Anda di halaman 1dari 9

PEMBUATAN BIOETANOL (ALKOHOL) DARI SINGKONG

1. TUJUAN PERCOBAAN
Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana menghasilkan bioetanol dari
singkong serta melihat bagaimana pengaruh penggunaan ragi terhadap volume bioetanol
selama proses fermentasi.
2. LANDASAN TEORI
Bioetanol adalah cairan biokimia pada proses fermentasi gula dari sumber
karbohidratyang menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioeatanol yaitu etanol yang
dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilnjutkan dengan proses distrilasi. Proses
distrilasi dapat menghasilkan etanol dengan kadar 95 % volume untuk digunakan sebagi
bahan bakar (biofuel) perlu lebih dimurnikan mencapi 99 % yang alzim disebut fuel
grade ethanol (FGE).
Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar yang tidak beracun dan cukup ramah
lingkungan serta dihasilkan melalui proses yang cukup sederhana yaitu melaui proses
fermentasi menggunakan mikrobia tertentu. Bioetanol sebagai bahan bakar memiliki nilai
oktan lebih tinggi dari bensin sehingga dapat meghasilkan timbal (Pb) pada saat
pembakaran. Bioetanol adalah salah satu energi alternatif yang dipertimbangkan sebagai
pengganti bahan bakar atau pensubsitusi minyak bumi. Penggunaan bioetanol sebagai
bahan bakar atau substituent akan menurukan emisi gas berbahaya (CO, NO dan SO2)
dan menghasilkan gas rumah kaca yang sangat rendah bila dibandingkan dengan
pembakaran minyak bumi. Menurut artikel di bisnis indonesia (25 desember 2013)
populasi kendaran di Indonesia tidak kurang dari 100 juta unit dari jumlah tersebut 80
juta unit adalah sepeda motor.
Pertumbuhan kendaraan bermotor diindonesia, khusus nya sepeda motor
melonjak secara signitifikan pada tahun belakangan dengan pertumbuhan eksponensial.
Hal ini berakibat pada kebutuhan BBM yang meningkat pula dengan kondisi seperti ini
dimana BBM semakin lama semakin menipis, bioetanol berpotensi menjadi bahan bakar
alternatif pengganti bensin dengan keunggulannya seperti pembakaran lebih sempurna,
mengurangi emisi karbon monoksida dan lain nya.
Indonesia memiliki 60 jenis tanaman yang berpotensi menjadi sumber energi
BBN. Bioetanol dapat dihasilkan dari bahan bergula (molasses, aren dan nira lain), bahan
berpati (singkong, jagung, sagu, dan jenis umbi lainnya), dan bahan berserat
(lignoselulosa). Salah satu bahan pokok yang baik digunakan untuk menghasilkan
bioetanol adalah singkong/ubi kayu. Namun pada saat ini Badan Ketahanan Pangan
Kementerian Pertanian Indonesia sedang mengadakan program “Mengangkat Gengsi
Singkong untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Alternatif” sehingga singkong lebih
diutamakan untuk persediaan bahan pangan.
Tumbuhan ubi kayu (Manihot utilissima Pohl.) merupakan tanaman pangan
berupa perdu dengan nama lain ketela pohon, singkong, atau cassava, ubi kayu atau
singkong berasal dari Brazil, Amerika Selatan, menyebar ke Asia pada awal abad ke-17
dibawa oleh pedagang Spanyol dari Mexico ke Philipina. Kemudian menyebar ke Asia
Tenggara, termasuk Indonesia.Singkong merupakan bahan pangan yang banyak
diproduksi di Indonesia. Di Indonesia, ubi kayu dinilai sebagai sumber karbohidrat yang
paling potensial untuk diolah menjadi bioetanol. Hal ini karena ubi kayu memiliki daya
tahan yang tinggi terhadap penyakit, dapat diatur waktu panennya serta dapat tumbuh di
tempat yang kurang subur. Namun, kadar patinya tergolong rendah (30%) dibandingkan
dengan jagung (70%).
Singkong sangat potensial untuk diolah menjadi tepung. Ditinjau dari segi
komposisi kimia nya, singkong mengandung 1,57 g protein, 1,06 g lemak, 21,10 g serat
dan 1,10 g abu. Serat pada serat yang berligneselulosa mengandung selulosa (36,6%),
hemiselulosa (21,3%) dan lignin (17,3 %). Hemiselulosa pada singkong adalah
komponen terbesar kedua setelah selulosa. Hemiselulosa merupakan heteropolisakarida
yang tersusun atas satuan satuan gula pentosa dan hektosa.
3. METODE PERCOBAAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sejak awal, persiapan dilakukan
dengan mempersiapkan banyak alat dan bahan, Kemudian kegiatan selanjutnya dilakukan
eksperimen dengan cara memasak adonan yang terdiri dari bahan singkong dan kemudian
dilakukan observasi terhadap pembentukan bioetanol selama proses eksperimen tersebut.

ALAT dan BAHAN


 Kompor pemanas
 Talenan
 Penyaring
 Pisau
 Panci
 Sendok
 2 botol plastik
 Kaleng
 Selang
 Toples plastik
 Plastisin
 Plastik dan karet pengikat
 Singkong
 Ragi tape
 Aquades
 Es batu

4. PROSEDUR KERJA
1) Kupas singkong segar, semua jenis dapat dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah
berukuran kecil-kecil.
2) Kemudian tambahkan air secukunya dan masak di kompor, sampai ubi menjadi
bubur atau mengental. Dinginkan tepung yang sudah menjadi jel,
3) Haluskan ragi dan Campurkan jel dengan ragi tersebut sampai merata.
4) Tuangkan jel tersebut pada toples lalu tutup dengan rapat.
5) Persiapkan alat destilasi sedernaha yaitu dengan 2 botol dan 1 selang
6) Setelah itu, masukkan ke dalam plastik supaya lebih mudah memasukkan ke
dalam botol
7) Setelah di masukkan ke dalam botol, tunggu 4 hari untuk proses fermentasi
8) Setelah 4 hari, saring singkong yang telah didiamkan, untuk mendapatkan patinya
9) hasil fermentasi ubi ke dalam kaleng kosong
10) Setelah itu siapkan wadah kosong, yang sudah dibolongkan sisi kanan dan kiri
untuk di masukkan selang
11) Lalu masukkan es ke dalam wadah.
12) kemudian kita rangkai selang ke bawah sampai ke penampungan bioetanol nya.
13) Setelah itu lakukan destilasi sederhana dengan memanaskan kaleng yang sudah di
isi ubi jel
14) Kemudian tunggu hingga alkohol diperoleh

5. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil
Perlakuan Hasil
Singkong yang telah di cacah, dipanaskan hingga
menjadi jel, atau mengental
Campurkan rebusan singkong dengan ragi yang
telah di haluskan

Masukan rebusan singkong yang telah di campur Jangan lupa ikat ujung plastiknya
dengan ragi kedalam plastik, agar mempermudah
untuk memasukkannya ke dalam botol.
Gunting ujung plastik, lalu masukkan singkong
kedalam botol

Rakit alat destilasi, lalu diamkan hingga 4 hari.


Setelah 4 Hari, saring singkong

Pati singkong yang telah disaring, dimasukkan ke


dalam kaleng bekas, lalu rakit alat destilasi
selanjutnya

Panaskan pati, lalu tunggu hingga alkoholnya


keluar
Lakukan uji kemampuan bakar

5.2 Pembahasan
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dengan menggunakan
keadaan yang disebut dengan anaerobik. Anaerobik dapat diartikan sebagai "tanpa
udara" atau tanpa oksigen, teman-teman. Kata anaerobik ini berlawanan dengan kata
aerobik atau proses biologis yang terjadi di mana ada oksigen yang terlarut. Sebab itu
dalam keadaan anaerobik, tidak ada udara atau oksigen bebas yang terlibat dalam
proses tersebut. Saat fermentasi berlangsung, terjadi proses berubahnya karbohidrat
seperti pati atau gula menjadi alkohol, asam, atau gas.

Pembuatan bietanol (alkohol) dari singkong dimulai dengan mempersiapkan


semua alat dan bahan yang diperlukan. Terlebih dahulu singkong dikupas dan
dibersihkan, lalu di cacah untuk selanjutnya dibus. Singkong yang telah direbus,
dicampurkan dengan ragi. Dalam proses fermentasi, ragi akan memecah gula menjadi
dua bentuk, yaitu alkohol dan karbon dioksida. Karbon dioksida ini akan membentuk
gelembung-gelembung di permukaan makanan atau minuman yang difermentasi.
Setelah itu dimasukkan ke dalam botol, lalu tutup botol di beri plastisin dengan tujuan
agar udara tidak masuk selama proses fermentasi.
Proses fermentasi berlangsung dalam keadaan anaerobik atau tanpa udara, Kenapa
dalam proses fermentasi tidak membutuhkan udara? Padahal ada mikroorganisme
yang mengubah glukosa menjadi alkohol atau asam. Ternyata saat ada oksigen
terlibat dalam proses ini, asam piruvat akan memasuki serangkaian reaksi kimia yang
dapat berlanjut ke rantai atau proses pernapasan. Sedangkan jika tidak ada oksigen
yang terlibat dalam proses fermentasi, asam purivat akan memecah gula menjadi
karbon dioksida atau zat lain, tergantung dengan sel atau ragi yang digunakan.
Setalah itu, singkong didiamkan selama 4 hari, Setelah 4 hari, singkong yg telah
didiamkan di saring untuk mendapatkan pati singkongnya. Kemudian dirakit alat
destilasi sederhana selanjutnya, yaitu kaleng bekas, wadah tempat es batu, selang, dan
wadah untuk bioetanol dan alkolohnya. Selang dikenai es batu, dengan tujuan untuk
menetralkan suhu dari bioetanol yang keluar dari kaleng bekas. Setelah itu pati
dipanaskan lalu tunggu hingga bioetanolnya keluar. Langkah selanjutnya adalah uji
kemampuan bakar, hal ini dilakukan untuk menguji bioetanol yang dihasilkan, apakah
mampu menjadi bahan bakar atau tidak. Bioetanol yang dihaasilkan pada proses ini
sekita 30 ml, dan mampu nghasilkan api setelah melalui uji bakar.

6. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yaitu untuk menguji bioetanol dari campuran singkong
sebanyak 2 kg secara fermentasi dengan menggunakan ragi tape sebanyak 4 biji
diperoleh sebanyak 30mL Bioetanol ( Alkohol). Dimana pada percobaan yang telah
dilakukan proses fermentasi dan proses destilasi berjalan dengan lancar. Salah satu
faktor yang bisa menyebabkan kegagalan atau error pada saat dilakukan proses
fermentasi adalah dikarenakan adanya udara yang masuk kedalam botol. Hal ini dapat
terjadi karena botol yang digunakan pada saat proses fermentasi berlangsung tidak
kedap udara oleh karena itu pada percobaan ini plastisin digunakan untuk menutup
permukaan botol agar kedap udara.

Anda mungkin juga menyukai