Anda di halaman 1dari 10

CERITA

SEJARAH JAMBI

“ASAL USUL DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERLUNG


KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT”

Dosen Pembimbing:

Amir Syarifuddin S.Pd., M.Pd

Disusun oleh
Lia Octiviyani
(A1A217001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2017/2018
1. Letak Desa Bukit Harapan
Desa Bukit Harapan merupakan desa kecil yang berada pada titik
koordinat 01º 20´ 34,0´´ Lintang Utara dan 102º 00´ 35,4´´. Desa Bukit
Harapan terletak 25 km arah selatan dari kota kecamatan merlung. Desa
Bukit Harapan memiliki luas total wilayah 1050 Ha terbagi atas 251 Ha tanah
perkarangan serta 800 Ha perkebunan.

Batas-batas wilayah Desa Bukit Harapan

1) Wilayah sebelah utara berbatasan dengan PT Inti Indosawit Subur


2) Sebelah selatan berbatasan dengan PT Wirakarya Sakti
3) Di sisi timur berbatasan dengan desa adi purwa dan
4) Di sebelah barat dengan desa tanjung benanak

Akses menuju ibu kota kabupaten Tungkal Ulu berjarak 180 km dan
menuju ibu kota provinsi Jambi berjarak 130 km.

Gambar 01. Peta Wilayah Kabupaten Gambar 02. Peta wilayah


Tanjung Jabung Barat Kecamatan Merlung
2. Sejarah Daerah

Sebelum Desa Bukit Harapan terbentuk pada tahun 1997, Desa Bukit
Harapan merupakan pemunkiman Tranmigrasi yang di buka Pemerintah pada
tahun 1990, yang mulai di tempati penduduk pada tahun 1991. Desa bukit
harapan adalah salah satu dari 10 desa di wilayah kecamatan merlung
kabupaten tanjung jabung barat yang disahkan berdasarkan surat keputusan
gubernur Jambi nomor 363 tahun 1997. Desa Bukit Harapan di huni sejak
tahun 1991 dengan nama UPT Merlung 3 SP 4 (Sentral Pemukiman/Sup
Pemukiman). Ada pun masyarakatnya/warga yang berdomisili di sini di
datangkan dari berbagai daerah, antara lain dari Jawa Tenggah, Jawa Timur,
Jawa Barat, Jokjakarta, Jakarta mereka di sini digabungkan dengan penduduk
asli seperti orang Melayu. Jumlah kepala keluarga yang didatangkan yaitu,
dari Jawa Timur berjumlah 75 kepala keluarga, Jawa Tengah 75 kepala
keluarga, Jakarta 25 kepala keluarga, Yogyakarta 50 kepala keluarga, Jawa
Barat 125 kepala keluarga serta penduduk lokal berjumlah 50 kepala keluarga.
Mereka di bina untuk dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dan di beri
tanggungan jatah dari Pemerintah. Seperti sembako, Bibitan dan alat-alat
pertanian lainnya.

Menurut bapak ruhiyat sebagai narasumber mengatakan bahwa pada


masa transisi tahun 1997 dalam suatu musyawarah umum seluruh masyarakat
berkumpul di Balai Desa merembuk untuk memberikan nama yanug cocok
untuk temapat pemumkiman ini yang nanti akan menjadi suatu Desa. Di
dalam musyawarah tersebut terdaftar 3 nama yang diusulkan oleh masyarakat
antara lain:

1) Bukit Harapan
2) Mulya Bakti

Dan di dalam pertemuan tersebut telah disetujui oleh masyarakat


adalah : Bukit Harapan, yang di lihat dari berbagai aspek Geografis keadaan
alam yang berbukit, dan mudah-mudahan ada harapan yang baru untuk masa
depan, itulah sejarah Desa Bukit Harapan yang mayoritas penduduknya
pemeluk agama Islam.

Desa bukit harapan adalah desa pertanian dan desa perkebunan oleh sebab itu
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, selain menjadi
petani penduduk desa bukit harapan ada yang menjadi buruh, Pegawai Negri Sipil
(PNS) dan pedagang. Toga ekonomi di desa bukit harapan didukung dengan
adanya koperasi dengan nama Koperasi Unit Desa Karya Jaya, koperasi ini turut
membantu dalam swadaya. Hingga saat ini jumlah penduduk Desa Bukit Harapan
telah mencapai 1450 jiwa dan 429 kepala keluarga jumlah ini di dapat dari sensus
penduduk tahun 2018.

Gambar 03. Pemukiman Desa Bukit Harapan

Gambar 04. Gerbang selamat dating ketika memasuki desa Bukit


Harapan
3. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan di Desa Bukit Harapan adalah Kepala
Pemerintahan Desa yaitu kepala desa. Desa Bukit Hrapan mempunyai
beberapa RW dan RT keseluruhannya berjumlah sebagai berikut :
1) RW ( Rukun Warga ) : 5 ( Lima )
2) RT ( Rukun Tetangga ) : 13 ( Tiga Belas )

Awal pemerintahan Desa Bukit Harapan pertama kali pada masa Bina
Departemen Transmigrasi dipimpin oleh Kepala Unit Pemukiman Trans
(KUPT) antara lain :

1) Pertama Kepala Unit Pemukiman Trans (KUPT) dari tahun 1991-1996:


Bapak Adi Puwardi
2) Kedua Kepala Desa Transisi s/d Definitip dari tahun 1997-2003: Bapak
Salam
3) Ketiga Kepala Desa bapak Ruhiyat menjabat selama 2 kali masa
pemerintahan dari tahun 2003-2013.
4) Keempat Kepala Desa bapak Harsono menjabat dari tahun 2013-2018.

Pada masa transisi Desa Bukit Harapan telah menjadi Desa definitif
Kepala Desanya adalah bapak Salam masa pemerintahan dari tahun 1997-
2002. Kepala Desa di Desa Bukit Harapan dipilih melalui pemilihan dari
rakyat secara langsung yaitu melalui Pemilu yang diadakan setiap lima tahun
sekali setelah habis masa jabatan kepala desa.

Dilihat dari cacatan di atas Pemerintahan Desa Bukit Harapan telah


mempunyai KUTP, Kepala Desa Transisi, dan Kepala Desa Defenitip dari
dahulu dan saat ini berjumlah 4 (Empat) orang. Di tangan empat orang berjasa
inilah yang menjadi pemimpin desa Bukit Harapan menjadi maju, dan dikenal
orang.

Dalam menjalankan tugas organisasi dan administrasi desa, Kepala


Desa beserta, staf dan perangkapnya, serta dibantu dengan BPD (Badan
Perwakilan Desa) saling bahu membahu melaksanakan tugasnya dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu terdapat lembaga-
lembaga kemasyarakatan lain dalam mendukung proses pemerintahan antara
lain lembaga musyawarah desa, PKK, Linmas, organisasi kepemudaan dan
organisasi lainnya.

Struktur Staf Organisasi Kantor Desa Bukit Harapan diatur sebagai berikut :

1) Sekretaris Desa
Sekretaris Desa bertugas:Mewakili Kepala Desa dalam keadaan
berhalangan atau bertugas keluar daerah, dan Mengatur melaksanakan dan
menyelesaiakan semua masalah administrasi.
2) Kepala Urusan Pemerintahan
3) Kepala Urusan Pembangunan
4) Kepala Urusan Umum
5) Staf Kantor Desa

Gambar 02. Kantor Desa Bukit Harapan


4. Pendidikan

Perkembangan pendidikan dan keterapilan masyarakat desa bukit


harapan pada tahun terakhir ini sudah lebih meningkat. Penduduk desa bukit
harapan yang buta huruf sekitar 20 % yang kebanyakan terdiri dari orang-
orang tua sedangkan 80 % lainnya sudah dapat baca tulis huruf latin/arab.
Pada tahun 1997 di Desa Bukit Harapan telah didirikan sebuah sekolah dasar
dengan nama SDN 160 serta didirikan juga SLTP perintis pada tahun yang
sama. Sekolah ini didirikan oleh pemerintah dan dibangun oleh warga secara
bergotong royong. Kemudian SLTP perintis ini berkembang dan maju
sehingga menjadi SMP N 5 Merlung pada tahun 2004, setelah 6 tahun
kemudian SMP ini mendapatkan akreditasi B dan berubah nama menjadi SMP
N 2 Merlung. Pada tahun 2004/2005 yang lalu SDN 160 dalam wilayah Bukit
harapan telah menampung 100 orang murid. Hal ini menunjukkan
hasrat/kemauan yang keras dari anak-anak usia sekolah untuk menuntut ilmu
dan orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Pada tahun 1999 didirikan juga sebuah SLTA perintis didirikan oleh
pemerintah dan dibangun oleh warga setempat dengan bergotong royong.
Dengan didirikannya SLTA perintis tersebut banyak sekali anak-anak remaja
yang melanjutkan pendidikannya tidak hanya anak-anak remaja yang ada di
Desa Bukit Harapan tetapi ada juga anak-anak dari desa lain seperti anak-anak
dari Desa Tanjung Benanak atau SP 3. Hal tersebut dikarenakan hanya ada
satu SLTA yang di bangun di daerah tersebut yaitu SLTA di Desa Bukit
Harapan. Saat ini SLTA perintis tersebut sudah berkembang dan maju yang
sekarang telah di rubah namanya menjadi SMA N 2 Merlung pada tahun
2005, banyak sekali tamatan SMA tersebut yang telah melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi seperti perguruan tinggi
khususnya melanjutkan ke UNJA (Universitas Jambi) yang ada di kota Jambi.

Disamping pendidikan umum didesa bukit harapan telah terbentuk


pula kelompok belajar/taman pendidikan al-qur,an untuk memberikan
pendidikan dan pelajaran agama islam bagi anak–anak. TPA ini belajarnya
waktu sore hari enam hari seminggu kecuali hari kamis dalam seminggu.
Murid-murid nya adalah pelajar SDN. Kemauan dan minat anak-anak untuk
belajar di TPA ini cukup memadai, demikian pula dengan perhatian orang tua
murid membelajarkan anak -anaknya di TPA ini sangat baik. Hal ini
dikarenakan orang tua maupun para pelajar sudah menyadari bahwa kedua
jenis pendidikan itu sama pentingnya. Pada tahun ajaran 2003/2004 murid
TPA sekitar 30 orang.
Pada saat ini Desa Bukit Harapan sudah cukup maju warganya hidup
cukup makmur karena tanahnya sangat cocok untuk di tanami kelapa sawit,
pohon kelapa, pohon buah seperti durian, mangga, jeruk dan lain-lain.

5. Kebudayaan

Adat istiadat Desa Bukit Harapan masih berkembang dan berperan


maju, karena mayoritas di Desa Bukit Harapan adalah orang Jawa maka
kebanyakan budaya yang di kembangkan adalah budaya orang Jawa. Adat
istiadat ini masih kelihatan perannya pada upacara atau perayaan perkawinan
seperti pinang meminang, dan tata cara peralatan perkawianan. Pada upacara
keagamaan seperti khatam al-qur’an bersedekah atau kenduri di bulan mauled,
bulan sagban, menyambut bulan romadhan/puasa dan lain-lain. Pada saat ini
tata cara adat istiadat sudah tidak mengikat lagi. Pengadaannya tergantung
pada situasi dan kondisi serta kemapuan dari masyarakat itu sendiri, sebab
istilah atau pengertian selamatan itu tidak lebih dari do,a selamat.

Salah satu kebudayaan warga Desa Bukit Harapan pada saat bulan suci
Ramadhan mereka melakukan Tarling (taraweh keliling). Tarling ini
merupakan kebudayaan yang sudah ada sejak dulu hingga saat ini. Tarling ini
bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Desa Bukit
Harapan agar selalu harmonis. Di Desa Bukit Harapan juga, sering kali
melakukan kegiatan perlombaan pada saat tertentu seperti perayaan hari-hari
besar Nasional/Islam mengadakan bermacam-macam pertandingan olah raga
antara desa maupun antara daerah kecamatan, seperti perlombaan sepak bola,
bola voly, dan lain sebagainya.

a. Kesenian yang terdapat di Desa Bukit Harapan antara lain Kuda


Lumping Turonggo Sri Rahayu (TSR), Berzangi, dan Kompang.
Setiap kesenian ini dipimpin dan dikelola oleh ketua kelompok
masing-masing. Kegiatan dan perkembangannya cukup baik. Sewaktu
mengadakan pesta perkawinan perayaan dan upacara adat lainnya,
kesenian tradisonal ini selalu di undang untuk memberi hiburan atau
memeriahkan majlis, perkawinan dan upacara adat tersebut.
Gambar 03. Kuda Lumping Turonggo Sri Rahayu (TSR)
Selain itu di Desa Bukit Harapan terdapat sebuah ikatan Pencak
Silat yang disebut Setia Hati atau (SH), berlatih setiap malam kamis
dan malam minggu setiap 2 kali setiap bulan.
b. Bangunan Monument Tugu Dodos
Selain kesenian di Desa Bukit Harapan terdapat sebuah monument yang
terkenal disebut dengan Tugu Dodos yang di bangun untuk
mencerminkan kehidupan masyarakat Desa Bukit Harapan, karena
warga desa tersebut bermata pencaharian pertanian dengan menanam
sawit yang pada saat itu sawit masih pendek dan harus di panen
menggunakan dodos, selain itu tugu ini didirikan untuk simbolis
sebagai pengharapan supaya dodos yang digunakan untuk memanen
sawit bisa membawa kesejahteraan warha Desa Bukit Harapan,
sehingga warga pun berinisiatif untuk membangun monument tersebut.
Tugu Dodos dibangun pada tahun 1999 dibangun oleh Bapak
Mukayanto dan Bapak Didik dan dirancang oleh Bapak Gimin

Gambar 04. Tugu Dodos


DAFTAR PUSTAKA
Narasumber:
1. Bapak Ruhiyat mantan Kepala Desa Bukit Harapan 2003-2013. Waktu
wawancara 27 Mei 2018 pukul 10.30 WIB
2. Ibu Mursi penduduk setempat yang telah tinggal di Desa Bukit Harapan
sejak tahun 1991 sampai sekarang tepatnya 27 tahun. Waktu wawancara
28 Mei 2018 pukul 14.20 WIB
Nugraha Rangga. 2017. Profil Desa Bukit Harapan Kecamatan Merlung Tanjung
Jabung Barat Jambi. Desa Bukit Harapan. 12:54 mins
https://ms.wikipedia.org/wiki/Bukit_Harapan,_Merlung
http://desabukitharapan.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai