populasi yang rentan terkena
secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
8
9
sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Sustainable
Sejak tahun 1974, WHO sebagai badan kesehatan dunia telah membuat
Imunisasi dipandang sebagai program yang efektif dan efisian dalam mencegah
meminimalisir angka morbiditas dan mortalitas (Putri Dewi and Darwin, 2014).
cara membentuk kekebalan dalam tubuh. Hal ini dicegah dari taraf individu
hingga masyarakat secara umum hingga terus menurun jumlah penyakit tersebut
spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan Penyakit Yang Dapat
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
target RPJMN.
desa/kelurahan.
tahun (baduta) dan pada anak usia sekolah dasar serta Wanita Usia
Subur (WUS).
management).
1. Imunisasi Aktif
antigen ke dalam tubuh sehingga tubuh anak sendiri yang akan membuat antibodi
antibodi sendiri. Pemberian imunisasi aktif diharapkan akan terjadi suatu proses
11
infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan
Mulyanti Y, 2013)
2. Imunisasi Pasif
Pada imunisasi pasif tubuh tidak membuat terjadi bila seseorang menerima
antibodi dari orang lain yang telah mendapatkan imunisasi aktif. munisasi ini
tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh (USAID, 2003;
a. Imunisasi Program
sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan
Imunisasi Program terdiri atas Imunisasi rutin, Imunisasi tambahan, dan Imunisasi
khusus.
dengan epidemiologi penyakit. Imunisasi diberikan pada sasaran yang sehat untuk
1. Kondisi sasaran
imunisasi khusus.
1) Imunisasi rutin
a) Imunisasi dasar
Tabel 2.1
9 bulan Campak
Sumber : Asni Harismi, 2019
Catatan :
1. Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi <24 jam pasca
2. Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan Praktik Swasta,
kematian. Orang tua diharapkan melengkapi imunisasi anak mereka agar seluruh
anak Indonesia terbebas dari penyakit yang sebenarnya dapat dicegah lewat
b. Imunisasi lanjutan
terjaganya tingkat imunitas pada anak baduta, anak usia sekolah, dan wanita usia
subur (WUS) termasuk ibu hamil. Vaksin DPT-HB-Hib terbukti aman dan
memiliki efikasi yang tinggi, tingkat kekebalan yang protektif akan terbentuk
baduta adalah campak. Penyakit campak adalah penyakit yang sangat mudah
15
efikasi kurang lebih 85%, sehingga masih terdapat anak-anak yang belum
Tabel 2.2
Catatan :
Tabel 2.3
Catatan : Anak usia sekolah dasar yang telah lengkap Imunisasi dasar dan
Tabel 2.4
Catatan :
mencapai T5, yang harus dibuktikan dengan buku Kesehatan Ibu dan
c. Imunisasi tambahan
masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi. Berikut beberapa kegiatan imunisasi
a) Backlock fighting
dasar pada anak yang berumur di bawah tiga tahun. Kegiatan ini
17
b) Crash program
(tenaga, sarana, dana) kurang; dan Desa yang selama tiga tahun berturut-
turut tidak mencapai UCI. Crash program bisa dilakukan untuk satu atau
polio.
imunisasi sebelumnya.
serentak pada sasaran kelompok umur dan wilayah tertentu dalam upaya
baru.
e) Sub PIN
Immunization/ORI) .
atau dua dosis. Tetapi kemungkinan vaksin ini bisa kembali ke bentuk
virulen yang dapat meyebabkan penyakit. Contoh vaksin dari virus hidup
demam kuning. Contoh vaksin dari bakteri hidup adalah vaksin BCG dan
kemudian membuatnya tidak aktif. Bakteri atau virus dalam vaksin ini
tidak patogen dan tidak dapat berkembang biak dalam tubuh. Vaksin ini
Respon imun protektif timbul setelah dosis kedua atau ketiga. Contoh
vaksin dari virus yang tidak aktif adalah vaksin influenza, polio, rabies,
dan hepatitis A. Contoh vaksin yan diperoleh dari bakteri yang tidak aktif
kekebalan di atas perlindungan (Depkes RI, 2018). Berikut ini erupakan imunisasi
sebab terjadiinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan masih dapat
b. Hep-B (Hepatitis B)
pasien hepatitis yang dirawat jalan dan rawat inap paling banyak dari
sebanyak 3 kali. Pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang
cukup. Imunisasi DPT diberikan kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang
cukup. Imunisasi DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat. Efek
dan demam. Efek berat misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang
dilakukan sejak dini melalui imunisasi penyakit tersebut sangat cepat serta
eradikasi polio di dunia sebelum tahun 2000. Ada empat strategi untuk
terakhir.
e. Campak
1. Pengetahuan
dipahami dan diperoleh dari proses belajar selama hidup dan dapat dipergunakan
2015).
pengetahuan yang memadai tentang imunisasi dan kejadian ikutan pasca imunisasi
(KIPI). Selain itu, pengetahuan yang cukup tentu dapat mengurangi tingkat
kecemasan ibu terhadap kejadian pasca imunisasi. Bahkan ibu dapat memberikan
didapatkan melalui informasi dari teman atau lingkungan tempat tinggal (Mariati,
orang tua berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi orang tua dalam
penelitian yang dilakukan oleh (Itsa, 2019) bahwa terdapat hubungan antara
2. Pendidikan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
pesan yang disampaikan oleh petugas kesehatan dapat dengan mudah dipahami
dan dimengerti oleh ibu. Informasi yang didapatkan ibu melalui media massa dan
untuk mengakses pusat pelayanan kesehatan yang lebih baik. Orang tua dengan
keluarganya (Mariati, Ismail and Hakimi, 2017). Seorang ibu dengan pendidikan
pendidikan formal seperti radio dan internet maupun melalui media massa lainnya
Faktor pengetahuan tidak serta merta berdiri sendiri dan berpengaruh pada
cakupan imunisasi dasar lengkap. Faktor pengetahuan bisa saja dipengaruhi oleh
faktor umur, pendidikan, dan pengalaman. Umur ibu yang relatif muda akan
Hidajah, 2018).
3. Pekerjaan
serangkaian tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan jabatan atau profesinya
(Aprida, 2015).
kebutuhan pokok manusia yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan
diri. Kelima tingkatan ini menggambarkan motivasi manusia secara umum. Ibu
yang memiliki pekerjaan dapat dikatakan melakukan hal tersebut untuk memenuhi
Mungkin saja pada saat jadwal imunisasi, ibu masih berada di tempat kerjanya.
Kadangkala ibu yang terlalu sibuk dengan pekerjaanya lupa akan jadwal imunisasi
anaknya. Hal ini dikecualikan jika ibu tersebut memiliki pembantu yang dapat
menemukan bahwa ibu yang tidak bekerja lebih banyak menghabiskan waktu di
rumah. Pengetahuan dapat meningkat karena ibu memiliki waktu yang lebih
luang. Pertanyaan seputar kesehatan yang tidak diketahui atau dipahami bisa
langsung ditanyakan kepada petugas kesehatan. Hal ini berbeda dengan ibu yang
dimiliki untuk menambah wawasan dan informasi. Sejalan dengan (Ayu and
Okky, 2017), dalam penelitiannya disebutkan bahwa ibu rumah tangga memiliki
waktu luang yang lebih banyak sehingga dapat memanfaatkan waktunya untuk
atau membaca surat kabar. Berbeda dengan (Aprida, 2015), lingkungan pekerjaan
lingkungan yang lebih luas. Di lain sisi, alokasi waktu bagi ibu yang berada di
rumah jelas lebih baik karena jumlah waktu asuh anak yang lebih banyak
4. Paritas
Paritas adalah kelahiran satu atau lebih dengan berat >500 gram baik
hidup maupun mati (bukan abortus). Adapun kehamilan ganda atau kembar
anak. Ibu yang telah memiliki anak sebelumnya dan berpengalaman tentang
imunisasi berpengaruh pada perilaku untuk pemberian imunisasi ulang untuk anak
berikutnya.(Yuliani, 2019). Ibu dengan kondisi multipara (anak lebih dari 1) dapat
Ibu primipara belum memiliki pengalaman mengasuh anak terutama dalam hal
Namun, bisa jadi ibu yang mempunyai banyak anak harus membagi porsi waktu
pengalaman yang dimiliki. Di samping itu, ibu telah mengetahui manfaat dari
2019).
27
5. Dukungan keluarga
terhadap anggotanya. Anggota keluarga adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
sebuah pohon keluarga yang dianggap siap untuk memberikan pertolongan kapan
pun dibutuhkan (Ayu and Okky, 2017). Keaktifan seorang ibu terkait program
informasi lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Peran yang dapat dilakukan
hingga tindakan apa saja yang dapat diberikan terhadap suatu masalah kesehatan
Abdullah, 2016).
Contoh penerapan peran petugas kesehatan yakni melalui bidan desa dan
2016, ditunjuk 8 orang bidan desa dan 173 kader kesehatan untuk membantu
Faktor Predisposisi
1. Tingkat
pengetahuan
2. Tingkat pendidikan
3. Pekerjaan
4. Paritas
5. Kepercayaan
Faktor Pemungkin
1. Ketersediaan sarana
Status Imunisasi
imunisasi Lanjutan
2. Jarak layanan kesehatan
Faktor penguat
1. Dukungan keluarga
2. Peran petugas kesehatan
3. Peran pemerintah
maka ada beberapa faktor resiko yang berhubungan terhadap pelayanan dan
kelengkapan imunisasi pada balita yang dipilih oleh peneliti untuk peneliti sebagai
pendidikan
pengetahuan
Imunisasi lengkap
Dukungan keluarga
Keterjangkauan ke
tempat pelayanan
kesehatan
Keterangan:
: Variabel Terikat
: Variabel Bebas
: Hubungan
30
2.5 Hipotesis
METODE PENELITIAN
denpenden dan indenpenden penelitian ini dikumpulkan pada sekali waktu (waktu
yang bersamaan).
Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna pada bulan Agustus 2021 sampai selesai.
3.3.1 Populasi
Kabupaten Muna, yaitu sebanyak 187 balita, dan responden dari penelitian ini
3.3.2 Sampel
32
33
2
Z1−α /2 P ( 1−P ) N
n= 2
d ( N−1 ) + Z 21−α / 2 P(1−P)
Keterangan :
Z1−α /2 = standar skor yang dikaitkan dengan taraf nyata diinginkan (1,96)
N = jumlah populasi
Dengan rumus tersebut, maka besar sampel dalam penelitian ini adalah :
2
Z1−α /2 P ( 1−P ) N
n= 2
d ( N−1 ) + Z 21−α / 2 P(1−P)
179,59
n=
0,465+ 0,96
179,59
n=
1,425
n=126
34
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu balita yang berusia ≥20 tahun yang
adalah simple random sampling. Jadi jumlah sampel dalam penelitian adalah 126
orang.
pelayanan kesehatan.
Imunisasi lengkap.
Suatu kegiatan yang dilakukan ibu untuk memenuhi semua jenis imunisasi
kuesioner dengan cara meihat KMS/buku KIA. Skala yang digunakan pada
Kriteria Objektif :
3.6.2 Pendidikan
Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
Jenjang pendidikan tertinggi yang pernah dicapai ibu. Kategori rendah jika tidak
Kriteria objektif :
pendidikan ibu.
ibu yang menjadi responden atau dengan melihat bukti identitas diri
3.6.3 Pengetahuan
Kriteria objektif :
b. Hasil ukur :
60-75%
<60%
juga berbeda. Dengan adanya dukungan yang diberikan oleh keluarga membuat
Kriteria objektif:
37
a. Baik : bila jawaban responden memperoleh nilai > 50% dari total skor
maksimal.
b. Kurang : bila jawaban responden memperoleh nilai ≤ 50% dari total skor
maksimal.
kesehatan itu dari tempat aktivitasnya yang terakhir apakah itu dari rumah
Pengukuran ini memakai cara kusioner dengan alat ukur mengisi kusioner.
Kritera objektif :
a. Mudah di akses
pelayanan imunisasi.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari orang lain
yang dalam penelitian in berasal dari instansi-instansi kesehatan, yaitu dari Dinas
Tongkuno Kabupaten Muna. Data-data sekunder dalam penelitian ini antara lain :
data cakupan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan dan data bayi yang menjadi sasaran imunisasi di posyandu Unit
pemukiman Wuna.
dilakukan pengolahan data lebih lanjut menggunakan SPSS versi 16.00 Windows
dientri dalam komputer untuk diolah dengan program statistik. Analisis data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
X 2 =∑ ¿ ¿
Keterangan:
X2:nilai chi-kuadrat
2016).
a. H0 diterima jika X2 hitung ≤ X² tabel atau nilai signifikansi (P) > 0,05
b. H0 ditolak jika X2 hitung ≥ X² tabel atau nilai signifikansi (P) < 0,05
a. Bila pada tabel kontigency 2x2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka
b. Bila pada tabel kontigency 2x2 tidak dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5,
c. Bila pada tabel kontigency yang lebih dari 2x2 misalnya 3x2, 3x3 dan lain-
d. Bila pada tabel kontigency 3x2 ada sel dengan nilai frekuensi harapan (e)
penjelasan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmi, Nur, and A. Fatwa Tenriawaru. "Pengaruh Pemberian Virgin Coconut Oil
Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Balita Gizi
Kurang." Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 10.1 (2021): 55-61.
Ashour, Hossam M., et al. "Insights into the recent 2019 novel coronavirus
(SARS-CoV-2) in light of past human coronavirus
outbreaks." Pathogens 9.3 (2020): 186.
AFIFAH, RETNO NUR, and Dian Uswatun Hasanah. Kritik Sosial Dalam
Antologi Cerpen Jalan Pulang Dari Auschwitz: Karya Pilihan Lomba
Penulisan Cerpen Bagi Remaja Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2017.
Diss. IAIN SURAKARTA, 2020.
Astrianzah, Delan. "Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu, Tingkat Sosial Ekonomi
dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita." Skripsi, Universitas
Diponegoro (2011).
Bellina Claudianawati, Yunita, and Anika Candrasari. Hubungan Pengetahuan
Ibu Tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Kipi) Dan Dukungan
Keluarga Terhadap Minat Keikutsertaan Vaksinasi Mr (Measles Rubella)
Di Puskesmas Kartasura. Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2018.
Diana, Cut. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lhoknga Kecamatan
Lhoknga Kabupaten Aceh Besar Tahun 2020. Diss. 2020.
Destiyanta, Aditama Putra. Hubungan Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, dan
Pengetahuan Ibu dengan Ketepatan Jadwal Mengikuti Imunisasi Campak
di Wilayah Kerja Puskesmas Weru Sukoharjo. Diss. Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2015.
Dewi, Atika Putri, Eryati Darwin, and Edison Edison. "Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi
di Kelurahan Parupuk Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya
Kota Padang Tahun 2013." Jurnal kesehatan andalas 3.2 (2014).
DinkesSultra. (2019). ProfilKesehatanSultra 2018. Kendari.
DinkesKab.Muna. (2019). ProfilKesehatanKabupaten2020.Muna
DepKes, R. I. "Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar." Dep Kes
RI (2010).
DepKes, R. I. "Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar." Dep Kes
RI (2010).
Fuada, Syifaul, Angga Pratama Putra, and Trio Adiono. "Analysis of received
power characteristics of commercial photodiodes in indoor LoS channel
visible light communication." (2017).
Hermayanti, Hermayanti, Fahrini Yulidasari, and Nita Pujianti. "Hubungan Antara
Tingkat Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan
Pemberian Imunisasi Dasar Pada Baduta." Jurnal Publikasi Kesehatan
Masyarakat Indonesia 3.2 (2016).
41
42
Lane, Sarah, et al. "Vaccine hesitancy around the globe: Analysis of three years of
WHO/UNICEF Joint Reporting Form data-2015–2017." Vaccine 36.26
(2018): 3861-3867.
Mulyanti, Yanti. "Faktor-Faktor internal yang berhubungan dengan kelengkapan
imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja puskesmas situ
gintung ciputat tahun 2013." (2013).
Musfiroh, Mujahidatul, and Arind Vicha Pradina. "Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Kipi) Campak Dengan
Kecemasan Ibu Pasca Imunisasi Di Puskesmas Sangkrah
Surakarta." Gaster 11.2 (2014): 16-24.
Maimunah, Maimunah, Muhaimin Hasanudin, and Anggi Prabowo. "Prototype
Aplikasi Sistem Rekam Medis Pasien Berbasis Web pada Klinik Karawaci
Medika." Creative Communication and Innovative Technology
Journal 12.1 (2019): 41-52.
Mariati, Titik, Djauhar Ismail, and Mohammad Hakimi. "Pengetahuan dan sikap
orang tua terhadap status imunisasi anak di Bantul." Berita Kedokteran
Masyarakat 33.4 (2017): 199-204.
Navarro-Lérida, Inmaculada, et al. "Rac1 nucleocytoplasmic shuttling drives
nuclear shape changes and tumor invasion." Developmental cell 32.3
(2015): 318-334.
Prihanti, Gita Sekar, Mia Puteri Rahayu, and Mochamad Najib Abdullah.
"Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Status Kelengkapan Imunisasi Dasar
Diwilayah Kerja Puskesmas X Kota Kediri." Saintika Medika: Jurnal Ilmu
Kesehatan Dan Kedokteran Keluarga 12.2 (2016): 120-128.
Pung, Rachael, et al. "Investigation of three clusters of COVID-19 in Singapore:
implications for surveillance and response measures." The
Lancet 395.10229 (2020): 1039-1046.
Proverawati, Atikah, and Eni Rahmawati. "Kapita selekta ASI dan menyusui."
(2010).
Rodríguez-Marulanda, Karina Patricia, and Jorge Isaac Lechuga-Cardozo.
"Desempeño laboral de los docentes de la Institución Universitaria
ITSA." Revista Escuela de Administración de Negocios 87 (2019): 79-101.
Ri, Kemenkes. "Profil Kesehatan Indonesia." Kemenkes RI (2017).
Rahmawati, Adzaniyah Isyani, and Chatarina Umbul. "Faktor yang
mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar di Kelurahan Krembangan
Utara." Jurnal berkala epidemiologi 2.1 (2014): 59-70.
Senge, Peter, Hal Hamilton, and John Kania. "The dawn of system
leadership." Stanford Social Innovation Review 13.1 (2015): 27-33.
Safitri, Refi, and Annisa Andriyani. "Keefektifan Pemberian Posisi Semi Fowler
Terhadap Penurunan Sesak Nafas Pada Pasien Asma di Ruang Rawat Inap
Kelas III RSUD Dr. Moewardi Surakarta." Gaster 8.2 (2011): 783-792.
Triana, Vivi. "Faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar
lengkap pada bayi tahun 2015." Jurnal kesehatan masyarakat
Andalas 10.2 (2017): 123-135.
Widayat, Andri. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pneumonia pada balita
di wilayah puskesmas mojogedang II kabupaten karanganyar. Diss.
43
N
KUSIONER PENELITIAN
Nama Responden :
Alamat :
B. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Pendidikan Tidak Ya
Tidak sekolah
Tidak tamat SD
Tidak tamat SMP
Tamat SMP
Tidak tamat SMA
Tamat SMA
Perguruan tinggi
a. Tidak bekerja
b. Bekerja
b. Pegawai swasta
c. Buruh pabrik
d. Petani
e. Wiraswasta
f. Pensiunan
g. dll, sebutkan
4. Berapa jumlah anak yang ada dalam keluarga saat ini ? . . . . . anak
C. PENGETAHUAN
a. 1 kali
b. 3 kali
a. 3 kali
b. 2 kali
tetanus
b. 1 kali
a. 1 kali
b. 3 kali
15. Apakah ibu mengetahui berapa kali bayi diberi imunisasi DPT...
a.1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
16. apakah ibu mengetahui berapa kali bayi diberi imunisasi polio...
a.1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
a. TBC
b. Tifus
c. Campak
d. Polio
a. Disuntik
b. Ditetes
c. Diminum
d. Tidak tahu
a. Di RS/puskesmas/posyandu
b. Di rumah kader
c. Di kelurahan
d. Di kecamatan
a. DPT
b. BCG
c. Campak
d. Polio
1. Jalan kaki
1. Jauh
a. 1 kilo
b. 2 kilo
c. 3 kilo
d. 4 kilo
2. Dekat
a. 50 meter
b. 100 meter
c. 200 meter
d. 300 meter
E. DUKUNGAN KELUARGA
Petunjuk : berilah tanda check list () pada kolom jawaban yang tersedia Pilihan
jawaban:
Ya = Ya jika pertanyaan tersebut dilakukan keluarga Tidak = Tidak jika
No Pernyataan Ya Tidak
1 Anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara)
kesehatan
4 Ibu tidak mendapatkan informasi dari anggota