FERMENTASI TEMPE
Disusun oleh:
I. LATAR BELAKANG
Tempe merupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat.Tempe
merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologimerupakan bidang ilmu
yang vital dan berhubungan dengan tekhnologi pertanian.Metode ini sebenarnya telah di
lakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belumdisadari oleh masyarakat umum. Tempe
merupakan hasil proses fermentasi yang dengan waktu 36-48 jam. Pada waktu tersebut tempe
siap untuk dipasarkan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan kapung yang hampir tetap dan
tekstur lebih kompak Jika proses fermentasi terlalu lama menyebabkan terjadinya kenaikan
jumlah bakteri, jumlah asam lemak bebas, pertumbuhan jamur juga menurun, dan
menyebabkan degradasi protein lanjut sehingga terbentuk amoniak. Akibatnya, tempe yang
dihasilkan mengalami proses pembusukan dan aromanya menjadi tidak enak, tetapi dapat
digunakan sebagai campuran bumbu pada masakan
Untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi, serta dengantujuan agar pembaca dapat
mengerti tentang gizi yang terkandung dalam kedelaisetelah diolah menjadi tempe, serta
pembaca dapat mengerti cara pembuatan tempekedelai dengan baik dan benar.
Alat :
1. Kompor
2. Panci
3. Baskom
4. Centong
5. Saringan
6. Ember
7. Tampah
Bahan :
1. Kacang kedelai 1 kg
3. Air
V. CARA KERJA
2. Biji kedelai yang sudah bersih kemudian direndam selama 30 menit dalam panci
.
4. Angkat dan tiriskan, lalu direndam air bersih lagi selama semalaman
5. Keesokan harinya, kulit arinya dikupas. Caranya, kedelai dimasukkan ke dalam air, kemudian
remas remas sambil dikuliti hingga akhirnya didapatkan keping-keping kedelai.
8. Setelah matang, angkat, lalu dihamparkan tipis-tipis di atas tampah. Ditunggu sampai airnya
menetes habis, dingin, dan keping kedelai mengering.
11. Bungkus kedelai yang sudah bercampur rata dengan ragi menggunakan plastik.
12. Tusuk plastik menggunakan garpu. Tujuannya agar udara segar dapat masuk ke dalam bahan
tempe.
12. Peram bungkusan kedelai selama 2 hari. Bila pembungkusnya berupa plastik, pemeraman
dilakukan di atas kajang-kajang bambu yang diletakkan pada rak-rak.
Sesudah diperam 2 hari tempe yang dibuat telah jadi dan siap dikonsumsi.
Tempe merupakan makanan yang terbuat biji kedelai atau beberapa bahan lain yang diproses
melalui fermentasi dari apa yang secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”. Lewat proses
fermentasi ini, biji kedelai mengalami proses penguraian menjadi senyawa sederhana sehingga
mudah dicerna.
Proses pembuatan tempe dapat terbilang membutuhkan waktu yang cukup lama. Hingga
diperoleh hasil jadi tempe, waktu yang dibutuhkan yaitu minimal 48 jam dan maksimal 72 jam.
Lamanya proses pembuatan tempe karena proses fermentasi. Fermentasi akan berlangsung baik
dan cepat bila dibantu dengan kondisi suhu yang optimal, jumlah ragi yang tepat dan pH yang
asam (±4-5).
Percobaan pembuatan tempe kali ini dilakukan selama 2 hari berturut-turut atau ± 48 jam.Pada
pengamatan hari pertama, sedang difermentasi dalam keadaan panas dan mengembun yang
terlihat dengan adanya uap pada plastik pembungkus kedelai.Terlihat pula mulai tumbuh sedikit
jamur, yang belum merata pada sekitar kedelai. Pada pengamatan hari kedua, melihat jamur
yang sudah merata dan menutupi kacang kedelai, dan tercium bau khas tempe.
VIII. KESIMPULAN
Tempe merupakan salah satu produk makanan hasil fermentasi yang melibatkan Jamur
Rhizopus oligosrus (ragi tempe). Jamur ini berperan dalam pembentukan miselia yang berupa
benang-benang putih yang terdapat di permukaan tempe. Pembuatan tempe dapat dilakukan
dengan beberapa tahapan yaitu melalui tahap pengupasan, pencucian, penirisan, peragian,
pembungkusan dan fermentasi.
Dalam proses fermentasi, suhu dan oksigen(O2) sangat berpengaruh, karena kapang Rhizopus
oligosporus dapat berkembang dalam keadaan aerob (membutuhkan oksigen). Sehingga jika
dalam medium fermentasi tidak ada oksigen yang masuk maka tidak akan ada aktivitas
perkembangan dari Rhizopus, akibatnya tidak akan terjadi proses fermentasi.
Tempe merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi yang kompleks, seperti protein,
lemak, energi, serat, kalsium, fosfor, besi, karotin dan kandungan lainnya. Secara kuantitatif,
nilai gizi tempe mamang lebih rendah dari kedelai. Namun secara kualitatif tempe memiliki nilai
cerna yang lebih baik, hal ini disebabkan karena kadar protein akan meningkat akibat aktivitas
enzim proteolitik yang mengakibatkan protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi
mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan kedelai.
Tempe sangat bermanfaat bagi tubuh manusia karena banyak mengandung nilai gizi sehingga
dapat mengatasi berbagai penyakit contohnya anemia, hipokolestrol, kanker dan lain-lain.
IX. LAMPIRAN
.