Kerajaan Gowa-Tallo
1. Sejarah
Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik
sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi tradisi Makassar lain menyebutkan empat
2. Kerajaan Gowa-Tallo
tersebut yang kemudian muncul sebagai kerajaan besar ialah Goa dan Tello
dengan adanya para mubalig yang disebut Dato’ Tallu (Tiga Dato),
1
Dwi Ari Listiyani, Sejarah 2 Untuk SMA/MA Kelas XI BAHASA, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan nasional, 2009, hlm. 98
(Abdul Jawad alias Khatib Bungsu), ketiganya bersaudara dan berasal
Februari 1605 M). Kemudian disusul oleh Raja Gowa dan Tallo yaitu
1607 M.2
agama masyarakat.3
b. Batu Pallantikang
c. Masjid Katangka
2
Restu Gunawan, Amurwani Dwi Lestariningsih, dan Sadirman, Sejarah Indonesia SMA/MA/MAK kelas X,
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang, Kemendikbud, 2016, hlm. 221-222
3
Prof. Dr. M. Ahmad Sewang, Islamisasi Kerajaan Gowa (Abad XVI sampai abad XVII), Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia,2005, hlm. 2
d. Kompleks Makam Katangka
Karaeng Matoaya
Sultan Alaudin
Sultan Muhammad Said
Sultan Hassanudin
4. Kerajaan Wajo
1. Sejarah
berbagai daerah, utara, selatan, timur dan barat, berkumpul dipinggir Danau
sebagai orang yang bijak, mengetahui tanda-tanda alam dan tatacara bertani
yang baik. Adapun penamaan danau Lampulung dari kata sipulung yang
berarti berkumpul.
komunitas ini cair. Hingga tiba seseorang yang memiliki kemampuan sama
menjadi Arung Cinnotabi III yang diganti oleh putranya La Patiroi sebagai
di Boli dan membentuk komunitas baru lagi yang disebut Lipu Tellu
KajuruE.
Kerajaan Wajo
terdapat pada sumber hikayat lokal. Di hikayat lokal tersebut ada cerita yang
orang anak raja dari kampung tetangga Cinnotta’bi yaitu berasal dari
keturunan dewa yang mendirikan kampung dan menjadi raja-raja dari ketiga
keluarga dari mereka menjadi raja di seluruh Wajo dengan gelar Batara Wajo.
Batara Wajo yang ketiga dipaksa turun tahta karena kelakuannya yang buruk
dan dibunuh oleh tiga orang Ranreng. Menarik perhatian kita bahwa sejak itu
raja-raja di Wajo tidak lagi turun temurun tetapi melalui pemilihan dari
seorang keluarga raja menjadi arung-matoa artinya raja yang pertama atau
utama.
pernah bersekutu dengan Kerajaan Luwu dan bersatu dengan Kerajaan Bone
dan Soppeng dalam perjanjian Tellum Poco pada 1582. Wajo pernah
tunduk pada 1610. Di samping itu diceritakan pula dalam hikayat tersebut
Islam terhadap raja-rajaWajo dan rakyatnya dalam masalah kalam dan fikih.
Pada waktu itu di Kerajaan wajo dilantik pejabat-pejabat agama atau syura
dan yang menjadikadi pertama di Wajo ialah konon seorang wali dengan
Wajo selama 1612 sampai 1679 diperintah oleh sepuluh orang arung-matoa.
Kerajaan Gowa pada peperangan baru dengan Kerajaan Bone pada 1643,
1660, dan 1667. Kerajaan Wajo sendiri pernah ditaklukkan Kerajaan Bone
tetapi karena didesak maka Kerajaan Bone sendiri takluk kepada kerajaan
Speelman yang mendapat bantuan dari Aru Palaka dari Bone berakhir
dengan perjanjian Bongaya pada 1667. Sejak itu terjadi penyerahan Kerajaan
Gowa pada VOC dan disusul pada 1670 Kerajaan Wajo yang diserang
tentara Bone dan VOC sehingga jatuhlah ibukota Kerajaan Wajo yaitu
Posisi Batara Wajo yang bersifat monarki absolut diganti menjadi Arung
diserang oleh pasukan gabungan setelah terlebih dahulu Lamuru yang juga
4
Restu Gunawan, Op.Cit, hlm. 224-225
satu panglima perang Wajo yang tidak terima kekalahan merantau ke Kutai
ke 30, ia membangun Wajo pada sisi ekonomi dan militer dengan cara
Bungaya.
b. Makam-makam kuno
Zaman islam
1643)
Panggaranna (1643-1648)
1651)
1658)
(1658-1670)
(1679-1699)
1770)
Wajo (1795-1817)
(1821-1825)
terakhir
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
kerajaan Islam di Sulawesi tidak terlepas dari perdagangan yang berlangsung ketika itu.
Islam yang dilakukan para pedagang bisa dimungkinkan karena mereka pergi ke
berbagai penjuru bumi. Dalam ajaran Islam setiap orang memiliki kewajiban yang sama
untuk berdakwah. Setiap Muslim, apapun kedudukan dan profesinya mereka dituntut
untuk dapat menyampaikan ajaran Islam walaupun hanya satu ayat Al-Quran.
B. Saran
Demi kesempurnaan makalah ini, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan agar makalah ini dapat menjadikan suatu pedoman untuk
kalangan umum. Kami sebagai penyusun memohon maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Atas kritik, saran, dan perhatiannya kami
Dwi Ari Listiyani. 2009. Sejarah 2 Untuk SMA/MA Kelas XI BAHASA. Jakarta :
Balitbang, Kemendikbud.
Prof. Dr. M. Ahmad Sewang. 2005. Islamisasi Kerajaan Gowa (Abad XVI
Dr. Akin Duli, MA, ST, dkk.2013. Monumen Islam di Sulawesi Selatan.
Drs. Sudjatmoko Adisukarjo dkk. 2007. Horizon IPS Ilmu Pengetahuan Sosial
Galangpress Group.
S.M Noor. 2011. Perang Makassar 1669. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.