Anda di halaman 1dari 2

Nama : Luna Rezki.

NIM : 2341.0025.002

DIV Manajemen Informasi Kesehatan.

“Pendidikan Agama Islam”

Bapak Hoir Nas, S. Ag., M.PD

1. Perspektif islam terhadap dunia kesehatan.


1) Anjuran Menjaga Kesehatan.
Menjaga kesehatan sewaktu sehat adalah lebih baik daripada meminum obat saat sakit. Dalam
kaidah ushuliyyat dinyatakan:
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap Rasulullah SAW,
saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan
bacaa dalam doaku, Nabi menjawab: Mintalah kepada Allah ampunan dan
kesehatan, kemudian aku menghadap lagipada kesempatan yang lain saya
bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca
dalam doaku. Nabi menjawab: “Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw
mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat.”
(HR Ahmad, al-Tumudzi, dan al-Bazzar)

2) Mengatur Pola Makan dan Minum.


Dalam ilmu kesehatan atau gizi disebutkan, makanan adalah unsur terpenting
untuk menjaga kesehatan. Kalangan ahli kedokteran Islam menyebutkan, makan
yang halalan dan thayyiban. Al-Quran berpesan agar manusia memperhatikan
yang dimakannya, seperti ditegaskan dalam ayat :
“maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”.(QS. ‘Abasa 80 : 24 )

2. Siapa sosok Ibnu Sina.


Ibnu Sina terlahir dengan nama lengkap Abu Ali al-Hussain Ibn Abdullah Ibnu Sina
di Iran pada tahun 370-527 H/ 980-1037 M. Semasa hidupnya, Ibnu Sina
memiliki ketertarikan di berbagai bidang ilmu, mulai dari bahasa dan sastra,
lalu geometri, logika, matematika, sains, fiqh, perbuatan, hingga ia mulai tertarik
pada bidang ilmu kedokteran yang mengharumkan namanya.

Ibnu Sina di Bidang Pengetahuan :


1) Kedokteran.
2) Geografi.
3) Kimia.
4) Filsafat.
3. Siapa sosok Ibnu Qayyim.
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdullah Syamsuddin Muhammad Abu Bakr bin
Ayyub bin Sa’d bin Huraiz bin Makk Zainuddin az-Zur’i ad-Dimasyqi dan dikenal
dengan nama Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Dia dilahirkan pada tanggal 7 Shafar
tahun 691 H. Dia tumbuh dewasa dalam suasana ilmiah yang kondusif.
Ayahnya adalah kepala sekolah al-Jauziyah di Dimasyq (Damaskus) selama
beberapa tahun. Karena itulah, sang ayah digelari Qayyim al-Jauziyah.
Sebab itu pula sang anak dikenal di kalangan ulama dengan nama
Ibnu Qayyim al-Jauziyah.

Dia memiliki keinginan yang sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.


Tekad luar biasa dalam mengkaji dan menelaah sejak masih muda belia.
Dia Memulai perjalanan ilmiahnya pada usia tujuh tahun. Allah mengkaruniainya
bakat melimpah yang ditopang dengan daya akal luas, pikiran cemerlang,
daya hapal, mengagumkan, dan energi yang luar biasa.

Karena itu, tidak mengherankan jika dia ikut berpartisipasi aktif dalam
berbagai lingkaran ilmiah para guru (syaikh) dengan semangat keras dan jiwa energis
untuk menyembuhkan rasa haus dan memuaskan obsesinya terhadap
ilmu pengetahuan. Sebab itu, dia menimba ilmu dari setiap ulama spesialis
sehingga dia menjadi ahli dalam ilmu-ilmu Islam dan mempunyai andil besar
dalam berbagai disiplin ilmu.

Anda mungkin juga menyukai