IPA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
NAMA KELOMPOK :
Tsunami merupakan salah satu jenis bencana alam yang berkaitan dengan
gelombang lautan. Gelombang lautan yang sangat besar dan menerjang daratan
(baca: ekosistem darat) ini disebut dengan tsunami. Tsunami berasal dari bahasa
Jepang, Tsu yang berarti pelabuhan dan Nami yang berarti gelombang. Secara
harfiah, tsunami mempunyai arti ombak besar di pelabuhan. Lebih ilmiah lagi, yang
dimaksud tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal yang berlangsung dengan tiba- tiba. mengapa nama
bencana ini adalah tsunami yang diambil dari bahasa Jepang? Mungkin karena
negara Jepang merupakan negara yang sangat rawan dengan adanya gempa,
sehingga terjadinya gelombang besar yang merupakan akibat dari gempa biasa
terjadi.
Puting beliung yang banyak orang kenal juga dengan angin lesus merupakan salah satu
kejadian alam yang berbahaya. Angin puting beliung atau yang di daerah Sumatra
disebut dengan angin bahorok ini merupakan angin yang berputar-putar dengan
kecepatan lebih dari 63 km per jam. Angin ini bergerak secara lurus dan biasanya berlalu
setelah maksimal 5 menit. Angin puting beliung sering terjadi ketika siang hari dan sore
hari di musim pancaroba. Angin puting beliung dianggap sebagai salah satu jenis angin
yang berbahaya karena dapat menghancurkan apa saja yang dilewatinya. Hal ini
dikarenakan benda-benda yang terbawa oleh angin puting beliung dapat terangkat dan
terlempar begitu saja.
Angin puting beliung biasa terjadi padamusim pancaroba di kala siang ataupun sore hari.
Fase terjadinya puting beliung memiliki kaitan yang erat dengan fase tumbuh awan
cumulonimbus. Adapun fase terjadinya puting beliung yaitu:
1. Fase tumbuh – Di dalam awan terjadi arus udara yang naik ke atas dengan tekanan yang
cukup kuat. Pada saat ini proses terjadinya hujan belum turun karena titik-titik air serta
kristal es masih tertahan oleh arus udara yang bergerak naik menuju puncak awan.
2. Fase dewasa atau masak – Dalam fase ini, titik-titik air yang tidak lagi tertahan oleh udara
akan naik menuju puncak awan. Hujan kemudian akan turun dan menimbulkan gaya
gesek antara arus udara yang naik dan yang turun. Pada fase ini, temperatur massa
udara yang turun memiliki suhu yang lebih dingin dibandingkan dengan udara
disekelilingnya. Pada arus udara yang naik ataupun turun dapat timbul arus geser yang
memuntir lalu membentuk pusaran. Arus udara yang berputar semakin lama semakin
cepat akan membentuk sebuah siklon yang “menjilat” bumi atau yang disebut pula
dengan angin puting beliung. Angin puting beliung, dapat disertai dengan hujan yang
deras dan membentuk pancaran air.
3. Fase punah – Dalam masa punah, tidak ada massa udara yang naik namun massa udara
akan meluas di seluruh awan. Pada akhirnya proses terjadinya awan mengalami
kondensasi akan berhenti dan udara turun melemah sehingga pertumbuhan awan akan
berakhir
3. TANAH LONGSOR
Tanah longsor juga sering disebut sebagai gerakan tanah. Tanah longsor
merupakan salah satu peristiwa geologi yang terjadi akibat adanya pergerakan
massa batuan atau tanah dengan berbagai macam tipe dan jenis tanah,
misalnya jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Peristiwa tanah longsor yang terjadi dimana saja pasti mempunyai alasan atau
penyebab. Adanya tanah longsor karena disebabkan oleh beberapa hal tertentu.
Hal- hal yang menyebabkan terjadinya tanah longsor bisa dikarenakan peristiwa
alami maupun hal- hal yang disebabkan oleh manusia.
4. BANJIR
Banjir ialah bencana alam yang sering terjadi di banyak kota dalam skala yang
berbeda dimana air dengan jumlah yang berlebih berada di daratan yang
biasanya kering. Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian
banjir adalah berair banyak dan juga deras, kadang-kadang meluap. Hal itu
dapat terjadi sebab jumlah air yang ada di danau, sungai, ataupun daerah aliran
air lainnya yang melebihi kapasitas normal akibat adanya akumulasi air hujan
atau pemampatan sehingga menjadi meluber.
Salah satu penyebab gunung meletus adalah peningkatan frekuensi terjadinya gempa
vulkanik. Peningkatan gempa vulkanik ini ditandai dengan terjadinya aktivitas- aktivitas
yang tidak biasa pada gunung berapi. Peningkatan terjadinya gempa vulkanik ini
misalnya dengan terjadinya gempa puluhan kali yang tercatat dalam Seismograf
yakni alat pengukur getaran gempa bumi. Selain itu terjadinya peningkatan aktivitas
seismik dan peristiwa vulkanis lainnya disebabkan oleh pergerakan magma yang ada di
dalam bumi, hidrotermal yang berlangsung di dalam perut bumi. Jika terjadinya gempa
dan aktivitas seismik lainnya ini mengalami peningkatan selama beberapa hari, maka
status gunung api tersebut harus ditingkatkan ke level waspada. Dan ketika memasuki
level waspada, maka masyarakat segera diberikan penyuluhan, melakukan penilaian
bahaya dan juga potensi untuk naik tingkat ke level selanjutnya, agar lebih siap dan
waspada apabila sewaktu- waktu terjadi kondisi yang tidak diinginkan. Pengecekan
kembali sarana serta pelaksanaan shift pemantauan juga harus selalu dilakukan.