BERDARAH DENGUE
Praktikum Investigasi Wabah
Disusun Oleh:
Ririn Desriani (1700029097)
Jihan Srikandia Purnama (1700029164)
Riska Yuli Mulyani (1700029202)
Wulandari Purwati Ningsih (1700029224)
Nurmalasari (1700029289)
Dian Rahma Saputri (1903329020)
Azizah Sakinul Iman (1400029125)
B. Tujuan
1. Mengetahui gambaran epidemiologi KLB DBD berdasarkan waktu,
tempat dan Orang.
2. Mengetahui gambaran kurva epidemik untuk mengetahui model
penularan.
3. Mengetahui gambaran determinan KLB DBD.
4. Mengetahui gambaran sistem kewaspadaan dini KLB DBD di wilayah
kerja Puskesmas Ngawur 1.
C. Definisi Operasional
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue
Haemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Manifestasi klinis
mulai dari infeksi tanpa gejala demam, demam dengue
(DD) dan DBD, ditandai dengan demam tinggi terus
menerus selama 2-7 hari; pendarahan diatesis seperti
uji tourniquet positif, trombositopenia dengan
jumlah trombosit ≤ 100 x 109 /L dan kebocoran plasma
akibat peningkatan permeabilitas pembuluh
Sesuai Permenkes Nomor 1501 tahun 2010 disebutkan 7 kriteria
KLB, tetapi dalam upaya pengendalian DBD ada 3 kriteria yang
direkomendasikan yaitu:
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu (DBD) yang
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
2. Jumlah penderita baru (kasus DBD) dalam periode waktu satu
bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
3. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1
(satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima
puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian
kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang
sama.
D. Metode
Cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penyelidikan KLB DBD
adalah sebagai berikut:
1. Investigasi di lapangan.
2. Wawancara dengan orang tua/ keluarga penderita.
3. Dukungan laboratorium melalui pemeriksaan IgM DBD pada
penderita.
E. Hasil
1. PE dilakukan oleh Petugas Surveilans Puskesmas Ngawur bersama
TGC pada tanggal 02 Agustus 2020.
Grafik 4. Distribusi KLB DBD Berdasarkan Umur di Kelurahan Pura-pura Tahun 2020
Berdasarkan Grafik 4. diatas menunjukan kasus KLB DBD banyak
di kelurahan Pura-pura, Kecamatan Ngawur, Kabupaten Rajelas
Tahun 2020 banyak terjadi pada golongan Umur 5-14 tahun.
a. Kurva Epidemik
1. Sumber Penularan
2. Faktor Lingkungan
B. Determinan DBD
Berdasarkan penyelidikan epidemiologi KLB DBD di wilayah
kerja Puskesmas Ngawur 1 dapat diperoleh data tentang faktor risiko
penyebab KLB DBD antara lain :
1. Faktor risiko dari unsur SDM :
a. kualitas penyuluhan tentang pencegahan dan pengendalian
penyakit DBD belum tercapai. hal ini terlihat dari tindakan
pertama yang diambil pasien saat timbul gejala.
2. Faktor risiko dari segi karakteristik orang :
a. Usia, dimana pasien DBD sebagian besar berada pada
rentang usia 5-14 tahun
b. Jenis kelamin, sebagian besar penderita DBD di wilayah
kerja Puskesmas Ngawur berjenis kelamin laki-laki
c. Pekerjaan, sebagian besar pasien berstatus pelajar dengan
minoritas berprofesi sebagai petani.
3. Faktor Risiko Kondisi Lingkungan dan Perilaku Masyarakat
a. keberadaan jentik nyamuk di tempat penampungan air
b. kebiasaan menggantung pakaian kotor
c. kebiasaan menguras bak mandi/ tempat penampungan air
lainnya.
d. keberadaan tonggak bambu
e. keberadaan timbunan sampah
adapun hasil uji statistik diperoleh sebagai berikut :
Interpretasi : Pada hasil chi square didapatkan bahwa nilai signifikansi sebesar
0.925 (>0.05) artinya tidak ada hubungan antara ada tonggak bambu dengan
kejadian DBD (Ho diterima, Ha ditolak).
Interpretasi : Pada hasil chi square didapatkan bahwa nilai signifikansi sebesar .
801 (>0.05) artinya tidak ada hubungan antara adanya timbunan sampah dengan
kejadian DBD (Ho diterima, Ha ditolak).
D. Rekomendasi
1. Kerjasama lintas sektor dalam pencegahan dan penanggulangan
KLB DBD seperti bekerjasama dengan kelurahan dalam
mengadakan lomba lingkungan bebas jentik nyamuk sebelum
musim penghujan tiba.
2. Meningkatkan kewaspadaan dini di bulan April, Mei, Juni
3. Menjadikan surveilans aktif Puskesmas Ngawur 1 sebagai tupoksi
prioritas bagi pengelola surveilans
4. Meningkatkan sensitifitas pengelola surveilans Puskesmas Ngawur
1 untuk secara aktif melaporkan penyakit potensial KLB seperti
DBD melalui sosialisasi penyakit dan dilaporkan secara berkala ke
Dinas Kesehatan Kota Rajelas
5. bagian promosi kesehatan melakukan penyuluhan/KIE yang
dikemas secara rill dan sederhana, seperti menganjurkan
memelihara ikan cupang, menanam tanaman hias yang aromanya
tidak disukai nyamuk, memberi informasi tanda dan gejala DBD,
dan lain sebagainya.
E. Kesimpulan
1. KLB DBD di Kecamatan Ngawur Kabupaten Rajelas terjadi pada
minggu ketiga hingga minggu ke 5 yaitu rentang tanggal 25 Juni
sampai 15 Juli 2020
2. KLB DBD paling banyak terjadi di RT 3 sejumlah 8 kasus dan
paling sedikit di RT 5 sejumlah 1 kasus di Kelurahan Pura-Pura
Kecamatan Ngawur Kabupaten Rajelas
3. Kasus DBD banyak diderita oleh Jenis kelamin Laki-laki yaitu
sebanyak 52% dan paling banyak diderita oleh golongan Umur 5-
14 tahun.