Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENELUSURAN SEJARAH DESA KELURAHAN MANNURUKI

KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR

TAHUN 2021

A. Penelusuran Sejarah Kelurahan Mannuruki


1. Profil Kelurahan Mannuruki

Kelurahan Mannuruki adalah bagian dari Kecamatan Tamalate Kota

Makassar dengan titik kordinat 5°10'47.0"S 119°25'45.8"E. Saat ini Kelurahan

Mannuruki dipimpin lurah Muhammad Ari Fadli S STP. Kelurahan Mannuruki

Kecamatan Tamalate memiliki kode wilayah 73.71.10.1007. Memiliki luas sekitar 1,

54 km2 dan terdiri dari 30 RT dan 8 RW, jumlah rumah tangga (KK) sebanyak 1760

KK, dengan jumlah penduduk laki-laki 6.202 dan perempuan 5.880. Total penduduk

12.082 jiwa

Kelurahan merupakan salah satu desa yang ada dibawah pemerintahan

Kecamatan Tamalate Kota Makassar dengan alamat kantor lurah berada di Komp.

BTN Tabaria Blok D. Kelurahan Mannuruki merupakan salah satu desa yang

wilayah pemerintahannya cukup luas yaitu 1,54 km2. Memiliki batas-batas wilayah

yaitu :

Sebelah Utara : berbatasan dengan kelurahan Banta – Bantaeng Kecamatan

Rappocini

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Bonto Duri

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kelurahan Gunung Sari, Kelurahan Minasa

Upa, Kecamatan Rappocini

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kelurahan Pa’baeng-Baeng.

Kode pos : 90221

Rumah: 1580
Ruko: 170

Tempat ibadah

Mesjid: 7

Gereja: -

Wihara: -

Sekolah

TK: 1

SD: 1

SMP: 1

SMA/SMK: 2

2. Arti, Sejarah, Asal Usul Nama Kelurahan Mannuruki

Pada awalnya wilayah Mannuruki merupakan bagian dari Kelurahan

Mangasa, Desa Bontokattetta. Seiring dengan perkembangan penduduk yang

cukup pesat, maka pada tahun 1990 an dibuka pemukiman baru di wilayah

Bontokattetta. Selanjutnya pemukiman tersebut oleh Pemerintah Desa dan

Kelurahan Mangasa berembuk untuk mengadakan pemekaran desa, dengan

memperhatikan banyak hal antara lain; jarak dari pemukiman baru tersebut dengan

pusat pemerintahan desa yang cukup jauh serta jumlah penduduknya semakin

banyak, maka disepakati untuk dimekarkan. Usul pemekaran ini diterima serta
disetujui oleh Pemerintah, dan pada tahun 1990 an merupakan persiapan

pembentukan desa, pada tahun 1990an secara definitif terbentuklah kelurahan baru

yang diberi nama kelurahan Mannuruki.

Dikutip dari Buku Nama Rupabumi Unsur Buatan yang disusun Bagian Tata

Pemerintahan Setda Kota Makassar Kelurahan Mannuruki artinya dua nama

disatukan yaitu Mannu dan Ruki selaku suami dan istri.

Mannu adalah seorang pedagang sekaligus tokoh masyarakat pada masa

kerajaan Gowa. Ia dikenal dengan kesetiaanya dan kepatuhannya. Oleh karena itu

ia (Mannu diangkat sebagai kepala kampung, dan kemudian dinikahkan dengan

seorang putri keturunan Raja Gowa yaitu Ruki. Gabungan keduan nama suami istri

Mannu - Ruki disepakati sebagai nama kampung tersebut.

3. Keadaan Penduduk

Penduduk Kelurahan Mannuruki merupakan kelompok masyarakat yang

termasuk dalam suku Makassar. Kehidupan penduduk Mannuruki umumnya

memiliki kehidupan yang sama seperti penduduk desa pada umumnya. Kehidupan

didasarkan pada norma-norma agama dan nilai-nilai luhur Pancasila. Budaya serta

adat istiadat juga tidak dapat dipisahkan, karena memiliki peranan yang penting

dalam kehidupan penduduk Kelurahan Mannuruki.

Penduduk Kelurahan Mannuruki selain berasal dari suku Makassar yang

merupakan penduduk asli, juga terdapat orang-orang yang berasal dari Jeneponto,

Takalar, Bantaeng, dan daerah luar Sulawesi. Mereka sebagai pendatang di

Kelurahan Mannuruki memiliki tujuan untuk mencari nafkah, karena melihat peluang
usaha di wilayah ini yang cukup besar. Mereka menyewa sebuah rumah dan

menetap disana sambil membuka usaha seperti warung makan, penjual kue – kue,

dan took kaki lima lainnya.

Berdasarkan data sensus penduduk desa, jumlah penduduk desa pada

tahun 2021 yaitu 12.082 jiwa yang terdiri dari laki-laki 6.202 jiwa dan Perempuan

5.880 jiwa. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah laki – laki lebih banyak

dibandingkan dengan perempuan, jumlah selisih perbedaannya yaitu 322 orang.

Beragamnya penduduk dilihat dari latar belakang suku bangsa, agama,

kebudayaan, dan adat istiadat, merupakan salah satu pengaruh dari perkawinan.

Dimana penduduk asli Mannuruki kawin mawin dengan penduduk dari luar yang

berasal dari suku bangsa yang berbeda. Juga migrasi dari penduduk luar yang

memilih tinggal dan menetap di Kelurahan Mannuruki.

Meskipun penduduk Kelurahan Mannuruki terdiri dari latar belakang yang

berbeda-beda, namun dalam kehidupan sehari-hari terlihat adanya kerja sama yang

baik. memiliki rasa tolong menolong yang besar juga toleransi antara sesama

anggota masyarakat. Kegiatan tolong menolong atau gotong royong dilakukan

dalam peristiwa duka maupun suka. Jika salah satu anggota masyarakat

mengadakan pesta ataupun acara syukuran, anggota masyarakat lain pun dengan

sukarela membantu baik yang pria dalam membuat bangsal atau tenda maupun

wanita dalam membantu memasak.

Seperti halnya jika anggota masyarakat mengalami kedukaan, masyarakat

lainnya juga ikut membantu dalam berbagai hal sampai pemakaman. Bentuk-

bentuk kerja sama seperti itu masih terpelihara dengan baik karena masing –
masing anggota masyarakat juga beranggapan bahwa mereka juga akan

mengalami peristiwa duka maupun suka yang nantinya akan membutuhkan

bantuan.

Pengaruh budaya serta adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun

juga tidak terlepas dari kehidupan masyarakat desa. Bentuk – bentuk kerja sama,

dan gotong royong dalam kehidupan diantara penduduk Kelurahan Mannuruki

masih tetap terjaga dan terpelihara dengan baik karena masyarakat menyadari

bahwa kehidupan yang berdampingan dengan baik akan menciptakan suasana

yang rukun dan damai.

4. Perkembangan Desa/Kelurahan

Tingkat klasifikasi desa/kelurahan di Kecamatan Tamalate pada tahun 2016

menunjukkan bahwa dari 11 kelurahan yang ada memiliki kategori kelurahan

swasembada. Dengan demikian saat ini tidak terdapat lagi kelurahan yang

termasuk Swadaya dan Swakarya di Kecamatan Tamalate.

Mayoritas penduduk yang ada di mannuruki itu penduuk asli dari tempat

tersebut,adapun ciri khas yang di unggulkan oleh Kelurahan Mannuruki itu

sendiri yang membedakannya dari kelurahan lain yaitu karena adanya KSM

( kelompok Swadaya Masyarakat) untuk membantu orang yang kurang mampu ,

dan dikatakan Mannuruki berhasil atau unggul di karenakan adanya kelompok

pembuatan remppe ( peye).

Setelah itu 2 tahun berjalan di adakan lagi KSM (Kelompok Swadaya

Masyarakat) eceng gondok. KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) inilah yang


paling unggul yang membedakan dari kelurahan lainnya di karenakan setiap ada

pameran eceng gondok inilah yang selalu menjadi produk andalan.

5. Mata Pencaharian

Setiap masyarakat memiliki keinginan untuk meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan keluarga. Masing-masing memiliki keahlian dan keterampilan untuk

mengusahakan suatu pekerjaan. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi mata

pencaharian seseorang.

Sebagai daerah pemukiman, masyarakat Kelurahan Mannuruki sebagian

besar mempunyai mata pencaharian sebagai pedagang. Secara keseluruhan,

ditiap pemandangan pinggir jalan akan banyak ditemukan pedagang kaki lima,

baik itu penjual kue, pnjual gorengan, warung campuran, dan warung penjual

makanan kebutuhan pokok.

Jarang sekali ditemui masyarakat Kelurahan Mannuruki yang tidak memiliki

mata pencaharian. Meskipun ada yang tidak tamat sekolah tetapi tetap

mengusahakan suatu pekerjaan. Sekecil apaupun peluang kerja tersebut,

mereka terus berupaya untuk kesejahteraan keluarga. Ibu – ibu Rumah Tangga

tidak hanya berdiam diri di rumah, mereka membuka usaha kecil – kecilan untuk

menambah penghasilan keluarga. Ada yang berjualan bahan – bahan

kebutuhan pokok seperti membuka toko atau warung, usaha kue, usaha rumah

makan atau rumah kopi, ada juga yang berbisnis menjual tas, sepatu dan baju

online atau sekarang ini disebut online shop.

B. Secara Umum gambaran besar kelurahan Mannuruki


Tingkat klasifikasi desa/kelurahan di Kecamatan Tamalate pada tahun 2016

menunjukkan bahwa dari 11 kelurahan yang ada memiliki kategori kelurahan

swasembada. Dengan demikian saat ini tidak terdapat lagi kelurahan yang

termasuk Swadaya dan Swakarya di Kecamatan Tamalate

mayoritas penduduk yang ada di mannuruki itu penduuk asli dari tempat

tersebut,adapun ciri khas yang di unggulkan oleh kelurhan mannuruki itu sendiri

yang membedakannya dari kelurahan lain yaitu karena adanya KSM

( kelompok sodaya Masyarakat) yang ada di kelurahan mannuruki untuk

membantu orang yang kurang mampu , dan di katakan mannuruki berhasil atau

unggul di karenakan adanya kelompok pembuatan remppe ( peye), setelah itu 2

tahun berjalan di adakan lagi KSM ( kelompok sodaya Masyarakat) cengondok

dan KSM ( kelompok sodaya Masyarakat) inilah yang paling unggul yang

membedakan dari kelurahan lainnya di karenakan setiap adapameran

cengondok inilah yang di bawa. Untuk kendala pembangunan yang ada di desa

ini yaitu terkendala oleh pendanaan dan lokasi yang sempit,untuk keadaan

lingkungan di kelurahan mannuruki agak bersih akan tetapi jika terjadi banjir

maka akan terjadi lagi pencemaran lingkungan sehingga biasaya masyarkat

setempat melakukan gotong royong atau bersih – bersih , untuk kepemilikan

jamban di tiap rumah di desa mannuruki sudah hampir memiliki semua jamban

dan hanya beberapa yang masih belum akan tetapi jika ada bantuan dari luar

biasanya yang di utamakan untuk di perbaiki yaitu jaban tiap rumah,, untuk

pembuangan sampah di kelurahan mannuruki ada yang bertugas untuk

mengambil sampahnya dan membuangnya ke titik pembuangan sampah yang


ada di kelurahan mannuruki yang berlokasi di RT04 Jalan sultan alauddin ,

Sumber air di desa mannuruki yaitu bersal dari ledeng dan sumur yang biasaya

digunakan oleh masyarakat setempat untuk kegiatan sehari – hari ,terdapat

sumber daya alam seperti kebun di desa mannuruki yang di kelola yaitu

perkebunan toge , yang di dalamnya terdapat Lombok, ubi – ubian ,pohon

pisang, obat – obatan , sayur dll ,perkebunan ini di kelolah oleh Kader- Kader

dan penggerak PKK Dan di bantu oleh masyarakat setempat untuk melakukan

penanaman pembersihan , dan biasaya di desa mannurki melakukan keiatan

gotong royong atau bersih – bersih got, selokan dll setiap hari rabu dan

sabtu ,adapun kepemilikan dari perkebunan toga ini bukan pemilik dari

pemerintah setempat akan tetapi milik individu seseorang yang dimana kebun itu

di amanhakan kedapa masyarakat untuk memanfaatkan tanah atau lahan

tersebut agar dapat berguna di karenakan pemilik tanahnya tidak menggunakan ,

sehingga masyarakat setempat membuat tanaman toga di tempat tersebut agar

masyarakat bisa mengambil hasil dari tanaman yang ada di tempat tersebut,

adapun pembangunan yang di lakukan di kelurahan mannuruki pada tahun 2019

Perbaikan Renase , Peping pada tahun 2018, gorong – gorong pada tahun 2019

, pembangunan sanitasi,pada tahun 2017,pembangunan MCK yang terdapat 2

titik yaitu I RW 03 dan RW 08 pada tahun 2017, dimana untuk pembangunan

jalan atau perbaikan jalan di masukkan dan di bahas di musrembang lalu

memasukkan proposal pengajuan di ajukan oleh masyarakat setempat ,

masyarakat di desa mannuruki juga pernah mengajukan pengadaan air pan di

kelurahan mannuruki akan tetapi kurangnya lahan atau tempat untuk di tempati
air pan tersebut sehingga tidak terlaksana dikarenakan tidak adanya padatnya

perumahan yang ada di kelurahan tersebut. Adapun sarana dan prasarana yang

digunakan oleh masyarakat umum di kelurahan mannuruki itu terdapat GOR,

yang berada di tabaria yang biasanya digunakan untuk kegiatan senam jantung

sehat oleh masyarakat umum dan kegiatan lainnya serta ada lapangan juga

yang tersedia. Untuk Wabah penyakit di kelurahan mannuruki seperti diare,

DBD, dll tidak pernah terjadi wabah tersebut akan tetapi biasanya hanya ada

satu 3 orang yang terkenal dari salah satu wabah penyakit tersebut sehingga

penanganan dari pihak pemerintah setempat itu melakukan penyemprotan di tiap

rumah – rumah agar dapat terhindar dari wabah penyakut tersebut contohnya

DBD, dan menyampaikan kepada kader – kader dan masyarakat agar

membersihkan kaleng- kaleng atau sampah yang berserakan di sekitar tempat

tinggal ( membersihkan lingkungan) dan menghindari adanya air tergenang.

Untuk perekonomian di kelurahan mannuruki yaitu kebanyakan Penjual kue,

Bengkel, Pedagang asongan dll dan untuk perekenomiannya itu masih berada di

dalam keadaan ekonomi kelas menengah namun tidak menutup kemungkinan

masih ada beberapa masyarakat yang berekonomi rendah di kelurahan

mannuruki.

https://brg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/FINAL-PROFIL-DESA-BERINGIN-

AGUNG.pdf

https://rowosari.desakupemalang.id/profil-desa/
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2018-1-1-87201-231414057-bab1-30072018104857.pdf

Anda mungkin juga menyukai