Asal Daerah :
Setelah naik tahta sebagai sultan, beliau mendapat gelar Sultan Hasanuddin, Tumenanga
Ri Balla Pangkana (yang meninggal di istananya yang indah). atau lebih dikenal dengan
Sultan Hasanuddin. Ia dijuluki e Haantjes van Het Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam
Jantan/Jago dari Benua Timur, karena keberaniannya melawan penjajah Belanda.
Sultan Hasanuddin merupakan anak kedua dari Raja Gowa ke-15, I Manuntungi Daeng
Mattola, Karaeng Lakiung yang bergelar Sultan Malikussaid dan ibunya bernama I
Sabbe To'mo Lakuntu yang merupakan Putri bangsawan Laikang.
pertempuran pertama terjadi 1633 dan pertempuran kedua terjadi 1654 pertempuran ke
tiga 1666 - 1667 pertempuran berlangsung lama dipimpin Sultan Hasanuddin kota
Makassar dapat dipertahankan
Fatahillah adalah tokoh yang dikenal mengusir Portugis dari pelabuhan perdagangan
Sunda Kelapa ia berasal dari Pasai, Aceh Utara, yang kemudian pergi meninggalkan
Pasai ketika daerah tersebut dikuasai Portugis. Fatahillah pergi ke Mekah, lalu ke tanah
Jawa, Demak, pada masa pemerintahan Sultan Trenggono
BENTUK PERLAWANAN
Tidak lama kemudian, pecahlah pertempuran dahsyat. Pasukan darat Katolik Portugis
menggunakan senjata pedang, bedil, dan meriam serta berlindung dengan topi baja.
Sedangkan pasukan Islam jalur darat menggunakan senjata tombak, kujang, pedang,
keris dan meriam-meriam. Armada kapal perang Fransisco de Sa maupun Fatahillah
menggunakan meriam dan senjata api lainnya.
Sultan Iskandar Muda dari Aceh
Sultan Iskandar Muda (Aceh, Banda Aceh, 1593 atau 1590[1] – Banda Aceh, Aceh, 27
September 1636) merupakan sultan yang paling besar dalam masa Kesultanan Aceh,
yang berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636.[2] Aceh mencapai kejayaannya pada masa
kepemimpinan Iskandar Muda, di mana daerah kekuasaannya yang semakin besar dan
reputasi internasional sebagai pusat dari perdagangan dan pembelajaran tentang
Islam.[1] Namanya kini diabadikan pada Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar
Muda di Aceh.
Penyebab Perlawanan :
BENTUK PERJUANGAN :