Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN DAN DOKUMENTASI

KEGIATAN MEMBUAT TAPAI

Bekasi, 28 Feburari 2022

Nama: Andi Adam Yusuf


Kelas: IX.2
Absen: 3
Tujuan:
Mempraktikkan cara kerja Bioteknologi Konvensional atau Tradisional dalam
kehidupan sehari-hari melalui pembuatan tapai sederhana.

Alat:
alat pisau , tempat baskom,talenan ,penutup baskom, tumbler dan panci.

bahan:
singkong,ragi,daun pisang, air secukupnya.

Latar belakang:
Bioteknologi merupakan pemanfaatan mikroorganisme yang sering digunakan untuk
menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh manusia. Bioteknologi dibagi menjadi
dua, yang pertama bioteknologi konvensional (tradisional) dan yang kedua bioteknologi
modern. Bioteknologi konvensional, biasanya menggunakan mikroorganisme berupa bakteri,
jamur, dan lain-lain. Sedangkan, bioteknologi modern biasanya menggunakan teknologi
modern yang dapat membantu proses pengkloningan, kultur jaringan. Pengolahan makanan
dengan cara fermentasi merupakan salah satu jenis pengolahan makanan tradisional. Cara tua
ini banyak dilakukan di tingkat rumah tangga. Indonesia sendiri merupakan negara yang
sangat kaya akan produk-produk olahan pangan hasil proses fermentasi. Salah satu contohnya
yaitu tape. Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape
biasanya dibuat dari beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan
makananmakanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme sebagai peran
utama dalam prosesnya, seperti tempe atau minuman alkohol, tapi pembuatan tape ini
melibatkan banyak mikroorganisme dalam proses fermentasinya. Beberapa Mikroorganisme
yang terdapat di dalam ragi tape antara lain kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan
Rhizopus sp. ; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia
burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis, serta bakteri Pediococcus sp. Dan
Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan
tape.

Langkah – langkah:
1. Siapkan Semua BahanKupas singkong dan kikis kulit arinya
hingga kesat Cuci Bersih singkong dan tiriskan Sementara
menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam
panci/dandang sampai terisi kurang lebih seperempat, lalu
panaskan hingga airnya mendidih
2. Setelah air mendidih, masukkan singkong ke dalam panci
kukus yang sudah disiapkan tadi. Kemudian kukus hingga
singkong ¾ matang, kira-kira daging singkong sudah bisa di
tusuk dengan garpu.
3. Jika sudah matang, angkat singkong yang telah ¾ masak
lalu taruh di nampan atau tampah kemudian tunggu hingga
dingin.
4. Setelah singkong benar-benar dingin, taburi dengan ragi
yang telah dihaluskan.
5. Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian dibungkus
dengan daun pisang. Kemudian rapikan menggunakan
gunting, setelah itu satu-persatu dimasukkan ke dalam plastik
kecil dan kemudian diikat.

6.Setelah jadi bungkusan kecil-kecil, kemudian disatukan


menjadi satu dan dimasukkan ke wadah yang sudah dilapisi
plastik dan daun pisang kemudian tutup rapat menggunakan
kain lap selama 2 sampai 3 hari hingga terasa lunak dan
manis.
Hari ke: Tekstur Rasa
1 Keras Tawar
2 Lunak Asam
3 Lunak Asam, Manis dan Gurih

1. Mengapa dalam peroses pembuatan tapai harus ditaburi


dengan ragi? Apa saja mikroorganisme yang terdapat pada
ragi tapai?
= Alasan mengapa dalam pembuatan tape harus ditaburi dengan ragi
adalah karena yang berperan sebagai pencetus terjadinya fermentasi
pada bahan-bahan tape adalah ragi. Mengapa demikian? Sebab pada
ragi tape terdapat berbagai macam mikroorganisme di mana yang
utama adalah fungi atau jamur dan kapang jenis tertentu. Jamur dan
kapang inilah yang menyebabkan terjadinya fermentasi.
Miroorganisme yang terdapat pada ragi tapai adalah, terdiri dari
kapang (Aspergillus, Amylomyces rouxii, Mucor sp dan Rhizopus sp.),
khamir (Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga,
Pichia burtonii, Saccharomyces cereviceae dan Candida utilis) dan
bakteri (Acetobacter, Pediococcus sp, dan Bacillus sp.)

2. Mengapa ragi harus ditaburkan pada saat bahan dalam


keadaan dingin?
= Alasannya adalah jika bahan makanan masih terlalu panas, ragi
tidak akan bisa berfungsi dengan baik. Sebab jamur yang terkandung
di dalam ragi akan mati jika terkena suhu udara yang terlampau tinggi.

3. Mengapa dalam pembuatan tapai harus ditutup rapat? Proses


apa yang terjadi dalam pembuatan tapai?
= Penutupan rapat berkaitan dengan proses fermentasi ragi tersebut
yang terjadi secara anaerob sehingga keadaan rapat tanpa udara atau
oksigen akan semakin membuat tape yang dihasilakn berkualitas lebih
baik, lebih manis dan hasil sampingan fermentasi lebih sempurna.
Proses yang terjadi dalam membuat tapai adalah proses pembuatan
tape singkong terjadi reaksi fermentasi atau peragian. Reaksi yang
terjadi pada proses fermentasi singkong menjadi tape adalah glukosa
(C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui
fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH) dan karbondioksida
(CO2).

4. Mengapa terjadi perubahan teksktur, rasa, dan aroma pada


singkong atau bahan lain yang kamu pilih sebagai bahan
pembuatan tapai setelah diberi ragi dan diperam selama
sekitar 3 hari?
= Pada pembuatan tapai terjadi perubahan tekstur, aroma, dan rasa
karena telah terjadi proses fermentasi, yaitu proses pemecahan atau
hidrolisis pati menjadi glukosa secara anaerob oleh beberapa
mikroorganisme.

KESIMPULAN:
Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional
atau tradisional karena masih menggunakan cara-cara yang
sederhana.
Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan mengubah
glukosa menjadi alkohol. Proses reaksinya, jamur ragi akan
memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai
makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan
menjadi lunak.
Di dalam pembuatan tape, ragi tape (Saccharomyces
cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah
karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih
sederhana. Hal ini lah yang membuat tape terasa manis
apabila sudah matang meskipun anpa diberi gula
sebelumnya.
Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan,
pembungkusan atau penutupan pada singkong yang telah
ditaburiragi, tidak rapat. Hal ini menyebabkan enzim pada
ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah karena terdapat
udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.
Setelah melakukan penelitian, ternyata dapat disimpulkan
bahwa fermentasi yang terjadi pada tape singkong ini terjadi
selama 2 sampai 3 hari.
Mungkin ini saja yang dapat saya sampaikan dalam Laporan dan
Dokumentasi hasil pembuatan tapai, kurang dan lebihnya saya mohon
maaf. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai