Anda di halaman 1dari 6

PAPER

KESEHATAN BAYI DAN ANAK BALITA INDONESIA


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Anak

Dosen Pengampu :
Ratih Kusuma Wardhani, S.ST., M.Keb

Disusun oleh :
Leli Rohmawati (P17311235010)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2023
A. PROFIL KESEHATAN ANAK INDONESIA
Anak-anak merupakan salah satu kelompok yang paling rentan dalam sebuah
populasi. Oleh karena itu, untuk memastikan kesehatan anak dapat terjaga juga merupakan
tanggung jawab negara. Di Indonesia, upaya menjaga hak anak-anak termasuk hak kesehatan
telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia Pasal 28 yang
menyebutkan bahwa setiap anak berhak memperoleh pemenuhan kebutuhan kesehatan.
Selanjutnya, pada Pasal 28 B Ayat 2 juga disebutkan lebih lanjut jika setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi. Pemeliharaan kesehatan anak salah satunya diwujudkan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan untuk anak tanpa terkecuali. Upaya kesehatan anak
dimaksud dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 dilakukan melalui
pelayanan kesehatan janin dalam kandungan, kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, anak
balita, dan prasekolah, kesehatan anak usia sekolah dan remaja, dan perlindungan kesehatan
anak.
Untuk memantau kesehatan anak Indonesia, dibutuhkan data yang rutin dan
berkelanjutan. Dalam Susenas, tingkat kesehatan dilihat melalui keluhan kesehatan yang
dirasakan dalam sebulan terakhir dan keluhan kesehatan yang mengakibatkan terganggunya
kegiatan sehari-hari atau angka kesakitan yang dikumpulkan setiap tahun. Pada tahun 2022,
sekitar 29 dari 100 anak mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir. Dalam Profil
Kesehatan Indonesia data dan informasi mengenai upaya kesehatan anak disajikan dalam
indikator kesehatan anak yang meliputi: pelayanan kesehatan neonatal, imunisasi rutin pada
anak, dan pelayanan kesehatan pada anak sekolah.

B. ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN PADA BAYI DAN ANAK BALITA DI


INDONESIA
a. Angka Kesakitan
Selain angka keluhan kesehatan, indikator yang menggambarkan kondisi
kesehatan penduduk lainnya adalah angka kesakitan atau morbiditas. Angka kesakitan
dihitung dari jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi. Jumlah orang yang
sakit diukur dengan pendekatan penduduk yang mengalami keluhan kesehatan yang
menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari.Pada tahun 2022 angka kesakitan anak
di Indonesia sebesar 13,55 persen. Pola statistik ini serupa dengan persentase anak yang
mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir.
b. Angka Kematian

Sumber: Badan Pusat Statistik Tahun 2022

Angka kematian bayi merupakan banyaknya kematian bayi usia di bawah satu
tahun dibandingkan 1.000 kelahiran hidup pada tahun tertentu. Angka kematian bayi bisa
digunakan untuk menentukan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS), angka kematian bayi (AKB) Tahun 2022 di Indonesia
sebesar 16,9 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut turun 1,74% dibandingkan pada
tahun sebelumnya yang sebesar 17,2 per 1.000 kelahiran hidup. Melihat trennya, angka
kematian bayi di Indonesia terus mengalami penurunan dalam sedekade terakhir.
Penurunan angka kematian bayi paling dalam terjadi pada 2015. (BPS, 2022)
Jumlah Kematian anak menurut umur dari tahun ke tahun menunjukkan
penurunan. jumlah kematian balita pada tahun 2021 sebanyak 27.566 kematian balita,
menurun dibandingkan tahun 2020, yaitu sebanyak 28.158 kematian. Dari seluruh
kematian balita, 73,1% diantaranya terjadi pada masa neonatal (20.154 kematian). Dari
seluruh kematian neonatal yang dilaporkan, sebagian besar diantaranya (79,1%) terjadi
pada usia 0-6 hari, sedangkan kematian pada usia 7-28 hari sebesar 20,9%. Sementara itu,
kematian pada masa post neonatal (usia 29 hari-11 bulan) sebesar 18,5% (5.102
kematian) dan kematian anak balita (usia 12-59 bulan) sebesar 8,4% (2.310 kematian).

C. PENYEBAB KEMATIAN BAYI DAN ANAK INDONESIA


1. Proporsi Penyebab Kematian Neonatal (0 – 28 Hari) Di indonesia Tahun 2021

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021


Penyebab kematian neonatal terbanyak pada tahun 2021 adalah kondisi Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 34,5% dan asfiksia sebesar 27,8%. Penyebab
kematian lain di antaranya kelainan kongenital, infeksi, COVID-19, tetanus neonatorum,
dan lain-lain.
2. Proporsi Penyebab Kematian Post Neonatal (29 Hari – 11 Bulan) di Indonesia
Tahun 2021

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021


Penyakit infeksi masih merupakan penyebab kematian terbanyak pada masa post
neonatal. Pada tahun 2021, pneumonia dan diare masih menjadi penyebab kematian
terbanyak pada masa post neonatal, yaitu sebesar 14,4% kematian karena pneumonia dan
14% kematian karena diare. Selain itu, kelainan kongenital menyebabkan kematian
sebesar 10,6%. Penyebab kematian lain di antaranya adalah COVID-19, kondisi
perinatal, penyakit saraf, meningitis, demam berdarah, dan lain-lain
3. Proporsi Penyebab Kematian Anak Balita ( 12 – 59 Bulan) Di Indonesia Tahun 2021

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021


Penyebab utama kematian terbanyak pada kelompok anak balita (12-59 bulan)
adalah diare sebesar 10,3% dan pneumonia sebesar 9,4%. Penyebab kematian lainnya,
yaitu demam berdarah, kelainan kongenital jantung, tenggelam, cedera, kecelakaan,
kelainan kongenital lainnya, COVID-19, infeksi parasit, dan penyebab lainnya.
(Kemenkes RI, 2022)

DAFTAR PUSTAKA
BPS. (2022). Profil Kesehatan Ibu Dan Anak 2022. Badan Pusat Statistik.

Kemenkes RI. (2022). Profil Kesehatan Indonesia 2021. In Pusdatin.Kemenkes.Go.Id.

Anda mungkin juga menyukai