“KERAJAAN TERNATE”
Disusun Oleh :
M. Agus Saputra
Kelas :
X. 9
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul makalah
yang penulis ajukan adalah “KERAJAAN TERNATE”
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah
Indonesia. Dalam mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, penulis tidak lepas
dari berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi.
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang bersifat
membangun tentunya demi perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun makalah di masa
mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................. 13
3.2 Saran........................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
Pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam ke
sana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku
Empat Raja) yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500),
Kesultanan Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh
Sultan Sarajati, dan Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa
kesultanan itu berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu,
Haruku, Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau
Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam
menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui dimana letak Kerajaan Ternate.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana sejarah Kerajaan Ternate.
1.3.3 Untuk mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Ternate.
1.3.4 Untuk mengetahui aspek kehidupan masyarakat Kerajaan Ternate.
1.3.5 Untuk mengetahui masa kejayaan & kemunduran Kerajaan Ternate.
BAB II
PEMBAHASAN
Masuknya Islam ke Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan Pada abad
ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan jawa menyebarkan Islam ke sana. Dari sini
muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku Empat
Raja) yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan
Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan
Sarajati dan Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko Pada masa kesultanan
itu berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu,
Haruku, Makyan, dan Halmahera Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau
Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam
menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku Dalam
perkembangan selanjutnya, kedua kerajaan ini bersaing memperebutkan hegemoni politik di
kawasan Maluku Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan daerah penghasil rempah-rempah,
seperti pala dan cengkeh, sehingga daerah ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.
Wilayah Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian (Papua), dikuasai oleh
Kesultanan Tidore, sedangkan sebagian.besar wilayah Maluku, Gorontalo, dan Banggai di
Sulawesi, dan sampai ke Flores dan Mindanao, dikuasai oleh. Kesultanan Ternate Kerajaan
Ternat .mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Baabullah, sedangkan Kerajaan
Tidore mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Nuku Persaingan di antara kerajaan
Ternate dan Tidore adalah dalam perdagangan. Dari persaingan ini menimbulkan dua
persekutuan dagang masing-masing menjadi pemimpin dalam persekutuan tersebut, yaitu:
Secara geografis Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki letak yang sangat penting
dalam dunia perdagangan pada masa itu. Kedua kerajaan ini terletak di daerah Kepulauan
Maluku. Pada masa itu, Kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar,
sehingga dijuluki sebagai "the Spice Island". Rempah-rempah menjadi komoditi utama dalam
dunia pelayaran perdagangan saat itu, sehingga setiap pedagang maupun bangsa-bangsa yang
datang ke daerah Timur bertujuan untuk menemukan sumber rempah-rempah. Oleh karena
itu/ muncullah hasrat untuk menguasai rempah-rempah tersebut.Keadaan seperti ini, telah
mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik, ekonomi,
sosial, dan budaya.
a. Kehidupan Politik
b. Kehidupan Ekonomi
Tanah di Kepulauan maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak
memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak menghasilkan
pala. Pada abad ke 12 M permintaan rempah-rempah meningkat, sehingga cengkeh
merupakan komoditi yang penting. Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari
maluku mengakibatkan terbentuknya persekutuan. Selain itu mata pencaharian
perikanan turut mendukung perekonomian masyarakat.
c. Kehidupan Sosial
Keadaan ini menimbulkan amarah yang luar biasa dari rakyat Maluku kepada
kompeni Belanda. Di Bawah pimpinan Sultan Ternate, perang umum berkobar,
namun perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh kompeni Belanda. Kehidupan
rakyat Maluku pada zaman kompeni Belanda sangat memprihatinkan sehingga
muncul gerakan menentang Kompeni Belanda.
d. Kehidupan Budaya
Rakyat Maluku, yang didominasi oleh aktivitas perekonomian tampaknya
tidak begitu banyak mempunyai kesempatan untuk menghasilkan karya-karya dalam
bentuk kebudayaan. Jenis-jenis kebudayaan rakyat Maluku tidak begitu banyak kita
ketahui sejak dari zaman berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Ternate dan
Tidore.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam ke
sana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku
Empat Raja) yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500),
Kesultanan Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh
Sultan Sarajati, dan Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa
kesultanan itu berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu,
Haruku, Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau
Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam
menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku.
Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki letak yang sangat penting dalam dunia perdagangan
pada masa itu. Kedua kerajaan ini terletak di daerah Kepulauan Maluku. Pada masa itu,
Kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar, sehingga dijuluki sebagai "the
Spice Island".
3.2 Saran
Dari keberadaanya Kerajaan Ternate & Tidore di wilayah nusantara pada masa yang lalu.
Maka kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan
perilaku dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk
melestarikan dan memelihara budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam
menjamin kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena
itu marilah kita bersama – sama menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa yang
menjadi kebanggaan kita semua