Indikator
3.2.1. Membedakan interaksi sosial yang bersifat asosiatif dan disosiatif.
3.2.2. Memberi contoh bentuk interaksi sosial disosiatif.
3.2.3. Memecahkan masalah sosial tentang interaksi disosiatif.
Bentuk-Bentuk
Interaksi Sosial
Asosiatif Disosiatif
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan
dapat :
1. Membedakan interaksi sosial yang bersifat asosiatif dan disosiatif.
2. Memberi contoh bentuk interaksi sosial disosiatif.
3. Memecahkan masalah sosial tentang interaksi disosiatif.
Sumber : Kemendikbud. 2017. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial. Kelas VII. Jakarta :
Kemendikbud.
A. Materi Reguler
Interaksi sosial dapat terjadi di mana pun dan kapan pun, serta dilakukan oleh siapa pun
tanpa mengenal usia, status sosial, dan pendidikan. Hal itu terjadi karena manusia hidup selalu
berinteraksi dengan orang lain. Di dalam kehidupan sehari-hari, kamu bisa melihat seseorang
atau sekelompok orang, baik di lingkungan keluarga, di jalan, atau pun di kantor, dan dimana
saja melakukan interaksi sosial. Mereka berinteraksi sosial dalam bentuk yang beraneka ragam.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat, yaitu sebagai berikut :
1. Proses-Proses yang Asosiatif
Proses ini terjadi apabila seseorang
Proses sosial yang erat kaitannya
atau sekelompok orang melakukan dengan kerjasama adalah konsensus.
interaksi sosial yang mengarah kepada Konsesus hanya mungkin terjadi bila
dua pihak atau lebih yang ingin
kesatuan pandangan. Proses ini terdiri memelihara suatu hubungan yang
atas tiga bentuk yaitu kerja sama, masing-masing memandangnya sebagai
kepentingan sendiri.
akomodasi, dan asimilasi.
Keputusan untuk mengadakan
a. Kerja sama konsensus timbul hanya apabia
Kerja sama disini dimaksudkan anggota-anggota dari kelompok atau
persekutuan menghadapi beberapa
sebagai suatu usaha bersama antara perbedaan pendapat. Dalam konsensus
orang perorangan atau kelompok pertentangan kepentingan kelihatan
cukup nyata tetapi tidak sebesar konflik.
manusia untuk mencapai satu atau
Contoh konsesus nasional adalah
beberapa tujuan bersama. Dalam pancasila merupakan asas yang dianut
pelaksanaan kerja sama, ada lima oleh organisasi politik maupun
organisasi nasional di Indonesia.
bentuk kerja sama yaitu kerukunan, Bangsa Indonesia memiliki
bergaining, kooptasi, koalisi, dan joint kesepakatan bahwa Pancasila dijadikan
dasar negara dan nilai-nilai yang
venture. Contohnya : kerja sama di terkandung dalam lima sila dijadikan
masyarakat sekitar, antara sesama pedoman dalam berprilaku sehingga
menjadi bangsa yang memiliki budaya
teman bermain, teman sekolah, teman dan peradaban tinggi.
sekantor, dan sebagainya.
b. Akomodasi
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Dalam
pelaksanaannya, akomodasi memiliki beberapa bentuk yaitu koersi, kompromi, arbitrasi,
mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate, dan ajudikasi.
c. Asimilasi
Asimilasi merupakan cara-cara bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi
perbedaan untuk mencapai kesatuan dalam pikiran dan tindakan. Proses asimilasi dapat
dengan mudah terjadi melalui beberapa cara, antara lain dengan sikap toleransi, sikap
b. Kontravensi
Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau
terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Kontravensi ini ditandai oleh
gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang dan perasaan tidak suka
yang disembunyikan, kebencian atau keraguan terhadap kepribadian seseorang.
Contohnya, OSIS di sekolahmu mempunyai suatu rencana, tetapi kelasmu kurang setuju
Sumber : www.google.co.id/2010/09/22/pertentangan-dan-integrasi-sosial/
Gambar 2.4 Pertentangan
B. Materi Pengayaan
Proses interaksi sosial akan terjadi apabila diantara pihak yang berinteraksi melakukan
kontak sosial dan komunikasi. Menurut Soerjono Soekanto (2003) kata kontak berasal dari
bahsa latin yaitu berasal dari kata con dan tangere. Kata con berarti bersama-sama sedangkan
tangere mengandung pengertian menyentuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa kontak berarti
bersama-sama saling menyentuh secara fisik.
Dalam pengertian gejala sosial, kontak sosial ini dapat berarti hubungan masing-masing
pihak tidak hanya secara langsung bersentuhan secara fisik, tetapi bisa juga tanpa hubungan
secara fisik. Dengan demikian hubungan fisik bukan syarat utama terjadinya interaksi sosial.
Kontak sosial dapat bersifat positif dan negatif. Kontak yang bersifat positif akan mengarah
pada kerjasama, sedangkan kontak yang bersifat negatif akan mengarah pada suatu
pertentangan.
Refleksi
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam bergaul,
berbicara, bersalaman, bahkan bertentangan sekalipun kita memerlukan orang lain.
Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk.
RANGKUMAN