OLEH:
V. Pembahasan
Pembuatan tape memerlukan ketelitian dan kebersihan yang tinggi supaya
singkong dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang berlangsung dengan baik.
Ragi adalah bibit jamur (yeast) yang digunakan dalam proses pembuatan tape. Agar
pembuatan tape berhasil dengan baik, alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan harus
bersih, steril, terutama dari lemak atau minyak . Alat-alat yang berminyak jika dipakai
untuk mengolah bahan tape bisa menyebabkan kegagalan dalam proses fermentasi.
Perubahan biokimia yang penting pada proses fermentasi tape adalah hidrolisis pati
menjadi glukosa dan maltosa. Perubahan ini yang akan memberikan rasa manis serta
perubahan gula menjadi alkohol dan asam organik. Secara singkat, glukosa (C6H12O6)
melalui proses fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5O H). Persamaan Reaksi
Kimia: C6H12O6 + 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP, yaitu Gula (glukosa, fruktosa, atau
sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi. Pembuatan tape ini tergolong
respirasi anaerob (fermentasi) yaitu pembentukan etanol yang terjadi apabila setelah
glikolisis berakhir, sel mengalami kekurangan O2.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tapai
yang telah disimpan selama 3 hari akan mengalami perubahan rasa dan aroma. Tapai
memiliki aroma berbau alkkohol dengan rasa sedikit asam dan manis. Pada proses
pembuatan tapai, khamir dan kapang merupakan mikroba yang dapat mengubah
karbohidrat yang terkandung dalam bahan, menjadi gula. Peranan ragi dalam pembuatan
tape ini adalah mengubah gula menjadi alkohol. Rasa manis pada tape dipengaruhi oleh
kadar glukosa yang ada dalam tape tersebut”.
VI. Penutup
Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional atau tradisional karena
masih menggunakan cara-cara yang sederhana. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi
akan mengubah glukosa menjadi alkohol. Dalam pembuatan tape, ragi tape
(Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada
singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Hal ini lah yang membuat tape menjadi
lembek dan terasa manis apabila sudah matang meskipun tanpa diberi gula sebelumnya.
Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan, pembungkusan atau
penutupan pada singkong yang telah ditaburiragi, tidak rapat. Hal ini menyebabkan enzim
pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah karena terdapat udara yang mengganggu
proses pemecahan enzim tersebut. Setelah melakukan penelitian, ternyata dapat
disimpulkan bahwa fermentasi yang terjadi pada tape singkong ini terjadi selama 2 sampai
3 hari.
VII. Dokumentasi Kegiatan