Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

PRODUKTIVITAS TEMPE RUMAHAN


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN PKWU

Disusun Oleh,

Nama : Siti Mas Ayu Miftahurrohmah


Kelas : X MIPA 6
No. Absen : 30
Guru Pengampu : Anita Rahmayanti, S.Pd

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2


PONOROGO
2022

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Produktivitas
Tempe Rumahan” ini pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bu
Anita Rahmayanti, S.Pd pada mata pelajaran PKWU. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang usaha produksi tempe rumahan
sendiri bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi


sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Ponorogo, 1 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….....2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….3

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………..........4
A. Latar Belakang……………………………………………………....................4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………4
C. Tujuan…………………………………………………………………………………..5

BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………………….6
A. Pengertian Tempe…………………………………………………………………6
B. Proses Pembuatan Tempe…………………………………………………….6
C. Gambar Proses Pembuatan Tempe……………………………………….8
D. Manfaat Tempe…………………………………………………………………….9
E. Distribusi Barang Hasil…………………………………………………………..9

BAB 3 RINCIAN HARGA…………………………………………………………………11


A. Kas/hari………………………………………………………………………………..11
B. Penjualan……………………………………………………………………………..12

BAB 4 PENUTUP……………………………………………………………………………15
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..15
B. Saran…………………………………………………………………………………….15

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan
telah membudaya di semua lapisan masyarakat, baik masyarakat perkotaan
maupun pedesaan. Proses pembuatan tempe melalui tahap pengulitan dan
perebusan biji kedelai hingga bersih dan lunak kemudian tahap selanjutnya
adalah fermentasi kedelai dengan menumbuhkan jamur Rhizopus
Oligosporus dan Rhizopus Oryzae.
Tempe umumnya dibuat secara tradisional dan merupakan sumber
protein nabati. Tempe mengandung berbagai nutrisi yang di perlukan oleh
tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat, dan mineral. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah di cerna, di
serap, dan di manfaatkan oleh tubuh. Hal ini dikarenakan kapang yang
tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa – senyawa kompleks menjadi
senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia.
Di Indonesia pembuatan tempe sudah menjadi industri rakyat.
Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis Bioteknologi.
Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan
teknologi pertanian. Metode ini sebenarnya telah dilakukan sejak zaman
dahulu, tetapi hal ini belum di sadari oleh masyarakat umum. Dengan
proses yang sederhana namun dapat menghasilkan produk yang berkualitas
gizi cukup baik.
Tempe banyak di konsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah
mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah
menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe
di produksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia saja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tempe?
2. Bagaimana proses pembuatan tempe? apa saja bahan dan
peralatannya?
3. Apa saja manfaat tempe bagi kehidupan manusia?
4. Bagaimana cara pemasarannya?

4
5. Bagaimana perincian biayanya?

C. Tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan agar pembaca dapat mengerti
cara pembuatan tempe kedelai dengan proses yang baik dan benar, serta
pembaca dapat mengerti bagaimana cara pemasaran dan perincian biaya
produksi tempe rumahan.
Tidak lupa juga, tujuan lain makalah ini di buat adalah agar pembaca
mengerti tentang cara mendirikan pabrik rumahan sendiri. Karena di
tengahnya sulitnya perekonomian saat ini menuntut semua orang untuk
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, tidak hanya bergantung pada
pekerjaan yang diberikan orang lain. Karena sesungguhnya tiap individu
mempunyai keahlian, kemampuan, serta kreatifitas yang bisa di gali dan
dikembangkan, bila paham dan mengerti caranya dengan baik.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tempe
Tempe adalah salah satu makanan tradisional khas Indonesia. Di
tanah air, tempe sudah lama dikenal selama berabad - abad silam.
Makanan ini di produksi secara turun temurun, khususnya di daerah
Jawa Tengah dan sekitarnya. Kata tempe diduga berasal dari bahasa
Jawa Kuno. Pada masyarakat jawa kuno terdapat makanan berwarna
putih terbuat dari tepung sagu yang disebut Tumpi. Makanan bernama
tumpi tersebut terlihat memiliki kesamaan dengan tempe segar yang
juga berwarna putih. Boleh jadi, ini menjadi asal kata “Tempe” berasal.
Tempe merupakan salah satu produk fermentasi yang
umumumya berbahan baku kedelai yang di fermentasi dan mempunyai
nilai gizi yang baik. Fermentasi pada pembuatan tempe terjadi karena
aktivitas kapang Rhizopus Oligosporus. Fermentasi pada tempe dapat
menghilangkan bau langu dari kedelai yang di sebabkan oleh aktivitas
oleh enzim lipoksigenase. Fermentasi kedelai menjadi tempe akan
meningkatkan kandungan fosfor. Hal ini disebabkan oleh hasil kerja
enzim fitase yang dihasilkan kapang Rhizopos Oligosporus yang mampu
menghidrolisis asam fitat menjadi inositol dan tempe tidak
memproduksi toksin, bahkan mampu melindungi tempe dari aflatoksin.
Tempe mengandung senyawa antibakteri yang diproduksi oleh kapang
tempe selama proses fermentasi.

B. Proses Pembuatan Tempe


a. Alat dan Bahan :
- Alat :
1. Tungku dan Kayu bakar
2. Timbangan
3. Drum plastik
4. Ember
5. Mesin pemecah kedelai
6. Tampah
7. Dandang dan Sotel kayu

6
8. Karung goni, serta peralatan lain yang di perlukan
- Bahan :
1. Kacang kedelai
2. Ragi tempe (inoculum RAPRIMA) atau biakan murni Rhizopus
sp.
3. Kantong plastik atau daun pisang atau daun jati

b. Cara Kerja :
1. Cucilah peralatan yang akan di gunakan, kemudian di
keringkan.
2. Bersihkan kacang kedelai dari bahan – bahan lain yang
tercampur, kemudian cuci hingga bersih.
3. Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12 – 18
jam dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai
menyerap air sebanyak mungkin). Setelah proses perendaman
selanjutnya kedelai digiling atau di pecah dengan mesin
pemecah kedelai.
4. Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci atau
bilas dengan menggunakan air bersih.
5. Kukus atau rebus biji kedelai tersebut sampai empuk.
6. Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji – biji tersebut
pada tampah yang telah di bersihkan, lalu diangin - anginkan
dengan kipas angin sambil diaduk – aduk hingga biji – biji
tersebut terasa hangat.
7. Taburkan ragi tempe (RAPRIMA) yang telah disiapkan sedikit
demi sedikit sambil di aduk – aduk supaya merata (1,5 ragi
tempe untuk 2 kg kedelai).
8. Siapkan kantong plastik atau daun pisang atau daun jati untuk
pembungkus. Bila kantong plastik yang digunakan sebagai
pembungkus, berilah lubang – lubang kecil pada kantong
tersebut dengan menggunakan lidi atau garpu.
9. Masukkan kedelai yang telah diberi ragi tempe (RAPRIMA) ke
dalam pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan
selera.
10. Proses fermentasi. Saat proses fermentasi jangan lupa tempe
di tutup dengan karung goni agar proses fermentasi matang
dengan sempurna.

7
11. Letakkan kacang kedelai ini pada suhu ruangan selama 1 tau 2
hari atau hingga seluruh permukaan kedelai tertutupi jamur.

Catatan :
- Perhatikan kebersihan tempat kerja dan kebersihan peralatan
kerja akan menghasilkan kualitas tempe yang dihasilkan.
- Suhu ruang yang lebih hangat mempercepar psoses fermentasi
jamur pada tempe.

C. Gambar Proses Pembuatan Tempe

8
D. MANFAAT TEMPE
Adapun manfaat tempe bagi kehidupan manusia, yaitu :
1. Protein yang terdapat dalam tempe sangat tinggi dan mudah dicerna
sehingga baik untuk mrngatasi diare.
2. Mengandung zat besi, flafoid yang bersifat antioksidan sehingga
menurunkan tekanan darah.
3. Mengandung superoksida dismutase yang dapat mengendalikan
radikal bebas, baik bagi penderita jantung.
4. Penanggulangan anemia. Anemia ditandai dengan rendahnya kadar
hemogoblin karena kurang tersediannya zat besi (Fe), tembaga (Cu),
seng (Zn), protein, asam folat dan vitamin B12, di mana unsur – unsur
tersebut terkandung dalam tempe.
5. Anti infeksi. Hasil survei menunjukkan bahwa tempe mengandung
senyawa anti bakteri yang diproduksi oleh karang tempe (R.
Oligosporus) merupakan antibiotoka yang bermanfaat
meminimalkan kejadian infeksi.
6. Daya hipokolesterol. Kandungan asam lemak jenuh ganda pada
tempe bersifat dapat menurunkan kadar kolesterol.
7. Memiliki sifat anti oksidan, menolak kanker.
8. Mencegah masalah gizi ganda (akibat kekurangan dan kelebihan gizi)
beserta berbagai penyakit yang menyertainya, baik infeksi maupun
degeneratif.
9. Mencegah timbulnya hipertensi.
10. Kandungan kalsiumnya yang tinggi, tempe dapat mencegah
osteoporosis.

E. Distribusi Barang Hasil


Dalam memproduksi suatu barang, kita juga harus memperhatikan
tahap – tahap setelah produksi. Sebagai produsen kita harus memiliki cara
untuk untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang akan timbul setelah
memproduksi suatu barang dan jasa. Seperti hal nya tempe, tempe adalah
barang hasil produksi yang tidak tahan lama. Setelah tahap produksi tempe
hanya bisa bertahan selama 2-3 hari. Ditempat pendingin sekalipun, tempe
hanya bisa bertahan selama kurang lebih 8-10 hari saja.
Sudah seharusnya seorang produsen tempe harus memiliki strategi
pemasaran yang baik agar tempe sampai kepada konsumen. Ada beberapa

9
cara yang bisa dilakukan seorang produsen dalam menyalurkan tempe hasil
olahannya, seperti :
1. Mendistribusikan terhadap penjual sayur keliling, penjual sayur
rumahan, atau penjual sayur di pasar
2. Cara kedua bisa dilakukan dengan berjualan sendiri di rumah dengan
siapa menerima pesanan dari pembeli.
3. Cara terakhir yaitu dengan berjualan keliling. Dengan berjualan keliling
kita juga bisa mempunyai pelanggan tetap di kedai – kedai.

10
BAB III
RINCIAN HARGA
A. KAS/hari

a. Modal yang digunakan dari tanggal 19, 18, 19, 21, 22, 23, Maret

Kedelai 40 kg Rp. 340.000


Kayu bakar Rp. 8.000
Ragi 1 bungkus Rp. 15.000
Daun pisang 12 lempit Rp. 12.000
Plastik ¼ kg Rp. 7.000
Lidi Rp. 2.000
Ongkos pekerja Rp. 25.000
Transportasi Rp. 15.000
Total Rp. 420.000

b. Modal yang digunakan tanggal 20 Maret

Kedelai 25 kg Rp. 213.000

Kayu bakar Rp. 4.000

Ragi 1 bungkus Rp. 5.000

Daun pisang 12 lempit Rp. 8.000

Lidi Rp. 5.00

Ongkos pekerja Rp. 15.000

Transportasi Rp. 5.000

Total Rp. 250.000

11
c. Modal yang digunakan pada tanggal 24 Maret

Kedelai 8 kg Rp. 68.000


Kayu bakar Rp. 2.000
Ragi 1 bungkus Rp. 5.000
Daun pisang 12 lempit Rp. 5.000
Lidi Rp. 500
Ongkos pekerja Rp. 8.000
Transportasi Rp. 5.000
Total Rp. 93.500

B. PENJUALAN

a. Bruto

No Tanggal Produk Jumlah Jumlah Terjual Harga/Bungkus


Pembeli
1 18 Maret Tempe 86 orang 1. 320 1. Rp.
tempe 533.000
ukuran 2 2. Rp.
ons 160.000
2. 200
tempe
ukuran 1
ons
2 19 Maret Tempe 86 orang 1. 320 1. Rp.
tempe 533.000
ukuran 2 2. Rp.
ons 160.000
2. 200
tempe
ukuran 1
ons
12
3 20 Maret Tempe 30 orang 1. 40 tempe 1. Rp.
ukuran 2 160.000
ons 2. Rp.
2. 200 67.000
tempe
ukuran 1
ons
4 21 Maret Tempe 86 orang 1. 320 1. Rp.
tempe 533.000
ukuran 2 2. Rp.
ons 160.000
2. 200
tempe
ukuran 1
ons
5 22 Maret Tempe 86 orang 1. 320 1. Rp.
tempe 533.000
ukuran 2 2. Rp.
ons 160.000
2. 200
tempe
ukuran 1
ons
6 23 Maret Tempe 86 orang 1. 320 1. Rp.
tempe 533.000
ukuran 2 2. Rp.
ons 160.000
2. 200
tempe
ukuran 1
ons
7 24 Maret Tempe 26 orang 1. 160 1. Rp.
tempe 128.000
ukuran 1
ons
8 Total 486 orang 1. 1.640 Rp. 3.820.000
ukuran

13
2 ons
2. 1.360
ukuran
1 ons

b. Netto

Modal keseluruhan dalam 7 hari = Rp. 2.463.000


Kerugian 5%/hari = Rp. 693.000 × 5% = Rp. 35.000
= Rp. 35.000 × 4 hari
= Rp. 140.000
= Rp. 128.000 × 5% = Rp. 6.500
= Rp. 227.000 × 5% = Rp. 11.000
Total keseluruhan dari kerugian = Rp. 157.500
Netto = Bruto ˗ kerugian = Rp. 3.820.000 ˗ Rp. 157.500
= Rp. 3.663.000
Untung = Netto ˗ Modal = Rp. 3.663.000 ˗ Rp. 2.463.000
= Rp. 1.199.500
Keterangan :
Kerugian di dapat dari tempe yang disetor ke kedai dan tidak ada
yang membeli sampai membuat tempe menjadi busuk. Dan
sistem dari penjualan ini, tempe busuk ini ditukar dengan tempe
yang belum masak.

BAB IV
PENUTUP
14
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa pabrik
rumahan atau usaha sendiri sangatlah menunjang untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat, serta dapat pula menciptakan manusia yang
kreatif, cerdas, inovatif, dan berusaha untuk maju, dan juga dapat
memberikan masukan kepada pembaca untuk dapat sekiranya
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Bukan hanya bergantung dari
pekerjaan yang disediakan saja, namun dapat berfikir luas untuk
berwirausaha dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru.

B. SARAN
Bagi masyarakat luas pada umumnya dan bagi para siswa khususnya,
bahwasannya kekayaan alam Indonesia sangatlah melimpah ruah,untuk
mencerdaskan anak bangsa serta mencukupi sebagian gizinya, kedelai
sangatlah besar manfaatnya.
Untuk itu diharapkan cara – cara yang telah disampaikan penulis
dalam makalah ini semoga dapat berguna bagi semua pembaca.

15

Anda mungkin juga menyukai