Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL KERJA PRAKTIK INDUSTRI

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN


GAS BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU
JAWA TENGAH

Diajukan oleh
Rafi Theda Prabawa 121150069

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI


PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN
GAS BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU
JAWA TENGAH

Yang diajukan oleh :

Nama : Rafi Theda Prabawa


NIM : 121150069
Program Studi : Teknik Kimia S1
Jurusan : Teknik Kimia
Tempat Pelaksanaan : PPSDM MIGAS Cepu, Jawa Tengah
Waktu Pelaksanaan : 1 September – 30 September 2019

Yogyakarta, Juli 2019


Dosen Pembimbing Mahasiswa Pemohon,

Dra. Sri Wahyu Murni, M.T Rafi Theda Prabawa


NIP. 19670310 199203 2 001 NIM. 121150069

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia

Dr. Y. Deddy Hermawan, S.T., M.T.


NIK. 2 7210 98 0197 1
KATA PENGANTAR

ii
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan mengajukan
proposal kegiatan kerja praktik di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah. Proposal kegiatan
kerja praktik ini disusun untuk memenuhi persyaratan pengajuan kegiatan kerja
praktik agar saya dapat melaksanakan kegiatan kerja praktik pada salah satu Unit
plant PPSDM MIGAS Cepu, Jawa Tengah.
Dengan diterimanya proposal pengajuan kegiatan kerja praktik ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pimpinan perusahaan dan segenap karyawan Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu,
Jawa Tengah atas perhatian dan kesediannya menerima kami untuk
melaksanakan kerja praktik.
2. Dr. Y. Deddy Hermawan, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
UPN “Veteran” Yogyakarta.
3. Dra. Sri Wahyu Murni, M.T., selaku dosen pembimbing Kerja Praktik
atas saran dan bimbingannya.
4. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Penulis berharap agar proposal ini dapat menjadi salah satu pertimbangan
bagi pihak Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah dalam menerima kami mahasiswa
Program Studi Teknik Kimia S1, Jurusan Tekik Kimia, Fakultas Teknik Industri,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta yang akan
melaksanakan kerja praktik.

Penulis

iii
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
BAB I. PENDAHULUAN 1
I.1. Latar Belakang 1
I.2. Tujuan Kerja Praktik 2
I.3. Manfaat Kerja Praktik 2
I.3.1. Bagi Mahasiswa 2
I.3.2. Bagi Jurusan 2
I.3.3. Bagi Perusahaan dan Industri 2
I.4. Tugas Khusus 3
I.5. Rencana Kerja Praktik 3
I.5.1. Tempat 3
I.5.2. Peserta 3
I.5.3. Waktu 4
I.5.4. Kegiatan Kerja Praktik 4
I.6. Metode Pengumpulan Data 5
I.6.1. Data Primer 5
I.6.2. Data Sekunder 5
I.7. Laporan Kerja Praktik 5
BAB II. PROFIL PERUSAHAAN 7
II.1. Sejarah PPSDM MIGAS Cepu 8
II.2 Tugas dan Fungsi 8
II.3. Unit Kilang PPSDM MIGAS Cepu 8

iv
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

II.4. Produk PPSDM Migas Cepu 9


BAB III. TINJAUAN PUSTAKA 10
III.1. Minyak Mentah 10
III.2. Proses Pengolahan Minyak Bumi Secara Umum 10
III.2.1. Perlakuan Minyak Mentah 11
III.2.2. Primary Process 12
III.2.3. Secondary Process 14
BAB IV. PENUTUP 20
DAFTAR PUSTAKA

v
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Reaksi Polimerisasi 16
Gambar 3.2 Reaksi Alkilasi 17

vi
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Kerja Praktik 4

vii
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) yang berada di daerah Cepu, Jawa Tengah adalah Instansi
Pemerintah Pusat di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi
dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Dimana pada industri tersebut terdapat proses pengolahan minyak bumi dan gas
alam, perlakuan terhadap bahan baku diolah di kilang yang nantinya akan
menentukan kualitas produk yang dihasilkan. PPSDM mempunyai 1 unit kilang
yaitu Distilasi Atmosferik. Unit tersebut menggunakan proses yang menerapkan
salah satu cabang ilmu di bidang teknik kimia dalam hal pemisahan bahan
maupun pengolahan lanjut dari minyak mentah.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta khususnya
Program Studi Teknik Kimia S-1, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri
sebagai lembaga pendidikan yang berperan dalam menghasilkan sarjana yang
berkompeten dengan memberikan program kuliah yaitu kerja praktik yang
berbobot sebesar 2 Satuan Kredit Semester (SKS), yang wajib dilaksanakan oleh
seluruh mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan. Program ini dibuat untuk
membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja di lapangan sebelum mahasiswa
terjun langsung di dunia kerja.
Berdasarkan uraian diatas, kami bermaksud untuk melaksanakan
kegiatan kerja praktik di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak
dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah dengan berbekal
pengetahuan yang diperoleh di Teknik Kimia serta dengan mengingat perusahaan
ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri minyak dan gas
sehingga sesuai dengan bidang studi yang kami tempuh.

1
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

I.2. Tujuan Kerja Praktik


Kegiatan kerja praktik bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis
masalah yang terkait dengan penerapan konsep dasar teknik kimia di Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS)
Cepu, Jawa Tengah serta melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh
pembimbing kerja praktik untuk memenuhi kurikulum yang telah ditetapkan pada
Program Studi Teknik Kimia S-1, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

I.3. Manfaat Kerja Praktik


I.3.1. Bagi Mahasiswa
1. Mengenal cara kerja suatu perusahan atau industri secara umum dengan
lebih mendalam, khususnya peralatan dan proses produksi yang
dilakukan.
2. Menambah wawasan dan pengalaman tentang praktik di lapangan.
3. Menambah pengetahuan dan pemahaman keteknikan secara praktis yang
diterapkan pada industri.
4. Memberikan bekal tentang perindustrian, sebelum terjun ke dunia kerja
secara praktis yang diterapkan pada industri.
I.3.2. Bagi Jurusan
1. Terjalin hubungan kerja sama dengan perusahaan atau industri yang
ditempati untuk kerja praktik.
2. Dapat mengetahui korelasi antara ilmu yang diberikan di bangku kuliah
dengan kondisi nyata di industri.
3. Sebagai bahan evaluasi di bidang akademik untuk perbaikan kurikulum.
I.3.3. Bagi Perusahaan dan Industri
1. Terjalin kerja sama dengan Lembaga Pendidikan.
2. Dapat membantu menyiapkan sumber daya manusia yang potensial untuk
perusahaan atau industri.

2
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

3. Tidak tertutup kemungkinan adanya saran dari mahasiswa pelaksana


kerja praktik yang bersifat membangun dan menyempurnakan sistem
yang telah ada

I.4. Tugas Khusus


Mengenai tugas khusus diharapkan diperoleh dari study case yang ada di
lapangan dengan persetujuan dosen pembimbing atau pembimbing dari
perusahaan yang bersangkutan. Tugas khusus tersebut baru dapat diketahui
setelah mendapatkan surat balasan persetujuan dari Pengembangan Sumber Daya
Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah atau
sebagaimana mengikuti keputusan yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan.

I.5. Rencana Kerja Praktik


I.5.1. Tempat
Kerja Praktik Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta di Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak
dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah.

I.5.2. Peserta
Peserta kerja praktik adalah mahasiswa Program Studi Teknik Kimia S1,
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta, dengan rincian sebagai berikut :
1. Nama : Rafi Theda Prabawa
NIM : 121150069
Semester : IX (sembilan)
Email : rafi.theda@gmail.com
No. HP : 089633238360

3
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

Alamat Kampus : Kampus 1 UPN “Veteran” Yogyakarta JL.SWK 104 (Lingkar


Utara) Condongcatur, Depok, Sleman, DIY
Kode Pos : 55283
Telp/fax : +6282134440140

I.5.3. Waktu
Waktu pelaksanaan kerja praktik di Pengembangan Sumber Daya
Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah yang saya
ajukan adalah 1 September – 30 September 2019

I.5.4. Kegiatan Kerja Praktik


Adapun rencana kegiatan kerja praktik di Pengembangan Sumber Daya
Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah yang saya
ajukan dapat dilihat pada Tabel I.1.

Tabel I.1. Jadwal Kegiatan Kerja Praktik


Hari ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Orientasi
Perusahaan
Observasi
Lapangan
secara umum
Pengamatan
dan analisa
proses dan
Penyusunan
hasil evaluasi
dan tugas
Pelepasan
Peserta Kerja
Praktik

Keterangan : Kegiatan Kerja Praktik


Libur Kerja Praktik
Penyusunan Laporan
Kerja Praktik Selesai
1.6. Metode Pengumpulan Data
Kegiatan diatas dapat berubah sesuai dengan waktu dan kepentingan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS)
Cepu, Jawa Tengah. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara data
primer dan data sekunder.

4
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

I.6.1. Data Primer


1. Survey
Dengan cara mengambil informasi data-data teknis yang tersedia di
lapangan dan keterangan-keterangan yang diperoleh dari Pihak
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM
MIGAS) Cepu, Jawa Tengah di lapangan pada saat pelaksanaan kerja
praktik.
2. Observasi
Dengan cara melakukan pengamatan langsung dan pencatatan secara
sistematis dengan jelas mengenai kondisi obyek pengamatan di lapangan.

I.6.2. Data Sekunder


Dengan metode pustaka yaitu melalui literatur-literatur dan data-data
atau informasi yang dibuat serta hanya tercatat dan terdapat di perpustakaan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS)
Cepu, Jawa Tengah maupun literatur dari perpustakaan lain yang relevan.

I.6. Laporan Kerja Praktik


Hasil kerja praktik diwujudkan dalam bentuk laporan kerja praktik oleh
masing-masing mahasiswa yang melakukan kerja praktik di Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa
Tengah. Laporan kerja praktik akan disahkan oleh Dosen Pembimbing Kerja
Praktik dan diketahui oleh Pembimbing Kerja Praktik di Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa
Tengah. Selanjutnya laporan resmi kerja praktik ini tidak untuk dipublikasikan
dan hanya diperuntukkan Program Studi Teknik Kimia S-1, Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta namun pihak Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak
dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah tetap berhak menerima
laporan resmi dari mahasiswa peserta kerja praktik.

5
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

6
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

BAB II
PROFIL PRUSAHAAN

II.1. Sejarah PPSDM MIGAS Cepu


Lapangan minyak yang ada di Indonesia termasuk cukup banyak di
berbagai daerah dan salah satunya yang sudah lama adalah lapangan minyak di
daerah Cepu, pertama kali ditemukan oleh seorang Insinyur dari Belanda bernama
Andrian Stoop pada tahun 1886. Cepu merupakan suatu daerah yang terletak di
perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berikut secara singkat PPSDM Migas
Cepu :
1. Bermula dari Dordtche Petroleum Maatschappij (DPM) pada awal XIX
2. Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) tahun 1886-1942
3. BPM di bawah kolonialisme Jepang tahun 1942-1945
4. Perusahaan Tambang Minyak Nasional (PTMN) tahun 1948
5. Administrasi Sumber Minyak (ASM) tahun 1950
6. Perusahaan Tambang Minyak Rakyat Indonesia (PTMRI) tahun 1957
7. Tambang Minyak Nglono, CA tahun 1957
8. PN Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Permigan) tahun 1961
9. Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas
(Pusdiklap Migas) yang merupakan bagian dari Lemigas tahun 1978-1984
10. Pusat Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPTMGB
LEMIGAS) tahun 1978-1984
11. Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi ( PPT MIGAS)
tahun 1984-2001
12. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (Pusdiklat Migas)
tahun 2001-2016
13. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM
Migas ) tahun 2016-sekarang
(https://www.ppsdmmigas.esdm.go.id,2018)

7
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

II.2. Tugas dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2016, PPSDM
Migas memilii Tugas dan Fungsi sebagai berikut :
- Tugas Pokok :
Melaksanakan pengembangan sumber daya manusia di bidang minyak dan
gas bumi
- Fungsi :
1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis pengembangan sumber daya
manusia di bidang minyak dan gas bumi
2. Penyusunan program, akuntabilitas kinerja dan evaluasi serta pengelolaan
informasi pengembangan sumber daya manusia di bidang minyak dan gas
bumi
3. Penyusunan perencanaan dan standarisasi pengembangan sumber daya
manusia di bidang minyak dan gas bumi
4. Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang minyak
dan gas bumi
5. Pelaksanaan pengelolaan sarana, prasarana, dan informasi pengembangan
sumber daya Manusia, Minyak, dan Gas Bumi
6. Pemauntauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang
pengembangan sumber daya manusia, Minyak dan Gas Bumi
7. Pelaksanaan administrasi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia ,
Minyak, dan Gas Bumi.
(https://www.ppsdmmigas.esdm.go.id,2018)

II.3. Unit Kilang PPSDM MIGAS Cepu


Distilasi atmospheric adalah proses pemisahan minyak bumi secara fisik
dengan menggunakan perbedaan titik didih. Karena crude oil adalah campuran
dari komponen-komponen yang sangat komplek dan pemisahan berdasarkan
fraksi-fraksinya sehingga distilasi ini pemisahan dengan berdasarkan trayek titik
didihnya (jarak didih). Tekanan kerja dari distilasi atmospheric pada tekanan
atmosfer yaitu tekanan operasi antara 1 atmosfer samapi dengan 1,5 atmosfer.

8
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

Minyak mentah yang diolah di PPSDM Migas Cepu berasal dari


lapangan Kawengan dan Ledok. Setelah dikurangi kandungan airnya, minyak
mentah dikirim ke kilang untuk ditampung didalam tanki. Minyak mentah
merupakan campuran (mixed crude) dari sebagian besar mempunyai titik tuang
tinggi (High Pour Point Oil/HPPO) dan sebagian kecil mempunyai titik tuang
rendah (Low Pour Point Oil/LPPO) yang telah memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan, terutama menghilangkan.
Pemisahan dilakukan dengan memanaskan minyak mentah pada suhu
tertentu sehingga ada yang dalam fase uap dan dan kemudian di embunkan lalu
didinginkan. Proses pengolahan distilasi atmosperik dibagi menjadi empat bagian
yaitu:
1. Pemanasan didalam furnace.
2. Penguapan didalam evaporator.
3. Pemisahan didalam kolom fraksinasi dan stipper kolom
4. Pengembunan dan pendinginan didalam kondensor dan cooler disertai
dengan pemisahan didalam separator untuk memperoleh hasil.

II.4. Produk PPSDM MIGAS Cepu


Kilang PPSDM Migas mengolah minyak mentah yang dikirim dari PT
Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dan menghasilkan produk-produk salah satunya
adalah Pertaso
Pertasol adalah solven yang dihasilkan dari hidrokarbon Nafta yang
dibentuk dari komponen Paraffin, Cycloparaffin/Naphtaenic, dan Aromatic pada
unit distilasi atmosferik dengan Paraffinic dan Crude yang bersifat alifatik
sebagai bahan baku. Terdapat 3 jenis pertasol yang diproduksi, yaitu:
a. Pertasol CA
b. Pertasol CB
c. Pertasol CC
(https://www.pertamina.com, 2018)

9
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1. Minyak Mentah
Minyak mentah adalah campuran yang terbentuk secara alami, terdiri
dari hidrokarbon, belerang, nitrogen, dan logam. Menurut Bawazeer et al. (1997),
kualitas produk minyak bumi memainkan peran utama kepuasan konsumen dan
berbicara tentang kinerja kilang. Untuk mengidentifikasi dan memprediksi
perilaku minyak mentah dan produk minyak jadi dalam keadaan tertentu, perlu
mengukur sifat physicochemical dan membandingkan nilai yang diukur dengan
Standar Internasional. Sifat khas minyak mentah dari berbagai sumber berbeda
atau kurang identik. Hal yang sama berlaku untuk minyak mentah juga, bahkan
minyak dari sumur yang sama pada ekstraksi berbeda dalam karakteristik
komposisi kimia dan perilaku fisika-kimia juga berbeda meskipun dasarnya
hampir sama untuk setiap jenis minyak mentah. Diketahui bahwa minyak mentah
adalah bahan baku dasar industri penyulingan tidak hanya unik tetapi seluruh
kimia organik dapat dipelajari. Minyak mentah mengandung hampir semua
hidrokarbon dan non-hidrokarbon yang dikenal. Karena diambil dari bumi, ia juga
mengandung kotoran seperti air, lumpur dan garam selama eksplorasi dan
transportasi.
(Yasin, G et al., 2013)
III.2. Proses Pengolahan Minyak Bumi Secara Umum
Suatu cara yang paling penting untuk memisahkan minyak mentah
kedalam fraksi-fraksinya ialah distilasi. Sifat-sifat fraksi tergantung kepada
komposisi minyak mentah dan tergantung kepada tipe produk jadi yang
diinginkan. Minyak mentah mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon yang
tidak semuanya cocok untuk semua produk yang diinginkan. Misalnya adanya
aromatik didalam fraksi kerosin atau fraksi minyak gas menyebabkan mutu
kerosin atau bahan bakar diesel yang dihasilkan dari distilasi langsung minyak
mentah tidak baik. Sebaliknya, adanya aromatik dalam fraksi bensin dalam
minyak mentah, menyebabkan mutu bensin langsung (straight run gasoline) baik.
(Hardjono, A., 2001)

10
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

Pada umumnya, tidak ada fraksi-fraksi atau gabungan fraksi-fraksi yang


diperoleh dari pemisahan minyak mentah yang begitu saja digunakan sebagai
produk minyak bumi. Masing-masing biasanya masih harus mengalami perlakuan
(treating) lebih lanjut yang berbeda-beda tergantung kepada kotoran-kotoran yang
ada dalam fraksi dan sifat-sifat yang diinginkan dalam produk jadi. Perlakuan
yang paling sederhana terhadap fraksi ialah pencucian soda untuk menghilangkan
senyawa belerang. Sedangkan serangkaian perlakuan yang kompleks adalah
perlakuan pelarut(solvent treating), pengawamalaman dengan pelarut (solvent
dewaxing), perlakuan lempung (clay treating) dan perlakuan hidro (hydrotreating)
serta pencampuran (blending) untuk menghasilkan misalnya minyak pelumas.
(Hardjono, A., 2001)
Pada dasarnya proses pengolahan minyak bumi adalah proses pemisahan
minyak bumi menjadi produk-produk dengan komposisi yang lebih sederhana dan
lebih berharga sangat penting, seperti BBM.

III.3.1. Perlakuan Minyak Mentah


Pada pengolahan minyak bumi dalam kilang, unit distilasi atmosferis
minyak mentah menjad awalan proses berikutnya. Namun, minyak mentah umpan
masih mengandung kotoran garam dan pasir sehingga perlu dibersihkan terlebih
dahulu karena kehadiran zat-zat ini dapat mempercepat laju korosi bahan
konstruksi Unit pengolahan, menyebabkan pengendapan kerak serta penyumbatan
pada peralatan kilang.
Pengolahan awal yang dilakukan adalah desalting atau pemisahan garam.
Minyak bumi mentah dipompa lalu dicampur dengan air panas sebanyak 10-15%
volume minyak mentah pada temperatur 90-150 oC dengan tekanan 50-250 psi.
Garam-garam akan larut dan mengendap lalu fasa air dan minyak akan terpisah.
Apabila air garam yang tersuspeni dalam minyak mentah dalam bentuk emulsi,
maka emulsi dapat dipecah dengan menggunakan bahan kimia seperti sabun, asam
lemak, sulfonat dan alkohol rantai panjang.
(Hardjono, A., 2001)

11
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

III.3.2. Primary Process


Primary process merupakan proses pemisahan minyak mentah
berdasarkan perbedaan sifat fisik komponen‒komponen yang terkandung dalam
minyak mentah. Sifat‒sifat fisik tersebut dapat berupa titik didih, titik beku,
kelarutan dalam suatu pelarut, perbedaan ukuran molekul dan sebagainya.
1. Distilasi (Distillation)
Distilasi adalah metode pemisahan yang paling populer dan penting
dalam industri perminyakan untuk pemurnian produk akhir. Kolom distilasi terdiri
dari beberapa komponen, yang masing-masing digunakan baik untuk mentransfer
energi panas atau untuk meningkatkan perpindahan massa. Kolom destilasi berisi
kolom vertikal dimana trays atau plates digunakan untuk meningkatkan
pemisahan komponen, reboiler untuk memberikan panas bagi penguapan yang
diperlukan dari bagian bawah kolom, kondensor untuk mendinginkan dan
mengembunkan uap dari bagian atas kolom, dan drum refluks untuk menahan uap
yang terkondensasi sehingga refluks cair dapat didaur ulang kembali dari bagian
atas kolom.
(Minh, V.T., dan Ahmad M.A.R, 2009)
Distilasi adalah proses pemisahan minyak mentah berdasarkan perbedaan
titik didih. Distilasi merupakan prosess utama dalam pengolahan minyak bumi
menjadi produk-produknya. Distilasi terbagi menjadi dua, yaitu distilasi
atmosferik dan distilasi vakum. Distilasi atmosferik berfungsi memisahkan
minyak mentah (crude \oil) atas fraksi-fraksinya berdasarkan perbedaan titik didih
masing-masing pada keadaan atmosferik. Menurut Jones, (2006), setelah minyak
mentah dibersihkan dari garam, minyak tersebut dipanaskan (200-250oF) untuk
menguapkan sebagian fraksi-fraksi minyak bumi yang akan terpisah didalam
menara distilasi. Fraksi minyak bumi yang tidak teruapkan akan turun ke kolom
bawah menara distilasi. Produk yang dihasilkan oleh kolom distilasi atmosferik
adalah gas ringan, LPG, naphtha, kerosin, minyak gas ringan yang akan menjadi
diesel, minyak gas berat dan residu. Fraksi yang belum dapat dikonsumsi sebagai
bahan bakar, seperti residu atau fraksi minyak berat, diproses lebih lanjut dengan

12
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

distilasi vakum (diatas 900oF) atau perengkahan pada suhu tinggi (thermal
cracker).
Distilasi vakum dilakukan pada kondisi tekanan vakum guna
memisahkan minyak berat yang fraksi-fraksinya tidak dapat dipisahkan dengan
distilasi atmosferik. Hal ini disebabkan karena fraksi minyak berat hanya dapat
dipisahkan pada temperatur tinggi, namun pada temperatur yang tinggi minyak
mentah akan mengalami perengkahan (cracking). Tujuan dari distilasi vakum
adalah memperoleh produk-produk residu rantai panjang. Oleh sebab itu tekanan
pada kolom dibuat vakum agar titik didih fraksi minyak berat tersebut dapat
diturunkan. Produk yang dihasilkan pada distilasi ini adalah Light Vacuum Gas
Oil (LVGO), Medium Vacuum Gas Oil (MVGO), Heavy Vacuum Gas Oil
(HVGO) dan Vacuum Residue.
2. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan minyak mentah dengan
memanfaatkan sifat kelarutan suatu zat dengan pelarut tertentu. Merupakan proses
tertua dalam penghilangan minyak bumi. Awalnya proses ini dilakukan untuk
meningkatkan kualitas kerosin. Contoh pemisahan secara ekstraksi adalah pada
pengolahan minyak pelumas, pemgolahan aspal (propane deasphalting),
pengolahan BTX, dsb.
3. Absorpsi dan Stripping
Absorpsi adalah proses penyerapan gas dalam suatu campuran gas dan
cairan dengan menggunakan pelarut. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan
fraksi gas yang bercampur dengan produk hidrokarbon hasil distlilasi atau hasil
perengkahan. Sedangkan stripping adalah proses pemisahan gas terlarut dalam
suatu campuran gas cair. Stripping mengunakan larutan benfield, MEA
(Monoethyl Alcohol) , DEA (Diethyl Alcohol) untuk menghilangkan gas CO2 atau
H2S dalam suatu minyak atau produk hasil pengolahan.

13
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

4. Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik leleh.
Kristalisasi umumnya digunakan pada proses dewaxing, yaitu memisahkan lilin
atau wax dari minyak mentah. Lilin terlarut dalam minyak dan mendidih pada
selang titik didih minyak pelumas, oleh sebab itu lilin tidak dapat dipisahkan
dengan distilasi. Pada proses dewaxing minyak didinginkan untuk mengkristalkan
lilin, kemudian disaring dan diendapkan untuk mendapatkan kristal lilin.

III.3.3. Secondary Process


Secondary process merupakan proses pengolahan lanjut setelah primary
process. Produk dari tahap sebelumnya yang tidak lagi dapat dipisahkan dengan
pemisahan fisik di proses ditahap ini. Tahap pengolahan ini melibatkan proses‒
proses konversi (secara kimiawi). Proses‒proses tersebut adalah dekomposisi
molekul, kombinasi molekul dan perubahan struktur molekul. Proses ini
dilakukan untuk mengubah fraksi yang satu ke fraksi yang diinginkan. Perubahan
fraksi dapat dilakukan dengan beberapa proses.
1. Cracking
Cracking adalah proses penguraian molekul senyawa hidrokarbon yang
besar menjadi hidrokarbon yang memiliki struktur molekul yang kecil. Salah satu
contoh proses cracking yaitu penguraian struktur hidrokarbon pada fraksi minyak
tanah menjadi struktur molekul kecil fraksi bensin ataupun penguraian fraksi solar
menjadi bensin. Menurut Risdiyanta (2012) , terdapat berbagai macam proses
cracking yaitu thermal cracking, catalytic cracking dan hydrocracking. Proses
penguraian dari tiga metode tersebut menggunakan cara‒cara yang berbeda,
berikut penjelasannya:
 Thermal Cracking, proses penguraian ini menggunakan suhu yang tinggi
serta tekanan yang rendah, suhu yang digunakan dapat mencapai
temperatur 800 oC dan tekanan 700 kPa. Partikel ringan yang memiliki
hidrogen dalam jumlah banyak akan terbentuk pada penguraian molekul
berat yang terkondensasi. Reaksi yang terjadi pada proses ini disebut
dengan homolitik fision dan memproduksi alkena yang menjadi bahan

14
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

dasar untuk memproduksi polimer secara ekonomis. Panas yang


digunakan dalam proses ini menggunakan steam cracking yaitu uap yang
memiliki suhu yang tinggi.
 Catalytic Cracking, proses ini menggunakan katalis sebagai media yang
dapat mempercepat laju reaksi, proses penguraian molekul besar menjadi
molekul kecil dilakukan dengan suhu tinggi. Jenis katalis yang sering
digunakan adalah silika, alumina, zeolit dan beberapa jenis lainnya
seperti clay, umumnya reaksi dari proses perengkahan katalitik
menggunakan mekanisme perengkahan ion karbonium. Awalnya katalis
yang memiliki sifat asam akan menambahkan proton ke dalam molekul
olefin ataupun menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan
terbentuknya ion karbonium.
 Hydrocracking adalah proses kimia katalitik yang digunakan dalam
kilang minyak bumi untuk mengubah hidrokarbon penyusun tingkat
tinggi dalam minyak mentah minyak bumi menjadi produk-produk
dengan pendidihan rendah yang lebih bernilai seperti bensin, minyak
tanah, bahan bakar jet dan minyak diesel. Proses berlangsung di atmosfer
yang kaya hidrogen pada suhu tinggi (260 - 425 ° C) dan tekanan (35 –
200 kg/cm2). Proses ini terdiri dari menyebabkan umpan bereaksi dengan
hidrogen dengan adanya katalis di bawah kondisi operasi yang ditentukan
oleh suhu, tekanan, dan kecepatan ruang. Sebagian besar sulfur dan
nitrogen yang ada dalam umpan hydrocracking juga terhidrogenasi dan
membentuk gas hidrogen sulfida (H2S) dan amonia (NH3) yang kemudian
dibuang. Hasilnya, produk-produk hydrocracking pada dasarnya bebas
dari sulfur dan pengotor nitrogen. Sebagian besar produk hydrocracking
adalah parafin. (Chaturvedi, A. et al, 2018)

15
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

2. Polimerisasi
Penggabungan dua atau lebih molekul-molekul kecil untuk membentuk
kelompok molekul kompleks disebut polimerisasi. Contoh: perubahan n-oktana
menjadi isooktana. Istilah ini berasal dari kata poly yang berarti banyak dan meric
(meros) yang berarti bagian. Dengan demikian polimeric berarti suatu bagian
yang berulang-ulang. Hidrokarbon seperti alkena (olefin) yang mengalami reaksi
penggabungan dirinya sendiri dinyatakan sebagai reaksi polimerisasi. Sebagai
contoh, molekul-molekul ethylene dapat saling menggabung dan
penggabungannya dapat berulang-ulang tergantung pada produk akhir yang
dikehendaki. Reaksi polimerisasi dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 3.1 Reaksi Polimerisasi

3. Alkilasi
Alkilasi dapat diartikan sebagai reaksi penambahan gugus alkil ke suatu
senyawa tertentu. Contoh: perubahan propena + butena menjadi heptana Tetapi di
dalam industri pengolahan minyak bumi istilah tersebut mengacu pada reaksi
antara olefin dan isoparaffin yang rantainya lebih panjang. Reaksi alkilasi tersebut
dapat terjadi tanpa menggunakan katalis, tetapi memerlukan suhu dan tekanan
tinggi, disamping itu peralatan yang digunakan cukup mahal. Karena alasan
tersebut, maka sekarang banyak dikembangkan proses alkilasi yang menggunakan
bantuan katalis. Katalis yang digunakan untuk proses ini biasanya sulfuric acid
dan hydrogen fluoride jika feed-nya berupa isobutana dengan propena dan butena.
Aluminum chloride juga digunakan sebagai katalis dalam proses alkilasi jika
umpannya berupa isobutana dan ethylene. Reaksi alkilasi dapat dilihat pada
Gambar 2.

16
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

Gambar 3.2 Reaksi Alkilasi

Proses alkilasi pada pengolahan minyak bumi biasanya terjadi pada


proses pengolahan bahan bakar motor. Reaksi alkilasi dikatalisasi oleh cairan dan
asam padat seperti H2SO4, AlCl3-HCL, HF, HF-BF3, H2SO4-HSO3F (Asam
Fluoroslfuric), Trifluoromethane sulfonat asam klorida Pt Alumina, BF 3 pada
alumina, zeolit dan resin penukar ion.
(Jones, D.S.J dan Peter R.P., 2006)
4. Reforming
Reforming adalah proses untuk memperlakukan sraight-run gasoline atau
naphtha yang mempunyai angka oktan rendah sehingga menjadi gasoline yang
mempunyai angka oktan tinggi dengan maksud untuk memperbaiki kualitas
pembakarannya (ignition performance). Di dalam memperbaiki kualitas gasoline
tidak hanya dari segi angka oktan saja, tetapi juga menaikkan daya penguapannya
(volatility), karena melalui proses ini normal paraffin dikonversikan menjadi
isoparaffin, aromatik dan olefin, disamping itu juga naphthene dikonversi menjadi
aromatik. Berbagai reaksi akan terjadi dalam proses reforming seperti :
 Isomerisasi, yaitu mengkonversikan normal-parafin menjadi isoparafin.
 Siklisasi, yaitu pembentukan senyawa siklis (cincin) dari senyawa
alifatik.
Proses reforming dapat dilakukan secara thermal ataupun secara
catalytic yang sering disebut Thermal Reforming dan Reforming Catalytic.
Reforming Catalytic adalah proses dimana light petrolieum distillates
yang berupa nafta di kontakkan dengan katalis yang mengandung platinum pada
suhu tinggi dan tekanan tinggi (50-500 psig) untuk menaikan nilai okta pada
hidrokarbon. Nafta dengan oktan rendah diubah menjadi produk cair beroktan
tinggi yang kaya senyawa aromatik. Senyawa aromatik berupa BTX (benzene,
toluene, xylene) dan C9+ aromatik. Nafta umpan reforming biasanya mengandung

17
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

parafin, naften, dan aromatik dengan 6-12 atom karbon. Kebanyakan umpan nafta
harus dihidrolisis (hydrotreating) untuk menghilangkan logam, olefin, sulfur, dan
nitrogen sebelum diumpankan ke Unit reforming.
(Jones, D.S.J dan Peter R.P., 2006)
Thermal Reforming adalah proses dimana mengubah gasoline dengan
angka oktan rendah menjadi berangka oktan tinggi. Pada Thermal Reforming,
umpan berupa nafta atau straight-run gasoline dipanaskan pada 510-595oC (950-
1100F) di dalam furnace dengan tekanan 400-1000psi (2758-6895 kPa). Setelah
melewati furnace, nafta didinginkan dan masuk ke dalam menara distilasi
fraksional dimana produk-produk berat dipisahkan. Produk Thermal Reforming
adalah gas, bensin, dan residual oil atau tar
(Jones, D.S.J dan Peter R.P., 2006)
5. Hydrotreating
Hydrotreating merupakan proses penghilangan kotoran yang tidak
diinginkan dari fraksi minyak bumi dengan mereaksikanya dengan hidrogen pada
suhu yang relatif tinggi. Pengotor berupa sulfur, nitrogen, olefin dan aromatik.
Hydrotreating dirancang dan dijalankan tergantung pada jenis umpan, panjang
siklus yang diinginkan, kualitas produk yang diharapkan.
Hydrotreating memiliki tujuan umum :
 Pretreatment naphta
Sebelum nafta diumpankan ke reforming katalitis, nafta di tratment untuk
menghilangkan sulfur, nitrogen dan logam yang dapat meracuni katalis.
 Memperbaiki minyak tanah dan solar
Menghilangkan sulfur dan menjenuhkan olefin dan aromatik,
memperbaiki nomor cetan serta setabilitas penyimpanan.
 Minyak pelumas
Untuk meningkatkan viskositas, warna, dan stabilitas penyimpanan.
(Jones, D.S.J dan Peter R.P., 2006)

18
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

6. Proses Pencampuran (Blending)


Proses blending/pencampuran bertujuan untuk meningkatkan kualitas
produk atau agar produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan. Proses pencampuran dua produk yang berbeda spesifikasinya. Contoh
proses pencampuran adalah penambahan TEL (Tetra Ethyl Lead) untuk
meningkatkan angka oktan bensin atau pencampuran HOMC (High Octane
Mogas Component) dengan nafta untuk menghasilkan bahan bakar premium
dengan angka oktan yang tinggi.
7. Proses Petrokimia Bahan
Bahan petrokimia pada umumnya adalah turunan dari olefin dan aromat.
Bahan baku ini dapat diperoleh dari hasil proses pemisahan minyak mentah. Nilai
bahan petrokimia dapat lebih tinggi lagi daripada produk bahan bakar. Contoh
bahan petrokimia adalah polietilen, polypropylene, PVC, Etilen glikol, polistiren,
purified terephthalic acid (PTA).
(Bell, H.S, 1959)

19
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal kegiatan kerja praktik di Pusat Pengembangan Sumber


Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah ini
saya susun untuk memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak
perusahaan. Semoga proposal kegiatan kerja praktik ini dapat menjadi salah satu
pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dan segenap karyawan Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS)
Cepu, Jawa Tengah dalam menerima saya selaku mahasiswa Program Studi
Teknik Kimia S1, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri yang akan
melaksanakan kerja praktik di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah.
Atas perhatian dan kesediaan pimpinan perusahaan dan segenap karyawan
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM
MIGAS) Cepu, Jawa Tengah yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk
melaksanakan kerja praktik di perusahaannya, saya ucapkan terima kasih.

20
Proposal Kerja Praktik Industri
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS
BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU, JAWA TENGAH

DAFTAR PUSTAKA
Chaturvedi A., Singh S.R., Lal Dori, Ranjan A., Lodhi S.K., Singh A., Gola N.
2013. ”Hydro cracking for Maximizing Middle Distillates”. International
Journal of Scientific Research and Reviews, Vol. 7. pp 27-35.
Bawazeer, K., & Zilouchian Ali. 1997. Prediction of Products Quality
Parameters of a Crude Fractionation Section of an Oil Refinery Using
Neural Networks. Florida: Dept.of Electrical Engineering Florida Atlantic
University. pp 157-162.
Bell, H.S. 1959. American Petroleum Refining. D. Van Nostrand Company Inc.
New York. Vol. 30 No. 3. pp 215-216.
Hardjono, A. 2001. Teknologi Minyak Bumi. Edisi I, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Hal. 45.
Jones, D.S.J., & Peter R.P. 2006. Handbook of Petroleum Processing: Springer.
Netherlands. Hal. 33.
Minh, V.T., & Ahmad M.A.R. 2009. ”Modeling and Control of Distillation
Column in a Petroleum Process”. Hindawi Publishing Corporation
Mathematical Problems in Engineering, Volume 2009, Article ID 404702.
pp 1-14.
Risdiyanta. 2012. “Mengenal Kilang Pengolahan Minyak Bumi (Refinery) Di
Indonesia”. Vol. 05 No. 4. pp 46-54.
Yasin, G., Muhammad I.B., Tariq M.A., Syed M.S.R.N., Muhammad A., Khizar
A. and Farah N.T. 2013. ”Quality and chemistry of crude oils”. Journal of
Petroleum Technology and Alternative Fuels, Vol. 4(3), pp.53-63.
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. 2018. Retrieved from
https://www.esdm.go.id/
PT. Pertamina (Persero). 2018. Retrieved from https://www.pertamina.com
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM
MIGAS). 2018. Retrieved from http://ppsdmmigas.esdm.go.id/web/

21

Anda mungkin juga menyukai