BENTUK
-
BENTUK
INTERA
KSI
SOSIAL
NAMA : NAFI’ATURRAFIQAH
KELAS : VIIA
SMPN 1 KEBUN TEBU
2017/2018
INTERAKSI ASOSIATIF
1.KERJA SAMA
Kerja sama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama merupakan interaksi yang paling penting
karena pada hakikatnya manusia tidaklah bisa hidup sendiri tanpa orang lain sehingga ia
senantiasa membutuhkan orang lain. Kerja sama dapat berlangsung manakala individu-
individu yang bersangkutan memiliki kepentingan yang sama dan memiliki kesadaran untuk
bekerja sama guna mencapai kepentingan mereka tersebut.
Contoh kerja sama :gotong royong,ronda malam
Adapun bentuk-bentuk kerja sama yang ada dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
1.kerukunan
2.bargaining
3.kooptasi
4.koalisi
5.joint venture
2.Akomodasi
Akomodasi adalah usaha untuk mencapai penyelesaian dari suatu pertikaian
ataupun konflik oleh pihak pihak yang bertikan dan mengarah pada kondisi ataupun
keadaan selesainnya suatu konflik atau pertikaian tersebut. Apabila akomodasi
diawali dengan upaya upaya oleh pihak pihak yang bertikai untuk saling mengurangi
sumber pertentangan antara dua belah pihak, sehingga intensitas konflik
mereda..bentuk bentuk akomodasi adalah sebagai berikut :
1.KOERASI 5.KONSILIASI
2.KOMPROMI 6.TOLERANSI
3.ARBITRASI 7.STALEMATE
4.MEDIASI 8.AJUDIKASI
1.Koersi, merupakan bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan dengan
menggunakan tekanan sehingga salah satu pihak yang berinteraksi berada dalam
keadaan lemah dibandingkan dengan pihak lawan.
2 Kompromi, merupakan persetujuan dengan jalan damai atau saling mengurangi tuntutan
( tentang persengketaan dan sebagainya ).
3.Arbitrase, merupakan usaha perantara dalam meleraikan sengketa apabila pihak pihak
yang berhadapan tidak sanggup mencapai kompromise sendiri.
4.Mediasi, merupakan proses pengikutsertaan pihak ketiga dalam penyelesaian suatu
perselisihan sebagai penasihat.
5.Konsiliasi, merupaakn usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk
mencapai persetujuan dan menyelesaikan perselisihan itu.
6.Toleransi, merupakan batas ukur untuk penambahan maupun pengurangan yang masih
diperbolehkan atau penyimpangan yang masih dapat diterima dalam pengukuran kerja.
7.Stalemate, merupakan keadaan dimana pihak - pihak yang bertentangan saling
mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan
pertentanganya
8. Ajudikasi, merupakan penyelesaian perkara maupun persengketaan di pengadilan
3.ASIMILASI
Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatuasimilasi ditandai oleh
usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok.
Contoh asimilasi :
1.Bule yang datang ke Indonesia memakai pakaian bikini saat berada di pantai, Akhirnya
ditiru orang Indonesia
2. Ternyata dangdut adalah hasil perpaduan antara musik tradisional daerah dengan musik india.
4.AKULTURASI
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri
tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
1. Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa
Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi adalah suatu bentuk perwujudan akulturasi budaya
bangsa Indonesia dengan India. Candi adalah hasil bangunan zaman megalitikum yakni bangunan
punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur. Pada
candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut dengan bekal kubur
sehingga candi juga mempunyai fungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa.
Sedangkan pada candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu
jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.
2. Seni Tarian
Tari Betawi. Sejak dulu orang Betawi tinggal di berbagai wilayah Jakarta. Ada yang tinggal di pesisir,
di tengah kota dan pinggir kota. Perbedaan tempat tinggal mengakibatkan perbedaan kebiasaan dan
karakter. Selain itu interaksi dengan suku bangsa lain memberi ciri khas bagi orang Betawi. Tari yang
diciptakanpun berbeda. Interaksi orang Betawi dengan bangsa Cina tercipta tari cokek, lenong, dan
gambang kromong.
INTERAKSI DISOSIATIF
1.KOMPETISI (PERSAINGAN)
Kompetensi adalah suatu hal yang dikaitkan dengan kemampuan, pengetahuan/wawasan,
dan sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam melakukan tanggung jawab pekerjaan yang
dikerjakan oleh pegawai.Didalam persaingan ini ada dua jenis,yaitu persaingan pribadi dan
persaingan kelompok.
Kompetensi pribadi
Persaingan yang bersifat pribadi, dinamakan rivalry, antara orang dengan orang, atau
individu dengan individu secara langsung bersaing untuk memperoleh kedudukan tertentu di
dalam suatu organisasi, memperoleh prestasi tertinggi, mendapatkan penghargaan dan
sebagainya.contoh bermain karate,bulu tangkis ,tenis meja dll
Kompetensi kelompok
Persaingan yang tidak bersifat pribadi adalah persaingan antar kelompok, saling membantu
untuk mencapai tujuan bersama. Contoh : main sepak bola,voly dll.
2.kontravensi
Kontravensi merupakan salah saatu bentuk interaksi sosial yang bersifat disosiatif, diantar
bentuk interaksi sosial disosiatif adalah konflik, kontravensi dan persaingan.
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas secara lengkap tentang pengertian
kontravensi, contoh-contoh kontravensi, bentuk-bentuk kontravensi dan lain-lain.
Contravention atau kontravensi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dengan konflik. Kontravensi ditandai dengan gejala-gejala adanya
ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana, perasaan tidak suka yang
disembunyikan, kebencian, atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang.
Kontravensi dapat tertuju pada suatu pandangan, pikiran, keyakinan, atau rencana yang
dikemukakan oleh seseorang atau kelompok lain.
Konflik merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang bersifat disosiatif, diantara bentuk
interaksi sosial disosiatif lainnya adalah kontravensi dan competition.
Pada pembahasan kali ini kita akan memfokuskna untuk mengkaji tentang pengertian konflik
atau pertentangan dilengkapi dengan contohnya sekaligus penyebab dan akibatnya.
Konflik adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia
berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan melalui suatu
ancaman atau kekerasan.
Bentuk-bentuk pertentangan sosial yang sering muncul antara lain sebagai berikut.
1.Pertentangan pribadi atau antara orang perorangan.
2.Pertentangan rasial atau perbedaan warna kulit.
3 Pertentangan antarkelas sosial karena perbedaan kepentingan seperti majikan dengan
buruh.
4. Pertentangan politik.
5 Pertentangan yang bersifat internasional.
BENTUK – BENTUK KONFLIK
1. Konflik pribadi
Konflik pribadi dapat terjadi karena adanya dua orang atau individu yang mangalami
masalah pribadi dan tidak mau saling menyadari kesalahannya. Misalnya tawuran
pelajar atau perselisihan paham.
3. Konflik politik
Konflik politik terjadi manakala ada dua kelompok atau dua individu yang memiliki
perbedaan pandangan ata priinsip tentang masalah ketatanegaraan yang berdampak
pada munculnya perselisihan pandangan. Misalnya perselisihan antar partai politik
dalam merumskan Undang-Undang.
4. Konflik rasial
Terjadinya konflik rasial disebabkan karena adanya perbedaan ras (ciri-ciri fisik khusus
yang dimiliki oleh sekelompok bangsa terutama warna kulit). Misalnya konflik antar
bangsa kulit putih dengan bangsa kulit hitam.
5. Konflik internasional
Konflik internasional terjadi karena dua buah negara atau lebih mengalami kepentingan
berbenturan dan tiap-tiap pihak tidak ada yang mau mengalah. Misalnya konflik antar
negara untuk memperebutkan masalah perbatasan wilayah antara Indonesia dan
Malaysia.
Dampak negatif
3. Kerusakan Harta Benda dan Jatuhnya Korban Jiwa – Konflik sosial yang
sifatnya merusak bisa berakibat rusaknya harta benda yang dimiliki oleh
kelompok sosial tertentu. Konflik sosial sering diikuti dengan tindakan anggota
kelompok dari masing-masing kubu untuk bertindak dengan mengandalkan
kekerasan. Kerusakan tempat tinggal, fasilitas umum, dan lain sebagainya,
merupakan bukti konkret bahwa konflik sosial justru berakibat buruk terhadap
kepemilikan harta benda dari masing-masing kelompok.