Anda di halaman 1dari 3

Sultan Ageng Tirtayasa

Bernama lengkap Sultan Ageng Tirtayasa atau dikenal sebagai Sultan Abu Al-Fath Abdulfattah atau
Pangeran Surya, beliau adalah Sultan Banten, yang lahir di Banten pada tahun 1631. Ia meninggal di
Batavia (saat ini menjadi Jakarta) pada tahun 1692 di usia kurang lebih sekitar 61 tahun dan
dimakamkan di Kompleks Pemakaman Raja-raja Banten di Provinsi Banten

Sultan Ageng Tirtayasa merupakan tongkat estafet penguasa Banten dari sang ayah yaitu Sultan Abu Al-
Ma’ali Ahmad yang memerintah pada tahun 1640 hingga 1650. Ia cucu dari Sultan Abdul Mufahir
Mahmud Abdul Kadir yang memerintah Banten pada tahun 1605-1640. Ibunya seorang ratu Banten yang
hebat bernama Ratu Martakusuma.

PENGANGKATAN SULTAN AGENG TIRTAYASA MENJADI SULTAN BANTEN

Sang ayah, Sultan Abu Al-Ma’ai Ahmad meninggal dunia pada 1650. Kemudian oleh sang kakek, Sultan
Abdul Mufahir Mahmud Abdul Kadir belau dinobatkan sebagai Sultan Muda dengan gelar Pangeran Ratu
atau Pangeran Adipati yang sebelumnya ia bergelar Pangeran Surya. Setelah sang kakek wafat, ia
diangkat menjadi Sultan dengan gelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah.

Tahun 1651, Sultan Ageng Tirtayasa dengan gelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah resmi menjadi Sultan
Banten ke 6 pada usia yang masih sangat muda yaitu 20 tahun. Sebuah amanah dan tanggung jawab
yang cukup besar dijalani oleh Sultan Ageng Tirtayasa pada usia muda tak menjadikannya patah
semangat. Ia justru pandai dalam segala bidang pemerintahan.

Selain itu, Sultan Ageng Tirtayasa juga peduli terhadap perkembangan Islam di Indonesia khususnya di
daerahnya. Ia mengundang banyak guru agama Islam dari dalam negeri Aceh hingga mengundang dari
Arab dan beberapa daerah lain untuk membina jiwa, mental, dan psikologis pasukan atau prajurit
Kesultanan Banten.

Sultan Ageng Tirtayasa selain dikenal akan kecerdasannya dalam mengelola perekonomian, Ia juga
dikenal sebagai pahlawan yang menaruh perhatian dalam bidang keagamaan. Ia menobatkan Syekh
Yusuf, ulama yang berasal dari Makassar sebagai mufti kerajaan dalam menyelesaikan perakra
keagamaan dan Penasihat Sultan di bidang pemerintahan.

KESULTANAN BANTEN MENGALAMI MASA KEJAYAAN

Dikenal sebagai Sultan Banten yang cerdas dalam berbagai bidang pemerintahan seperti hubungan
diplomasi degan berbagai negara di Eropa seperti Denmark, Inggris, Turki, hingga Prancis yang membuat
perdagangan di Banten mencapai puncak kejayaan dengan kunjungan pedagang dari belahan dunia
seperti Arab, India, Persia, Cina, Filipina, hingga melayu.

Sultan Ageng Tirtayasa juga merupakan Sultan Banten yang hebat dalam hal perencanaan atau strategi
perang. Ia bukan hanya melindungi Kesultanan Banten. Namun, juga membantu kerajaan lain yang
membutuhkan bantuan untuk melawan musuh dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari
penjajahan.

Sultan juga membantu berbagai serangan dan pemberontakan beberapa daerah. Salah satunya di
Mataram, ia membantu Trunojoyo. Bahkan, membebaskan Pangeran Karatwjaya dan Pangeran
Martawijaya yang waktu itu sempat ditahan di Mataram dikarenakan hubungannya dengan Cirebon.

Sultan Ageng Tirtayasa menjadi suri tauladan karena dinilai sebagai pemimpin yang amanah dengan isi
misi yang jelas dalam membangun tanah air khususnya dalam wilayah Banten. Selain itu, ia juga
merupakan pemimpin yang visioner, ahli merancang wilayah dan tata kelola air, egaliter serta terbuka
dengan wawasan yang luas, baik nasional maupun internasional.

SULTAN AGENG TIRTAYASA MELAWAN HASUTAN BELANDA DAN MENJALANI


PERANG SAUDARA

Banten mengalami masa kejayaan di waktu pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Namun, di samping
itu pada masanya, Kesultanan Banten semakin dimusuhi oleh Pemerintah Belanda. Penyebab
meruncingnya konflik tersebut ialah Belanda turut ikut campur dalam pemerintahan internal Kesultanan
Banten.

Belanda melakukan politik adu domba atau disebut sebagai Devide et Impera dengan menghasut Abu
Nasr atau Sultan Haji untuk memerangi Pangeran Arya Purbaya selaku saudaranya sendiri. Abu Nasr
mengira bahwa Sultan Ageng Tirtayasa membagi tugas pemerintahan kepadanya dengan tujuan
menyingkirkan dirinya sebagai pewaris Kesultanan Banten.

Kecurigaan Sultan Haji akan tahta yang akan diberikan oleh Sultan Ageng Tirtayasa kepada Pangeran
Arya Purbaya didukung oleh Belanda dengan berusaha membinasakan Sultan Ageng Tirtayasa karena
dianggap tidak adil dalam membagi kekuasaannya.

Perang keluarga pun tidak dapat dihindarkan yang membuat prajurit Sultan Ageng Tirtayasa turut
mengepung prajurit dari Abu Nasr atau Sultan Haji di daerah Sorosowan (Banten). Tentu saja pasukan
Belanda yang dikapteni oleh Katen Tack dan Saint-Martin ikut membantu Sultan Haji melawan pasukan
Sultan Ageng Tirtayasa.

Perang saudara terus terjadi hingga berlarut-larut dan membuat Kesultanan Banten sedikit demi sedikit
mulai melemah. Hasutan pemerintah Belanda berhasil membuat perang saudara tersebut berlanjut.
Namun, Sultan Ageng Tirtayasa masih belum menyerah.
SULTAN AGENG TIRTAYASA WAFAT

Hingga pada tahun 1683, Kesultanan Banten lambat laun melemah dan Belanda berhasil menangkap
Sultan Ageng Tirtyasa. Kemudian ia dibawa menuju Batavia (saat ini menjadi Jakarta) dan dikurung
dalam penjara selama kurun waktu beberapa tahun lamanya.

Tahun 1692 merupakan tahun yang tak terlupakan karena meninggalnya seorang Pahlawan Nasional
Indonesia, Sultan Ageng Tirtayasa. Kemudian ia dikebumikan di Kompleks Pemakaman Raja-raja Banten
di provinsi Banten. Kematiannya menutup biografi Sultan Ageng Tirtayasa. Namun, tak menutup jasa-
jasanya yang akan selalu dikenang oleh bangsa dan negara Indonesia.

SULTAN AGENG TIRTAYASA MENJADI PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

Karena jasa-jasanya dalam membela dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, Sultan Ageng
Tirtayasa dinobatkan menjadi salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang berjasa dan dikenang selalu.

Melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 045/TK/Tahun 1970 pada tanggal 1 Agustus
1970, Pemerintah Indonesia resmi memberikan gelar Pahalawan Nasional kepada Sultan Ageng
Tirtayasa.

Atas jasa-jasanya, nama Sultan Ageng Tirtayasa pun diabadikan sebagai nama salah satu universitas
terkemuka di kota kelahirannya, Banten yaitu Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Selain itu, di beberapa
daerah juga terdapat nama jalan yang mengabadikan namanya.

Anda mungkin juga menyukai