Anda di halaman 1dari 14

Madrasah Aliyah Negeri 1

Jombang MATA PELAJARAN


SEJARAH INDONESIA

KERAJAAN

TERNATE TIDORE
TATA LETAK, SEJARAH BERDIRI, DAN
LAIN SEBAGAINYA

KELAS : X F
Nama anggota kelompok :
Moch. Hisyam Affan R. (15) Guru Pembimbing : Mahfudiyanto, S.Pd
Muhammad Alfin Karim (18)
Nefila Putri Rahayu (24) TAHUN AJARAN
Nikko Aditya R. (25)
Rindy Atika (34) 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KERAJAAN TERNATE TIDORE” ini dapat diselesaikan dengan tepat
pada waktunya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mahfudiyanto, S.Pd


selaku guru pembimbing kami pada mata pelajaran Sejarah Indonesia kali ini.
Serta semua pihak yang telah memberikan dukungan, sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
serta kekurangan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Jombang, 16 Januari 2023

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................................1

D. Manfaat Penulisan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................3
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Ternate Tidore..................................3

B. Letak Kerajaan Ternate Tidore.........................................................4

C. Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Ternate Tidore...............4

1. Kehidupan Politik.......................................................................................4

2. Kehidupan Ekonomi...................................................................................5

3. Kehidupan Sosial........................................................................................6

4. Kehidupan Budaya.....................................................................................6

D. Masa Kejayaan dan Kemunduran Kerajaan Ternate.....................7

1. Masa Kejayaan Kerajaan Ternate..........................................................7

2. Masa Kemunduran Kerajaan Ternate...................................................7

E. Masa Kejayaan dan Kemunduran Kerajaan Tidore.......................8

1. Masa Kejayaan Kerajaan Tidore.................................................................8

2. Masa Kemunduran Kerajaan Tidore...........................................................8

BAB III PENUTUP.............................................................................10


A. Kesimpulan...............................................................................................10

B. Saran.........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa
menyebarkan Islam ke sana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku
yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku EmpatRaja) yaitu Kesultanan Ternate
yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan Tidore yang
dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan
Sarajati, danKesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa
kesultanan itu berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai
ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore
yang terletak di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan
yang memiliki peran yang menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan
asingyang mencoba menguasai Maluku.

B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan yang akan dibahas dalam makalah tentang Kerajaan
Ternate dan Tidore ini, antara lain :
1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Kerajaan Ternate Tidore ?
2. Dimana Letak Kerajaan Ternate Tidore?
3. Bagaimana Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Ternate Tidore?
4. Kapan Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Ternate ?
5. Kapan Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Tidore ?

C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis merumuskan beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain :
1. Untuk mengetahui dimana letak Kerajaan Ternate Tidore.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Kerajaan Ternate Tidore.
3. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Ternate Tidore.

1
4. Untuk mengetahui aspek kehidupan masyarakat Kerajaan Ternate Tidore.
5. Untuk mengetahui masa kejayaan & kemunduran Kerajaan Ternate Tidore.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah memberikan kita
pengetahuan dan wawasan mengenai letak Kerajaan Mataram Kuno, sumber
sejarahnya, kehidupan ekonomi, sejarah berdirinya, aspek kehidupan
masyarakatnya, dan untuk mengetahui masa kejayaan dan kemunduran Kerajaan
Ternate Tidore.

2
BAB II
PEMBAHASAN

E. Sejarah Berdirinya Kerajaan Ternate Tidore


Masuknya Islam ke Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan
pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan
islam kesana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut
Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja) yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin
Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan Tidore yang dipimpin oleh Sultan
Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan Sarajati dan Kesultanan
Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko Pada masa kesultanan itu berkuasa,
masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu, Haruku,
Makyan, dan Halmahera Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah
Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang
menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai
Maluku.Dalam perkembangan selanjutnya, kedua kerajaan ini bersaing
memperebutkan hegemonipolitik di kawasan Maluku Kerajaan Ternate dan
Tidore merupakan daerah penghasil rempah-rempah, seperti pala dan cengkeh,
sehingga daerah ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.
Wilayah Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian (Papua), dikuasai oleh
Kesultanan Tidore, sedangkan sebagian.besar wilayah Maluku, Gorontalo, dan
Banggai di Sulawesi, dan sampai ke Flores dan Mindanao, dikuasai oleh.
Kesultanan Ternate Kerajaan Ternat .mencapai puncak kejayaannya pada masa
Sultan Baabullah, sedangkan Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada
masa Sultan Nuku Persaingan di antara kerajaan Ternate dan Tidore adalah dalam
perdagangan. Dari persaingan ini menimbulkan dua persekutuan dagang masing-
masing menjadi pemimpin dalam persekutuan tersebut, yaitu :
1) Uli-Lima (persekutuan lima bersaudara) dipimpin oleh Ternate meliputi
Bacan, Seram, Obidan Ambon. Pada masa Sultan Baabulah, Kerajaan Ternate
mencapai aman keemasan dan disebutkan daerah kekuasaannya meluas ke
Filipina.

3
2) Uli Siwa (persekutuan Sembilan bersaudara) dipimpin oleh Tidore meliputi
Halmahera Jailalo sampai ke Papua Kerajaan Tidore mencapai jaman
keemasan di bawah pemerintahan Sultan Nuku Kerajaan-kerajaan Islam
lainnya yang berkembang adalah Kesultanan Palembang yang didirikan oleh
Ki Gedeng Suro, Kerajaan Bima di daerah bagian timur Sumbawa, dengan
rajanya La Ka’i,Siak Sri Indrapura yang didirikan oleh sultan Abdul Jalil
Rahmat Syah, dan masih banyak lagi Kerajaan Islam kecil lainnya di
Indonesia.

F. Letak Kerajaan Ternate Tidore


Secara geografis Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki letak yang sangat
penting dalam dunia perdagangan pada masa itu. Kedua kerajaan ini terletak di
daerah Kepulauan Maluku. Pada masa itu, Kepulauan Maluku merupakan
penghasil rempah-rempah terbesar, sehingga dijuluki sebagai "the Spice Island".
Rempah-rempah menjadi komoditi utama dalam dunia pelayaran perdagangan
saat itu, sehingga setiap pedagang maupun bangsa-bangsa yang datang ke daerah
Timur bertujuan untuk menemukan sumber rempah-rempah. Oleh karena itu
muncullah hasrat untuk menguasai rempah-rempah tersebut. Keadaan seperti ini,
telah mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang
politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

G. Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Ternate Tidore


1. Kehidupan Politik
Di Kepulauan Maluku banyak terdapat kerajaan kecil, di antaranya
Kerajaan Ternate sebagai pemimpin Uli Lima, yaitu persekutuan lima
bersaudara dengan wilayahnya mencakup pulau-pulau Ternate, Obi,
Bacan, Seram, dan Ambon. Sementara itu, Kerajaan Tidore memimpin
Uli Siwa, yang berarti persekutuan Sembilan bersaudara dengan
wilayahnya mencakup pulau-pulau Makayan, Jahiloloa tau Halmahera,
dan pulau- pulau di antara daerah itu sampai dengan Irian Barat.

4
Ketika bangsa Portugis masuk ke Maluku, Portugis langsung memihak
dan membantu Ternate pada tahun 1521. Hal ini dikarenakan Portugis
mengira Ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa Spanyol yang ketika
datang di Maluku langsung membantu Tidore. Terjadilah perselisihan
antara kedua bangsa kulit putih tersebut di daerah Maluku.Untuk
menyelesaikan perselisihan kedua bangsa itu, Paus turun tangan dan
menentukan garis batas wilayah timur melalui Perjanjian Saragosa.
Dalam Perjanjian Saragosa dinyatakan bahwa bangsa Spanyol harus
meninggalkan Maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan Portugis tetap
menguasai daerah-daerah di Maluku. Sultan Hairun Untuk dapat
memperkuat kedudukannya di Maluku, Portugis mendirikan benteng
yang diberinama Benteng Santo Paulo. Namun semakin lama tindakan
Portugis semakin dibenci oleh rakyat dan bahkan oleh para pejabat
Kerajaan Temate. Sultan Hairun, penguasa Ternate, semakin bertambah
bend (anti) melihat tindakan-tindakan dan gerak-gerik bangsa Portugis.
Oleh karena itu. Sultan Hairun secara terang-terangan menentang
politik monopoli dari bangsa Portugis.
Sultan Baabullah Dengan kematian Sultan Hairun, rakyat Maluku di
bawah pimpinan Sultan Baabullah (putra Sultan Hairun), bangkit
menentang Portugis. Tahun 1575 M, Portugis dapat dikalahkan dan
diberi kesempatan untuk meninggalkan benteng.Pada tahun 1578 M,
bangsa Portugis juga ingin mendirikan benteng di Ambon, tetapi tidak
lama kemudian bangsa Portugis pindah ke daerah Timor Timur dan
berkuasa di sana sampai tahun 1976. Sesudah tahun 1976 wilayah
Timor Timur berintegrasi ke dalam wilayah Republik Indonesia hingga
tahun 1999. Akan tetapi, setelah melalui jejak pendapat 1999, rakyat
Timor-Timur memilih merdeka.

2. Kehidupan Ekonomi
Tanah di Kepulauan Maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang
banyak memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda

5
banyak menghasilkan pala. Pada abad ke-12 M permintaan rempah-
rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting.
Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari Maluku mengakibatkan
terbentuknya persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut
mendukung perekonomian masyarakat.

3. Kehidupan Sosial
Kedatangan bangsa Portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk
menjalin perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah. Bangsa
Portugis juga ingin mengembangkan agama katholik. Dalam 1534 M,
agama Katholik telah mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera,
Ternate, dan Ambon, berkat kegiatan Fransiskus Xaverius.Seperti sudah
diketahui, bahwa sebagian dari daerah Maluku terutama Ternate sebagai
pusatnya, sudah masuk agama islam. Oleh karena itu, tidak jarang
perbedaan agama ini dimanfaatkan oleh orang-orang Portugis untuk
memancing pertentangan antara para pemeluk agama itu. Dan bila
pertentangan sudah terjadi maka pertentangan akan diperuncing lagi
dengan campur tangannya orang-orang Portugis dalam bidang
pemerintahan, sehingga seakan-akan merekalah yang berkuasa.
Setelah masuknya kompeni Belanda di Maluku, semua orang yang sudah
memeluk agama Katholik harus berganti agama menjadi Protestan. Hal
ini menimbulkan masalah-masalah sosial yang sangat besar dalam
kehidupan rakyat dan semakin tertekannya kehidupan rakyat.
Keadaan ini menimbulkan amarah yang luar biasa dari rakyat Maluku
kepada kompeni Belanda. Di bawah pimpinan Sultan Ternate, perang
umum berkobar, namun perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh
kompeni Belanda. Kehidupan rakyat Maluku pada zaman kompeni
Belanda sangat memprihatinkan sehingga muncul gerakan menentang
Kompeni Belanda.

4. Kehidupan Budaya

6
Rakyat Maluku, yang didominasi oleh aktivitas perekonomian
tampaknya tidak begitu banyak mempunyai kesempatan untuk
menghasilkan karya-karya dalam bentuk kebudayaan. Jenis-jenis
kebudayaan rakyat Maluku tidak begitu banyak kita ketahui sejak dari
zaman berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Ternate dan
Tidore.

H. Masa Kejayaan dan Kemunduran Kerajaan Ternate


1. Masa Kejayaan Kerajaan Ternate
Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-
raja Ternate dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqal
yang naik tahta padatahun 1081 M. Baru pada tahun 1471 M, agama
Islam masuk di kerajaan Tidore yangdibawa oleh Ciriliyah, Raja Tidore
yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk Islam
berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab. Raja Tidore mencapai
Puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M).
Sultan Nuku dapatmenyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama
melawan Belanda yang dibantuInggris. Belanda kalah serta terusir dari
Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidakmendapat apa-apa
kecuali hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani,ulet,
dan waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik
oleh Portugis,Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga kemakmuran
rakyatnya terus meningkat.Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas,
meliputi Pulau Seram, Makean Halmahera, PulauRaja Ampat, Kai, dan
Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin. Ia juga
giat menentang Belanda yang berniat menjajah kembali.

2. Masa Kemunduran Kerajaan Ternate


Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan
Kerajaan Tidore yang dilakukan oleh bangsa asing
(Portugis dan Spanyol) yang bertujuan untukmemonopoli daerah
penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Ternate dan

7
SultanTidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan
Spanyol, merekakemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan
Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak
bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untukmenguasai
perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate
denganstrategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam
bentuk organisasi yang kuat.

I. Masa Kejayaan dan Kemunduran Kerajaan Tidore


1. Masa Kejayaan Kerajaan Tidore
Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-
raja Ternate dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqal
yang naik tahta padatahun 1081 M. Baru pada tahun 1471 M, agama
Islam masuk di kerajaan Tidore yangdibawa oleh Ciriliyah, Raja Tidore
yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk Islam
berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab. Raja Tidore mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan
Nuku dapatmenyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama
melawan Belanda yang dibantuInggris. Belanda kalah serta terusir dari
Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa
kecuali hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet
dan waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik
oleh Portugis,
Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus
meningkat.Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas, meliputi Pulau Seram,
Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua. Pengganti
Sultan Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin. Ia juga giat menentang
Belanda yang berniat menjajah kembali.

2. Masa Kemunduran Kerajaan Tidore


Kemunduran Kerajaan Tidore disebabkan karena diadu domba dengan
Kerajaan Ternate yang dilakukan oleh bangsa asing

8
( Spanyol dan Portugis ) yang bertujuan untuk memonopoli daerah
penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Tidore dan Sultan
Ternate sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan
Spanyol, merekakemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan
Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak
bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untukmenguasai
perdagangan rempah - rempah di Maluku berhasil menaklukkan
Ternate denganstrategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol
dalam bentuk organisasi yang kuat.

9
BAB III
PENUTUP

J. Kesimpulan
Pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa
menyebarkan Islam ke sana.Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku
yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku EmpatRaja) yaitu Kesultanan Ternate
yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan Tidoreyang
dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan
Sarajati, danKesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa
kesultanan itu berkuasa,masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke
Banda, Hitu, Haruku, Makyan, danHalmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang
terletak di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang
memiliki peran yang menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asingyang
mencoba menguasai Maluku.
Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki letak yang sangat penting dalam
dunia perdagangan padamasa itu. Kedua kerajaan ini terletak di daerah Kepulauan
Maluku. Pada masa itu, Kepulauan Malukumerupakan penghasil rempah-rempah
terbesar, sehingga dijuluki sebagai "the Spice Island".

K. Saran
Dari keberadaanya Kerajaan Ternate & Tidore di wilayah nusantara pada
masa yang lalu.Maka kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di
wujudkan dalam sikap dan perilakudengan hati yang tulus serta di dorong rasa
tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan danmemelihara budaya nenek
moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti

10
kita ikut mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita
bersama-sama menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi
kebanggaan kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.e-dukasi.met/mol/mo_full.php?moid=121&fname=sej107_10.htm 
http://id.Wikipedia.org/wiki/kesultanan_Gowa 
http://blog.unila.ac.id/redha/2009/01/04/kerajaan-islam-nusantara-kerajaan-islam-
di-Sulawesi/ 
http://mynewblogova.blogspot.com/2015/04/makalah-sejarah-indonesia
kerajaan.html 
http://jasmencomputer.blogspot.com/2016/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html 
https://kudasarjana.blogspot.com/2013/11/makalah-sejarah-kerajaan-ternate-
dan.html 

11

Anda mungkin juga menyukai