Anda di halaman 1dari 5

BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

Di dalam interaksi sosial, bentuk interaksi sosial dibagi menjadi dua, yaitu Asosiatif dan
Disosiatif.

1. Asosiatif
Bentuk interaksi asosiatif bersifat positif artinya mendukung seseorang atau kelompok
untuk mencapai tujuan tertentu. Proses asosiatif memiliki bentuk-bentuk antara lain
sebagai berikut

a). Kerja Sama


Kerja sama adalah suatu usaha bersama antarindividu ataupun kelompok untuk
mencapai kepentingan dan tujuan yang serupa, serta menyadarinya bermanfaat untuk
dirinya atau orang lain. Kerja sama berorientasi antara individu terhadap kelompok (in
group) dan individu terhadap kelompok lainnya (out group).

Bentuk-bentu dari kerja sama :

 Gotong Royong
Gotong royong adalah bentuk kerja sama antara sejumlah warga masyarakat untuk
menyelesaikan sesuatu atau pekerjaan tertentu yang dianggap berguna untuk
kepentingan bersama.

 Bargaining
Bargaining yaitu, kegiatan perjanjian pertukaran barang ataupun jasa dua organisasi
ataupun lebih. Contohnya adalah kegiatan tawar menawar antara penjual dan pembeli
dalam kegiatan perdagangan.

 Joint-Venture
Joint-Venture adalah bentuk kerja sama dalam perusahaan proyek khusus, seperti
pengeboran minyak dan juga perhotelan. Contohnya adalah, kerjasama antara PT.Exxon
mobil co. LTD dengan PT. Pertamina dalam mengelola proyek penambangan minyak di
blok cepu.

 Kooptasi
Kooptasi yaitu, prosedur penerimaan unsur-unsur baru di kepemimpinan dan
pelaksanaan ketatanegaraan organisasi sebagai satu-satunya tips untuk menghindari
adanya konflik yang dapat mengguncang organisasi. Contohnya adalah, Pemerintah
akhirnya menyetujui penerapan hukum islam di NAD yang semua masih pro kontral untuk
mencegah disintegrasi bangsa

 Koalisi
Koalisi, adalah kombinasi yang dilakukan dari dua organisasi atau lebih yang memiliki
tujuan yang sama. Koalisi menghasilkan keadaan dengan tidak stabil karena ke-2
organisasi memiliki struktur tersendiri. Contohnya adalah, koalisi antara 2 partai politik
dalam mengusung tokoh yang dicalonkan dalam pilkada

b). Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia
dengan semula saling bertentangan untuk upaya mengatasi ketegangan.
Bentuk-bentuk akomodasi antara lain:

Coercion ( Koersi )
Suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan. Hal ini
terjadi disebabkan salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah sekali bila
dibandingkan dengan pihak lawan. Contoh : perbudakan.

Compromise ( Kompromi )
Suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat masing-masing mengurangi
tuntutannya agar dicapai suatu penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada. Sikap
untuk dapat melaksanakan compromise ialah sekap untuk bersedia merasakan dan
mengerti keadaan pihak lain. Contoh : Kompromi antara sejumlah partai politik untuk
berbagai kekuasaan sesuai dengan suara yang diperoleh masing-masing.

Arbitration ( Arbitrasi )
Cara mencapai compromise dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh
kedua belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih dari pihak-pihak yang
bertikai. Contoh : Konflik antara buruh dan pengusaha dengan bantuan suatu badan
penyelesaian perburuan depnaker sebagai pihak ketiga.

c). Asimilasi
Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh
usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok
Faktor pendorong terjadinya asimilasi :

 Sikap toleransi
 Sikap menghargai orang-orang asing dan kebudayaannya
 Adanya Persamaan pada unsur kebudayaan
 Perkawinan campuran (amalgamasi)
 Adanya musuh bersama dari luar.
Faktor penghambat terjadinya asimilasi :

 Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat. Misalnya,


suku Baduy yang harus tinggal di tengah hutan dan terisolasi dari masyarakat luar.
 Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi
 Memiliki perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
 Terdapat perbedaan warna kulit atau ciri-ciri badaniah.
 Terdapat in group feeling yang kuat. Artinya, adanya suatu perasaan yang kuat
bahwa individu terikat di dalam kelompok dan kebudayaan kelompok yang
bersangkutan
 Memiliki perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi.
Contoh dari asimilasi :

 Musik dangdut yang merupakan hasil asimilasi dari musik tradisional daerah
dengan musik India.
 Cara pernikahan di banyak agama juga merupakan hasil asimilasi dari praktik
agama yang dianut dan budaya tradisional setempat.
 Bahasa Swiss-Jerman yang merupakan hasil asimilasi antara bahasa Swiss dan
bahasa Jerman, namun sangat berbeda dengan bahasa Swiss dan bahasa
Jerman.
 Budaya Hindu di Bali merupakan hasil asimilasi antara kepercayaan animisme
tradisional Bali dengan agama Hindu yang dibawa dari pulau Jawa yang berasal
dari India. Hasilnya menjadi agama Hindu Dharma yang sangat berbeda dengan
praktik Hindu di India dan kepercayaan masa lalu rakyat Bali.

d). Akultrasi
Akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan
saling mempengaruhi, tanpa menghilangkan unsur dari kebudayaan yang lama.

Contoh akultrasi :

 Kebudayaan Hindu dan kebudayaan Islam bertemu di Indonesia kemudian


menciptakan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu
 Musik Melayu bertemu dengan musik portugis dibawa oleh para penjajah
menghasilkan musik keroncong
e). Paternalisme
Paternalisme adalah penguasaan kelompok pendapatang terhadap kelompok anak
negeri. Perekonomian suatu wilayah kadang kala dikuasi oleh kelompok pendatang,
bukan oleh penduduk anak negeri (pribumi). Kaum pendatang biasanya bertindak
sebagai penguasa atau pemilik modal, sedangkan penduduk pribumi sebagai buruh atau
pekerja.

2. Disosiatif
Interaksi sosial disosiatif disebut juga dengan oposisi, yang artinya bertentangan dengan
seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi disosiatif dibedakan
menjadi beberapa bentuk

a). Persaingan (Competion)


Interaksi sosial disosiatif disebut juga dengan oposisi, yang artinya bertentangan dengan
seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.

Contoh Persaingan :

 Contoh persaingan pada bidang ekonomi: persaingan antara produsen barang


sejenis dalam merebut pasar yang terbatas
 Contoh persaingan dalam sesuatu kedudukan: persaingan untuk menduduki
jabatan strategis
 Contoh persaingan dalam hal kebudayaan: persaingan dalam penyebaran
ideologi, pendidikan, dan unsur kebudayaan yang lain.
b). Kontravensi
Kontravensi adalah sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak adanya
perselisihan (konflik) terbuka. Penyebab kontravensi adalah perbedaan pendirian antara
kalangan tertentu dan pendirian kalangan lainnya dalam masyarakat ataupun dapat juga
pendirian menyeluruh masyarakat.

Macam-macam bentuk kontravensi menurut Menurut Leopald von Wiese dan Howard
Becker :
 Kontravensi umum, seperti penolakan, keengganan, protes, perlawanan,
gangguan, dan mengancam pihak lawan.
 Kontravensi sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang di depan umum.
 Kontravensi intensif, seperti penghasutan dan penyebaran desas-desus.
 Kontravensi rahasia, seperti membocorkan rahasia atau berkhianat.
 Kontravensi taktis, misalnya mengejutkan kelompok lawan provokasi dan
intimidasi.
c). Pertikaian
Pertikaian adalah proses sosial sebagai bentuk lanjut dari kontravensi. Dalam pertikaian,
perselisihan sudah bersifat terbuka. Pertikaian terjadi karena adanya perbedaan yang
semakin tajam antara kalangan tertentu dalam masyarakat

Kondisi perbedaan yang semakin tajam mengakibatkan amarah dan rasa benci yang
mendorong adanya tindakan untuk melukai, menghancurkan, atau menyerang pihak lain.
Jadi, pertikaian muncul apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan
atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain lewan ancaman atau kekerasan.

d). Pertentangan atau Konflik


Pertentangan atau konflik adalah suatu perjuangan individu atau kelompok sosial untuk
memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan. Konflik biasanya terjadi
karena adanya perbedaan pendapat antara satu dengan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai