Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“KERAJAAN MAKASSAR, TERNATE, DAN TIDORE”

Disusun oleh :

1. Wanda Aprilita

2. Viora Martasya

3. Rara Filiani Z

4. Shofiyyah

5. Ressya Putri o

Guru Pembimbing :

Dra. Lismawati

SMA NEGRI 18 PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022/ 2023


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul
makalah yang penulis ajukan adalah "KERAJAAN MAKASSAR , TERNATE, DAN
TIDORE”

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah
Indonesia. Dalum mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, penulis tidak
lepas dari berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi.

Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan. untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang bersifat
membangun tentunya demi perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun makalah di
masa mendatang

Palembang. Febuari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. KERAJAAN MAKASSAR

2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Makassar...

2.2 Letak Kerajaan Makassar......

2.3 Tokoh Tokoh Kerajaan Makassar..

2.4 Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Makassar..

25 Masa Kejayaan Kerajaan Makassar

2.6 Masa Kemunduran Kerajaan Makassar...

2.7 Peninggalan - Peninggalan Kerajaan Makassar..

B. KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE

2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Ternate Tidore...

2.2 Letak Kerajaan Ternate Tidore....

2.3 Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Ternate Tidore....

2.4 Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Ternate....

2.5 Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Tidore..........

BAB III PENUTUP


3.1 kesimpulan

3.2 Saran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerajaan Makassar sebenarnya terdiri atas 2 kerajaan yakni kerajaan Gowa dan Tallo yang
membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan suatu kerajaan yang lebih
dikenal dengan sebutan kerajaan Makasar. Nama Makasar sebenarnya adalah ibukota dari
kerajaan Gowa dan sekarang masih digunakan sebagai nama ibukota propinsi Sulawesi
Selatan

Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling
sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku
Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi, Wilayah kerajaan ini
sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan
ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan
peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap VOC yang dibantu
oleh Kerajaan Bone yang dikuasai oleh satu wangsa Suku Bugis dengan rajanya Anuing
Palakka. Perang Makassar bukanlah perang antarsuku karena pihak Gowa memiliki sekutu
dari kalangan Bugis; demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu orang Makassar.
Perang Makassar adalah perang terbesar VOC yang pernah dilakukannya di abad ke-17.

Pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam ke
sana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha
(Maluku Empat Raja) yaitu Kesultanan Temate yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-
1500), Kesultanan Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang
dipimpin oleh Sultan Sarajati, dan Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko.
Pada masa kesultanan itu berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai
ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak
di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang
menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Kerajaan Makassar?

2. Dimana Letak Kerajaan Makassar?

3. Siapa Saja Tokoh - Tokoh Kerajaan Makassar?

4. Bagaimana Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Makassar?

5. Kapan Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Makassar ?

6. Apa Saja Peninggalan Kerajaan Makassar ?

Bagaimana Sejarah Berdirinya Kerajaan Ternate Tidore?

7. Dimana Letak Kerajaan Ternate Tidore?

8. Bagaimana Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Ternate Tidore ?

9. Kapan Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Ternate?

10. Kapan Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Tidore?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dimana letak Kerajaan Makassar.

2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Kerajaan Makassar

3. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Makassar.

4. Untuk mengetahui aspek kehidupan masyarakat Kerajaan Makassar.

5. Untuk mengetahui masa kejayaan & kemunduran Kerajaan Makassar.

6. Untuk mengetahui apa saja peninggalan Kerajaan Makassar.

7. Untuk mengetahui dimana letak Kerajaan Ternate Tidore

8. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Kerajaan Ternate Tidore.

9.Untuk mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Ternate Tidore.

10. Untuk mengetahui aspek kehidupan masyarakat Kerajaan Ternate Tidore.


11.Untuk mengetahui masa kejayaan & kemunduran Kerajaan Ternate Tidore.

BAB II

PEMBAHASAN

A. KERAJAAN MAKASSAR

2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Makassar

Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama
Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tombolo,
Lakiung Parang-Parang, Data, Agangiene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai
cara, baik darnai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan
Gowa. Cerita dari pendahulu di Gowa dimulai oleh Tumanurung sebagai pendiri Istana
Gowa, tetapi tradisi Makassar lain menyebutkan empat orang yang mendahului datangnya
Tumanurung, dua orang pertama adalah Batara Guru dan saudaranya.
Kesultanan Gowa adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di
daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam
di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi, Wilayah kerajaan ini sekarang berada di bawah
Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini memiliki raja yang
paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang
dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap VOC yang dibantu oleh Kerajaan
Bone yang dikuasai oleh satu wangsa Suku Bugis dengan rajanya Arung Palakka. Perang
Makassar bukanlah perang antarsaku karena pihak Gowa memiliki sekutu dari kalangan
Bugis, demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu orang Makassar. Perang
Makassar adalah perang terbesar VOC yang pernah dilakukannya di abad ke-17.

2.2 Letak Kerajaan Makassar

Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar. Kerajaan ini
terletak di daerah Sulawesi Selatan. Makassar sebenarnya adalah ibukota Gowa yang dulu
disebut sebagai Ujung pandang. Secara geografis Sulawesi Selatan memiliki posisi yang
penting, karena dekat dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara. Bahkan daerah
Makassar menjadi pusat persinggahan para pedagang baik yang berasal dari Indonesia bagian
timur maupun para pedagang yang berasal dari daerah Indonesia bagian barat. Dengan letak
seperti ini mengakibatkan Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan
berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara.

2.3 Tokoh-tokoh Kerajaan Makassar

Sultan Alauddin dengan nama ash Karang Matowaya Tumamenanga ri Agamanna. Ia


merupakan Raja Gowa Tallo yang pertama kali memeluk agama islam yang memerintah dari
tahun 1591-1638. dibantu oleh Daeng Manrabia (Raja Tallo) bergelar Sultan Abdullah.
Sultan Hasanuddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631-meninggal di
Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun) adalah Raja Gowa ke-16 dan
pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallonbasi Muhammad Bakir
Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat
tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal
dengan Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het
Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. la dimakamkan di
Katangka, Makassar.
2.4 Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Makassar

a.Kehidupan Politik

Perkembangan Kerajaan Makassar tidak terlepas dari peranan raja-raja yang memerintaha
Ada raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Makassar antara lain sebagai berikut:

1. Sultan Alauddin (1591-1639 M)

Sultan Alauddin sebelumnya bernama asli Karaeng Matowaya Tumamenanga Ri


Agamanna dan merupakan raja Makassar pertama yang memeluk agama Islam. Pada
pemerintahan Sultan Alauddin, Kerajaan Makassar mulai terjun dalam dunia pelayaran dan
perdagangan (dunia maritim). Dengan perkembangan tersebut menjadikan kesejahteraan
rakyat Makassar meningkat

2. Sultan Muhammad Said (1639-1653 M)

Pada pemerintahan Sultan Muhammad Said, perkembangan Makassar maju pesat seba
bandar transit, bahkan Sultan Muhammad Said juga pernah mengirimkan pasukan ke Maluku
untuk membantu rakyat Maluku berperang melawan Belanda

3. Sultan Hasanuddin (1653-1669 M)

Sultan Hasanuddin adalah putra Sultan Muhammad Said. Pada masa pemerintahan Sultan
Hasanuddin, Makassar mencapai masa kejayaan. Makasar berhasil menguasai hampir seluruh
wilayah Sulawesi Selatan dan memperluas wilayah kekuasaannya ke Nusa Tenggara
(Sumbawa dan sebagian Flores). Berkat penguasaan wilayah tersebut seluruh aktivitas
pelayaran dan perdagangan yang melalui Laut Flores harus singgah di pusat Kerajaan
Makassar

Sultan Hasanuddin terpaksa harus menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667 M
yang isinya antara lain sebagai berikut:

1) VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie), yaitu kompeni daging Belanda memperoleh
hak monopoli dagang di Makassar.

2) Belanda dapat mendirikan benteng di pusat Kerajaan Makassar yang diberi nama Benteng
Rotterdam.
3) Makassar harus melepaskan daerah kekuasaannya seperti Bone dan pulau- pulau di luar
wilayah Makassar.

4) Aru Palaka diakui sebagai raja Bone.

4. Raia Mapasomba

Raja Mapasomba (Imampasomba Daeng Nguraga dikenal sebagai Sultan Amir Hamzah)
adalah putra Sultan Hasanuddin yang turun takhta setelah menyerah kepada Belanda Sultan
Hasanuddin sangat berharap agar Mapasomba dapat bekerja sama dengan Belanda yang
tujuannya agar Makassar tetap dapat bertahan. Namun, pada kenyataannya Mapasonba jauh
lebih keras dari pada Sultan Hasanuddin sehingga Belanda kemudian mengerahkan seluruh
pasukannya untuk menghadapi perlawanan yang dilakukan Mapasomba

b. Kehidupan Ekonomi

Kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat


perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktorLetak yang
strategis Memiliki pelabuhan yang baikJatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang
menyebabkan banyak pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.

Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan internasional dan


banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti Portugis, Inggris, Denmark dan
sebagainya yang datang untuk berdagang di Makasar Pelayaran dan perdagangan di Makasar
diatur berdasarkan hukum niaga yang disebut dengan ADE ALOPING LOPING
BICARANNA PABBALUE, sehingga dengan adanya hukum niaga tersebut, muka
perdagangan di Makasar menjadi teratur dan mengalami perkembangan yang pesat. Selain
perdagangan, Makasar juga mengembangkan kegiatan pertanian karena Makasar juga
menguasai daerah-daerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan.

c. Kehidupan Sosia Budaya


Sebagai negara Maritim, maka sebagian besar masyarakat Makasar adalah nelayan dan
pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf kehidupannya, bahkan tidak
jarang dari mereka yang merantau untuk menambah kemakmuran hidupnya. Walaupun
masyarakat Makasar memiliki kebebasan untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan
hidupnya, tetapi dalam kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat mereka yang
Norma kehidupan masyarakat Makisar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut
anggap sakral, PANGADAKKANG. Dan masyarakat Makasar sangat percaya terhadap
norma-norma tersebut. Di samping norma tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal
pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan
keluarganya disebut dengan Anakanung/Karaeng, sedangkan rakyat kebanyakan disebut "to
Maradeka" dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya disebut dengan golongan
"Ata". Dan segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar banyak menghasilkan benda-benda
budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal.
Jenis kapal yang dibuat oleh orang Makasar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo Kapal
Pinisi dan Lombo merupakan kebanggaan rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara.

2.5 Masa Kejayaan Kerajaan Makassar

Kerajaan Goa dan Tallo adalah dua kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan dan saling
berhubungan dengan baik. Orang kemudian mengenal keduanya sebagai Kerajaan Makasar,
yang sebenarnya adalah ibu kota Gowa yang disebut Ujungpandang. Kerajaan Makasar
merupakan kerajaan maritim, penghasil rempah-rempah, Membentuk jalur perdagangan
Nusantara yang sangat terkenal pada abad ke-16 dan 17 Masehi dan mempunyai hubungan
diplomasi yang baik dengan kerajaan Ternate di Maluku. Sebelum abad 16 M, raja-raja
Makasar belum memeluk Islam, setelah kedatangan Dato' Ri Bandang, seorang penyiar Islam
dari Sumatra. Makasar berkembang menjadi kerajaan Islam. Sultan Alaudin adalah raja
Makasar pertama yang memeluk agama Islam, yang berkuasa dari tahun 1591 sampai 1638
M. Nama asli Sultan Alaudin adalah Karaeng Matowaya Trumamenanga Ri Agamanna. Di
bawah kekuasaannya Makasar tumbuh menjadi kerajaan maritim. Para pelaut
mengembangkan perahu jenis Pinisi dan Lambo.

Setelah Sultan Alaudin meninggal, digantikan oleh Muhammad Said pada tahun 1638 - 1653
M. Raja berikutnya adalah Sultan Hasanuddin yang berkuasa dari tahun 1653. Pada masa
pemerintahan Sultan Hasanuddin Makasar menjadi gemilang, majunya perdagangan dan
melakukan ekspansi Kerajaan yang berhasil dikuasai Makasar di Sulawesi Selatan adalah
Lawu, Wajo, Soppeng dan Bone. Sultan Hasanuddin berniat menguasai jalur perdagangan
Indonesia bagian timur, sehingga harus menghadapi VOC sebelum menguasai Maluku yang
kaya akan lada. Keberanian Hasanuddin melawan Belanda menyebabkan ia mendapatkan
julukan Ayam Jantan dari Timur. Kisah tentang keberanian Hasanuddin silahkan baca di
artikel sejarah Sultan Hasanuddin Ayam jantan dari timur. Pada tahun 1667 dengan bantuan
Raja Bone, Belanda berhasil menekan Makasar untuk menyetujui Perjanjian Bongaya.
Perjanjian ini berisi 3 kesepakatan, yaitu:

1. VOC mendapat hak monopoli perdagangan di Makasar

2. Belanda dapat mendirikan benteng Rotterdam di Makasar, dan Makasar harus melepas
kerajaan daerah yang dikuasainya seperti Bone. Soppeng

3. Mengakui Aru Palaka sebagai raja Bone.

2.6 Masa Kemunduran Kerajaan Makassar

Sepeninggal Hasanuddin, Makassar dipimpin oleh putranya bemama napasomba. Sama


seperti ayahnya, sultan ini menentang kehadiran belanda dengan tujuan menjamin eksistensi
Kesultanan Makasar. Namun, Mapasomba gigih pada tekadnya untuk mengusir Belanda dari
Makassar. Sikapnya yang keras dan tidak mau bekerja sama menjadi alasan Belanda
mengerahkan pasukan secara besar- besaran, Pasukan Mapasomba berhasil dihancurkan dan
Mapasomba sendiri tidak diketahui nasibnya Belanda pun berkuasa sepenuhnya atas
kesultanan Makassar.

2.7 Peninggalan Peninggalan Kerajaan Makassar

1. Fort Rotterdam

Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang Jum Pandang) adalah sebuah benteng
peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo, Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat
Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

2. Masjid Katangka
Mesjid Katangka didirikan pada tahun 1605 M. Sejak berdirinya telah mengalami beberapa
kali pemugaran. Pemugaran itu berturut-turut dilakukan oleh Sultan Mahmud (1818), Kadi
Ibrahim (1921), Haji Mansur Daeng Limpo, Kadi Gowa (1948), dan Andi Baso,
Pabbicarabutta Gowa (1962) sangat sulit mengidentifikasi bagian paling awal (asli) bangunan
mesjid tertua Kerajaan Gowa ini.

3. Kompleks makam raja gowa tallo Makam raja-raja.

Tallo adalah sebuah kompleks makam kuno yang dipakai sejak abad XVII sampai dengan
abad XIX Maschi. Letaknya di RK 4 Lingkungan Tallo, Kecamatan Tallo, Kota Madya
Ujungpandang. Lokasi makam terletak di pinggir barat muara sungai Tallo atau pada sudut
timur laut dalam wilayah benteng Tallo. Berdasarkan basil penggalian (excavation) yang
dilakukan oleh Suaka Peninggalan sejarah dan Purbakala (1976-1982) ditemukan gejala
bahwa komplek makam ber struktur tumpang-tindih. Sejumlah makam terletak di atas
pondasi bangunan, dan kadang-kadang ditemukan fondasi di atas bangunan makam.

Penempatan balok batu pasir itu semula tanpa mempergunakan perekat. Perekat digunakan
Proyek Pemugaran. Bentuk bangunan jirat dan kubah pada kompleks ini kurang lebih serupa
dengan bangunan jirat dan kubah dari kompleks makam Tamalate, Aru Pallaka, dan
Katangka Pada kompleks ini bentuk makam dominan berciri abad XII Maschi

B KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE

2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Ternate Tidore

Masuknya Islam ke Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan Pada abad ke-15.
para pedagang dan ulama dari Malaka dan jawa menyebarkan Islam ke sana. Dari sini
muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku Empat
Raja) yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan
Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan
Sarajati dan Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko Pada musa kesultanan
itu berkuasa. masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu, Haruku,
Makyan, dan Halmahera Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau
Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam
menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku Dalam
perkembangan selanjutnya, kedua kerajaan ini bersaing memperebutkan hegemoni politik di
kawasan Maluku Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan daerah penghasil rempah-rempah,
seperti pala dan cengkeh, sehingga daerah ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.

Wilayah Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian (Papua), dikuasai oleh Kesultanan
Tidore, sedangkan sebagian besar wilayah Maluku, Gorontalo, dan Banggai di Sulawesi, dan
sampai ke Flores dan Mindanao, dikuasai oleh. Kesultanan Ternate Kerajaan Temat
mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Baabullah, sedangkan Kerajaan Tidore
mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Nuku Persaingan di antara kerajaan Temate
dan Tidore adalah dalam perdagangan. Dari persaingan ini menimbulkan dua persekutuan
dagang masing-masing menjadi pemimpin dalam persekutuan tersebut, yaitu

a. Uli-Lima (persekutuan lima bersaudara) dipimpin oleh Ternate meliputi Bacan, Seram, Obi
dan Ambon. Pada masa Sultan Baabulah, Kerajaan Ternate mencapai aman keemasan dan
disebutkan daerah kekuasaannya meluas ke Filipino.

b. Uli Siwa (persekutuan sembilan bersaudara) dipimpin oleh Tidore meliputi Halmahera
Jailalo sampai ke Papua Kerajaan Tidore mencapai jaman keemasan di bawah pemerintahan
Sultan Nuku Kerajaan-kerajaan Islam lainnya yang berkembang adalah Kesultanan
Palembang yang didirikan oleh Ki Gedeng Suro, Kerajaan Bima di daerah bagia timur
Sumbawa, dengan rajanya La Ka'i,Siak Sri Indrapura yang didirikan oleh sultan Abdul Jalil
Rahmat Syah, dan masih banyak lagi Kerajaan Islam kecil lainnya di Indonesia.

2.2. Letak Kerajaan Ternate Tidore

Secara geografis Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki letak yang sangat penting dalam
dunia perdagangan pada masa itu. Kedua kerajaan ini terletak di daerah Kepulauan Maluku.
Pada masa itu. Kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar, sehingga
dijuluki sebagai "the Spice Island". Rempah-rempah menjadi komoditi utama dalam dunia
pelayaran perdagangan saat itu, sehingga setiap pedagang maupun bangsa-bangsa yang
datang ke daerah Timur bertujuan untuk menemukan sumber rempah-rempah. Oleh karena
itu muncullah hasrat untuk menguasai rempah-rempah tersebut. Keadaan seperti ini, telah
mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik, ekonomi,
sosial, dan budaya.

2.3 Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Ternate Tidore

a. Kehidupan Politik

Di Kepulauan Maluku banyak terdapat kerajaan kecil, di antaranya Kerajaan Ternate


sebagai pemimpin Uli Lima, yaitu persekutuan lima bersaudara dengan wilayahnya
mencakup pulau-pulau Ternate, Obi, Bacan, Seram, dan Ambon. Sementera itu, Kerajaan
Tidore memimpin Uli Siwa, yang berarti persekutuan sembilan bersaudara dengan
wilayahnya mencakup pulau-pulau Makayan, Jahilolo atau Halmahera, dan pulau- pulau di
antara daerah itu sampai dengan Irian Bara

Ketika bangsa Portugis masuk ke Maluku, Portugis langsung memihak dan membantu
Ternate pada tahun 1521. Hal ini dikarenakan Portugis mengira Ternate lebih kuat. Begitu
pula bangsa Spanyol yang ketika datang di Maluku langsung membantu Tidore, Terjadilah
perselisihan antara kedua bangsa kulit putih tersebut di daerah Maluku. Untuk menyelesaian
perselisihan kedua bangsa itu. Paus turun tangan dan menen-hikan garis batas wilayah timur
melalui Perjanjian Saragosa. Dalam Perjanjian Saragosa dinyatakan bahwa bangsa Spanyol
harus meninggalkan Maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan Portugis tetap menguasai
daerah-daerah di Maluku. Sultan Hairun Untuk dapat memperkuat kedudukannya di Maluku,
Portugis mendirikan benteng yang diberi nama Benteng Santo Paulo. Namun semakin lama
tindakan Portugis semakin dibenci oleh rakyat dan bahkan oleh para pejabat Kerajaan
Temate. Sultan Hairun, penguasa Ternate, semakin bertambah bend (anti) melihat tindakan-
tindakan dan gerak-gerik bangsa Portugis. Oleh karena itu. Sultan Hairun secara terang-
terangan menentang politik monopoli dari bangsa Portugis Sultan Baabullah Dengan
kematian Sultan Hairun, rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Baabullah (putra Sultan
Hairun), bangkit menentang Portugis, Tahun 1575 M. Portugis dapat dikalahkan dan diberi
kesempatan untuk meninggalkan benteng. Pada tahun 1578 M. bangsa Portugis juga ingin
mendirikan benteng di Ambon, tetapi tidak lama kemudian bangsa Portugis pindah ke daerah
Timor Timur dan berkuasa di sana sampai tahun 1976. Sesudah tahun 1976 wilayah Timor
Timur berintegrasi ke dalam wilayah Republik Indonesia hingga tahun 1999. Akan tetapi,
setelah melalui jejak pendapat 1999, rakyat Timor-Timur memilih merdeka.

b. Kehidupan Ekonomi

Tanah di Kepulauan maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak memberikan
hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak menghasilkan pala. Pada abad ke
12 M permintaan rempah-rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang
penting. Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan
terbentuknya persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut mendukung
perekonomian masyarakat

c. Kehidupan Sosial

Kedatangan bangsa portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk menjalin perdagangan


dan mendapatkan rempah-rempah Bangsa Portugis juga ingin mengembangkan agama
katholik. Dalam 1534 M. agama Katholik telah mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera,
Temate, dan Ambon, berkat kegiatan Fransiskus Xaverius Seperti sudah diketahui, bahwa
sebagian dari daerah maluku terutama Ternate sebagai pusatnya, sudah masuk agama islam.
Oleh karena itu, tidak jarang perbedaan agama ini dimanfaatkan oleh orang-orang Portugis
untuk memancing pertentangan antara para pemeluk agama itu. Dan bila pertentangan sudah
terjadi maka pertentangan akan diperuncing lagi dengan campur tangannya orang-orang
Portugis dalam bidang pemerintahan, sehingga seakan-akan merekalah yang berkuasa.

Setelah masuknya kompeni Belanda di Maluku, semua orang yang sudah memeluk agama
Katholik harus berganti agama menjadi Protestan. Hal ini menimbulkan masalah- masalah
sosial yang sangat besar dalam kehidupan rakyat dan semakin tertekannya kehidupan rakyat.

d. Kehidupan Budaya Rakyat Maluku, yang didominasi oleh aktivitas perekonomian


tampaknya tidak begitu banyak mempunyai kesempatan untuk menghasilkan karya-karya
dalam bentuk kebudayaan, Jenis-jenis kebudayaan rakyat Maluku tidak begitu banyak kita
ketahui sejak dari zaman berkembangnya kerjaan-kerajaan Islam seperti Ternate dan Tidore.
2.4 Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Ternate

a. Masa Kejayaan Kerajaan Ternate

Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja Ternate dan
Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqal yang naik tahta pada tahun 1081 M.
Baru pada tahun 1471 M. agama Islam masuk di kerajaan Tidore yang dibawa oleh Ciriliyah,
Raja Tidore yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk Islam berkat
dakwah Syekh Mansur dari Arab Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan
Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta
terusir dari Tidore dan Ternate, Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali
hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat
itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis. Spanyol, Belanda maupun Inggris
sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas,
meliputi Pulau Seram, Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua. Pengganti
Sultan Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin, la juga giat menentang Belanda yang berniat
menjajah kembali.

b. Masa Kemunduran Kerajaan Ternate

Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan Tidore
yang dilakukan oleh bangsa asing (Portugis dan Spanyol) yang bertujuan untuk memonopoli
daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Ternate dan Sultan Tidore sadar
bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan
berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan
tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai
perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan
tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.

2.5 Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Tidore

a. Masa Kejayaan Kerajan Tidore


Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja Ternate dan
Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqal yang naik tahta pada tahun 1081 M.
Baru pada tahun 1471 M. agama Islam masuk di kerajaan Tidore yang dibawa oleh Cinliyah,
Raja Tidore yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk Islam berkat
dakwah Syekh Mansur dari Arab. Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan
Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta
terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali
hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat
itu. Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris
sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas,
meliputi Pulau Serum. Malocan Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua, Pengganti
Sultan Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin, la juga giat menentang Belanda yang berniat
menjajah kembali.

b. Masa Kemunduran Kerajaan Tidore

Kemunduran Kerajaan Tidore disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan Ternate
yang dilakukan oleh bangsa asing (Spanyol dan Portugis) yang bertujuan untuk memonopoli
daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Tidore dan Sultan Ternate sadar
bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan
berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku Namun kemenangan
tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai
perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan
tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Gou, adalah salah satu kerajaan besar dan paling
sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku
Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Pada awalnya di daerah
Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan
Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung. Parang-Parang,
Data. Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Sejak Gowa Tallo sebagai pusat
perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan dengan Ternate yang sudah menerima
Islam dari Gresik.

Pada abad ke-15. para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam ke
sana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha
(Maluku Empat Raja) yaitu Kesultanan Temate yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-
1500), Kesultanan Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang
dipimpin oleh Sultan Sarajati, dan Kesultanan Bocan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko.
Pada masa kesultanan itu berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai
ke Bandu, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak
di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang
menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku.

3.2 Saran

Dari keberadaanya Kerajaan Makassar (Gowa Tallo) Ternate, dan Tidore di wilayah
nusantara pada masa yang lalu. Maka kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat
di wujudkan dalam sikap dan perilaku dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung
jawab yang tinggi untuk melestarikan dan memehhura budaya nenek moyang kita. Jika kita
ikut berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat dan
jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama menjaga dan memelihara
peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua dari keberadaannya.
DAFTAR PUSTAKA

http:/id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan Gowa

http://swandi-sejarah.blogspot.com/2010/09 kerajaan-gowa-tallo.html.

http://evielizna.blogspot.com/2015/04/makalah kerajaan-makasar html

http://viliakartika.blogspot.com/2014/04/makalah kerajaan-gown-tallo.html

http://www.e-dukasi.mt/mo/mo_full.php/moid=121&fname107_10htm

http://id.wikipedia.org/wiki kesultanan Gown

http://blog.unila.ac.id/redha 2009 01/04/kerajaan-islam-nusantara-kerajaan-islam-di-Sulawes


http://mynewblogova.blogspot.com/2015/04/makalah-sejarah-indonesia-kerajaan.html

http:/jasmencomputer.blogspot.com/2016/01/v-behaviour defaultymo.html.

https://kudasarjana.blogspot.com/2013/11/makalah-sejarah-kerajaan-ternate-dan html

Anda mungkin juga menyukai