Anda di halaman 1dari 9

TUGAS IPA

BIOTEKNOLOGI “ MEMBUAT TEMPE”

D
I
S
U
S
U
N

Oleh : Adam Delvando Hafiz


Kelas : 9.3
No absen : 01
Guru Pembimbing :

SMP NEGRI 4 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2022/ 2023
PENDAHULUAN

Perkembangan bioteknologi telah melalui sejarah yang panjang sebelum manipulasi


genetic mulai berkembang. Bioteknologi telah dikenal dan dilakukan oleh masyarakat
tradisional, walaupun tanpa sebutan bioteknologi. Bioteknologi tradisional merupakan
bioteknologi yang memanfaatkan mikroba, proses biokimia, dan proses genetic alami seperti
mutasi dan rekombinasi genetic. Salah satu contoh produk bioteknologi konvensional yang
banyak diterapkan oleh masyarakat kita adalah pada aspek pangan yakni pembuatan tempe
yang berbahan dasar kedelai.

Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai beberapa
khasiat, seperti dapat mencegah dan mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan
duodenitis, memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat mengurangi
toksisitas, mencegah anemia, menghambat penuaan, serta mampu menghambat resiko
jantung koroner, penyakit gula, dan kanker. Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan
dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam
hal ini kapang.

Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus
Rhizopus, yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan
Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai
dan memfermentasikannya menjadi produk tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkan
terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat Perubahan tersebut
meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali lipat.

Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada
substrat organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi ini dapat menyebabkan perubahan sifat
bahan pangan, sebagai akibat dari pemecahan kandungan-kandungan bahan pangan tersebut.

Pembuatan tempe tergolong gampang-gampang susah, hal ini dikarenakan bahan yang
digunakan mudah untuk kita dapat namun dalam proses pembuatannya haruslah se steril
mungkin, baik alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan harus bersih, terutama dari lemak
atau minyak. Alat-alat yang berminyak jika dipakai untuk mengolah bahan tapai bisa
menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang digunakan juga harus bersih, menggunakan air
hujan bisa mengakibatkan tapai tidak berhasil dibuat
ALAT DAN BAHAN

1. Biji kedelai sebanyak ½ kg

2. Ragi Tempe

3. Plastik
4.Tusuk dan streples

5. Panci

Langkah Kerja
1.Masukkan kacang kedelai ke dalam panci

2. Cuci kacang Kedelai sampai bersih

3. Rendam kacang kedelai selama 2 jam


4. Rebus kacang kedelai yang sudah di rendam sampai mendidih. Jika sudah mendidih ambil
busa busa nya

5. Rendam semalaman

6. Cuci kacamg kedelai yang sudah di rwndam semalaman


7. Bersihkan kacang

8. Cuci kacang kedelai yang sudah di kupas

9. Rebus sampai mendidih

10. Jika sudah matikan kompornya, lalu saring sampai tidak ada airnya lagi

11. Masukkan kacang kedelai ke dalam teflon, lalu sangrai jangan sampai gosong
12. Tuangkan kacang kedelai yang sudah di sangrai keatas nampan atau wadah, lalu taburkan
Ragi tempe nya

13. Aduk Ragi tempe hingga merata


14. Bolongi plastik yang sudah di siapkan untuk sirkulasi udara
15 Masukkan kacang kedelai ke dalam plastik yang sudah di campur dengan ragi

16 streples plastik yang sudah diisi kacamg kedelai


17. Diamkan Selama 2 hari di tempat yang hangat dan tertutup agar tempenya matang

18. Tempe sudah jadi (matang)

HASIL PEMGAMATAN

Hasil pengamatan yang mengikuti prosedur awal untuk membuat tempe dari kacang kedelai,
seperti merebus kacang kedelai agar kulitnya mudah terkelupas dan merendamnya selama
satu malam setelah di rendam satu malam, memasukkan ragi pada kacang kedelai dan
mangisi kantong plasik yang sudah dilubangi dengan kacang kedelai keadaan bungkus
kedelai dipenuhi uap air akibat panas yang masih ditimbulkan oleh proses fermentasi dan
mycelia putih dari jamur belum merata (masih terlihat padatan/biji kedelai).

Masih ada biji kedelai yang terlihat akan tetapi keadaan kedelai telah terbungkus sempurna
oleh mycelia putih dari jamur, karena padatan kedelai menempel pada pembungkusnya maka
padatan kedelai tersebut terlihat

membentuk tekstur yang rata sesuai bentuk pembungkusnya dan pastinya tercium bau yang
khas dari bungkusan kedelai tersebut yaitu bau tempe. Namun tempe yang kami hasilkan
tergolong keras karena tidak direbus selama 1 jam, sehingga memutuskan untuk membuatnya
ulang.
Pada kacang kedelai sudah terbungkus sempurna dengan mycelia putih dari jamur dan
membentuk tekstur yang rata dan tercium bau tempe yang khas. Tempe yang dihasilkanpun
lebih lembek dan lebih baik dari sebelumnya.

PENUTUP

KESIMPULAN

Pada dasarnya proses pembuatan tempe merupakan proses penanaman mikroba jenis jamur
Rhizopus sp pada media kedelai, sehingga terjadi proses fermentasi kedelai oleh ragi tersebut.
Hasil fermentasi menyebabkan tekstur kedelai menjadi lebih lunak, terurainya protein yang
terkandung dalam kedelai menjadi lebih sederhana, sehingga mempunyai daya cerna lebih
baik dibandingkan produk pangan dari kedelai yang tidak melalui proses fermentasi

Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus sp. Jamur ini akan mengubah
protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi protein sederhana yang mudah
dicerna karena adanya perubahan-perubahankimia pada protein, lemak, dan karbohidrat.
Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, akan dihasilkan antibiotika yang akan
mencegah penyakit perut seperti diare.

Untuk tahan lama, tempe yang misalnya akan menjadi produk ekspor dapat di bekukan dan
dikirim ke luar negeri di dalam peti kemas pendingin. Proses membekukan tempu untuk
ekspor sbb: mula-mula tempe di iris-iris setebal 2-3 cm dan di blanching direndam dalam air
mendidih selama lima menit untuk mengaktifkan kapang dan enzim. Kemudian tempe di
bungkus dengan plastik selofan dan di bekukan pada suhu 40 derajat Celcius sekitar 6 jam.
Setelah beku disimpan pada suhu beku sekitar 20 derajat celcius selama 100 hari tanpa
mengalami perubahan sifat penampak warna, bau dan rasa.

Anda mungkin juga menyukai