Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN EPIDEMIOLOGI DEMAM

BERDARAH DENGUE
Praktikum Investigasi Wabah

Disusun Oleh:
Ririn Desriani (1700029097)
Jihan Srikandia Purnama (1700029164)
Riska Yuli Mulyani (1700029202)
Wulandari Purwati Ningsih (1700029224)
Nurmalasari (1700029289)
Dian Rahma Saputri (1903329020)
Azizah Sakinul Iman (1400029125)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020
A. Latar Belakang
Sehubungan dengan informasi yang diterima oleh TGC Puskesmas
Ngawur 1, bahwa pada tanggal 2 Agustus 2020 telah terjadi 23 kasus DBD
dimana 1 orang diantaranya meninggal dunia di desa Pura-pura Kecamatan
Ngawur Kaupaten Rajelas.
Informasi tersebut segera dikonfirmasi oleh TGC Puskesmas
Ngawur 1 kepada Kepala desa Pura-pura melalui telepon dan benar ada
satu kematian akibat DBD di wilayah tersebut. Setelah melakukan
koordinasi dan konfirmasi, tim TGC segera melakukan penyelidikan
epidemiologi ke lokasi KLB DBD tersebut.

B. Tujuan
1. Mengetahui gambaran epidemiologi KLB DBD berdasarkan waktu,
tempat dan Orang.
2. Mengetahui gambaran kurva epidemik untuk mengetahui model
penularan.
3. Mengetahui gambaran determinan KLB DBD.
4. Mengetahui gambaran sistem kewaspadaan dini KLB DBD di wilayah
kerja Puskesmas Ngawur 1.

C. Definisi Operasional
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue
Haemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Manifestasi klinis
mulai dari infeksi tanpa gejala demam, demam dengue
(DD) dan DBD, ditandai dengan demam tinggi terus
menerus selama 2-7 hari; pendarahan diatesis seperti
uji tourniquet positif, trombositopenia dengan
jumlah trombosit ≤ 100 x 109 /L dan kebocoran plasma
akibat peningkatan permeabilitas pembuluh
Sesuai Permenkes Nomor 1501 tahun 2010 disebutkan 7 kriteria
KLB, tetapi dalam upaya pengendalian DBD ada 3 kriteria yang
direkomendasikan yaitu:
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu (DBD) yang
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
2. Jumlah penderita baru (kasus DBD) dalam periode waktu satu
bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
3. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1
(satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima
puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian
kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang
sama.

D. Metode
Cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penyelidikan KLB DBD
adalah sebagai berikut:
1. Investigasi di lapangan.
2. Wawancara dengan orang tua/ keluarga penderita.
3. Dukungan laboratorium melalui pemeriksaan IgM DBD pada
penderita.

E. Hasil
1. PE dilakukan oleh Petugas Surveilans Puskesmas Ngawur bersama
TGC pada tanggal 02 Agustus 2020.

2. Analisa jumlah kasus DBD tahun 2020 di Kelurahan Pura-Pura


Kabupaten Rajelas.
Juni 2020 s/d tanggal 30 Juli 2020 di Kelurahan Pura-Pura Kabupaten
Rajelas = 23 kasus dan 1 kematian karena DBD dengan CFR = 4,35%,
melampaui CFR yang ditargetkan Kemenkes RI yaitu CFR harus
<1%.
a. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Waktu

Grafik 1. Distribusi Kasus KLB DBD Berdasarkan Waktu di Kelurahan Pura-Pura


Tahun 2020

Grafik 1. menunjukkan bahwa puncak kasus KLB DBD di


Kelurahan Pura-Pura Kecamatan Ngawur Kabupaten Rajelas
terjadi pada minggu ke tiga hingga minggu ke 5 yaitu rentang
tanggal 25 Juni sampai 15 Juli 2020.

b. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Tempat

Grafik 2. Distribusi Kasus KLB DBD Berdasarkan Tempat di Kelurahan Pura-Pura


Tahun 2020
Grafik 2. di atas menunjukkan bahwa kasus KLB DBD di
Kelurahan Pura-Pura Kecamatan Ngawur Kabupaten Rajelas
paling banyak terjadi di RT 3 sejumlah 8 kasus dan paling sedikit
di RT 5 sejumlah 1 kasus. Sedangkan kejadian kematian DBD pada
Juli 2020 ini, terjadi di RT 6. Mencermati kondisi tahun 2020
bahwa telah terjadi KLB DBD di Kecamatan Ngawur, sejatinya
sudah harus menjadi perhatian prioritas oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Rajelas dan Puskesmas Ngawur 1 untuk meningkatkan
kewaspadaan dini dan respon terhadap penyakit DBD.

c. Distribusi Kasus DBD Berdasarkan Orang


1. Distribusi KLB DBD Berdasarkan Jenis Kelamin

Grafik 3. Distribusi KLB DBD Berdasarkan Jenis Kelamin di kelurahan Pura-


pura Tahun 2020
Berdasarkan Grafik 3. Diatas Distribusi KLB DBD Berdasarkan
Jenis Kelamin di Kelurahan Pura-pura, Kecamatan Ngawur,
Kabupaten Rajelas menunjukan bahwa kasus DBD banyak diderita
oleh Jenis kelamin Laki-laki yaitu sebanyak 52%

2. Distribusi KLB DBD Berdasarkan Umur

Grafik 4. Distribusi KLB DBD Berdasarkan Umur di Kelurahan Pura-pura Tahun 2020
Berdasarkan Grafik 4. diatas menunjukan kasus KLB DBD banyak
di kelurahan Pura-pura, Kecamatan Ngawur, Kabupaten Rajelas
Tahun 2020 banyak terjadi pada golongan Umur 5-14 tahun.

a. Kurva Epidemik

Berdasarkan Grafik 5. kasus DBD di Kecamatan Pura-Pura,


Ngawur, Rajelas pada Tahun 2020 dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa puncak terjadinya DBD pada periode tahun 2020 yaitu
pada tanggal 1-4 Juli 2020 dan 9-12 Juli 2020 terdapat kasus
sebanyal masing-masing 5 kasus. Seluruh penderita mengalami
gejala demam.
Identifikasi Sumber dan Cara Penularan

1. Sumber Penularan

Kasus pertama pada periode bulan Juni yaitu pada tanggal


11 Juni 2020, kasus merupakan warga RT 3, RW. 5 Kelurahan
Ngawur, Rajelas. Kasus berjenis kelamin laki-laki usia 3 tahun .
kasus kedua pada tanggal 12 Juni 2020 kasus merupakan warga RT
3, RW 5, Keluarahan Ngawur, Rajelas. Kasus berjenis kelamin
perempuan usia 11 tahun. Diketahui bahwa di RT 3 merupakan
wilayah dengan kasus tertinggi pada periode Juni s.d Juli 2020 di
Kecamatan Ngawur, Rajelas sebanyak 8 kasus. Hal ini dapat
diduga sumber penularan dari kesamaan tempat tinggal.

2. Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil kegiatan penyelidikan epidmeiologi


diketahui bahwa lingkungan rumah pada penderita DBD dapat
diduga menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti
dikarenakan pada saat penyelidikan ditemukan jentik nyamuk di
lingkungan sekitar rumah penderita.

B. Determinan DBD
Berdasarkan penyelidikan epidemiologi KLB DBD di wilayah
kerja Puskesmas Ngawur 1 dapat diperoleh data tentang faktor risiko
penyebab KLB DBD antara lain :
1. Faktor risiko dari unsur SDM :
a. kualitas penyuluhan tentang pencegahan dan pengendalian
penyakit DBD belum tercapai. hal ini terlihat dari tindakan
pertama yang diambil pasien saat timbul gejala.
2. Faktor risiko dari segi karakteristik orang :
a. Usia, dimana pasien DBD sebagian besar berada pada
rentang usia 5-14 tahun
b. Jenis kelamin, sebagian besar penderita DBD di wilayah
kerja Puskesmas Ngawur berjenis kelamin laki-laki
c. Pekerjaan, sebagian besar pasien berstatus pelajar dengan
minoritas berprofesi sebagai petani.
3. Faktor Risiko Kondisi Lingkungan dan Perilaku Masyarakat
a. keberadaan jentik nyamuk di tempat penampungan air
b. kebiasaan menggantung pakaian kotor
c. kebiasaan menguras bak mandi/ tempat penampungan air
lainnya.
d. keberadaan tonggak bambu
e. keberadaan timbunan sampah
adapun hasil uji statistik diperoleh sebagai berikut :

tabel 1. Hubungan variabel gantung baju dengan kejadian DBD


Variabel Sakit P OR CI 95%
value
Ya Tidak
Gantung baju Ya 14 24 0,812 1,283 0,474-
Tidak 10 22 3,477
Interpretasi : berdasarkan hasil uji analisis diatas, dapat diketahui bahwa tidak ada
hubungan antara gantung baju dengan kejadian DBD di wilayah kerja puskesmas
ngawur 1. Pada hasil chi square didapatkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0.812
(>0.05) artinya tidak ada hubungan antara gantung baju dengan kejadian DBD
(Ho diterima, Ha ditolak). Adapun kebiasaan menggantung baju ini menjadi
faktor risiko dari kejadian DBD karena OR>1.

tabel 2. Hubungan variabel menguras bak dengan kejadian DBD


Variabel Sakit P OR CI 95%
value
Ya Tidak
Menguras bak Tidak 15 16 0,050 3,125 1,121-
Ya 9 30 8,712
Interpretasi : Pada hasil chi square didapatkan bahwa nilai signifikansi sebesar
0.05 (≤0.05) artinya ada hubungan antara menguras bak mandi tiap minggu
dengan kejadian DBD (Ho ditolak, Ha diterima) dengan odds ratio 3.125 (CI
95%: 1.121-8.712). Maka, seorang yang tidak menguras bak mandi akan berisiko
3 kali lebih besar mengalami penyakit DBD dibanding seorang yang menguras
bak mandi setiap minggu.

tabel 3. Hubungan variabel keberadaan tonggak bambu dengan kejadian DBD


Variabel Sakit P OR CI 95%
value
Ya Tidak
Tonggak bambu Ya 12 25 0,925 0,840 0,313-
Tidak 12 21 2,257

Interpretasi : Pada hasil chi square didapatkan bahwa nilai signifikansi sebesar
0.925 (>0.05) artinya tidak ada hubungan antara ada tonggak bambu dengan
kejadian DBD (Ho diterima, Ha ditolak).

tabel 4. Hubungan variabel timbunan sampah dengan kejadian DBD


Variabel Sakit P OR CI 95%
value
Ya Tidak
Timbunan sampah Ya 11 24 0,801 0,776 0,288-
Tidak 13 22 2,087

Interpretasi : Pada hasil chi square didapatkan bahwa nilai signifikansi sebesar .
801 (>0.05) artinya tidak ada hubungan antara adanya timbunan sampah dengan
kejadian DBD (Ho diterima, Ha ditolak).

C. Sistem Kewaspadaan Dini KLB DBD


Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue
(SKD KLB DBD):
1. Melakukan pencatatan kelengkapan dan ketepatan pelaporan W2
(mingguan) yang dikirim oleh Puskesmas Ngawur 1 di Wilayah
Kota Rajelas.
2. Staf pelaksanaan Surveilans Epidemiologi secara rutin
memasukkan data laporan W2 dari Puskesmas Ngawur 1 pada hari
Rabu/Kamis, pencatatan data laporan W2 meliputi data penderita
penyakit.
3. Hasil pencatatan dibuat rekapitulasi dan dilaporkan kepada Kepala
Seksi P2PM Dinas Kesehatan Kota Rajelas.
4. Laporan analisis tersebut digunakan untuk pemantauan wilayah
tersebut dan menentukan kegiatan pencegahan dan pengendalian
penyakit.
5. Ketika mendapat laporan dari telepon ada banyak yang menderita
DBD dan meninggal, maka melakukan penyelidikan Epidemiologi
oleh tim Puskesmas Ngawur 1 dan TGC Dinas Kesehatan Kota
Rajelas.
6. Hasil dari form penyelidikan epidemiologi dapat diketahui
informasi data kesehatan masyarakat Kecamatan Ngawur,
informasi yang didapatkan seperti KLB DBD terjadi pada minggu
ke tiga hingga minggu ke 5 yaitu rentang tanggal 25 Juni sampai
15 Juli 2020; Banyak terjadi di RT 3 sejumlah 8 kasus; banyak
diderita oleh Jenis kelamin Laki-laki yaitu sebanyak 52%; banyak
diderita oleh golongan umur 5-14 tahun (Kajian Epidemiologi).
7. Setelah melakukan kajian epidemiologi, maka dilakukannya
peringatan kewaspadaan KLB dengan melakukan: penyuluhan
dilakukan kepada masyarakat oleh TGC Puskesmas Ngawur 1;
koordinasi lintas sektor untuk melakukan pencegahan dan
pengendalian penyakit DBD bersama masyarakat, Kepala Desa
membentuk satuan tugas cek jentik (Jumantik); masyarakat diajak
untuk menjaga lingkungan seperti melakukan 3M+ (mencuci,
menguras, mengubur, membersihkan, dll).
8. Setelah itu melakukan peningkatan kewaspadaan KLB di Wilayah
Puskesmas Ngawur 1 dengan melakukan kesiapsiagaan,
kewaspadaan masyarakat, dan terus melakukan penanggulangan
KLB.

D. Rekomendasi
1. Kerjasama lintas sektor dalam pencegahan dan penanggulangan
KLB DBD seperti bekerjasama dengan kelurahan dalam
mengadakan lomba lingkungan bebas jentik nyamuk sebelum
musim penghujan tiba.
2. Meningkatkan kewaspadaan dini di bulan April, Mei, Juni
3. Menjadikan surveilans aktif Puskesmas Ngawur 1 sebagai tupoksi
prioritas bagi pengelola surveilans
4. Meningkatkan sensitifitas pengelola surveilans Puskesmas Ngawur
1 untuk secara aktif melaporkan penyakit potensial KLB seperti
DBD melalui sosialisasi penyakit dan dilaporkan secara berkala ke
Dinas Kesehatan Kota Rajelas
5. bagian promosi kesehatan melakukan penyuluhan/KIE yang
dikemas secara rill dan sederhana, seperti menganjurkan
memelihara ikan cupang, menanam tanaman hias yang aromanya
tidak disukai nyamuk, memberi informasi tanda dan gejala DBD,
dan lain sebagainya.

E. Kesimpulan
1. KLB DBD di Kecamatan Ngawur Kabupaten Rajelas terjadi pada
minggu ketiga hingga minggu ke 5 yaitu rentang tanggal 25 Juni
sampai 15 Juli 2020
2. KLB DBD paling banyak terjadi di RT 3 sejumlah 8 kasus dan
paling sedikit di RT 5 sejumlah 1 kasus di Kelurahan Pura-Pura
Kecamatan Ngawur Kabupaten Rajelas
3. Kasus DBD banyak diderita oleh Jenis kelamin Laki-laki yaitu
sebanyak 52% dan paling banyak diderita oleh golongan Umur 5-
14 tahun.

Anda mungkin juga menyukai