Anda di halaman 1dari 10

Kerajaan ternate dan

tidore
sejarah Budaya dan peninggalan

Kerajaan perekonomian
ternate dan
tidore
Kehidupan Raja raja yang
sosial
politik memimpin
SEJARAH
Pada abad ke 14 masehi, di maluku utara telah berdiri 4 kerajaan yaitu jailolo, ternate,
tidore, dan bacan. masing-masing kerajaan dipimpin oleh seorang kolano. keempat
kerajaan tersebut berasal dari satu keturunan, yaitu jafar sadik, seorang bangsa arab
keturunan nabi muhammad saw. kemajuan ternate membuat iri kerajaan lainnya.
beberapa kali keempat kerajaan tersebut terlibat perang memperebutkan rempah
-rempah. masuknya islam ke maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan.
pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari malaka dan jawa menyebarkan islam
ke sana. dari sini muncul empat kerajaan islam di maluku yang disebut maluku kie raha
(maluku empat raja) yaitu kesultanan ternate yang dipimpin sultan zainal abidin (1486-
1500), kesultanan tidore yang dipimpin oleh sultan mansur, kesultanan jailolo yang
dipimpin oleh sultan sarajati, dan kesultanan bacan yang dipimpin oleh sultan kaicil
buko. pada masa kesultanan itu berkuasa, masyarakat muslim di maluku sudah
menyebar sampai ke banda, hitu, haruku, makyan, dan halmahera.
Ternate dan Tidore merupakan kerajaan yang berada di wilayah bagian timur
Nusantara dan kedua kerajaan ini merupakan penghasil rempah-rempah
terbanyak di dunia. Oleh karena itu, bila menggunakan Selat Malaka sebagai
PEREKONOMIAN DI jalur perdagangan Ternate dan Tidore seakan-akan seperti pangkal
KERAJAAN TERNATE perdagangan yang berakhir di tempat tujuan yang siap membeli.

DAN TIDORE
Eropa merupakan konsumen rempah-rempah terbanyak, cuaca yang dingin
mengharuskan mereka mencari sumber rempah-rempah berada. Selain untuk
tujuan mencari kebutuhan, bangsa Eropa juga ingin menguasai perdagangan
karena harganya akan jauh lebih murah bila langsung dibeli di tempat asalnya.
Dalam 1534 M, agama Katholik telah mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera, Ternate,
dan Ambon, berkat kegiatan Fransiskus Xaverius. Seperti sudah diketahui, bahwa sebagian
dari daerah maluku terutama Ternate sebagai pusatnya, sudah masuk agama islam. Tidak
jarang diantara perbedaan agama ini dimanfaatkan oleh portugis untuk memancing
pertentangan antara para pemeluk agama itu. Dan bila pertentangan sudah terjadi maka
SOSIAL DI KERAJAAN
pertentangan akan diperuncing lagi dengan campur tangannya orang-orang Portugis dalam
TERNATE DAN
bidang pemerintahan, sehingga seakan-akan merekalah yang berkuasa. Setelah masuknya
TIDORE
kompeni Belanda di Maluku, semua orang yang sudah memeluk agama Katholik harus
berganti agama menjadi Protestan. Hal ini menimbulkan masalah-masalah sosial yang
sangat besar dalam kehidupan rakyat dan semakin tertekannya kehidupan rakyat. Keadaan
ini menimbulkan amarah yang luar biasa dari rakyat Maluku kepada kompeni Belanda. Di
Bawah pimpinan Sultan Ternate, perang umum berkobar, namun perlawanan tersebut dapat
dipadamkan oleh kompeni Belanda. Kehidupan rakyat Maluku pada zaman kompeni
Belanda sangat memprihatinkan sehingga muncul gerakan menentang Kompeni Belanda.
Di kepulauan Maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya kerajaan ternate
sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan perdagangan lima bersaudara. Uli
Siwa yang berarti persekutuan sembilan bersaudara. Ketika bangsa Portugis
masuk, Portugis langsung memihak dan membantu Ternate, Hal ini dikarenakan
Portugis mengira Ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa Spanyol memihak
Tidore akhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa kulit, untuk
menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan perjanjian Saragosa. Dalam
KEHIDUPAN perjanjian tersebut bangsa Spanyol harus meninggalkan Maluku dan pindah ke
POLITIK Filipina, sedangkan Portugis tetap berada di Maluku.

Untuk dapat memperkuat kedudukannya, portugis mendirikan sebuah benteng


yang di beri nama Benteng Santo Paulo. Namun tindakan Portugis semakin lama
di benci oleh rakyat dan para penjabat kerajaan Ternate. Oleh karena itu Sultan
Hairun secara terang-terangan menentang politik monopoli dari bangsa Portugis.
Sultan Baabullah (Putra Sultan Hairun) bangkit menentang Portugis. Tahun 1575
M Portugis dapat dikalahkan dan meninggalkan benteng.
Nama Raja Kerajaan Ternate :

1. Baab Mashur Malamo   1257 - 1277


2. Jamin Qadrat1277 - 1284 10. Tulu Malamo1343 - 1347
3. Komala Abu Said1284 - 1298 11. Kie Mabiji (Abu Hayat I)1347 - 1350
4. Bakuku (Kalabata)1298 - 1304 12. Ngolo Macahaya1350 - 1357
5. Ngara Malamo (Komala)1304 - 1317 13.Momole1357 - 1359
6. Patsaranga Malamo1317 - 1322 14.Gapi Malamo I1359 - 1372
7. Cili Aiya (Sidang Arif Malamo)1322 - 15.Gapi Baguna I1372 - 1377
Nama nama 1331 16.Komala Pulu1377 - 1432
17Marhum (Gapi Baguna II)1432 - 1486
raja 8. Panji Malamo 1331 - 1332
9. Syah Alam 1332 - 1343 18.zainal Abidin1486 - 1500
19.Bayanullah1500 - 1522
20.Hidayatullah 1522 - 1529

;/’[p-
Nama Raja Kerajaan Tidore :
 Kolano Syahjati alias Muhammad Nakil bin Jaffar As-sidiq
 Kolano Bosamawange
 Kolano Syuhud alias Subu
 Kolano Balibunga
 Kolano Duko adoya
Nama Nama  Kolano Kie Matiti
Raja  Kolano Seli
 Kolano Matagena
 Kolano Nuruddin   (1334-1372)
 Kolano Hasan Syah  (1372-1405)
 Sultan Ciriliyati alias Djamaluddin (1495-1512)
PENINGGALAN KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE

BUDAYA DAN
PENINGGALAN
Masjid kesultanan ternate Keraton tidore Keraton ternate

PENINGGALAN KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE


Telah kita ketahui bahwa sebelumnya di Maluku telah berkembang agama
Islam. Dengan demikian kehidupan agama telah mewarnai kehidupan
sosial masyarakat Maluku. Dalam kehidupan budaya, rakyat Maluku diliputi
aktivitas perekonomian, maka tidak banyak menghasilkan budaya. Salah
satu karya seni bangun yang terkenal ialah Istana Sultan Ternate dan
Masjid kuno di Ternate.

Benteng portugis (benteng


santo Paulo) di ternate
Terima kasih atas
perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai