·1445-1479 Pangeran Cakrabuana (Sultan Cirebon I) àmendirikan istana Pakungwati & membentuk
pemerintahan di Cirebon. Sehingga, dianggap sebagai pendiri Kesultanan Cirebon
·1479-1568 Sunan Gunung Jati / Syarif Hidayatullah (Sultan Cirebon II) à sebagai penyebar agama Islam
di Jawa Barat. Setelah wafat, terjadilah kekosongan jabatan pimpinan tertinggi kerajaan Islam Cirebon.
Ia mendapat gelar Tumenggung Syarif Hidayatullah bin Maulana Sultan Muhammad Syarif Abdullah
·1568-1570 Fatahillah (Sultan Cirebon III)à mengisi kekosongan pemegang kekuasaan
·1570-1649 Panembahan Ratu I (Sultan Cirebon IV)à nama asliPangeran Emas putra
·1649-1677 Panembahan Ratu II (Sultan Cirebon V)à nama asli Pangeran Rasmi atau Pangeran
KarimSimak lebih lanjut
6.Sumber Sejarah
· Babad Cirebon, yaitu Karya sastra sejarah yang ditulis pada abad ke-19 di Cirebon.
Menceritakan tentang perkembangan Kesultanan Cirebon pada awal waktu penjajahan Belanda
di Pulau Jawa. Sebagian besar isi dari babad ini menceritakan tentang Sunan Gunung Jati selaku
penyebar agama Islam di Jawa Barat yang juga memberikan kejayaan di Kesultanan Cirebon.
Babad Cirebon ditulis menggunakan huruf Arab dan bahasa Jawa Cirebon.
· Carita Caruban Purwaka Nagari karya Pangeran Dipati Carbon ditulis pada tahun 1702 masehi.
Naskah ini terdiri dari 39 bagian yang menceritakan perkembangan Cirebon, perjalanan hidup
para petinggi kerajaan beserta keluarganya, dan juga menceritakan silsilah keluarga kerajaan.
· Catatan Tom Pires yang mengujungi Cirebon pada tahun 1513 yang berjudul Suma Oriental.
Pires memberikan informasi mengenai keadaan ekonomi dan politik di Jawa pada masa paruh
pertama abad ke-16. Ia menyebut lima pelabuhan utama Kerajaan Sunda, adanya pelabuhan di
Cirebon, dan pengaruh Demak terhadap wilayah barat Pulau Jawa.
7.Peninggalan Kesultanan Cirebon
3.Masjid Agung Sang Cipta Rasa didirikan oleh sunan gunung jati pada
1480
Menurut adat setempat, pembangunan masjid ini dikisahkan libatkan
kira-kira lima ratus orang yang dihadirkan dari kerajaan Majapahit,
Demak, serta Cirebon khususnya. Dalam pembangunan masjid ini,
Sunan Gunung Jati memberikan tanggung jawab kepada Sunan Kalijaga
untuk menjadi arsiteknya. Tidak hanya itu, Sunan Gunung Jati juga
membawa Raden Sepat, yang merupakan arsitek handal Majapahit yang
merupakan tawanan perang Demak-Majapahit, agar menolong Sunan
Kalijaga dalam membuat serta mendirikan bangunan masjid itu.
4. Kereta Singa Barong Kasepuhan
Kereta kencana kepunyaan Keraton Kasepuhan ini dikenal dengan nama
kereta singa barong. Kereta Singa Barong dibuat pada era ke-15 M oleh
cucu dari Sunan Gunung Jati yang tujuan dibuatnya untuk dijadikan
simbol persahabatan. Keraton Cirebon khususnya Keraton Kasepuhan
mempunyai jalinan dan hubungan yang baik dengan bangsa-bangsa
lain, salah satunya India, negeri Cina serta Mesir.
Makam Sunan Gunung Jati
Perlu kita ketahui bersama, makam Sunan Gunung Jati berada dalam sebuah
kompleks pemakaman yang berlokasi di atas area seluas lima hektar, yang dibagi
jadi dua kompleks pemakaman. Kompleks intinya ialah kompleks tempat makam
Sunan Gunung Jati dimakamkan, yakni di Gunung Sembung, yang berisi lebih
kurang 500 makam.
7.Patung Macan Putih Cirebon
Makna dari Patung Macan Putih itu yakni melambangkan keluarga besar
Pajajaran yang disebut sebagai keturunan Maharaja Prabu
Siliwangi. Warga saat ini lebih memandang bahwa 2 patung itu merupakan
makhluk penjaga dari suatu tempat yang mistis atau sakral, namun
sesungguhnya peranan dari patung itu pada zaman dulu hanya
dimanfaatkan sebagai simbol keturunan ataupun keluarga Prabu Siliwangi.
8.Mangkok Ukiran Cirebon
Peninggalan Kerajaan Cirebon berikut ini ialah kayu berukir yang
disebut-sebut sebagai salah satu barang peninggalan kerajaan Cirebon
yang digunakan sultan sebagai sebuah nampan, awal mulanya warna
dari mangkuk itu terdapat beberapa macam warna dan pada saat ini
yang terdapat di museum Tropen Belanda hanyalah mangkuk kayu
bercorak coklat yang memiliki suatu ukiran pohon kehidupan.