SPEKTROFOTOMETRI”
DISUSUN OLEH :
DINAS PENDIDIKAN
SMKN 1 GUNUNGPUTRI
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN REKAYASA
Menyetujui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui dan Mengesahkan
Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
PT. RIASIMA ABADI FARMA
Jl. Mercedez Benz, Desa Cicadas kecamatan Gunungputri kabupaten Bogor
Nama : SHAREN ANGGITA
NIS : 101604699
Program Keahlian : Kimia Industri
Disahkan pada tanggal :………………………………
Nilai Laporan
• Baik Sekali
• Baik
• Cukup
• Kurang
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya yang telah memberikan banyak kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Pelaksanaan Prakerin. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang
saya peroleh selama melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN). Laporan ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas dari sekolah yang mana sebagai syarat kelulusan. Laporan ini
disusun atas apa yang telah penulis laksanakan selama mengikuti Prakerin di PT. Riasima
Abadi Farma yang telah penulis laksanakan selama dua bulan terhitung mulai tanggal 05
September 2017 s/d 04 November 2017.
Dengan ini saya menyadari bahwa laporan ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa
adanya bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya
banyak mengucapkan terimakasih kepada semua karena telah membantu saya selama
melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) maupun dalam penyusun laporan ini.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada :
1. Kepada Allah SWT
2. Kepada kedua orangtua saya yang selama ini mendukung dan selalu mendo’akan saya
3. Bapak Drs. Cucu Salman, S.Ag., M.Pd selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Gunungputri
4. Ibu Desi Ariani, S.Si selaku Kepala Jurusan Kimia Industri SMKN 1 Gunungputri
5. Ibu Sri Marlina Nurdiani, ST selaku pembimbing prakerin
6. Ibu Ida Nurhandayani, S.Pd selaku pembimbing prakerin
7. Ibu Frisca Casuariana, S.Hum selaku wali kelas dari penulis laporan
8. Bapak Hifni Machmud selaku General Manager
9. Bapak Edward Wijaya Setiawan selaku Wakil General Manager
10. Bapak Said Alban Hasibuan selaku Kepala Produksi
11. Bapak Dodi Rosadi selaku Kepala Bagian Gudang dan Kepala Bagian Umum
12. Ibu Retno Iriyanti, S.Farm.Apt selaku APJ Quality Control dan pembimbing prakerin
di industri
13. Ibu Marlina Setiani selaku Officer Quality Assurance
14. Ka Delia Ayu Karisma selaku pembimbing di QC
15. Ka Feni Eka Putri selaku pembimbing di QC
16. Seluruh karyawan/karyawati di Pt. Riasima Abadi Farma
iv
Saya menyadari bahwa dengan segala keterbatasan, laporan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun
sangat saya harapkan dalam rangka menyempurnakan laporan ini..
Akhir kata, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan
laporan ini terdapat banyak kesalahan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
v
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................... vi
3.1.3 Jenis spektrofotometri yang digunakan di PT. Riasima abadi farma ......................19
vi
3.4 Prosedur Kerja ................................................................................................................27
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................33
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
a. Tercantum pada UU. No. 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional yaitu untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan
bagi peranannya dimasa yang akan datang.
b. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah yang
bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan social, budaya, alam sekitar,
dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembanan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta kebudayaan.
1
c. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam
Pendidikan Nasional.
d. Keputusan Menteri No. 0490/1993 tentang Kurikulum SMK yang berisi bahwa
“Dalam melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu Pendidikan di
dalam Sekolah dan Pendidikan di luar Sekolah.
e. Didalam lampiran keputusan MENDIKBUD tentang kurikulum 1994 SMKTA yaitu
dokumen landasan, program, dan pembangunan kurikulum 1994 SMKTA, disebutkan
bahwa peningkatan mutu dan relevasi Pendidikan Menengah Kejuruan diarahkan
untuk mengembangkan suatu system yang utuh dan mantap sehingga terdapat
kesinambungan antara dunia Pendidikan dan dunia Kerja.
2
11. Agar para siswa mampu mempelajari, memahami, memantapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah diperolehnya dari sekolah dandapat
menerapkannya langsung di lapangan kerja.
12. Agar siswa mampu mengembangkan dasar-dasar teori yang didapatkan dari sekolah
yang berhubungan dengan hasil prakerin.
13. Agar siswa dapat menuangkan pikiran ke dalam tulisan yang dapat diuji
keilmiahannya.
14. Agar siswa mampu mencari alternatif pencerahan masalah kejuruan sesuai dengan
program studi yang dipilih dari pelaporan.
15. Memberikan alternatif pemecahan masalah kejuruan dengan lebih luas dan mendalam.
16. Untuk menyimpulkan peningkatan wawasan dan pengetahuan siswa angkatan
berikutnya.
17. Untuk menerapkan gambaran yang seharusnya dalam melaksanakan praktek kerja
industri sampai dimana pengetahuan atau kemampuan dalam mengikuti praktek kerja.
18. Untuk menyimpulkan data, guna kepentingan pribadi siswa.
19. Untuk memantapakan siswa dalam pengembangan atau penerapan pelajaran sekolah
dari hasil prakerin.
20. Untuk melatih dan mengingatkan keterampilan siswa dalam membuat karya tulis.
21. Mengumpulkan data, guna kepentingan sekolah dan khususnya penulis sendiri dan
juga untuk menunjang peningkatan pengetahuan siswa tingkat selanjutnya.
3
BAB II
PROFIL INDUSTRI
4
Misi PT. RIASIMA ABADI FARMA
Memproduksi dan atau menjual bahan baku aktif obat dengan kualitas dan harga yang
kompetitif ditingkat nasional, serta menambah jenis bahan baku yang dapat diproduksi
sendiri (para aminofenol-paracetamol; guaiacol-Glyseril Guaiakolat)
PARACETAMOL
Paracetamol merupakan obat sintetik yang berasal dari derivat aniline (acetanilin)
yang memiliki efek analgesik dan antipiretik dan dapat digunakan baik secara oral
maupun parenteral. Paracetamol sudah lebih dari 60 tahun digunakan sebagai obat
demam, flu serta gejalanya seperti sakit kepala, nyeri otot dan persendian. Sudah banyak
industri farmasi yang memformulasikan paracetamol sebagai bahan aktif obat yang
digunakan untuk lebih dari ratusan merek dagang. Contoh merk dagang paracetamol
antara lain: Panadol, biogesik, cetapain, eterfix, farmadol, fevrin, ikacetamol, kamolas,
moretic, pehamol, naprex, nofebril, ottopan, pamol, praxion, pyrexin, pyridol, sanmol,
sumasgetic, tamoliv dan tempra. Hingga saat ini permintaan akan paracetamol dipasaran
dunia terus meningkat.
PT Riasima Abadi Farma ikut serta dalam penyediaan bahan baku aktif obat
Paracetamol baik untuk kebutuhan dalam negeri. Paracetamol merupakan produk utama
dari PT Riasima Abadi Farma dengan kapasitas produksi mencapai 100 ton per tahun.
5
SALICYLAMID
GUAIFENESIN
6
Spesifikasi Produk
PARACETAMOL
SALICYLAMID
7
GUAIFENESIN
Bisnis utama PT Riasima Abadi Farma (PT RAF) adalah menghasilkan bahan baku
farmasi yang sangat dibutuhkan dalam pembuatan obat-obatan. Dalam menjaga mutu
dan kualitas produk sesuai standar yang dipersyaratkan BOPM (Badan Pengawas Obat
dan Makanan), PT RAF menerapkan quality control yang ketat. Hal ini dilakukan untuk
menjamin produk PT RAF merupakan produk unggulan yang dapat dipercaya.
8
2.3 Struktur Organisasi PT. RIASIMA ABADI FARMA
DIREKTUR
KEPALA
PABRIK WAKIL KEPALA
(Hifni PABRIK
Machmud) (Edward Wijaya)
2. Edi
Sukirno Umum
Officer QA Officer QC Officer Teknik 1. Wiji
Produksi 2. Endang
1. Madyo 3. Tanwir
(Marlina (Delia Ayu (Damar Mukti) Sucipto
Setiani) Karisma) Security
2. Dedih 1. Edi P
2. A. Khoer
Ruswandi 3. Rudi
Analis QC Operator
1. Sabiriyadi 4. Haryono
(Feni Eka P) 2. Rahmat 5. Budi
3. H. Madali 6. Teddy
4. Kohar
5. Endang Z
9
BAB III
PELAKSANAAN PRAKERIN
10
Obat anti-Inflamasi non steroid (OAINS) adalah sekelompok besar obat yang
memilki sifat anti-inflamasi, antipiretik, dan analgesik dengan derajat yang
bervariasi. Obat golongan ini menghambat 2 enzim siklo-oksigenase (COX-1dan
COX-2) yang di perlukan untuk sintesis prostaglandin (yang meningkatkan
inflamasi dan menyebabkan nyeri). OAINS dapat di klasifikasikan berdasarkan
kekuatannya. Parasetamol termasuk dalam OAINS lemah. Parasetamol ini analgesik
yang lebih lemah dari pada aspirin, dan tidak mempunyai efek anti-inflamasi. Obat
ini tidak mengiritasi lambung dan dapat diberikan secara aman pada pasien dengan
riwayat dispepsia atau tukak lambung. Sediaan elixir parasetamol untuk anak-anak
lebih disukai dari pada aspirin.
Parasetamol dikenal juga dengan nama Asetaminofen. Obat ini memiliki khasiat
yang sama seperti aspirin tetapi lebih aman bagi lambung. Analgesik Asetaminofen
(derivat-para-fenol) adalah obat tanpa resep yang populer yang di pakai oleh bayi,
anak-anak, dewasa, dan orang lanjut usia untuk nyeri, rasa tidak enak dan demam.
Hampir semua obat sakit kepala atau demam yang berada di pasaran menggunakan
zat aktif praseamol ini. Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat
menimbulkan gangguan pada ginjal dan hati. Kata asetaminofen dan parasetamol
berasal dari singkatan nama kimia bahan tersebut: Versi Amerika yaitu N-asetil-
para-aminofenol Asetominofen dan Versi Inggris yaitu para-asetil-amino-fenol
Parasetamol.
Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara
bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit
menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Parasetamol itu aman
terhadap lambung juga merupakan Analgesik pilihan untuk ibu hamil maupun
menyusui. Tapi bukan berarti parasetamol tidak mempunyai efek samping. Efek
samping parasetamol berdampak ke liver atau hati. Parasetamol bersifat toksik di
hati jika digunakan dalam dosis besar.
11
metabolisme dalam hati. Waktu puncak bagi asetaminofen terjadi dalam 2 jam dan
waktu paruhnya 3 jam.
Parasetamol (Panadol, Tylenol) adalah obat anti nyeri dan anti demam paling
banyak digunakan karena pada takaran biasa bersifat aman, tanpa memberikan efek
samping, juga aman bagi anak kecil dan wanita hamil apabila dimakan dalam waktu
singkat. Daya kerja parasetamol hampir sama kuatnya dengan asetosal dan lama
kerjanya cenderung lebih singkat.
Molekul : 151,16
12
6) Larut dalam air, alkohol, aseton, gliserol, propylene glycol, gliserol,
kloroform, metil alkohol, dan hidroksida alkali, tak larut dalam benzena dan
eter.
7) Stabil pada pH > 6, dan tidak stabil pada pH asam atau pada kondisi alkaline
8) Ikatan jenuh mudah putus, menjadi asam asetik dan p-aminophenol.
Sifat kimia dari parasetamol yaitu:
1) Senyawa turunan benzena tersubstitusi oleh 2 gugus fungsi yaitu hidroksil dan
amida( acetamida/ ethenamida )
2) Tersusun dari senyawa N-acetyl-para-aminophenol dan para-acetyl-amino-
phenol.
Kaitan Sifat Fisis, kimia & Gugus Fungsi dengan Fungsi Paracetamol
2. Metabolisme
Paracetamol terutama dimetabolismekan melalui konjugasi di hati dengan
mengubahnya menjadi senyawa yang tak aktif melalui konjugasi dengan sulfat
dan glucuronide kemudian diekskresikan melalui ginjal. Sedangkan sebagian
kecil, dimetabolismekan dengan bantuan enzim sitokrom P450. Parasetamol
berupa serbuk hablur putih, tidak berbau dan memiliki rasa yang sedikit pahit
dengan titik lebur 169-170.5 . Parasetamol mudah larut ke dalam air mendidih,
sangat mudah larut dalam chloroform, larut dalam etanol, metanol, dimetil
formamida, aseton dan etil asetat, namun praktis tidak larut dalam benzen.
13
gelombang 257 nm (A11=715a) sedangkan pada inframerah memperlihatkan
puncak pada 1506, 1657, 1565, 1263, 1227, 1612 cm−1.
Kegunaan Paracetamol
14
Paracetamol telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk sediaan, teblet
chewable, eliksir, drops dan suspensi drops yang dikemas khusus untuk bayi dan
anak-anak. Umumnya obat ini diberikan untuk meringankan gejala demam,
nyeri, dan rasa tak nyaman karena masuk angin, flu, atau karena imunisasi dan
pertumbuhan gigi.
15
• Orang dengan penyakit gangguan liver sebaiknya tidak menggunakan obat
ini.
• Konsultasikan dengan dokter sebelum mengkombinasi parasetamol dengan
obat-obat NSAID, antikoagulan (warfarin), ataupun kontrasepsi oral.
• Penggunaan parasetamol bersama alkohol dapat meningkatkan toksisitas
hati.
• Konsumsi vitamin C dosis tinggi dapat meningkatkan kadar parasetamol
dalam tubuh.
16
Jenis-jenis Spektrofotometri
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis
➢Berdasarkan teknik optika sinar yaitu :
1) Single-beam spectrophotometer (spektrofotometer berkas tunggal)
Sesuai namanya, spektrofotometer jenis ini hanya memiliki satu berkas
sinar, sehingga dalam pengukuran sampel dan larutan blanko harus
dilakukan secara bergantian dengan sel yang sama. Jadi pertama kita
mengukur absorbansi larutan re-zero, lalu ganti larutan blanko dengan
sampel. Skemanya seperti ini :
17
➢ Berdasarkan sumber cahaya yang digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Spektrofotometri Vis (Visible)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energy
adalah cahaya tampak (Visible). Cahaya visible termasuk spectrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang
gelombang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang
dapat dilihat oleh mata manusia, maka sinar tersebut termasuk kedalam
sinar tampak (Visible).
2) Spektrofotometri UV (Ultra Violet)
Berbeda dengan spektrofotometri Visible, pada spektrofometri UV
berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang
gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu
deuterium. Deuterium disebut juga heavy hydrogen. Dia merupakan isotop
hydrogen yang stabil tang terdapat berlimpah dilaut dan didaratan.
Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata manusia maka
senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang
tidak memiliki warna, bening dan transparan.
3) Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV
dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber
cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih
canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV
dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.
Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan
paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan
baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna. Spektroskopi
ultraviolet-visible atau spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis atau
UV / Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat. Ini
berarti menggunakan cahaya dalam terlihat dan berdekatan (dekat
ultraviolet (UV) dan dekat dengan inframerah (NIR)) kisaran. Penyerapan
dalam rentang yang terlihat secara langsung mempengaruhi warna bahan
kimia yang terlibat. Di wilayah ini dari spektrum elektromagnetik, molekul
mengalami transisi elektronik. Teknik ini melengkapi fluoresensi
18
spektroskopi, di fluoresensi berkaitan dengan transisi dari ground state ke
eksited state.
Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu :
Spesifikasi alat :
• Merk : Shimadzu
• Type : UV 1800
• Tahun : 2013
• Tahun kalibrasi : 16-12-2016
19
a) Pengertian spektrofotometri UV-VIS
Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah
ultraviolet (200-400 nm) dan sinar tampak (400-800 nm) oleh suatu senyawa.
Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu
promosi elektron-elektron dari orbital dasar yang berenergi rendah ke orbital
tereksitasi yang berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya uv atau
cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron. Molekul- molekul
yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron, akan menyerap
pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi
lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang.
Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna)
mempunyai elektron yang lebih mudah dipromosikan dari pada senyawa yang
menyerap pada panjang gelombang lebih pendek (Herliani, 2008).
Absorpsi spektrofotometri UV-Vis adalah istilah yang digunakan ketika
radiasi ultraviolet dan cahaya tampak diabsorpsi oleh molekul yang diukur.
Alatnya disebut spektrofotometer UV-Vis. Spektrofotometer UV-Vis (Ultra
Violet-Visible) adalah salah satu instrumen yang digunakan dalam menganalisa
suatu senyawa kimia. Spektrofotometer digunakan karena kemampuannya
dalam menganalisa banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal
preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa
(Herliani, 2008).
20
• UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi
monokromator.
• Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR.
2. Monokromator
Sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang
berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis.
Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalan gratting atau
lensa prisma dan filter optik. Jika digunakan grating maka cahaya akan
dirubah menjadi spektrum cahaya. Sedangkan filter optik berupa lensa
berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai dengan warnya lensa
yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam satu alat yang
digunakan sesuai dengan jenis pemeriksaan. Pada gambar di atas disebut
sebagai pendispersi atau penyebar cahaya. dengan adanya pendispersi
hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan panjang gelombang tunggal
yang mengenai sel sampel. Pada gambar di atas hanya cahaya hijau yang
melewati pintu keluar. Proses dispersi atau penyebaran cahaya seperti yang
tertera pada gambar.
21
4. Detektor
Menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya
menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :
22
d) Kegunaan spektrofotometri UV-VIS
23
e) Hukum Lambert-Beer
Hukum Lambert-Beer (Beer`s law) adalah hubungan linearitas antara
absorban dengan konsentrasi larutan sampel. Konsentrasi dari sampel di dalam
larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang
tertentu dengan menggunakan hokumLambert-Beer.Hukum Lambert-Beer
terbatas karena sifat kimia dan faktor instrumen. Penyebab non linearitas
(Dachriyanus, 2004):
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan
elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron
ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya
inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu
molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron
terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio.
24
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi
suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel
disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya
mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian
lagi akan diteruskan.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang
mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang
dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan cahaya
setelah melewati materi (sampel)).
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-
beer atau Hukum Beer, berbunyi:“jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet,
inframerah dan sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu
larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal
larutan”.
25
3.2 Alat Kerja
3.2.1 Alat Pelindung Diri (APD)
a. Masker
26
i. Labu takar 100 ml
j. Ball pipet
k. Neraca teknis
l. Tissue
m. Kertas saring
n. Wadah buangan
o. Kuvet
p. SpektrofotometriUV-VIS
27
• Tambahkan kembali aquades sampai tanda batas, lalu seca dan tera
• Lakukanlah pengenceran dengan mempipet 2 ml dari larutan tersebut
kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml
• Tambahkan aquades ¼ volume dan kocok agar homogen, lalu
tambahkan lagi aquades sampai tanda batas. Kemudian seca dan tera.
c. Larutan sampel parasetamol
• Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan ( labu takar, beaker
glass, pipet volumetrik, standar parasetamol, methanol, aquades, kaca
arloji, corong, pipet tetes, kertas serap, ultrasonic)
• Timbang sampel parasetamol menggunakan timbangan analitik
sebanyak 0,06 gram
• Masukan parasetamol dengan menggunakan corongf kedalam labu
takar 250 ml, lalu bilas menggunakan aquades
• Pipet 5ml methanol lalu masukan kedalam labu takar
• Tambahkan aquades ¼ volume kemudian masukan kedalam
ultrasonic agar homogen
• Tambahkan kembali aquades sampai tanda batas, lalu seca dan tera
• Lakukanlah pengenceran dengan mempipet 2 ml dari larutan tersebut
kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml
• Tambahkan aquades ¼ volume dan kocok agar homogen, lalu
tambahkan lagi aquades sampai tanda batas. Kemudian seca dan tera.
28
b. PHOTOMETRIC
1. Klik spectrum
2. Klik Edit → Method
3. Pilih wavelenght type : point, isi parameter wavelenght (nm) dengan
panjang gelombang analisis, klik Add. Jika ada dua atau tiga
panjang gelombang isi wavelenght dengan panjang gelombang yang
ingin dihapus lalu klik remove. Klik next
4. Pilih type pengukuran yang diinginkan (Raw data atau Kinetics)
4.1 RAW DATA
Jika hanya ingin mengetahui nilai absorbansi sampel pada
panjang gelombang tertentu pada type klil Raw Data
4.1.1 klik next→ next→ isi data file dengan nama sample →
Finish
4.1.2 klik close
4.1.3 pada sample table isi sample ID dengan nama sampel
yang akan diukur (tekan tanda panah ke bawah pada
keyboard untuk mengisi sample ID pada baris
berikutnya)
4.1.4 masukkan kuvet yang berisi larutan blanko ke sisi
reference dan sisi sample
4.1.5 klik Autozero untuk mengenolkan sinyal
4.1.6 masukkan kuvet berisi laruta sample ke sisi sample
4.1.7 klik read unk
5. Untuk menyimpan file, klik file, klik save as, isi nama filenya, klik
save
6. Untuk menyimpan method, klik file → save as, isi nama file
datanya, pada save as type pilih method file (*smd), klik save
7. Untuk mencetak kurva standard, standard table dan sample tabel
klik pada graph, lalu print
7.1 KINETICS
7.1.1 klik kinetics
7.1.2 klik edit → method
7.1.3 isi parameter yang diinginkan (satuan waktu, total waktu,
dll)
29
7.1.4 masukan laruta blanko ke sisi reference dan sisi sampel,
klik autozero
7.1.5 masukan larutan sample ke sisi sample, lalu klik start
7.1.6 tunggu hingga proses selesai
7.1.7 untuk menampilkan hasil, klik operation, pilih parameter
yang diinginkan
7.1.8 untuk menyimpan file, klik file, klik save as, isi nama
filenya, klik save
7.1.9 untuk mencetak, klik windows, klik report generator
7.1.10 klik file, klik open. Pilih file format laporan yang
diinginkan, klik open. Klik file, klik print. Klik OK.
Laporan akan langsung tercetak.
c. SHUT DOWN
1. Klik Disconnect
2. Tutup semua menu di UV-probe
3. Matikan CPU, monitor dan printer
4. Pada UV-1800 tekan RETURN □ ENTER hingga kembali ke mode
menu
5. Matikan UV-1800, masukan kembali silikagel ke dalam
kompartemen sampel
6. Matikan UPS atau stabilizer
𝐀𝐮×𝐖𝐬× 𝟏𝟎𝟎%
Kadar = 𝐀𝐬×𝐖𝐮
30
3.5 Gambar Kerja ( flowchart )
Membuat larutan
Menyiapkan alat dan blanko, larutan standar
Menyiapkan alat
bahan yang akan parasetamol, dan
spektrofotometri
digunakan larutan sampel
parasetamol
31
Gambar 3.5 grafik standar kurva
3.6.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum penetapan kadar parasetamol metode spektrofotometri UV-
VIS didapat kadar parasetamol :
AIP8727P (simplo) : 100%
AIP8727P (duplo) : 100%
AJP8728P (simplo) : 111,82%
AJP8728P (duplo) : 111,82%
Dengan kriteria penerimaan kadar adalah lebih dari 98%, maka kadar
paracetamol dari data analisa tersebut di atas sesuai dengan Farmakope Indonesia.
Setelah kita memperoleh parasetamol dengan keadaan baik parasetamol
tersebut pun siap untuk dikemas dan didistribusikan ke konsumen. Apabila kita
memperoleh parasetamol yang tidak baik maka kami melakukan observasi
terhadap proses yang dilakukan dalam membuat parasetamol apakah prosedur
tersebut sudah dilaksanakan dengan benar atau belum, dan parasetamol yang
tidak baik tersebut akan diolah kembali sampai mendapatkan hasil kadar yang
baik.
3.6.3 Kesimpulan
Selama saya melakukan praktikum di PT. Riasima Abadi Farma, data kadar
parasetamol yang diperoleh dalam keadaan baik dan sesuai dengan Farmakope
Indonesia.
32
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan Prakerin ini, sangat banyak pengalaman dan ilmu
pengetahuan yang kami dapatkan. Jika di sekolah kita diajarkan bermacam-macam teori
kejuruan, maka ketika prakerin, teori itu akan digunakan sebagai dasar dalam
melaksanakan suatu kegiatan (Praktek). Pada intinya, kegiatan Prakerin sangat berguna
untuk mengembangkan apa yang diajarkan di sekolah. Prakerin bisa disebut sebagai
pelengkap dan proses pematangan atau pemantapan kelak saat sudah berkecimpung
dalam dunia kerja.
4.2 Saran
Kami sadar dalam melaksanakan kegiatan Prakerin ini masih banyak kekurangan.
Namun kami telah berusaha melaksanakannya secara maksimal. Selain itu, laporan
Prakerin ini juga masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran yang membangun
sangat kami perlukan guna memperbaiki laporan yang masih jauh dari sempurna ini.
33
DAFTAR PUSTAKA
http://robiatuladawiah123.blogspot.co.id/2013/07/parasetamol_5.html
http://organiksmakma3b30.blogspot.co.id/2013/04/spektrofotometri.html
http://anekakimia.blogspot.co.id/2011/06/instrumen-kimia-uv-vis.html
http://wahyuriyadi.blogspot.com/2009/07/macam-spektrofotometri-dan-perbedaannya html.
http://www.scribd.com/doc/25536927/Spektrofotometri-Spektrofotometer-UV-Vis
http://wahyuniieka.blogspot.co.id/2013/10/spektrofotometri_26.html?m=1
http://antonchemical.blogspot.co.id/2013/01/spektrofotometri.html?m=1
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Salicylamide
http://www.chemnet.com/cas/my/55836-69-6/3-ethoxybenzamide.html
http://m.chemicalbook.com/ChemicalProductProperty_DE_CB1743199.htm
https://www.google.co.id/search?q=gambar+spektrofotometer+uv+vis&dcr=0&tbm=isch&tb
o=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwibxZapkoTXAhVGo5QKHUzoDM8QsAQIKQ&b
iw=1632&bih=747#imgrc=z1IA-NP6X6JC8M:&spf=1508672358736
http://mulashadr.blogspot.co.id/2017/04/definisi-spektrofotometri-uv-vis-dan.html
34