Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang pembu-
atan tempe.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu,saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang pembuatan tempe dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

Cara Pembuatan Tempe

Alat Dan Bahan

GAMBAR PEMBUATAN TEMPE

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tempe merupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat.Tempe-
merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi merupakan
bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan tekhnologi pertanian. Metode ini sebe-
narnya telah di lakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belum disadari oleh
masyarakat umum.

B. Tujuan
Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi, serta dengan
tujuan agar pembaca dapat mengerti tentang gizi yang terkandung dalam kedelai sete-
lah diolah menjadi tempe, serta pembaca dapat mengerti cara pembuatantempekedelai
dengan baik dan benar.
Tidak lupa juga agar para siswa mengerti tentang cara mendirikan pabrik rumahan
sendiri, karena ditengah sulitnya perekonomian saat ini menuntut semua orang untuk
meciptakan lapangan pekerjaan sendiri bukan hanya bergantung dari pekerjaan yang
diberikan orang lain kepada kita.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cara Pembuatan Tempe


1. Cara Sederhana
Cara sederhana adalah cara pembuatan tempe yang biasa dilakukan oleh para pengrajin-
tempediIndonesia. Kedelai setelah dilakukan sortasi (untuk memilih kedelai yang baik
dan bersih) dicuci sampai bersih, kemudian direbus yang waktu perebusannya berbeda-
beda tergantung dari banyaknya kedelai dan biasanya berkisar antara 60-90 menit.
Kedelai yang telah direbus tadi kemudian direndam semalam. Setelah perendaman, kulit
kedelai dikupas dan dicuci sampai bersih. Untuk tahap selanjutnya kedelai dapat direbus
atau dikukus lagi selama 45-60 menit, tetapi pada umumnya perebusan yang kedua ini
jarang dilakukan oleh para pengrajintempe. Kedelai setelah didinginkan dan ditiriskan
diberi larutempe, dicampur rata kemudian dibungkus dan dilakukan pemeraman selama
36-48 jam (Gambar 20).
Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakantempesebagai peng-
ganti daging. Akibatnya sekarangtempediproduksi di banyak tempat di dunia, tidak
hanya diIndonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan
Amerika Serikat.
Teknik pembuatan tempe ini telah dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula
dari masyarakat Jawa selama beberapa abad yang lalu dengan prosedur pembuatannya
masih sangat sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan-
tempe, tetapi yang paling populer dan paling banyak dipergunakan adalahtempeberbahan
dasar kedelai.
Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga
harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti ja-
gung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus di-
lakukan dengan cermat. Proses pembuatantempepada dasarnya adalah proses menum-
buhkan spora jamurtempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai.
Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut sebagai
benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji
kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatumassayang kompak.Mas-
sakedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagaitempe.
Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang dapat
menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein dalam
biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus sp. Selain
Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin turut campur,
tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata.
Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut campur
ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui masa optimum-
nya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna putih-kehitaman. Hal ini
dapat diketahui, terutama padatempeyang dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar,
yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau amoniak padatempemenunjukkan
bahwa tempe tersebut mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa
sekalipun tempe telah dimasak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen.
Oleh karena itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka
selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian
bibit (inokulum) yang akan digunakan.

B. Alat Dan Bahan


1. Alat
 Baskom
 Saringan
 Dandang
 Kipas Angin /Kipas
 Sotel kayu
 Tampah
 Kompor
 Peralatan lain yang diperlukan

2. Bahan
 Kacang kedelai
 Ragi tempe (inokulum RAPRIMA) atau biakan murni Rhizopus sp.
 Kantong plastik, atau daun pisang, atau daun jati.

3. Cara Kerja
a. Cucilah tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan digunakan, kemudian dikeringkan.
b. Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian cuci hingga
bersih.
c. Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air dingin bi -
asa (proses hidrasi agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin ).
d. Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci atau bilas dengan menggu-
nakan air bersih.
e. Kukus / rebus biji kedelai tersebut sampai empuk.
f. Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji tersebut pada tampah yang telah
dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas/ kipas angin sambil diaduk-aduk hingga
biji-biji tersebut terasa hangat.
g. Taburkan ragitempe(RAPRIMA) yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil
diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram ragitempeuntuk 2 kg kedelai). 8. Siapkan kantong
plastik atau daun pisang, atau daun jati untuk pembungkus. Bila kantong plastik yang di-
gunakan sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong tersebut dengan
menggunakan lidi atau garpu.
h. Masukan kedelai yang telah diberi ragitempe(RAPRIMA) ke dalam pembungkusnya,
atur ketebalannya sesuai dengan selera
i. Proses fermentasi63256
j. kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua hari atau hingga seluruh per -
mukaan kacang kedelai tertutupi jamur.
Catatan:
 Perhatikan kebersihan tempat kerja dan kebersihan peralatan kerja akan meningkatkan
kualitas tempe yang dihasilkan.
 Suhu ruang yang lebih hangat mempercepat proses fermentasi jamur padatempe.

4. Cara Baru
Pada prinsipnya cara pembuatan tempe dengan cara baru sama dengan cara yang
lama atau tradisional dan perbedaannya adalah terletak pada tahap pengupasan
kulit kedelai. Dimana pada cara lama (tradisional) kedelai direbus dan direndam
bersama kulitnya atau masih utuh sedangkan pada cara yang baru sebelumnya
kedelai telah dikupas kulitnya (kupas kering) dengan menggunakan alat pengu-
pasan kedelai. Tahap-tahap selanjutnya sama dengan cara tradisional.
Tempeyang dibuat dengan cara baru warnanya (warna kedelai) lebih pucat bila
dibandingkan dengan cara lama.ahal ini disebabkan –karena pada cara baru kede-
lai direbus dan direndam dalam keadaan sudah terkupas kulitnya sehingga ada
zat-zat yang larut.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe adalah sebagai
berikut :
a. Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu
cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga di-
hasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apa-
bila digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka se-
baiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang
satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
b. Uap air
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini dise-
babkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk pertum-
buhannya.
c. Suhu
Kapangtempedapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik,
yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka
pada waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.
d. Keaktifan Laru
Laru yang disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang keaktifannya.
Karena itu pada pembuatan tape sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu
lama disimpan agar dalam pembuatantempetidak mengalami kegagalan.

Untuk membuat tempe dibutuhkan inokulum atau laru tempeatau ragi tempe. Laru
tempedapat dijumpai dalam berbagai bentuk misalnya bentuk tepung atau yang menem-
pel pada daun waru dan dikenal dengan nama Usar. Laru dalam bentuk tepung dibuat
dengan cara menumbuhkan spora kapang pada bahan, dikeringkan dan kemudian ditum-
buk. Bahan yang akan digunakan untuk sporulasi dapat bermacam-macam seperti tepung
terigu, beras, jagung, atau umbi-umbian.
Berdasarkan atas tingkat kemurniannya, inokulum atau larutempedapat dibedakan atas:
inokulum murni tunggal, inokulum campuran, dan inokulum murni campuran. Adapun
perbedaannya adalah pada jenis dan banyaknya mikroba yang terdapat dan berperan
dalam laru tersebut.
Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempeadalah kapang jenis Rhizopus
oligosporus, atau kapang dari jenis R. oryzae. Sedangkan pada laru murni campuran se-
lain kapang Rhizopus oligosporus, dapat dijumpai pula kultur murni Klebsiella. Selain
bakteri Klebsiella, ada beberapa jenis bakteri yang berperan pula dalam proses fermen-
tasi tempe diantaranya adalah: Bacillus sp.,Lactobacillus sp., Pediococcus sp., Strepto-
coccus sp., dan beberapa genus bakteri yang memproduksi vitamin B12. Adanya bakteri
Bacillus sp padatempe merupakan kontaminan, sehingga hal ini tidak diinginkan.
Pada tempeyang berbeda aslnya sering dijumpai adanya kapang yang berbeda pula
(Dwidjoseputro dan Wolf, 1970). Jenis kapang yang terdapat pada tempeMalangadalah
R. oryzae., R. oligosporus., R. arrhizus dan Mucor rouxii. Kapang tempe dari daerah
Surakarta adalah R. oryzaei dan R. stolonifersedangkan pada tempe Jakarta dapat di-
jumpai adanya kapang Mucor javanicus.,Trichosporon pullulans., A. niger dan Fusarium
sp. Masing-masing varietas dari kapang Rhizopus berbeda reaksi biokimianya, hal ini
terutama disebabkan adanya perbedaan dari enzim yang dihasilkan. Pektinase hanya dis-
intesa oleh R. arrhizus dan R. stolonifer. Sedangkan enzim amilase disintesa oleh R.
oligosporus dan R. oryzae tetapi tidak disintesa oleh R. arrhizus.
Selama proses fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan baik fisik maupun kimi-
anya. Protein kedelai dengan adanya aktivitas proteolitik kapang akan diuraikan menjadi
asan-asam amino, sehingga nitrogen terlarutnya akan mengalami peningkatan. Dengan
adanya peningkatan dari nitrogen terlarut maka pH juga akan mengalami peningkatan.
Nilai pH untuktempeyang baik berkisar antara 6,3 sampai 6,5. Kedelai yang telah difer-
mentasi menjaditempeakan lebih mudah dicerna. Selama proses fermentasi karbohidrat
dan protein akan dipecah oleh kapang menjadi bagian-bagian yang lebih mudah larut,
mudah dicerna dan ternyata bau langu dari kedelai juga akan hilang.
Kadar air kedelai pada saat sebelum fermentasi mempengaruhi pertumbuhan kapang. Se-
lama proses fermentasi akan terjadi perubahan pada kadar air dimana setelah 24 jam fer-
mentasi, kadar air kedelai akan mengalami penurunan menjadi sekitar 61% dan setelah
40 jam fermentasi akan meningkat lagi menjadi 64% (Sudarmaji dan Markakis, 1977).
Perubahan-perubahan lain yang terjadi selama fermentasi tempeadalah berkurangnya
kandungan oligosakarida penyebab flatulence. Penurunan tersebut akan terus berlang-
sung sampai fermentasi 72 jam.
Selama fermentasi, asam amino bebas juga akan mengalami peningkatan dan pen-
ingkatannya akan mencapai jumlah terbesar pada waktu fermentasi 72 jam (Murata et al.,
1967). Kandungan serat kasar dan vitamin akan meningkat pula selama fermentasi ke-
cuali vitamin B1 atau yang lebih dikenal dengan thiamin (Shurtleff dan Aoyagi).

GAMBAR PEMBUATAN TEMPE


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari makalai ini, dapat disimpulkan bahwa pabrik rumahan
atau usaha sendiri sangatlah menunjang untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat, serta dapat pula menciptakan manusia yang kreatif, cerdas, dan berusaha
untuk maju, dan juga dapat memberikan masukan kepasa pembaca untuk dapat seki-
ranya menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

B. Saran
Bagi masyarakat luas pada umumnya dan bagi para siswa khususnya, bah-
wasanya kekayaan alamIndonesiasangatlah melimpah, untuk mencerdaskan anak
bangsa serta mencukupi sebagian gizinya, kedelai sangatlah besar manfaatnya.Untuk
itu diharapkan cara-cara yang telah disampaikan penulis semoga dapat berguna bagi
semua pembaca yang budiman.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/search?
q=gambar+pembuatan+tempe&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjKj6fE38T-
WAhUGvI8KHfjoDtYQ_AUICigB&biw=1301&bih=595#imgrc=2gBHnqn9D046LM:

https://sababjalal.wordpress.com/2011/11/03/contoh-makalah-cara-pembuatan-tempe/

https://infopeluangusaha.org/proses-pembuatan-tempe-dan-analisa-peluang-usahanya/

https://id.wikipedia.org/wiki/Tempe
MAKALAH
CARA MEMBUAT TEMPE

Disusun Oleh :

Nama : Agustin Prayoga


Kelas : XII IPA II

SMAN 2 KAUR
KECAMATAN TANJUNG KEMUNING KABUPATEN KAUR
TAHUN AJARAN 2022/2023

Anda mungkin juga menyukai