Anda di halaman 1dari 13

INTERAKSI SOSIAL

1. Pengertian Interaksi Sosial


Menurut Robert M.Z.Lawang (1986) interaksi sosial adalah proses di
mana orang-orang yang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi
dalam pikiran dan tindakan. Mengutip Gillin dan Gillin dalam Cultural
Sociology (1954; 489) Soekanto (2006;55) menegaskan bahwa interaksi
sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-
kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia.
Interaksi sosial (Soekanto: 2006; 54-55) merupakan kunci dari semua
kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak mungkin ada kehidupan
bersama. Bertemunya orang-perorangan secara badaniah belaka tidak akan
menghasilkan pergaulan hidup. Pergaulan hidup baru akan terjadi apabila
setiap orang dalam pergaulan itu terlibat dalam suatu interaksi.

Bina Nusantara
2. Syarat-Syarat terjadinya Interaksi sosial
Soekanto (2006;58) menyatkan bahwa interaksi sosial tidak mungkin terjadi
apabila tidak memenuhi dua syarat yakni kontak sosial dan adanya komunikasi.
Kontak Sosial
Kontak sosial berasal dari bahasa Latin con atau cum yang berarti bersama-
sama atau tango yang berarti menyentuh. Kontak sosial dapat terjadi secara
fisik, namun kemajuan teknologi informasi telah menghasilkan suatu bentuk
kontak sosial yang baru. Orang dapat melakukan kontak sosial melalui
telephone, telegraf, radio, surat dan lain sebagainya. Kontak sosial dapat
berlangsung dalam tiga bentuk yakni:
– Kontak sosial antara orang perorangan.
– Antara Orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya
antara sekelompok manusia dengan orang perorangan.
– Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia yang lainnya.

Bina Nusantara
Kita sudah mendeskripsikan bentuk dari kontak sosial. Namun kontak
sosial beberapa sifat:
– Kontak sosial tidak hanya tergantung pada tindakan, melainkan juga
tanggapan terhadap tindakan itu. Kita dapat saja melakukan
komunikasi panjang lebar dengan seseorang lain, tetapi kalau tidak
ada tanggapan, maka tindakan itu tidak dapat dikategorikan sebagai
kontak sosial.
– Kontak sosial dapat bersifat negatif dan positif. Kontak sosial yang
bersifat positif akan menghasilkan kerja, dan sebaliknya kontak sosial
yang negatif akan menghasilkan konflik atau pertentangan.
– Suatu Kontak sosial juga dapat bersifat primer dan sekunder. Dalam
kontak sosial primer, dua subyek yang mengadakan kontak saling
berhadapan muka, mereka tidak menggunakan media atau sarana
lainnya seperti telephon dan lain sebagainya. Mereka saling berjabat
tangan, memandang, menukar senyuman. Sebaliknya dalam kontak
sosial sekunder, dua subyek yang mengadakan kontak menggunakan
media atau sarana-sarana tertentu.
Bina Nusantara
Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata bahasa latin communis yang berarti sama (Dedy
Mulyana, 2002; 41). Kata komunikasi juga mirip dengan kata komunitas atau
community, yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas
merujuk pada sekelompok orang yang hidup bersama untuk mencapai tujuan
tertentu secara bersama. Tanpa komunikasi tidak akan ada komunitas. Dan
tujuan bersama akan tercapai bila makna yang terkadung dalam komunikasi
dipahami secara berasama oleh komunitas.
Dalam perspektif sosiologi (Soekanto, 2006;60) arti penting dari komunikasi
adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain
(simbol-simbol yang digunakan, bahasa dan gestikulasi) dan perasaan-
perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Contoh, bila
seorang gadis menerima sekuntum bunga, namun tidak memahami apa arti
sekuntum bunga itu, maka gadis itupun tidak akan tahu apa yang harus dia
lakukan, dan bila gadis itu tidak memberikan reaksi apapun terhadap
pemberian itu, maka sejauh itu pula belum terjadi komunikasi. Komunikasi
baru akan terjadi bila subyek yang meberi bunga dan gadis yang menerima
bunga memiliki persepsi yang sama mengenai makna sekuntum bunga. Kalau
keduanya memiliki persepsi bahwa bunga merupakan simbol cinta, maka
reaksi yang diberikan adalah menerima cinta itu atau menolaknya. Dalam
konteks ini komunikasi baru terjadi.
Bina Nusantara
3. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Ada empat bentuk interaksi sosial (Soekanto, 2006; 65-97) yakni kerja
sama, akomodasi, persaingan dan konflik.
Kerja Sama.
Charles H. Cooley (Soekanto, p.66) menyatakan bahwa kerja sama
timbul apa bila orang menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan
fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.
Soekanto (p.68) merumuskan ada lima bentuk kerja sama yakni:
– Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolog
– Barganinig yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran
barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atu lebih.
Bina Nusantara
– Kooptasi yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi
sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya
kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
– Koalisi yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat
menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu
karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan
mempunyai struktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya.
Akan tetapi, karena maksud utama adalah mencapai satu atau
beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif.
– Joint venture, kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek
tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara,
perfilman, perhotelan dan lain sebagainya.
Bina Nusantara
Akomodasi
Istilah akomodasi (Soekanto,2006: 68) dapat digunakan untuk menjelaskan
suatu keadaan dan suatu proses. Sebagai suatu keadaan, akomodasi berarti
adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial
dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Dan sebagai suatu
proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredam suatu
pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Ini berari bahwa
akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa
menghacurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Akomodasi dapat terjadi melalui beberapa bentuk:
– Coercion, akomodasi dalam bentuk ini terjadi karena adanya pemaksaan,
– Compromise, akomodasi yang terjadi di mana pihak-pihak yang saling
bertentangan sama-sama mengurangi tuntutannya masing-masing.

Bina Nusantara
– Arbitration, akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak
sepakat untuk menyelesaikan pertentangan melalui pihak ketiga.
– Mediation, mediasi hampir sama dengan arbitrase, hanya saja pihak
ketiga dalam mediasi hanya berfungsi sebagai penasehat dan tidak
memiliki wewenang membuat keputusan untuk menyelesaikan
perselisihan,
– Conciliation, suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan bersama,
– Toleration, suatu akomodasi tanpa persetujuan formal,
– Stalemate, suatu akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak
yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang sehingga pada
suatu titik berhenti dengan sendirinya dalam pertentangan.
– Adjudication, penyelesaian perkara melalui pengadilan

Bina Nusantara
Tahap yang lebih lanjut dari akomodasi adalah asimilasi di mana seseorang yang
memasuki suatu kelompok tertentu tidak lagi memandang perbedaan dirinya
dengan kelompok yang dimasukinya, melainkan ia akan mengidentifikasikan
dirinya dengan kepentingan dan tujuan kelompok yang dimasukinya. Faktor-
fakto yang mempermudah terjadinya asilimilasi adalah adanya toleransi,
kesempatan ekonomi yang sama, sikap saling menghargani, terbuka, adanya
persamaan unsur kebudayaan, perkawinan campur dan adanya musuh bersam
dari luar.

Persaingan
Persaingan (Soekanto, p. 83) dapat diartikan sebagai proses sosial di mana
individu atau kelompok bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang langka tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Udara
misalnya bukan sumber daya yang langka, oleh karena itu tidak ada persaingan
untuk memperolehnya, tetapi lain halnya dengan kedudukan tertentu dalam suatu
organisasi, atau kesempatan tertentu dalam bidang usaha. Kedudukan dan
kesempatan dalam berusaha tidak mudah diperoleh, karena itu ia bersifat
langka. Oleh karena ia bersifat langka, maka orang atau kelompok akan bersaing
untuk memperolehnya.
Bina Nusantara
Kontravensi dan Konflik
Kontravensi (Soekanto, p.87-88) pada hakekatnya merupakan bentuk proses
sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
Sebagaimana yang dikutip oleh Soekanto, Leopold von Wiese dan Howard
Becker (1932, bab 19) merumuskan lima bentuk kontravensi yaitu:
– Perbuatan-perbuatan seperti penolakan, gangguan, perlawanan, perbuatan
menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan,
dan mengacaukan rencan pihak lain;
– Menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui
surat selebran, mencerca, memfitnah dan lain sebagainya;
– Mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat dan seterusnya;
– Menganggu atau membingungkan pihak lain. Contoh lain adalah memaksa
pihak lain untuk menyesuaikan diri. Kontravensi dapat menimbulkan
konflik sosial

Bina Nusantara
4. Interaksi Sosial dan Struktur Sosial
Masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, dan sistem ini
terjadi malalui interaksi antara individu dalam masyarakat. Oleh
karena masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, maka
interaksi yang terjadi dalam masyarakat memiliki suatu pola
(Macionis, 1989:150-156, Schaefer, 2006: 104-111).
Sebagai contoh keluarga merupakan suatu unit sosial yang tidak saja
terdiri dari individu-individu, melainkan juga terdiri dari status dan
peran. Artinya interaksi yang terjadi antara individu itu selalu terjadi
dalam konteks peran dan status yang dimiliki oleh individu sebagai
anggota keluarga itu. Ayah bukan sekedar pribadi yang berjenis
kelamin laki-laki tetapi dalam konsep ‘ayah’ itu sendiri terkandung
peran dan status sosial, demikian halnya dengan ibu, anak dan anak-
anak.
Peran dan status dalam masyarakat atau dalam contoh kita keluarga
membentuk struktur sosial dan oleh karenanya juga struktur interaksi.
Bina Nusantara
Status
Status adalah posisi sosial yang diakui yang miliki oleh individu dalam
masyarakat. Stiap status meliputi sejumlah hak, kewajiban dan harapan-
harapan yang mengarahkan interaksi sosial.
Ada dua jenis status yakni ascribed status dan achieved status.
Ascribed status adalah posisi sosial yang dimiliki oleh seseorang
karena kelahiran sedangakan achieved status adalah posisi sosial yang
dimiliki oleh seseorang karena kemapuan dan usaha individu.
Kemampuan ini dapat diukur secara signifikant.
Peran
Komponen kedua dari interaksi sosial adalah peran. Peran berkaitan
dengan pola-pola tingkah laku seorang individu sesuai dengan status
yang dimilikinya. Oleh karena itu peran merupakan ekspresi dinamis
dari status. Dengan perkataan lain, siapa yang memiliki status tertentu
diharapkan untuk bertingkah laku sesuai dengan status yang
dimilikinya.
Bina Nusantara

Anda mungkin juga menyukai