Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

KONVENSIONAL TEMPE

DISUSUN OLEH:

KELAS : IX G

NAMA ANGGOTA :

1. DYAH AYU PERMATASARI (08)


2. IIN SEPTIYANA (13)
3. RATNA PUTRI RISMADHANI (25)
4. SITI HERTINJUNG (29)
5. ZILDA RESTU HIDAYAH (33)
A. TUJUAN

Praktikum Bioteknologi Konvensional Tempe ini bertujuan untuk mengatahui


cara pembuatan tempe dengan baik dan benar dan karakteristik tempe kualitas yang
baik. Selain itu, praktikum ini juga bertujuan untuk Mengetahui bagaimana peranan
dari mikroorganisme Rhizopus Oryzae dalam proses pembuatan tempe ini juga
bermanfaat bagi praktikan untuk mengetahui cara pembuatan tempe yang baik dan
benar dan karakteristik tempe kualitas yang baik. Selain itu manfaat lainnya adalah
Hasil penulisan laporaan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara
teoritis maupun praktis. Secara teoritis, diharapkan dapat hasil penulisan laporan hasil
penelitian ini dapat memberikan kontribusi teori bagi penulisan laporan hasil penelitian
yang lain yang sejenis dengan judul laporan hasil penelitian ini.

Secara praktis, hasil penulisan makalah ini diharapkan juga dapat bermanfaat
sebagai berikut :

1. Menjadi bahan masukan berbagai pihak dalam menganalisis peranan


mikroorganisme Rhizopus Oryzae dalam proses pembuatan tempe
2. Menjadi sumber acuan bagi masyarakat atau siapapun yang hendak melakukan
penulisaan makalah dan ada kaitannya dengan pengaruh peranan
mikroorganisme Rhizopus Oryzae dalam proses pembuatan tempe serta
bagaimana proses pembuatan tempe.

.
B. Landasan Teori

Fermentasi merupakan suatu cara yang telah dikenal dan digunakan sejak lama
sejak jaman kuno. Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi
produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan
mikroba. Bioteknologi berbasis fermentasi sebagian besar merupakan proses produksi
barang dan jasa dengan menerapkan teknologi fermentasi atau yang menggunakan
mikroorganisme untuk memproduksi makanan dan minuman seperti: keju, yoghurt,
minuman beralkohol, cuka, sirkol, acar, sosis, kecap, dll (Nurcahyo, 2011).
Menurut Suprapti (2003) dalam Sukardi (2008) Tempe merupakan salah satu
hasil fermentasi kedelai yang sudah cukup dikenal sebagai makanan yang bermanfaat
bagi kesehatan. Tempe mengandung vitamin B12 yang biasanya terdapat dalam daging
dan juga merupakan sumber protein nabati selain sebagai sumber kalori, vitamin dan
mineral (Suprapti, 2003 dalam Sukardi, 2008).
Tempe merupakan olahan kedelai dengan fermentasi kapang Rhizopus. Kapang
yang sering digunakan dalam pembuatan tempe, adalah Rhizopus microsporus dan R.
oryzae. Kedua kapang tersebut mempunyai aktivitas enzim β-glukosidase berbeda.
Aktivitas enzim β-glukosidase R. microsporus var. chinensis lebih kuat daripada R.
oryzae (Purwoko et al., 2001 dalam Purwoko, 2004).
Proses pembuatan tempe dapat terbilang membutuhkan waktu yang cukup lama.
Hingga diperoleh hasil jadi tempe, waktu yang dibutuhkan yaitu minimal 24 jam dan
maksimal 72 jam. Lamanya proses pembuatan tempe karena proses fermentasi.
Fermentasi akan berlangsung baik dan cepat bila dibantu dengan kondisi suhu yang
optimal, jumlah ragi yang tepat dan pH yang asam (±4-5) (Widayati, 2002 dalam
Lumowa, 2014).
Waktu fermentasi memberikan pengaruh dalam kualitas produk suatu produk,
produk fermentasi adalah produk yang dapat diterima baik secara kenampakan, aroma
serta nutrisi yang dihasilkan. Fermentasi dibantu oleh mikroorganisme yang memiliki
fase hidu logaritmik. Sehingga untuk mendapatkan produk fermentasi yang terbaik
harus mengetahui fase pertumbuhan optimal dari mikroorganisme yang dimanfaatkan
tersebut (Darajat. 2014).
C. Alat dan Bahan
 Alat
1. Daun pisang
2. Baskom
3. Eblek
4. Tali dari bambu
5. Kompor
6. Kipas angin
7. Dandang
8. Sotel kayu
 Bahan
1. Ragi
2. Kedelai

D. Prosedur Kerja
1. Cucilah alat yang akan digunakan, kemudian keringkan.
2. Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian cuci
hingga bersih.
3. Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air
dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai dapat menyerap air sebanyak mungkin)
4. Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak kemudian, cuci atau bilas dengan
menggunakan air bersih
5. Kukus / rebus biji kedelai tersebut sampai empuk.
6. Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji tersebut pada tampah yang telah
dibersihkan, lalu diangin angin dengan kipas/kipas angin sambil di aduk hingga biji-
biji tersebut terasa hangat.
7. Taburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil siaduk-duk
supaya merata (1,5 gram ragi tempe untuk 2 kg kedelai).
8. Siapkan daun pisang atau kantong plasik atau daun jati untuk membungkus. Bila
kantong plastic yang digunakan sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil
pada kantong tersebut dengan menggunakan lidi atau garpu.
9. Masukkan kedelai yang telah diberi ragi tempe (RAPRIMA) kedalam pembungkus,
atur ketebalannya sesuai dengan selera.
10. Proses fermentasi kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua hari
atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.

Catatan :

1. Perhatikan kebersihan tempat kerja dan kebersihan peralatan kerja akan


meningkatkan kualitas tempe yang dihasilkan.
2. Suhu ruang yang lebih hangat mempercepat proses fermentasi jamur pada tempe.
E. Hasil Pengamatan

No Langkah kerja Gambar Hasil Pengamatan


1. Merendam kedelai

2. Melepas kulit biji


kedelai

3. Merebus biji
kedelai

4. Menuang kedelai
di eblek

5. Menabur kedelai
dengan ragi
6. Membungkus
kedelai dengan
daun pisang

7. Setelah
penyimpanan,
kedelai akan
menjadi tempe

F. Pembahasan

Tempe merupakan makanan yang terbuat biji kedelai atau beberapa bahan lain yang
diproses melalui fermentasi dari apa yang secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”. Lewat
proses fermentasi ini, biji kedelai mengalami proses penguraian menjadi senyawa sederhana
sehingga mudah dicerna.
Proses pembuatan tempe dapat terbilang membutuhkan waktu yang cukup lama.
Hingga diperoleh hasil jadi tempe, waktu yang dibutuhkan yaitu minimal 24 jam dan maksimal
72 jam. Lamanya proses pembuatan tempe karena proses fermentasi. Fermentasi akan
berlangsung baik dan cepat bila dibantu dengan kondisi suhu yang optimal, jumlah ragi yang
tepat dan pH yang asam (±4-5) .
Berdasarkan hasil pengamatan setelah dilakukan proses fermentasi, maka diketahui
bahwa secara umum dapat dikatakan berhasil. Proses pembuatan tempe menggunakan bahan
kacang kedelai berjalan dengan baik dimana hampir seluruh tempe kedelai yang dibuat berhasil
dimana memiliki aroma sedap dan misellium yang tumbuh merata.

G. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, maka diketahui bahwa proses pembuatan tempe yang
dilakukan berjalan dengan baik. Ini dikarenakan pemilihan bahan dan alat yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai