Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA KONSEPSIONAL

 Agar suatu penelitian dapat dilaksanakan dengan baik, perlu


dirumuskan terlebih dahulu konsep yang akan diteliti.
 Konsep : abstraksi suatu hal, keadaan, situasi, kelompok atau
individu, atau hal-hal lain yang akan diteliti.
 Contoh konsep : status gizi, mortalitas bayi.
 Kerangka konsep : kerangka berpikir yang utuh, tentang
hubungan antara beberapa konsep yang ingin dibuktikan atau
dicarikan jawabannya.
 Cara yang paling efektif untk menyusun kerangka konsep
adalah melakukan telaah literatur secara sistematis dan
mendalam, yang disesuaikan dengan masalah penelitian yang
telah dirumuskan & tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
Dari telaah literatur tsb dapat diketahui faktor-faktor apa yang
diperkirakan sebagai penyebab masalah dan faktor2 apa yang dpt
timbul sbg akibat masalah.

Contoh: kerangka Teori yang berkaitan dengan masalah penelitian


tingginya kejadian penyakit diare dan tingginya angka kematian
krn diare.

Status ekonomi Lingkungan Terlambat


rendah buruk diobati

Pendidikan Pengetahuan Perilaku


rendah rendah buruk Diare Meninggal

Status gizi Fasilitas tak


rendah terjankau
Dalam perumusan kerangka konsep bisa ditemukan banyka
faktor2 yg sering terlibat. Peneliti perlu memilih faktor yang
relevan dengan prtanyaan penelitian, krn semakin banyak
variabel yg diikutsertakan di dlm penelitian, maka ketelitian
pengukuran akn semakin rendah.

VARIABEL
 Subjek suatu konsep yang mempunyai nilai yg bervariasi
antara satu subjek dg subjek lainnya, atau antara waktu yg
berbeda pada subjek yg sama.

 Nilai bisa dikotomi (dua macam nilai), misal: pria-wanita,


mati-hidup.

 Nilai bisa bersifat polytomi (banyak macam nilai), misal:


Agama: Islam, Kristen, Hindu, Budha; Pendidikan: SD, SLTP,
SMU, akademi, perguruan tinggi.
KLASIFIKASI VARIABEL SECARA PRINSIPIL
1. Independent variabel = variabel bebas = variabel sebab
= variabel mempengaruhi, adalah variabel yg
mempengaruhi suatu variabel terikat baik secara
sendiri maupun bersama-sama variabel bebas lainnya.
2. Dependent variabel = variabel terikat = variabel akibat
= variabel dipengaruhi, adalah variabel yg dpt
dipengaruhi oleh satu atau beberapa variabel bebas.

Kedua variabel di atas tidak selalu konstan, variabel


bebas suatu penelitian dpt mnjadi variabel terikat pada
masalah penelitian yg lain, dan sebaliknya.

Contoh: sanitasi dapat menjadi variabel bebas pd


penyakit menular, dan dpt mnjadi variabel terikat pd
masalah perilaku manusia.
JENIS VARIABEL LAIN
1. Intervening variabel = variabel pengganggu, yaitu
variabel yg tdk diamati di dalam penelitian tetapi
sebenarnya juga mempengaruhi terjadinya variabel
terikat. Variabel pengganggu ini harus dikontrol utk
menghilangkan pengaruhnya terhadap variabel terikat.
Contoh : variabel bebas: jarak – kakus (wc), variabel
terikat: bakteri coli dalam air sumur, variabel
pengganggu: jenis tanah, pH air tanah, jumlah orng yg
memakai kakus, lamanya pemakaian kakus, konstruksi
sumur/kakus.
2. Confounding variabel = variabel pendahulu, adalah
variabel yg bebas yg berpengaruh pd variabel terikat,
juga sekaligus berpengaruh pd variabel bebas, tetapi
bkn merupakan “variabel perantara” antara variabel
bebas dan variabel terikat.
Contoh: kopi (variabel bebas) ada hubungannya dg
terjadinya penyakit jantung koroner (variabel terikat).
Mereka yg mempunyai kebiasaan merokok biasanya juga
mempunyai kebiasaan minum kopi, dan merokok ada
hubungannya dg terjadinya penyakit jantung koroner,
tetapi merokok bkn merupakan variabel antara kopi dan
terjadinya penyakit jantung koroner. Merokok sebagai
confounding variabel
KOPI PENYAKIT JANTUNG KORONER

MEROKOK
3. Variabel perantara = variabel penghubung, adalah
variabel yg menjembatani pengaruh suatu variabel bebas
dg variabel terikat.
Contoh: Ankilostomiasis (variabel bebas) mempengaruhi terjadinya
anemia (variabel terikat) melalui mekanisme perdarahan kronis
saluran cerna (variabel perantara).

4. Variabel prakondisi, adalah variabel yg keberadaannya


merupakan prasyarat bagi bekerjanya suatu variabel bebas
terhadap variabel terikat.

Contoh: TBC paru (variabel terikat) terjadi karena masuknya


bakteri mikobakterium tbc (variabel bebas) pd individu yg kondisi
tubuhnya lemah. Kelemahan tubuh merupakan variabel prakondisi.

Berdsarkn tingkat pengukurannya, variabel dibedakan mjd:


1. Variabel diskrit, adalah yg terdiri dari bagian2 yg dpt
dikategorikn dg jelas.
2. Variabel kontinum, adalah variabel yg mempunyai nilai
yg berurutan dlm suatu kisaran tertentu.
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
1. Hubungan simetris
2. Hubungan asimetris
3. Hubungan timbal balik
HUBUNGAN SIMETRIS
Terjadi bila dua variabel ada hubungan, tetapi tidak ada
mekanisme pengaruh mempengaruhi,shg masing2 variabel
bersifat mandiri. Hubungan simetris ini dpt trjadi krn:
a. Kebetulan
b. Sama2 mrpkn akibat dari variabel bebas yg sama.
Contoh: Hubungan antara TB dg BB, keduanya mrpk
akibat dari variabel bebas pertumbuhan.
c. Mrpkn indikator dr konsep yg sama. Contoh: hubungan
antara kekuatan kontraksi otot dg ketahanan kontraksi
otot, di mna keduanya mrpkn indikator kemampuan
kontraksi otot.
HUBUNGAN ASIMETRIS
Adalah hubungan antara dua variabel, dimana satu
variabel (variabel bebas) mempengaruhi variabel yg
lain (variabel tergantung).
Misalnya tingginya kadar lipoprotein dlm darah akn
mengakibatkan terjadinya aterosklerosis.

HUBUNGAN TIMBAL BALIK


adalah hubungan antara dua variabel, dimana antara
keduanya saling pengaruh mempengaruhi.
Misalnya hubungan antara malnutrisi dan malabsorbsi
dimana malabsorbsi akan mengakibatkan terjadinya
malnutrisi, sementara malnutrisi jg akn mengakibatkan
malabsorbsi karena adanya atrofi selaput lendir usus.
DEFINISI OPERASIONAL
Bila variabel sudah ditentukan, variabel tersebut hrs
didefinisikan scra jelas. Ada 2 macam definisi:
1. Definisi konseptual
2. Definisi operasional

DEFINISI KONSEPTUAL
Merukan definisi yg menggambarkan suatu variabel
sebagaimana ditangkap oleh pengertian umum.
Biasanya mengikuti rumusan seperti yg terdapat dlm
kamus, ensiklopedia atau buku teks yg baku. Misal:
• Kegemukan : kelebihan lemak, kelebihan berat badan.
• Umur : lama waktu hidup seseorang sejak dilahirkan
sampai saat ini.
Definisi Operasional
Disebut jg definisi kerja. Merupakan definisi yg
mendeskripsikan variabel secara operasional shg bersifat
spesifik (tdk berinterpretasi ganda) dan terukur (observable
atau measurable). Misal:
• Kegemukan: timbangan berat badan yg diukur dan nilainya
10% lebih besar daripada berat badan rata2 orng dg jenis
kelamin, umur dan tinggi badan yg sama.
• Umur: lama waktu hidup seseorang mulai sejak ia
dilahirkan sampai saat ini, yg dihitung dlm satuan wktu
tahun.

Perumusan definisi operasional berpengaruh terhadap


metode dan alat ukur yg digunakan shg perlu lbih cermat dlm
menentukan landasan teori yg ada dan permasalahan yg
dihadapi.
Cara Pembuatan Definisi Operasional:
1. Cara langsung, disebut juga measured operational
definition → mengekspresikan bagaimana cara
pengukuran variabel.
2. Cara tidak langsung → disebut juga eksperimental
operational definition. Definisi dibuat berdasarkan efek
dari manipulasi, misalnya ‘kemampuan jantung’ adalah
penambahan detik nadi yg terjadi stlh subjek
melakukan loncat2 di tempat sebanyak 60 kali dlm wktu
5 menit.

Sering kali definisi konseptual sulit diukur scr


operasional, shg dibuatlah definisi operasional.
Keadaan yg paling ideal adalah bila definisi konseptual
sama dg definisi operasional.
Misalnya: jarak dari rumah penderita ke puskesmas yg
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Definisi konseptual: jarak harus diukur dg meteran → tdk
mungkin dilakukan pd penderita yg rumahnya jauh dan
berkelok-kelok.
Definisi operasional: persepsi responden tentang
sulit/tidaknya ia mencapai Puskesmas.

Hal yg hrs diperhatikan dlm penyusunan definisi


operasional variabel penelitian:
1. Menuliskan scr jelas bagaimana deskripsi variabel
sehingga spesifik & terukur.
2. Bagaimana cara mengukurnya.
3. Bagaimana kategorinya.
4. Apa skala pengukurannya → Nominal, ordinal,
interval, rasio.

Anda mungkin juga menyukai