PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran pada SMKN 1 Bayah dirancang sebagaimana pembelajaran
pada SMK lainnya. Yaitu pembelajaran dengan pendekatan berbasis pada standar
kompetensi kerja pada dunia usaha dan dunia industri.
Pada dasarnya Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah suatu model
penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara utuh dan terintegrasi
kegiatan belajar siswa disekolah dengan proses penguasaan keahlian kejuruan
melalui bekerja langsung dilapangan kerja. Metode tersebut dilaksanakan dalam
rangka peningkatan mutu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mencapai
relevansi antara pendidikan dan kebutuhan tenaga kerja.
Setelah melaksanakan prakerin diharapkan siswa meningkatkan keahlian
profesionalnya sehingga mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dunia kerja.
Sehingga pada akhirnya memiliki kemampuan beradaptasi pada persaingan
global.
B. LANDASAN HUKUM
Adapun landasan hukum pelaksanaan PRAKERIN adalah:
1. Undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.
3. Peraturan Pemerintah No.39 Tahun 1992 tentang Peranan Masyarakat
dalam Pendidikan Nasional.
4. Kepmendikbud No.0490/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan.
5. Kepmendikbud No.080/U/1997 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Sistem Ganda pada Sekolah Menengah.
6. Inpres Nomor 09 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK.
C. TUJUAN PRAKERIN
1. Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)
1
1.1 Meningkatkan, Memperluas dan Memanfaatkan keterampilan yang
Membentuk kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki
lapangan kerja sesuai program keahlian yang dipilihnya.
1.2 Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap profesional yang
diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan
bidangnya.
1.3 Meningkatkan pengenalan siswa pada aspek-aspek usaha yang
potensial dalam lapangan kerja antara lain: stuktur organisasi usaha,
Asosiasi usaha, Jenjang Karier, dan Manajemen usaha.
1.4 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memasyaraktkan diri
pada suasana/iklim lingkungan kerja yang sebenarnya, baik seperti
perkerja penerima upah maupun sebagai pekerja mandiri, terutama
yang berkenaan dengan disiplin kerja.
1.5 Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan
teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya
1.6 Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan kesesuaian pendidikan kejuruan.
1.7 Memberi peluang masuk, penempatan lulusan dan kerja sama.
2. Tujuan Pengisisan Buku Jurnal Prakerin:
2.1. Siswa mampu memahami, memantapkan, dan mengembangkan
pelajaran yang didapat di sekolah dan penerapannya di Dunia
Usaha/Dunia Industri (DU/DI).
2.2. Siswa mampu mempertanggung jawabkan isi Laporan dalam Ujian
Lisan (sidang) PRAKERIN di sekolah yang penilaiannya ikut
menetukan nilai kelulusan.
D. MANFAAT PRAKERIN
Kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/industri atau instansi
dilaksanakn dalam prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling
melengkapi untuk keuntungan bersama.
Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan PRAKERIN akan memberi nilai
tambah atau manfaat bagi pihak-pihak yang bekerjasama, sebagai berikut:
2
1. Manfaat Bagi Industri
Penyelenggaraan prakerin memberi keuntungan nyata bagi dunia industri
antara lain:
a. Perusahaan dapat mengenal kualitas peserta PRAKERIN yang belejar dan
bekerja di industri.
b. Umumnya peserta PRAKERIN telah ikut dalam proses produksi secara
aktif sehingga pada pengertian tertentu peserta PRAKERIN adalah tenaga
kerja yang memberikan keuntungan.
c. Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta PRAKERIN untuk
kepentingan perusahaan sesuai kompetensi dan kemempuan yang
dimiliki.
d. Selama proses pendidikan melalui kerja industri, peserta PRAKERIN
lebih mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap
peraturan perusahaan. Karena itu, jika peserta PRAKERIN dapat
dibentuk sesuai dengan ciri khas tertentu industri.
e. Memberi kepuasan bagi dunia usaha/dunia industri karena diakui ikut
serta menentukan hari depan bangsa melalui PRAKERIN.
4
BAB II
KAJIAN TEORETIK
5
masing. Serta menambahkan wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam
bekerja sehingga dalam hal ini Siswa mendapatkan pembelajaran di Sekolah
tidak hanya memahami sebuah teori saja, namun dapat mengetahui,
mempraktekan dan memahami seluk beluk dalam bekerja di sebuah perusahaan.
Sehingga dalam masa yang akan datang di saat Siswa sudah memasuki dunia
kerja tidak mengalami keraguan, kesulitan maupun merasa tidak percaya diri
dalam memasuki dunia kerja. Dengan demikian diharapkan dari hasil Praktik
Kerja Industri (PRAKERIN) ini Siswa mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman kerja yang lebih baik.
Dari ketiga pengertian Praktik Kerja Industri di atas dapat disimpulkan
bahwa pengertian Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah sebagai (Link and
Match) yang prosesnya dilaksanakan di dua tempat, yaitu di sekolah dan di
industri. Upaya ini dilaksanakan dalam rangka meningkatan mutu Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) untuk mencapai tujuan relevansi pendidikan dengan
tuntutan industri. Di dasari dalam rangka meningkatkan wawasan pengalaman
belajar dan penguasaan keterampilan serta mencetak lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) yang ahli dan terampil, antara lain diperlukan adanya upaya
berbagai aktivitas belajar, baik di dalam maupun di luar. Salah satu upaya
mewujudkan hal tersebut, yaitu menyelenggarakan program praktik kerja Siswa
dalam rangka Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) di dunia kerja terkait sesuai
dengan program keahlian yang telah di tetapkan oleh sekolah yang berguna
sebagai kesempatan pengenalan dan pelatihan langsung tentang dunia kerja.
Harapan utama dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) di dunia
industri disamping keahlian profesional kerja sesuai dengan kebutuhan (DU/DI),
siswa juga memiliki etos kerja yang meliputi kemampuan bekerja, motivasi
kerja, disiplin waktu, dan kerajinan dalam bekerja.
B. Gambaran Umum
1. Sejarah Singkat PT. Cemindo Gemilang
8
6,75 juta ton semen per tahun. Ke empat pabrik tersebut terdiri atas Pabrik
Semen Terintegrasi di Bayah (Banten), dengan kapasitas produksi 4 juta ton
semen per tahun, Pabrik Penggilingan di Ciwandan (Banten) dengan kapasitas
produksi 1,75 juta ton semen per tahun, Pabrik Penggilingan di Gresik (Jawa
Timur), dengan kapasitas produksi 1 juta ton semen per tahun, serta Pabrik
Pengemasan di Wajok (Kalimantan Barat), dengan kapasitas pengemasan
500.000 ton semen per tahun. Dengan dukungan ke empat pabrik tersebut, PT.
Cemindo Gemilang telah menguasai sekitar 4,1 persen pangsa pasar semen di
Indonesia, dengan jaringan distribusi dan pemasaran di Sumatera, Kalimantan,
Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Kedepannya, PT. Cemindo Gemilang akan
terus meningkatkan area pendistribusian sesuai dengan komitmen PT.
Cemindo Gemilang untuk menyediakan semen yang berkualitas premium di
seluruh Indonesia. Dalam waktu lima tahun, PT. Cemindo Gemilang berhasil
mendistribusikan Semen Merah Putih ke 17 provinsi di Indonesia.
Dengan jaringan distribusi dan pemasaran di pulau Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Kedepannya, Semen Merah Putih
akan terus meningkatkan area distribusinya, komitmen PT. Cemindo Gemilang
mendapatkan apresiasi masyarakat Indonesia. Semen Merah Putih
mendapatkan penghargaan Home Preferred Brand kategori Best Portland
Cement pilihan pembaca Media Bintang Group Indonesia selama dua tahun
berturut-turut di tahun 2015 dan 2016.
9
Gambar 2.3 Pabrik Penggilingan di Ciwandan, Banten
10
2. Struktur Organisasi PT. Cemindo Gemilang
11
4. Proses Pembuatan Semen
a. Definisi Semen
12
3. Type III (High Early Strength) adalah semen portland yang dalam
penggunaannya memerlukan kuat tekan awal yang tinggi.
4. Type IV (Low Heat of Hydration) adalah semen portland yang
dalam penggunaannya memerlukan kalor hidrasi rendah,
biasanya digunakan untuk struktur beton seperti Dam.
5. Type V (Sulfat Resistance) adalah semen portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat tinggi
cement.
Mineralogy Clinker
PACKER
13
SILO CLINKER , CEMENT MILL & CEMENT SILO
PEMBENTUKAN CLINKER
14
APLIKASI
BAHAN BAKU
15
Komposisi Raw Material
Pembakaran utama untuk proses kalsinasi akhir Dengan suhu mencapai 1,450oC
a. Pembentukan akhir C2S, C3A, C3S dan C4AF.
b. Pembentukan akhirCaO (pelepasan CO2).
COOLER (Cooler grate à terdiri dari grate plate yang tersusun rapi)
PREHEATER
16
Decomposisi, dengan awal pembentukan C2S danCaO (pelepasan
CO2).
17
BAGIAN PRODUKSI SEMEN PROSES KERING
18
VERTIKAL MILL
PRE-BLENDING
19
RAW MILL
1. Tujuan Utama
a. Menggiling.
b. Mengeringkan bahan baku.
c. (Menggunakan gas sisa pembakaran dari kiln).
d. Separating.
2. Dua Tipe Raw Mill.
a. Raw mill vertikal.
b. Raw mill Horisontal/Tube mill.
3. Hasil
a. Bubuk halus.
b. Ukuran maksimum 90 micron.
c. Kelembaban 1%.
d. Untuk parameter quality produk; LSF, SM, AM.
QUARRY ( TAMBANG )
Tambang Batu Kapur
21
BLENDING DAN KLINKERISASI
C. GAMBAR KHUSUS
1. DEPARTEMENT PROJECT
a. Pengertian Project Managament
Management project adalah salah satu cara yang ditawarkan untuk
maksud pengelolaan suatu proyek, yaitu suatu metode pengelolaan yang
dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk
menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek.Manajemen proyek
adalah usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya kegiatan tersebut dapat
tercapai secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah dimana hasil
penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang
meliputi kualitas, biaya dan waktu
22
b. Tugas Project Management
1) Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan
timbul agar dapat di asumsikan secara dini.
2) Melakukan koordinasi kedalam (team project management).
3) Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja operasi
proyek, meliputi aspek teknis, waktu, administrasi, dan keuangan
proyek.
4) Melaksanaakan dan mengontrol operasional proyek sehingga oprasi
proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana (on track).
5) Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (Laporan
Kemajuan pekerjaan).
c. Fungsi Project Management
1) Membuat perencanaan dalam aspek jadwal (project schedule),
ruang lingkup pekerjaan (scope of work), SDM (human-resaurce).
2) Mengelola opportunities yang masuk kedalam peursahaan atau
organisasi dengan cara melakukan asesmen mendalam untuk
mendapatkan detail dalam kebutuhan calon costumer.
3) Mencakup “Scooping” yang menerangkan tentang batas-batas dari
suatu proyek
4) Perencanaan “Planning” mengidentifikasi tugas apa saja yang
diperlukan dalam menyelesaikan suatu proyek.
5) Perkiraan “Estimating” masing-masing tugas yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan suatu proyek harus diperkirakan
6) Penjadwalan “Scheduling” seorang manajer proyek harus
bertanggung jawah terhadap penjadwalan semua aktivitas sebuah
proyek.
7) Pengorganisasian “Organizing” seorang manajer proyek
memastikan bahwa semua anggota tim dari sebuah proyek
mengetahui peran dan juga tanggung jawab setiap orang dan
hubungan laporan mereka kepada manajer proyek.
8) Pengarahan “Directing” mengarahkan semua kegiatan-kegiatan tim
didalam proyek
23
9) Pengontrolan “Controlling” fungsi pengontrolan atau pengendalian
ini kemungkinan adalah fungsi paling sulit dan juga paling penting
untuk seorang manajer apakah proyek akan berjalan semestinya
atau tidak.
10) Penutupan “Closing” manajer projek seharusnya selalu memberi
penilaian keberhasilan atau kegagalan kepada kesimpulan dari suatu
proyek yang dijalani.
2. Pengertian K3LH
Setiap melakukan suatu pekerjaan kita harus memperhatikan K3LH
agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal. Selain itu kita
harus memperhatikan kebersihan yang ada pada lingkungan kerja agar
dapat menciptakan suasana yang nyaman dan sehat. Sehat artinya bahwa
lingkungan itu telah benar-benar bersih. Nyaman memiliki arti yang
menunjukan bahwa tempat itu memang rapi dan indah serta enak untuk
dipandang.
a. Keselamatan Kerja
Yaitu usaha untuk sedapat mungkin memberikan jaminan
kondisi kerja yang aman dan sehat untuk mencegah kecelakaan,cacat
dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja pada setiap karyawan
dan untukmelindungi sumber daya manusia.
Faktor-faktor pendukung keselamatan kerja yaitu:
1. Pengaturan jam kerja dengan memperhatikan kondisi fit untuk
pekerja.
2. Pengaturan jam istirahat yang memadai untuk menjaga kestabilan
untuk bekerja.
3. Pengaturan Penggunaan peralatan kantor yang menjamin
kesehatan kerja pekerja.
4. Pengaturan Sikap tubuh dan anggota badan yang efektif yang
tidak menimbulkan gangguan ketika bekerja.
5. Penyediaan sarana untuk melindungi keselamatan kerja pekerja.
6. Kedisiplinan pekerja untuk mentaati ketentuan penggunaan
peralatan kerja dan perlindungan keselamatan kerja yang telah
24
disediakan dan diatur dengan SOP (Standard Operating Prosedur)
yang telah ditetapkan.
b. Kesehatan Kerja
Yaitu Suatu kondisi yang optimal/ maksimal dengan
menunjukkan keadaan yang fit untuk mendukung terlaksananya
kegiatan kerja dalam rangka menyelesaikan proses penyelesaian
pekerjaan secara efektif.
Faktor-faktor pendukung kesehatan kerja yaitu:
1. Pola makan yang sehat dan bergizi.
2. Pola pengaturan jam kerja yang tidak menganggu kesehatan
pekerja.
3. Pola pengaturan istirahat yang cukup pada pekerja/ profesiona
4. Pola pengaturan tata cara sikap bekerja secara ergonomic
5. Pola pengaturan lingkungan yang harmonis yang tidak
mengganggu kejiwaan
6. Pola pengaturan tata ruang kerja sehat
7. Pola pengaturan tata warna dinding dan perabotan yang tidak
ganggu kesehatan
8. Pola pengaturan penerangan ruang kerja yang memadai
9. Pola perlindungan atas penggunaan peralatan yang
menimbulkan gangguan kesehatan
c. Dasar Hukum K3
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Yang diatur oleh Undang-Undang ini adalah
keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
d. Tujuan K3
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi dan produktivitas nasional
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat
kerja tersebut
25
3. Memeliharan sumber produksi agar dapat digunakan secara aman
dan efisien
e. Kebijakan dan Prosedur K3
1. Unsur manusia :
a. Merupakan upaya preventif agar tidak terjadi kecelakaan atau
paling tidak untuk menekan timbulnya kecelakaan menjadi
seminimal mungkin (mengurangi terjadinya kecelakaan).
b. Mencegah atau paling tidak mengurangi timbulnya cidera,
penyakit, cacat bahkan kematian yang diakibatkan oleh
kecelakaan kerja.
c. Menyediakan tempat kerja dan fasilitas kerja yang aman,
nyaman dan terjamin sehingga etos kerja tinggi, produktifitas
kerja meningkat.
d. Penerapan metode kerja dan metode keselamatan kerja yang
baik sehingga para pekerja dapat bekerja secara efektif dan
efisien.
e. Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.
2. Unsur pekerjaan :
a. Mengamankan tempat kerja, peralatan kerja, material (bahan-
bahan), konstruksi, instalasi pekerjaan dan berbagai sumber
daya lainnya.
b. Meningkatkan produktifitas pekerjaan dan menjamin
kelangsungan produksinya.
c. Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin
kelangsungannya.
d. Terwujudnya pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu
dengan hasil yang baik dan memuaskan.
3. Unsur perusahaan :
a. Menekan beaya operasional pekerjaan sehingga keuntungan
menjadi lebih besar, perusahaan bisa lebih berkembang dan
kesejahteraan karyawan dapat ditingkatkan.
26
b. Mewujudkan kepuasan pelanggan (pemberi kerja) sehingga
kesempatan perusahaan untuk mencari dan mendapatkan
pekerjaan lebih banyak.
c. Terwujudnya perusahaan yang sehat
DIRECROTOR PROJECT
PROJECT MANAGER
SITE MANAGER
27
BAB III
HASIL TEMUAN STUDI
A. Temuan Masalah
1. Goods Issues Form
Adalah surat bukti yang digunakan untuk mengambil suatu barang,
misalnya pengambilan Alat Tulis Kantor (ATK). Goods Issues Form dibuat
dalam tiga rangkap. Setiap lembarnya ada kegunaannya masing-masing
yaitu:
Lembar pertama sebagai bukti transaksi bahwa barang telah
diterima.
Lembar kedua dan ketiga sebagai arsip dibagian gudang.
2. Reimbursement
Reimbursement adalah formulir atau prosedur klaim pengeluaran uang
pribadi untuk keperluan perusahaan untuk diganti. Reimbursement
merupakan tahapan realisasi seperti dalam proses cash advance, bedan yang
digunakan untuk melakukan realisasi pembelian atau pengeluaran.
29
BAB IV
30
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan adanya Praktik Kerja Industri (PRAKERIN), saya dapat
mengambil kesimpulan bahwa kegiatan ini sayangn bermanfaat bagi siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pengalaman kerja yang didapat akan
membuat para siswa memiliki keahlian yang profesional dalam bidangnya,
yang mendidik para siswa untuk memiliki rasa disiplin dan tanggung jawab
yang tinggi. Penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka saya dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) sangat bermanfaat bagi
siswa khususnya saya siswa SMK Negeri 1 Bayah. Dengan adanya
kegiatan PRAKERIN siswa dituntut untuk mempunyai sikap mandiri
dan mampu berinteraksi dengan orang lain sehingga siswa diharapkan
dapat memiliki keterampilan serta wawasan yang tinggi.
2. Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) dapat menunjang saya untuk
menjadi tenaga kerja menengah yang ahli dan profesional dalam
bidangnya yang mampu memenuhi pasar nasional atau bahkan
internasional. Dengan begitu saya akan mempunyai sikap yang akan
menjadi bekal dasar pengembangan diri secara berkelanjutan dan dapat
mengamalkan apa yang telah diperoleh, dalam kehidupan sehari-hari.
3. Setelah mengadakan dan melaksanakan Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN) akhirnya saya mengetahui yang sebenarnya atas hasil
yang diperoleh dari sekolah, serta memperoleh pengetahuan tentang
teori-teori, praktik dan bahan-bahan atau benda yang belum pernah di
pelajari di sekolah.
4. Menumbuh kembangkan serta memantapkan pribadi saya memasuki
lapangan kerja yang sesuai dengan bidang yang diminati.
5. Memberikan kesempatan kepada saya untuk membiasakan diri pada
suasana lingkungan kerja yang sebenarnya, khususnya yang berkenaan
dengan kedisiplinan kerja. Kesan prakerin yang saya jalani di PT
31
CEMINDO GEMILANG sangat menyenangkan. Karyawan di sana
sangan ramah dan sabar dalam membimbing saya. Saya yakin
pengalaman yang saya dapat selama prakerin dapat membantu saya
kedepannya.
B. SARAN
1. Saran untuk pihak sekolah
a. Diharapkan agar bimbingan diberikan kepada setiap siswa sehingga
mempunyai jadwal khusus, mengingat pentingnya nasihat atau
pembekalan bagi siswa yang melaksanakan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN).
b. Penerapan disiplin diharapkan lebih di tingkatkan, karena sangat
menunjang dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
di industri yang memiliki kedisiplinan tinggi.
c. Dan juga guru-guru selalu memberikan motivasi, bimbingan dan
keringanan pada siswa yang sedang Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN).
2. Saran untuk tempat PRAKERIN
a. Diharapkan agar kerjasama antara sekolah dengan perusahaan lebih
ditingkatkan dengan banyak memberi peluang kepada siswa SMK
untuk Praktik Kerja Industri (PRAKERIN).
b. Untuk para karyawan lebih ditingkatkan lagi motivasi dan
kedisiplinannya dalam bekerja.
c. Hubungan karyawan dengan siswa prakerin diharapkan selalu
terjaga keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerjasama
yang baik.
32
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/search?
q=Sejarah+Pt+cemindo+gemilang&oq=Sejarah+Pt+cemindo+gemilang&aqs=chrom
e..69i57j0l5.8887j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.google.co.id/search?
ei=lpdNW6vrGsa2rQHcnYHAAg&q=Proses+Pembuatan+Semen+Cemindo+Gemil
ang&oq=Proses+Pembuatan+Semen+Cemindo+Gemilang&gs_l=psy-
ab.3...43584.64656.0.65809.42.39.1.2.2.0.168.5113.0j36.36.0....0...1c.1.64.psy-
ab..3.20.2484...0j0i131k1j0i67k1.0.3AZLEzCgRV4
http://smkpdlingo.sch.id/download/PEDOMAN_PENULISAN_LAPORAN_PRAK
ERIN.pdf
33
LAMPIRAN-LAMPIRAN
34